Penerbit:
DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PANGAN
OLAHAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN
MAKANAN
Alamat Penerbit:
Jl. Percetakan Negara No. 23
Gedung A. Lantai 2 Telp. (021)-4241781
Jakarta Pusat 10560
Tim Pengarah :
Tetty Helfery Sihombing
Chairun Nissa
Tim
TimPenyusun
Penyusun : :
Ika
IkaWiharyanti
Wiharyanti Suryaningsih
Suryaningsih
Nur Annisa Rahmah
Ratri ProbobethariFitrianna Cahyaningrum
Hanny
Hanny Srimulyani
SrimulyaniDulimarta
Dulimarta
ISBN 9786239037727
i
KATA PENGANTAR
ii
SAMBUTAN
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
-1-
A. PENDAHULUAN
Pangan yang diedarkan di wilayah Indonesia harus memenuhi
persyaratan keamanan, mutu dan gizi pangan. Pemerintah dituntut
untuk dapat memastikan ketersediaan pangan yang memenuhi
persyaratan tersebut bagi seluruh masyarakat Indonesia. Namun
demikian, ancaman kejadianpencemaran pangan yang berisiko
membahayakan kesehatan dan keselamatan hidup manusia, dapat
terjadi di sepanjang rantai pangan dari hulu hingga hilir. Adapun
terjadinya pencemaran pangan (food contamination) dapat diakibatkan
dari kegiatan yang tidak disengaja (unintentional contamination)
maupun yang disengaja (intentional contamination) US – FDA (2011).
Pencemaran pangan yang tidak disengaja (unintentional contamination)
erat kaitannya dengan aspek keamanan dan mutu pangan.
Pencemaran pangan yang tidak disengaja ini, dapat dimitigasi melalui
pendekatan FSMS (Food Safety Management System) atau yang
dikenal juga dengan istilah SMKP (Sistem Manajemen Keamanan
Pangan), contohnya melalui penerapan HACCP (Hazard Analysis
Critical Control Points). Tindakan pencemaran seperti ini dapat dicegah
dengan menerapkan SMKP yang menyeluruh melalui implementasi
cara-cara yang baik, sebagai contoh: Good Agricultural Practices (GAP);
Good Aquaculture Practices for Fish Farming (GAP-FF); Good
Manufacturing Practices (GMP); Good Hygiene Practices
(GHP)/Sanitation Standard Operating Procedures (SSOP); Hazard
Analysis Critical Control Point (HACCP), ood Storage and Distribution
Practices, dll. Cara-cara yang baik (good practices) tersebut merupakan
prasyarat program untuk penerapan pertahanan pangan food defense.
Pertahanan
Pangan Kerugian:
Keamanan
(Pencegahan kesehatan,
Pangan
teror ekonomi, teror
pangan)
B. TUJUAN
Pedoman pertahanan pangan (food defense) pada sarana
produksi dan peredaran pangan ini bertujuan:
C. RUANG LINGKUP
Perlindungan pangan dalam pedoman ini mencakup
perlindungan terhadap seluruh ancaman terjadinya pemalsuan dan
pencemaran pangan yang disengaja, khususnya ancaman yang
berkaitan dengan keamanan pangan (food safety) dan mutu pangan
(food quality) di seluruh rantai pangan yang terlibat dari hulu ke hilir.
Ancaman yang termasuk dalam ruang lingkup pedoman ini adalah
pemalsuan pangan (food fraud), bioterorisme, sabotase, dan tindakan
kriminal lain yang berkaitan dengan pangan.
D. DEFINISI UMUM
1. Adulteran adalah bahan yang berpotensi bahaya yang sengaja
ditambahkan pada produk oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab
2. Adulteration adalah kegiatan untuk merekayasa mutu dengan
penambahan senyawa lain (adulteran) ke dalam produk pangan.
