Anda di halaman 1dari 50

MANUAL

PANDUAN

HACCP – BASED INTEGRATED QUALITY


MANAGEMENT PROGRAM (IQMP)
PROGRAM MANAJEMEN MUTU TERPADU (PMMT)
BERDASARKAN KONSEPSI HACCP

OF
DARI

PROCESSING OF FRESH DEMERSAL FISH PRODUCT


PENANGANAN PRODUK IKAN DEMERSAL SEGAR

KOPERASI BINA MAJU JAYA

Plant Address : Jl. Bawal No. RT.005 / RW.003 Kep. Panipahan Kec. Pasir Limau Kapas –
Kab. Rokan Hilir, Riau
No. Dokumen : LD
LEMBAR DISTRIBUSI Terbitan/Revisi : 1 (satu)/1(satu)

Tgl. Terbit : 20/05/2022


Halaman : 1 dari 1

Distribusi Panduan Koperasi Bina Maju Jaya adalah sebagai berikut :

No. Salinan Pemegang

1. Asli dan Terkendali 1. KOPERASI BINA MAJU JAYA

2. Copi 1 dan Terkendali 2. BKIPM, PUSAT SERTIFIKASI MUTU

3. Copi 2 dan Terkendali 3. DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI RIAU

4. Copi 3 dan Terkendali 4. STASIUN KIPM TANJUNG BALAI ASAHAN


No. Dokumen : LP

LEMBAR PENGESAHAN Terbitan/Revisi : 1 (satu)/1 (satu)


Tgl. Terbit : 20/05/2022
Halaman : 1 dari `1

KOPERASI BINA MAJU JAYA

MANUAL

HACCP – BASED INTEGRATED QUALITY


MANAGEMENT PROGRAM (IQMP)

Preparedby : Koperasi Bina Maju Jaya


Disiapkan Oleh : Koperasi Bina Maju Jaya

Signature / Tanda Tangan

TIM HACCP

M. IKHSAN SRG
Internal Validation by Top
(General Manager) ....................................................
Manajemen Disahkan Oleh,
Pimpinan Perusahaan
ANDI FAISAL
( Quality Manager )
..................................................
Erwin
Ketua YUSWADI
( Production Manager ) ..................................................
KOPERASI

BINA MAJU JAYA


(KOP- BMJ)
KECAMATAN PASIR LIMAU KAPAS
KEBUPATEN ROKAN HILIR
Sekretariat : Jl. Bawal Kepenghuluan Panipahan Kecamatan Pasir Limau Kapas
Email : koperasibinamajujaya@gmail.com

SURAT KEPUTUSAN
KOPERASI BINA MAJU JAYA
TAHUN 2022
Nomor : 001/SK/KOP-BMJ/V/2022

TENTANG

Penunjukkan Tim HACCP


Tahun 2022

Menimbang : a. Bahwa untuk menunjang kelancaran HACCP dalam pengiriman ekspor


ikan demersal segar di Koperasi Bina Maju Jaya

b. Bahwa nama-nama yang tercantum dalam daftar lampiran keputusan


ini dipandang mampu dan memenuhi syarat untuk ditunjuk sebagai
Tim HACCP pada Koperasi Bina Maju Jaya

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
Pertama : Menunjuk Tim HACCP yang namanya tercantum dalam daftar
sebagai Tim HACCP pada Koperasi Bina Maju Jaya

Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan diadakan
perubahan seperlunya apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan di
dalam penetapannya.

Ditetapkan di : Panipahan
Tanggal : 22 Mei 2022

Ketua,
Koperasi Bina Maju Jaya

ERWIN
KOPERASI

BINA MAJU JAYA


(KOP- BMJ)
KECAMATAN PASIR LIMAU KAPAS
KEBUPATEN ROKAN HILIR
Sekretariat : Jl. Bawal Kepenghuluan Panipahan Kecamatan Pasir Limau Kapas
Email : koperasibinamajujaya@gmail.com

Lampiran : Surat Keputusan Tim HACCP


Koperasi Bina Maju Jaya
Nomor : 001/SK/KOP-BMJ/V/2022
Tanggal : 22 Mei 2022

Susunan Nama Tim HACCP

Tahun 2022

Jabatan
No. Nama

1. M. IKHSAN SRG General Manajer

2. ANDI FAISAL Manajer QC

3. YUSWADI Manajer Produksi

Ditetapkan di : Panipahan
Tanggal: 22 Mei 2022
Ketua Koperasi Bina Maju Jaya

ERWIN
No. Dokumen : DI

CONTENTS Terbitan/Revisi : 1 (satu)/1(satu)


