OF IMPLEMENTING TRACEABILITY IN THE DRIED SALTED FISH INDUSTRY KELOMPOK 6
1. Ahmad Syaifullah (13686)
2. Rahmadi Susanto (13687) 3. Hani Mufidah (13703) 4. Asep Bayu Hamdan (13810) 5. Ivana Madarina Diharningrum (13934) 6. Imelda Dimetri Kurnialahi (14104) LATAR BELAKANG • Uni Eropa → masalah lingkungan → menurunnya stok ikan → impor ikan • Peraturan baru untuk memastikan ikan impor berasal dari tangkapan legal • Peraturan tersebut meningkatkan permintaan ketertelusuran rantai (chain tracebility) pada perusahaan 2 Jenis Ketertelusuran :
1. Internal tracebility → kemampuan melacak
informasi produk dan proses dalam perusahaan 2. Chain traceability →kemampuan melacak informasi melalui rantai pasokan (proses penangkapan - pengiriman). Informasi yang dihasilkan digunakan untuk memenuhi Peraturan dan UU Nasional serta Internasional • Tantangan utama traceability ikan / makanan → mengidentifikasi dan menghindari celah (critical traceability points) • Dapat ditemukan pada pencampuran dan pemisahan bahan selama proses produksi • Tantangan lain → pertukaran informasi yang diperlukan perusahaan dalam rantai pasokan TUJUAN
1. Mengetahui titik kritis untuk ketertelusuran
selama produksi ikan asin basah dan kering serta tantangan praktis yang ditemui 2. Mengetahui penerapan dan membandingkan internal traceability dan chain traceability pada dua produsen utama industri ikan asin basah dan kering METODE
Mempersiapkan pemetaan proses
Pertanyaan diajukan & dikelompokkan menjadi form
Persiapan Pemetaan Proses
Menginformasikan kepada perusahaan yang akan dipetakan,
menggambarkan apa yang akan dilakukan, siapa yang dilibatkan
Melakukan kegiatan wawancara terhadap staf / orang yang dilibatkan dalam
proses pemetaan
Membiarkan perusahaan memutuskan secara tepat proses, produk dan
bahan apa yang perlu dipetakan Kumpulkan semua informasi dari objek studi (proses, produk, bahan yang digunakan) meliputi pertanyaan terkait objek studi yang ditanyakan Contoh : Siapa pelanggan yang membeli produk? Berapa volume, frekuensi dan waktu produksi utama?
Setujui akses terhadap data & masalah privasi
Pembuatan diagram untuk mempermudah penulisan informasi,
lakukan proses produksi di pabrik Pertanyaan Diajukan & Dikelompokkan menjadi Form Pengelompokan pertanyaan ke dalam bentuk, dengan setiap bentuk berkaitan dengan satu durasi/transformasi spesifik untuk bahan/produk
(Olsen & Aschen, 2009)
(Olsen & Aschen, 2009) Contoh Formulir Pertanyaan Durasi (Olsen & Aschan, 2009) Contoh Formulir Pertanyaan Transformasi (Olsen & Aschen, 2009) Kemudian data tersebut di interpretasikan dalam bentuk tabel berdasarkan proses yang dilakukan, digunakan untuk mengetahui informasi yang hilang HASIL TABEL 1. Analisis Perusahaan A – A Produsen Ikan Asin Basah LANJUTAN Diagram Critical Traceability Points & Informasi Unit Individu pada Produsen Ikan Asin Basah KESIMPULAN 1. Diperlukan prosedur standar untuk analisis menyeluruh dan sistematis mengenai proses, prosedur identifikasi, dan arus informasi pada setiap langkah dalam rantai 2. Analisis menunjukkan traceability dari proses produksi ikan asin kering tidak sekompleks dibandingkan dengan traceability pada ikan asin basah. Perusahaan dapat melacak sebagian besar produk dengan Internal traceability yang merupakan penerapan paling efektif SESI TANYA - JAWAB • Mbak Cia: Pasokan garam, ikan, dan sumber bahan baku lainnya apakah ada traceability? • -> di jurnal tidak menyebutkan traceability garam, ikan, dan bahan lain tetapi menyebutkan cara penerimaan bahan baku dari ikan. Penomoran harus sama dengan catatan pengiriman • Mbak Sovia: perusahaan membutuhkan biaya yang banyak, data apa yang paling penting untuk traceability? • ->sertifikat europe, klasifikasi produk • Mas Rifqi: diagram 1 terdapat garis putus-putus kemudian garis lurus, bagaimana? • ->garis putus: kehilangan informasi/data. Garis nyambung: terdapat informasi • Bu Indun: perusahaan yang memiliki traceability baik akan digunakan sebagai supplier. Harus ada kemauan dari perusahaan untuk melakukan traceability terkait biaya