3. Agen Pangan Olahan yang selanjutnya disebut agen adalah
seseorang atau perusahaan perantara yang mengusahakan
penjualan makanan dan minuman atas nama produsen
4. Bahan kontak pangan adalah bahan kemasan pangan yang
bersentuhan dengan Pangan termasuk peralatan makan dan
peralatan pengolahan Pangan
5. Bioterorisme pangan adalah kegiatan teror yang dengan sengaja
menyalahgunakan penggunaan bakteri patogen atau toksin yang
dihasilkannya dengan tujuan untuk menimbulkan bahaya
terhadap kesehatan, keamanan dan keselamatan manusia.
6. Concealment (menyembunyikan kondisi sebenarnya) adalah
tindakan pemalsuan dengan tujuan untuk menyembunyikan
kondisi atau informasi yang sebenarnya dari suatu produk
pangan.
7. Counterfeiting (pemalsuan)/(peniruan) adalah tindakan pemalsuan
dengan cara memproduksi dan/atau mengedarkan produk pangan
tiruan dengan merek dagang tertentu, dengan kualitas yang lebih
rendah, tanpa persetujuan dan pengawasan dari pemilik merek
dagang.
8. Dilution (pengenceran)/(pencampuran) adalah kegiatan
menambahkan bahan yang kualitasnya lebih rendah untuk
mendapatkan jumlah produk sesuai yang dipersyaratkan.
9. Distributor Pangan yang selanjutnya disebut distributor adalah
pelaku usaha Pangan yang melakukan kegiatan atau serangkaian
kegiatan dalam rangka penyaluran Pangan kepada masyarakat,
baik diperdagangkan maupun tidak
10. Grey market production (pasar abu-abu) adalah kegiatan dimana
produk pangan yang diproduksi secara legal, diperjual-belikan
dengan harga lebih rendah, karena sebenarnya kualitas produk
tersebut sudah menurun.
-6-
11. Hoaks adalah berita bohong terkait keamanan pangan yang tidak
jelas sumbernya dan dibuat dengan sengaja untuk menipu orang
lain
12. Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan
untuk mencegah Pangan dari kemungkinan cemaran biologis,
kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan
membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan
dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga
aman untuk dikonsumsi.
13. Kedaluwarsa adalah batas akhir suatu pangan dijamin mutunya,
sepanjang penyimpanannya mengikuti petunjuk yang diberikan
oleh produsen
14. Ketahanan pangan (food security) adalah kondisi terpenuhinya
Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin
dari tersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah maupun
mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta
tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya
masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara
berkelanjutan
15. Kontaminan diartikan adalah sebagai bahan yang tidak sengaja
ada di dalam produk pangan olahan baik berupa bahan bahan
biologi, kimia, radiologi, atau agen fisik, yang bisa terdapat pada
pangan dan berpotensi untuk menimbulkan efek kesehatan yang
merugikan dan bahkan kematian
16. Mislabeling (pemberian label yang tidak sesuai dengan isinya)
adalah tindakan pemalsuan dengan cara sengaja memberikan
informasi yang tidak benar tentang persentase ingridien penyusun
produk pangan atau deskripsi produk pangan yang tidak sesuai
untuk menipu konsumen.
17. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati
produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan,
peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak
diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi
konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan
baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau
minuman.
18. Pangan Olahan adalah makanan atau minuman hasil proses
dengan cara atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan
tambahan
19. Pangan Olahan Siap Saji adalah makanan dan/atau minuman
yang sudah diolah dan siap untuk langsung disajikan di tempat
usaha atau di luar tempat usaha atas dasar pesanan
-7-
Klausul Persyaratan
1.2 Bangunan
Tersedia sistem keamanan lapis kedua untuk mengurangi risiko
akses masuk ilegal.
Klausul Persyaratan
1.3 Kendaraan
Tersedia sistem keamanan kendaraan yang memasuki sarana dan
area parkir untuk mencegah disembunyikannya alat atau bahan yang
dapat digunakan untuk menimbulkan kontaminasi yang disengaja.