Tgl. Terbit : 20/05/2022
DAFTAR ISI Halaman : 1 dari 3

HACCP PROGRAM
PROGRAM HACCP
 Lay out of processing
Denah pengolahan
produk
 Lay out Pest Control and Insect Killer
Denah Perangkap Tikus dan Serangga

1. BACKGROUND INFORMATION
Latar Belakang
1.1. Company Profile
Profil
Perusahaan
1.2. Company
Commitment
Komitmen Perusahaan
1.3. Plant Organization
Struktur Organisasi
1.4. Lay out of processing
Denah pengolahan
produk
1.5. Product Description Fresh Demersal Fish
Deskripsi Produk Ikan Demersal Segar
1.6. Flow Chart
Alur Proses

2. HAZARD ANALYSIS WORKSHEET


Lembar Analisa Bahaya

3. IDENTIFICATION OF CCP
Identifikasi CCP
3.1 Using Decision Tree
Menggunakan Pohon Keputusan

4. CONTROL ESTABLISHMENT OF CCP


Pengawasan terhadap CCP

5. PRE-REQUISITE
PROGRAM Program
Kelayakan dasar
5.1. Good Manufacturing Practice (GMP)
Cara Berprosuksi Yang Baik
5.2. Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP)
Prosedur Standar Operasional Sanitasi

6. RECALL PROCEDURES
Prosedur Pelacakan
No. Dokumen : DI
CONTENTS Terbitan/Revisi : 1 (satu)/ 1 (satu)

DAFTAR ISI Tgl. Terbit : 20/05/2022


Halaman : 2 dari 3

7. CONSUMERS COMPLAIN
Keluhan Konsumen

8. LABEL/ SPESIFICATION
Label/ Spesifikasi

9. VERIFICATION SYSTEM
Sistem verifikasi

10. TRACEABILITY
Ketertelusuran
No. Dokumen : DI

CONTENTS Terbitan/Revisi
Tgl. Terbit
: 1 (satu)/ 1 (satu)
: 20/05/2022
DAFTAR ISI Halaman : 3 dari 3

Appendix

Form SSOP. Record of Daily Sanitation Audit Form


Catatan Sanitasi Harian
Form GMP 1. Record of Receiving Raw Material
Catatan Penerimaan Bahan Baku
Form GMP 2. Record of Weighing
Catatan Penimbangan

Form GMP 3. Record of Fresh Storage (Monitoring Chilling)


Catatan Penyimpanan Segar
1. BACKGROUND INFORMATION No. Dokumen : 1.1 CP
Latar Belakang Terbitan/Revisi : 1 (satu)/ 1 (satu)
Tgl. Terbit : 20/05/2022
Halaman : 1 dari 7

1. BACKGROUND INFORMATION
Latar Belakang

1.1. Company Profile


Profil Perusahaan

a. Name of Company
KOPERASI BINA MAJU JAYA
Nama Perusahaan
b. Company Address Jl. Bawal RT.005 / RW.003 Panipahan - Riau-
Alamat Perusahaan Indonesia

c. Telephone Number
0853-7748-6885
Nomor Telepone
d. Facsimile
Fax.
e. E-Mail koperasibinamajujaya@gmail.com

f. Name of Processing Plant


KOPERASI BINA MAJU JAYA
Nama Unit Pengolahan
g. Plant Address Jl. Bawal RT.005 / RW.003 Panipahan - Riau- Indonesia
Alamat Unit Pengolahan
h. Telephone Number
0853-7748-6885
Nomor Telephone
i. Facsimile
Fax.
j. EU Approval Number
NIB : 9120017240543
Nomor Approval
k. GMP Certificate
No : 21812/14/SKP/SG/IV/2022
Surat Kelayakan Pengolahan
l. Export Destination
MALAYSIA
Tujuan Export
No. Dokumen : 1.2 CC
BACKGROUN INFORMASI Terbitan/Revii : 1 (satu)/ 1 (satu)
LATAR BELAKANG Tgl. Terbit : 20/05/2022
Halaman : 2 dari 7

1.2 Company Commitment


Komitmen Perusahaan

Vision :
Visi

Koperasi Bina Maju Jaya commit to sell product with good quality of export market To
become one of the firm fisheries products exporter, has a real role and significant
contribution in fisheries sector development in Indonesia.

