PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian
besar wilayahnya adalah perairan. Luas wilayah perairan laut
Indonesia tercatat kurang lebih 7,9 juta km 2 (Pramono, 2005).
Laut memiliki berbagai kekayaan sumber daya yang sering
dimanfaatkan oleh manusia salah satunya yaitu ikan. Jenis ikan
yang memiliki nilai ekonomis tinggi salah satunya adalah ikan
jenis red snapper atau ikan kakap merah. Ikan juga merupakan
produk yang mudah mengalami pembusukan (perishable food).
Hal ini disebabkan daging ikan merupakan substrat yang baik
untuk pertumbuhan mikroba pembusuk terutama bakteri
(Melianawati dan Restiana, 2012).
Salah satu upaya untuk memperpanjang mutu kesegaran
ikan yaitu dengan cara penurunan suhu. Pembekuan akan
mengurangi atau menghentikan aktivitas bakteri dan
mikroorganisme (Afrianto dan Liviawaty, 2006). Pengawetan
ikan berarti menyiapkan ikan untuk disimpan pada suhu rendah
cold storage. Pembekuan pada ikan bertujuan mencegah
kerusakan lebih lanjut dan menjaga kandungan gizi ikan.
PT. Alam Jaya adalah perusahaan yang bergerak dalam
bidang pembekuan ikan yang menerapkan cold storage
management. Komoditas utama PT. Alam Jaya yaitu ikan kakap
merah beku dalam bentuk fillet, whole round dan whole gill
gutted scale of. Adanya kesesuaian antara penerapan teknologi
cold storage dengan ilmu serta aspek baik teori maupun praktek
yang dipelajari di Jurusan Teknologi Industri Pertanian
Universitas Brawijaya mendukung dilakukannya PKL di PT. Alam
Jaya. Dengan melaksanakan PKL di PT. Alam Jaya diharapkan
dapat memberikan pembelajaran lebih jauh tentang teknologi
cold storage ikan di perusahaan tersebut.
1
1.2 Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kakap Merah
1. Kakap Merah
Ikan kakap merah (Lutjanus malabaricus) adalah jenis ikan
demersal dari family Lutjanidae yang bernilai ekonomis tinggi di
Indonesia. Kakap merah merupakan salah satu komoditas
ekspor dari sub sektor perikanan yang permintaannya terus
meningkat Menurut Wahyuningsih et al., (2013). Ikan kakap
merah memiliki daging yang tebal dan berwarna putih serta
mengandung protein yang tinggi yaitu 18,2%. Jenis ikan kakap
merah yang umum tertangkap adalah Lutjanus malabaricus,
L.johni, L. sanguineus, dan L.sebae (Rostini, 2013).
2. Fillet Ikan Kakap Merah
Industri ikan kakap merah yang berkembang adalah industri
fillet, baik dalam bentuk segar maupun beku (Rostini, 2013).
Tidak hanya dikonsumsi langsung, fillet ikan juga banyak
digunakan sebagai bahan baku industri pengolahan produk
perikanan, seperti baso ikan, otak-otak ikan, kerupuk ikan, nuget
ikan, dan lain sebagainya. Kriteria penilaian kelayakan
pengolahan fillet ikan dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Kriteria penilaian kelayakan pengolahan fillet ikan
Tingkat
Jumlah Penyimpangan
(Rating)
Minor
Mayor
Serius
A (Baik Sekali) 0-6
0-5
0
B (Baik)
7
6-10
1-2
C (Cukup)
NA
10
3-4
D(Tidak Lulus) NA
NA
5
* Jumlah penyimpangan Mayor dan Serius 10
NA : Not Aplicable
3
Kritis
0
0
0
1
No
.
Rencana Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
Januari
Februari
minggu keminggu keI
I II III
I II III IV
V
1.
Penyelesaian
administrasi,
perkenalan staff dan
lingkungan.
2.
Pengenalan keadaan
umum perusahaan.
3.
Mempelajari proses
produksi
4.
Pengumpulan data /
observasi
5.
Konsultasi
6.
Pengolahan Data
7.
Studi pustaka dan
penyusunan laporan
. Penyerahan draft
8.
laporan, penyelesaian
administrasi pasca
praktek kerja lapang
dan mohon undur diri