Melakukan identifikasi kendaraan, sehingga kendaraan yang
ditinggalkan di sarana dapat dikenali dengan mudah. Pengaturan
jarak antara area parkir dan pintu masuk bangunan diperlukan agar
dapat mengendalikan masuknya kendaraan, orang, atau bahan yang
digunakan untuk kontaminasi yang disengaja.
Klausul Persyaratan
Contoh penerapan:
Klausul Persyaratan
Contoh penerapan:
2.3 Laboratorium
Tersedia pengamanan tambahan dan pembatasan akses untuk
memasuki laboratorium yang diperlukan, terutama terkait
penyimpanan bahan yang dapat digunakan untuk mencemari produk
atau penggunaan kultur mikroba.
Klausul Persyaratan
Klausul Persyaratan
Contoh penerapan:
Klausul Persyaratan
Contoh penerapan:
Klausul Persyaratan
Contoh penerapan:
Klausul Persyaratan
Contoh penerapan:
Klausul Persyaratan
Klausul Persyaratan
Klausul Persyaratan
Klausul Persyaratan
Contoh penerapan:
Klausul Persyaratan
Contoh penerapan:
Klausul Persyaratan
Pelaku Usaha
DAFTAR PUSTAKA
[FDA] Food and Drug Administration. 2018. Food Fraud prevention & Food
Defense version 2.0. United States: FDA
[FSSC] Food Safety System Certification. 2018. FSSC 22000: Food Fraud
Prevention & Food Defense. The Netherlands: Foundation FSSC 22000
Gossner, C., Schlundt, j., Embarek, P. B., Hird, S., Lo-Fo-Wong, D.,
Beltran, J.J.O., Teoh, K.N., and Tritscher, A. 2009. The Melamine
Incident: Implications for International Food and Feed Safety.
Environmental Health Perspectives volume 117, number 12, December
2009.
berkala ?
2.2 Utilitas
2.2.3 Apakah akses ke utilitas penting di
sarana dibatasi ?
2.3 Laboratorium
2.3.1 Apakah terdapat prosedur untuk
penerimaan, penyimpanan,
penggunaan, dan pengamanan
reagen termasuk pembuangan
reagen/bahan kimia ?
2.3.2 Apakah trdapat sistem
pengamanan laboratorium dan
pembatasan orang yang dapat
mengakses laboratorium ?
2.4 Sistem komputer dan teknologi informasi
2.4.1 Apakah ada pemasangan kunci
pengaman (firewall dan password)
untuk sistem komputer dan
teknologi informasi dan diganti
secara berkala ?
2.4.2 Apakah ada tingkat otorisasi
dalam akses sistem
terkomputerisasi ?
3 Logistik dan Keamanan Penyimpanan
3.1 Pemasok bahan baku dan bahan
kontak pangan
3.1.2 Apakah bahan baku, BTP, dan
bahan kontak pangan diperiksa
terlebih dahulu sebelum diterima
dan disimpan ?
3.2 Pengiriman barang
3.2.1 Apakah proses pembongkaran
kendaraan transportasi bahan
baku, BTP, dan bahan kontak
pangan, produk jadi dan barang
lainnya dilakukan dengan
pengawasan yang ketat ?
3.3 Pemasukan Hewan hidup
3.3.1 Apakah hewan hidup diperiksa
terlebh dahulu sebelum diterima ?
3.3.3 Adakah pengamanan akses ke
suplai pakan untuk hewan hidup ?
3.4 Penanganan Produk Pangan yang Dikembalikan
3.4.1 Adakah pemeriksaan terlebih
dahulu di tempat terpisah untuk
memastikan bahwa produk pangan
yang dikembalikan masih dapat
disimpandan/atau , diproses
-33-
Catatan: Kualitas produk terjaga selama kemasan dan segel masih utuh.
Jangan diterima bila kemasan atau segel rusak