 Koperasi Bina Maju Jaya berkomitmen untuk menjual produk dengan kualitas baik di
pasar ekspor
 Menjadi salah satu perusahaan eksportir produk-produk perikanan, berperan nyata dan
berkontribusi secara signifikan dalam pembangunan sektor perikanan di Indonesia.

Mission :
Misi

To implement food safety ang hygiene program


To serve our customer with highest quality products and services
To comply the food hygiene regulation and other relevant legislation

 Mengimplementasikan program keamanan pangan dan higienis


 Melayani pelanggan dengan produk yang berkualitas dan pelayanan yang baik
 Menerapkan regulasi keamanan pangan dan aturan yang terkait.
No. Dokumen : 1.3 OS
BACKGROUND INFORMASI Terbitan/Revisi : 1 (satu)/ 1 (satu)
LATAR BELAKANG Tanggal terbit : 20/05/2022
Halaman : 3 dari 7

1.3. Plant Organization


Struktur Organisasi Ketua
Erwin

Administrasi dan
Manajer Financial Manajer QC Keuangan Manajer Produksi
TONI ANDI FAISAL SUWITO YUSWADI

General Manajer
M. IKHSAN SRG
No. Dokumen : 1.5 PD
1. BACKGROUND INFORMATION Terbitan/Revisi : 1 (satu)/1 (satu)
Latar Belakang Tgl. Terbit : 20/05/2022

Halaman : 4 dari 7

1.4. Layout Processing Plant


Layout Ruang Proses
No. Dokumen : 1.5 PD
1. BACKGROUND INFORMATION Terbitan/Revisi : 1 (satu)/1 (satu)
Latar Belakang Tgl. Terbit : 20/05/2022
Halaman : 5 dari 7

1.5. Product Description (Fresh Demersal fish)


Deskripsi Produk

A. Deskription of Raw Material


1 Name of Raw Material Fresh Demersal fish
Nama Bahan Baku
2 Species Name (Scientific Senangin (polynemus tetradactylus), Kakap Putih (lates
Name) calcarifer), Bawal Putih (pampus argenteus), Sebelah
Nama Spesies (Nama Ilmiah) (engyprosopon sp) dan Manyung (arius thalassinus).

3 Type of Raw Material Fresh Whole


Bentuk/Tipe Bahan Baku Utuh Segar
4 Origin of Raw Material Marine capture fisheries
Asal Bahan Baku Perikanan tangkap
5 Receiving Raw Material Raw materials are received from fishing vessels, unloaded
Penerimaan Bahan Baku and transferred to Demersal fish processing units for
further processing.
Bahan baku diterima dari kapal tangkap, di bongkar dan
dipindahkan ke unit pengolahan Ikan demersal untuk
selanjutnya diproses.

6 Packaging Type Coolbox


Jenis Kemasan Peti Es / Fiber
7 Storage Requirement Fresh finish raw material shall be kept in insulin box.
Penyimpanan Temperature of raw material kept at 20˚C.
Bahan baku segar yg diterima di simpan dalam box
insulin bahan baku dijaga pada suhu 20˚C.
8 Shell Life -
Daya Awet
9 Label / Specification Name and address of Supplier, date, and species
Label / Nama dan alamat supplier, tanggal dan jenis bahan baku
Spesifikasi
No. Dokumen : 2. DEP
1. BACKGROUND INFORMATION Terbitan/Revisi : 1 (satu)/ 1 (satu)
Latar Belakang Tgl. Terbit : 20/05/2022
Halaman : 6 dari 7

2. Description of End
Product Deskripsi Produk
Akhir
1 Name of Raw Ikan Demersal / Demersal Fish
Material
Nama Bahan Baku
2 Species Name Senangin (polynemus tetradactylus), Kakap Putih (lates calcarifer),
(Scientific Name) Bawal Putih (pampus argenteus), Sebelah (engyprosopon sp) dan
Nama Spesies (Nama Manyung (arius thalassinus).
Ilmiah)

3 Type of Raw Material Fresh Whole


Bentuk/Tipe Bahan Utuh Segar
Baku
4 Origin of Raw Marine capture fisheries
Material Perikanan tangkap
Asal Bahan Baku
5 Receiving Raw Raw materials are received from fishing vessels, unloaded
Material and transferred to fish processing units for further processing.
Penerimaan Bahan Bahan baku diterima dari kapal tangkap,di bongkar dan di pindahkan
Baku ke unit pengolahan ikan untuk selanjutnya diproses.

6 Packaging Type Coolbox


Jenis Kemasan Peti Es / Fiber

7 Storage Requirement Fresh finish raw material shall be kept in insulin box.
Penyimpanan Temperature of raw material kept at 20oC.
Bahan baku segar yg diterima di simpan dalam box insulin bahan
baku dijaga pada suhu 20oC.

8 Shell Life -
Daya Awet
9 Name and address of Supplier, date, and species
Label / Specification
Label / Spesifikasi Nama dan alamat supplier, tanggal dan jenis bahan baku,
No. Dokumen : 1.6 FCD
1. BACKGROUND INFORMATION Terbitan/Revisi : 1 (satu)/ 1 (satu)
Latar Belakang Tgl. Terbit : 20/05/2022
Halaman : 7 dari 7

1.6. Flow Chart Diagram (Fresh Demersal fish)


Alur Proses

Receiving of Raw material


Penerimaan Bahan Baku

Sorting
Sortasi

Weighing
Penimbangan

Washing
Pencucian

C Chilling Pemberian Es

Packaging & Labeling


Pengemasan & Pelabelan

Stuffing Pemuatan
No. Dokumen : 2. HA
2. HAZARD ANALYSIS Terbitan/Revisi : 1 (satu)/ 1 (satu)
Tgl. Terbit : 20/05/2022
WORKSHEET
Halaman : 1 dari 5

Product : FRESH DEMERSAL FISH


SSOP/GMP
Processing Step Potential Hazard Cause of Hazard Hazard Belongs Adequately Is the Potential Hazard Justification Preventive Measure(s) can be
Tahapan Proses Bahaya Potensial Penyebab Bahaya to Control Hazard Significant ? Alasan applied to Prevent the Significant
Kategori Bahaya dapat Apakah Bahaya Potensial Nyata Hazards
mengendalikan Upaya Pencegahan dapat
bahaya diaplikasikan untuk mencegah
bahaya potensial
Probabi Severity Y No
FS WH EI SSOP GMP -lity (L/M/H) e
(L/M/H)
s
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Receiving Bacterial growth Temperature abuse V - - - - M H V - Temperature have significant Checking the temperature and quality
Raw Material (indicated by during effect in bacterial growth. of raw material by organoleptic test
Penerimaan organoleptical transportation. upon arrival. Raw material is rejected
bahan baku change, known as Change of sensory characteristic when indicates decompose
decompose) may indicate bacterial growth

Pertumbuhan bakteri Penyimpangan Waktu dan suhu berpera nyata Pemeriksaan suhu dan mutu bahan
( indikasi: adanya suhu selama dalam pertumbuhan bakteri baku secara organoleptic saat
perubahan transportasi kedatangan.
organoleptik yang Perubahan karakteristik sensori Bahan baku ditolak bila menunjukan
umum dikenal dapat mengindikasikan adanya gejala dekompos
sebagai dekompos) pertumbuhan bakteri
Sorting Microbiological Cross V - - V V L M - V Microbiological contamination may Establish procedures of sanitation for
Pensortiran contamination (TPC, contamination cause health adverse human, equipment and process area
Coliform, E coli,) from human, Human, equipment, &
Kontaminasi equipment and environment are possible source for Establish proper process layout and
mikrobologi (TPC, environment cross contamination design area
Coliform, E coli) Kontaminasi silang
dari Kontaminasi mikroba dapat Menetapkan prosedur sanitasi untuk
manusia, peralatan, mengakibatkan gangguan kesehatan manusia, peralatan dan ruang proses
lingkunnga Manusia, peralatan dan lingkungan
merupakan sumber potensial Membuat desain layout proses area
terjadinya kontaminasi silang yang layak
No. Dokumen : 2. HA
2. HAZARD ANALYSIS Terbitan/Revisi : 1 (satu)/ 1 (satu)
WORKSHEET Tgl. Terbit : 20/05/2022
Halaman : 2 dari 5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Weighing Microbiological Cross V - - V V L M - V Kontaminasi mikroba dapat Properly controlled by GMP
Penimbangan contamination (TPC, contamination mengakibatkan gangguan and SSOP
Coliform, E coli) from human, kesehatan manusia, peralatan
equipment and dan lingkungan merupakan Dikontrol dengan GMP dan
environment sumber potensial terjadinya SSOP
kontaminasi silang
Kontaminasi Kontaminasi
mikrobologi (TPC, silang dari Microbiological may cause health
Coliform, E coli) manusia, adverse
peralatan,
lingkungan Microbiology might be growth
when temperature abused

Mikroba dapat menyebabkan


gangguan kesehatan

Mikroba dapat tumbuh ketika


terjadi penyimpangan

Washing Microbiological Cross V - - V V L M - V Kontaminasi mikroba dapat Properly controlled by GMP


Pencucian contamination (TPC, contamination mengakibatkan gangguan and SSOP
Coliform, E coli) from water kesehatan manusia, peralatan
dan lingkungan merupakan Dikontrol dengan GMP dan
Kontaminasi Kontaminasi sumber potensial terjadinya SSOP
mikrobologi (TPC, silang dari air kontaminasi silang
Coliform, E coli)
Microbiological may cause health
adverse

Microbiology might be growth


when temperature abused

Mikroba dapat menyebabkan


gangguan kesehatan

Mikroba dapat tumbuh ketika


terjadi penyimpangan
No. Dokumen : 2. HA
2. HAZARD ANALYSIS Terbitan/Revisi : 1 (satu)/ 1 (satu)
WORKSHEET Tgl. Terbit : 20/05/2022
Halaman : 3 dari 5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 14
Chilling Bacterial growth Temperature abuse V - - V V L M - V Microbiological contamination Properly controlled by GMP and
Pemberian Es (TPC, Coliform, E may cause health adverse SSOP
coli) Human, equipment, &
Pertumbuhan mikroba Penyimpangan environment are possible source Dikontrol dengan GMP dan SSOP
(TPC, Coliform, E suhu for cross contamination
coli)
Kontaminasi mikroba dapat
mengakibatkan gangguan
kesehatan manusia, peralatan
dan lingkungan merupakan
sumber potensial terjadinya
kontaminasi silang

Microbiological may cause health


adverse

Microbiology might be growth


when temperature abused

Mikroba dapat menyebabkan


gangguan kesehatan

Mikroba dapat tumbuh ketika


terjadi penyimpangan
No. Dokumen : 2. HA
2. HAZARD ANALYSIS Terbitan/Revisi : 1 (satu)/ 1 (satu)
WORKSHEET Tgl. Terbit : 20/05/2022
Halaman : 4 dari 5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12 1 14
Packing and Microbiological Cross V - - V V L M - V Microbiological contamination Properly controlled by GMP and
Labeling contamination contamination may cause health adverse SSOP
(TPC, Coliform, E from human, Human, equipment, &
Pengemasan coli,) equipment and environment are possible source Dikontrol dengan GMP dan SSOP
dan Pelabelan environment for cross contamination

Kontaminasi Kontaminasi mikroba dapat


Kontaminasi silang dari mengakibatkan gangguan
mikrobologi manusia, kesehatan manusia, peralatan
(TPC, Coliform, peralatan, dan lingkungan merupakan
E coli) lingkungan sumber potensial terjadinya
kontaminasi silang
Temperature abuse
Microbiological may cause health
Bacterial growth adverse
(TPC, Coliform, E Penyimpangan
coli) suhu Microbiology might be growth
Pertumbuhan when temperature abused
mikroba (TPC,
Coliform, E coli) Mikroba dapat menyebabkan
gangguan kesehatan

Mikroba dapat tumbuh ketika


terjadi penyimpangan suhu
No. Dokumen : 2. HA
2. HAZARD ANALYSIS Terbitan/Revisi : 1 (satu)/ 1 (satu)
WORKSHEET Tgl. Terbit : 20/05/2022
Halaman : 5 dari 5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 11 12 1 14
Stuffing Microbiological Cross V - - V V L M - V Microbiological contamination Properly
contamination contamination may cause health controlled by
(TPC, Coliform, E from human, adverse GMP and
coli,) equipment and Human, equipment, & SSOP
environment environment are possible source
for cross contamination Dikontrol dengan GMP dan SSOP
Kontaminasi
Kontaminasi silang dari Kontaminasi mikroba dapat
mikrobologi manusia, mengakibatkan gangguan
(TPC, Coliform, peralatan, kesehatan manusia, peralatan
E coli) lingkungan dan lingkungan merupakan
sumber potensial terjadinya
kontaminasi silang

Note :
FS = Food Safety/Keamanan Pangan WH = Wholesomeness/Mutu EI = Economic Integrity/Ekonomi GMP = Good Manufacturing Practices SSOP = Sanitation Standard Operating Procedure

L = Low/Rendah M = Medium/Sedang H = High/Tinggi


No. Dokumen : 3. CCP
Terbitan/Revisi : 1 (satu)/1 (satu)
3. IDENTIFICATION OF CCP (Critical Control Point)
Tgl. Terbit : 20/05/2022
Halaman : 1 dari 1

3. USING DECISION TREE (PRODUCT : FRESH DEMERSAL FISH)


PROCESS STEP SIGNIFICANT CCP IDENTIFICATION
HAZARD Do preventive Does this step Could contamination Will a subsequent step CCP
measures exist at the eliminate or reduce the with identified hazard eliminate identified
step or subsequent likely occurrence of a occur in excess of hazards or reduce the
steps for identified hazard to an acceptable levels or likely occurrence to an
hazard? acceptable level? could these increase to acceptable level?
If No= Not CCP, If Yes= CCP unacceptable levels? If Yes= not CCP
modify step, process or If No= proceed to Q3 If No= CCP If No= CCP
product If Yes= proceed to Q4
If Yes= proceed to Q2

Receiving Raw Bacterial growth (indicated Yes Yes - - CCP


Material by organoleptical change,
Penerimaan bahan baku known as decompose)

Pertumbuhan bakteri
( indikasi: adanya perubahan
organoleptik yang umum
dikenal sebagai dekompos)
No. Dokumen : 4. CE CCP
Terbitan/Revisi : 1 (satu)/-
4. CONTROL ESTABLISHMENT FOR CCP
Tgl. Terbit : 20/05/2022
Halaman : 1 dari 1

4. A. CONTROL ESTABLISHMENT FOR CCP (PRODUCT : FRESH FISH DEMERSAL)


CRITICAL LIMIT FOR MONITORING
SIGNIFICANT PEMANTAUAN
EACH PREVENTIVE CORRECTIVE RECORD VERIFICATION
HAZARD
CCP MEASURE Batas WHAT HOW FREQUENSI WHO ACTION
Bahaya Potensial Dokumentasi Verifikasi
Kritis UntukUpaya Apa Bagaimana Frekuensi Siapa Tindakan Koreksi
nyata Pencegahan
Receiving Bacterial growth Demersal fish must temperature Checking the Every QC staff If the temperature is Form GMP 3 QC Team Re-check
Raw Material (indicated by : the temperature of temperature of each Receiving Raw above 5C, add enough to ensure that the
temperature change, receiving raw materials is suhu receipt of raw Materials Staff QC ice freshness of the
Penerimaan bahan known as less than or equal to 5C materials demeral fish is
baku decompose) Setiap Jika suhu diatas maintained
Melakukan penerimana
Ikan demersal harus 5C dilakukan
Pertumbuhan bakteri an bahan
: suhu pengecekan penambahan es Tim QC Melakukan
( indikasi: adanya baku
penemerimaa suhu setiap yang cukup pengecekan ulang
perubahan suhu yang
n bahan baku penerimaan memastikan agar
umum dikenal
sebagai dekompos) lenih kecil bahan baku ikan demersal
atau sama terjaga
dengan 5C kesegarannya
No. Dokumen : 4. CE CCP
Terbitan/Revisi : 1 (satu)/1 (satu)
4. CONTROL ESTABLISHMENT FOR CCP
Tgl. Terbit : 20/05/2022
Halaman : 1 dari 1

4. CONTROL ESTABLISHMENT FOR CCP (PRODUCT : FRESH FISH DEMERSAL)

CRITICAL LIMIT FOR MONITORING


SIGNIFICANT
EACH PREVENTIVE PEMANTAUAN CORRECTIVE
HAZARD RECORD VERIFICATION
CCP MEASURE Batas WHAT HOW FREQUENSI WHO ACTION
Bahaya Potensial Dokumentasi Verifikasi
Kritis Untuk Apa Bagaimana Frekuensi Siapa Tindakan Koreksi
nyata
Upaya
Pencegahan
Receiving Bacterial growth Demersal fish Demersal fish Check the demersal Every QC staff Reject demersal Form GMP 3 QC Team Re-check
Raw Material (indicated by should be: white freshness fish meat Receiving Raw fish with any to ensure that the
Penerimaan bahan organoleptical color, chewy Materials Staff QC incompliance as freshness of the
baku change, known as texture, fresh aroma Kesegaran ikan Melakukan decompose demeral fish is
decompose) demersal pengecekan Setiap maintained
Ikan demersal harus pada daging penerimaan Tolak ikan
Pertumbuhan bakteri ikan bahan baku
: warna putih, demersal yang Tim QC Melakukan
( indikasi: adanya demersal
tekstur tidak memenuhi pengecekan ulang
perubahan
kenyal, aroma standar atau memastikan agar
organoleptik yang
segar menunjukan gejala ikan demersal
umum dikenal
sebagai dekompos) pembusukan terjaga
kesegarannya
5.1 Good Manufacturing Practices (GMP) For Fresh Fish Demersal
STEPS PROCEDURES
1. Receiving Raw Demersal fish are unloaded from insulated ship quick and carefully to minimize
Material damages during unloading and avoid exposure of Demersal fish from the outside
Penerimaan environment
Bahan Baku Ikan demersal dibongkar dari kapal berinsulasi dengan cepat dan hati-hati untuk
mengurangi kerusakan selama pembongkaran dan mencegah terkena lingkungan
luar
Record at Receiving Form (GMP 1)
Dicatat dalam catatan penerimaan bahan baku (Form GMP 1)
2. Sorting/ Demersal fish were put into sorting table and sorting for freshness such as color,
Pensortiran/ texture, and odor
pemisahan Ikan demersal yang datang dituangkan ke dalam bak sortir / sizing kemudian
ukuran disortir kesegarannya yang terdiri dari warna / penampakan, tekstur, dan aroma
Demersal fish that indicate spoilage were taken to rejected basket
Ikan demersal yang terindikasi rusak secara organoleptik kemudian dipisahkan
Demersal fish temperature on sorting process maintaing at no more 30 oC
Suhu ikan demersal pada proses sorting dijaga agar tidak lebih dari 30 oC
Demersal fish were place into basket according to the size
Ikan demersal kemudian ditempatkan dalam keranjang plastik sesuai dengan
ukurannya
Sorting quickly and carefully and record at receiving form (form GMP 1)
Pensortiran dilakukan secara cepat dan hati – hati dan dicatat dalam
catatan penerimaan bahan baku (Form GMP 1)
3. Weighing Weighing quickly and carefully
Penimbangan Penimbangan dilakukan dengan cepat dan hati-hati
Weighing quickly and carefully
Penimbangan dilakukan dengan cepat dan hati-hati
Check the balance before used
Cek timbangan sebelum digunakan
Record at recording form (form GMP 2)
Dicatat dalam catatan penimbangan (Form GMP 2)
4. Washing Procedure :
Pencucian Only use potable water for washing
Ensure enough ice are added to produce chilled water Use
clean boxes for chilled water place
Use thermometer for check water temperature
Washing conducted aright and quickly
This step conducted comply with Good Manufacturing Practise which written in
Kep.Men.No The Requirement Kep.Men.Nomor: 52A/KEPMEN-KP/2013

Prosedur :
• Gunakan hanya dengan air bersih (potable water)
• Pastikan bahwa es yang ditambahkan dalam jumlah yang cukup untuk
menghasilkan air dingin
• Gunakan tempat air yang bersih dengan mencuci box terlebih dahulu
sebelum dipakai untuk menampung air
• Gunakan termometer untuk mengecek suhu air
• Pencucian dilakukan dengan benar dan cepat
Tahapan ini dilakukan dengan memperhatikan pedoman tentang persyaratan jaminan mutu
dan keamanan hasil perikanan pada
proses produksi, pengolahan dan distribusi NOMOR 52A/KEPMEN-KP/2013
5. Fresh Storage Cool box is coated with special plastic, filled with ground ice
Penyimpanan Fiber dilapisi dengan plastik khusus, diisi dengan es giling
Segar Demersal fish put in a cool box, closed tightly for storage
Ikan demersal dimasukkan ke dalam fiber, ditutup rapat untuk disimpan
Check the temperature before the product is put into the insulin box, then it is closed
tightly for storage
Cek suhu sebelum produk dimasukkan ke box insulin, selanjutnya ditutup rapat untuk
disimpan (Form GMP 3)

6. Packing The product were pack quickly and carefully


Pengemasan Pengemasan dilakukan dengan cepat dan hati-hati
Put the product into insulin box.
Masukan produk kedalam box insulin.
QC has to check product temperature and conformity of insulin box used, which must
be conform to specification and product identification.
QC harus memeriksa suhu produk dan kesesuaian box insulin yang digunakan harus
sesuai dengan spesifikasi dan identifikasi produk

7. Stuffing Check the packaging before stuffing, make sure the insulin box is tightly closed
Penyimpanan Periksa kemasan sebelum stuffing, pastikan box insulin tertutup rapat
Beku
Stuffing should be done in hygiene condition and as soon as possible
Stuffing harus dilakukan dalam kondisi cepat dan higienis
No. Dokumen : 5.2 SSOP
5.2. STANDARSANITATIONOPERATING Terbitan/Revisi : 1 (satu)/1 (satu)
PROCEDURE
Tgl. Terbit : 20/05/2022
Halaman : 1 dari 8

5.2. STANDARD SANITATION OPERATING PROCEDURE (SSOP)


Prosedur Operasional Standar Sanitasi

1). SUPPLYWATERAND ICE


Pasokan Air dan ES
a. Legal Requirement Ministry of Health Regulation : 907/Menkes/SK/VII/2002
Ketentuan Hukum Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/Menkes/SK/VII/2002

b. Procedure & Applied Water derived from deep well then pump tp the processing room, through
Prosedur dan Penerapan filtered system. The ice used is bought from the local community
Air diperoleh dari air tanah kemudian di pompa ke ruang proses melalui sistem
filter. Es yang digunakan dibeli dari masyarakat setempat
The source of water for the handling of products are always kept secure,
where the area used as a restricted area and only a part of the utility is
allowed to enter the area (either for maintance or for repair)
Sumber air untuk penanganan produk selalu dijaga keamanannya, dimana
area tersebut di jadikan sebagai area terbatas dan hanya bagian utility
yang diizinkan untuk masuk area tersebut (baik untuk perawatan atau untuk
perbaikan).
Ice is bought every day, with calculateices requirement to be wearied for
the production process.
Es dibeli setiap hari dengan memperhitungkan kebutuhan es yang
dipakai untuk proses produksi.

c. Monitoring & Verification Every day before starting to process utility staff and QC has to check the quality of
Pemantauan dan Verifikasi water and ice used for process, incording taste, odor, and color.
Setiap hari sebelum proses dimulai staf utility dan QC harus mengecek kualitas
air dan es yang digunakan untuk proses seperti rasa, bau, dan warna.
At least every one year, QMS has to prepared for monitoring of water
and ice checked for potable water standard at external laboratory.
Setidaknya setiap satu kali dalam setahun, QMS harus dipersiapkan untuk
monitoring air dan es dicek sesuai standar air minum di laboratorium eksternal.
d. Corrective Action If the result test of internal laboratory does not meet the requirement
Tindakan Koreksi standard, maintenance should check the condition of filter machine and
water tank to know the equipment is in good condition or not. Change the
filter and rinsing the water tank. And also doing the re-test.
Jika hasil pengujian dari lab eksternal tidak sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan, mekanik harus mengecek kondisi dari mesin filter dan tanki air
untuk mengetahui peralatan tersebut dalam kondisi baik atau tidak. Ganti
filter dan bilas tanki penyimpanan air dan juga lakukan pengujian ulang.
Removed all ice used at processing line. Check condition ice and check the
quality of water
Buang semua es yang digunakan dalam proses. Periksa kondisi es dan periksa
kualitas air

e. Document/ Record Recorded at Form checking water quality


Dokumen dan Catatan
f. Responsibility Utility and QC
Penanggungjawab
No. Dokumen : 5.2 SSOP
5.2. STANDARSANITATIONOPERATING Terbitan/Revisi : 1 (satu)/1 (satu)
PROCEDURE Tgl. Terbit : 20/05/2022
Halaman : 2 dari 8
Prosedur Operasional Standar Sanitasi

2). FOOD CONTACT SURFACE


Peralatan yang kontak langsung dengan produk
a. Legal Requirement EU Regulation 852/2004 annex II, Ch. II and V
Ketentuan Hukum Regulasi Uni Eropa No. 852/2004 Lampiran II Bab. II dan V

b. Procedure & Applied Equipment and utensil are made of steinless steel and plastic.
Prosedur dan Penerapan Peralatan dan sarana terbuat dari stenless steel dan plastik.
Equipment are cleaned and washed using soap and clean water.
Peralatan dicuci dan dibersihkan dengan sabun dan air bersih.
Washing is performed at start process, lunch break, end process.
Pencucian dilakukan sebelum proses, istirahat dan sesudah proses .

c. Monitoring & Verification Production supervisor and QC has responsible to check and ensure all equipment
Pemantauan dan Verifikasi in processing room in a good, clean condition
Supervisor produksi dan QC bertanggung jawab untuk mengecek dan memastikan
bahwa semua peralatan di ruang proses dalam kondisis baik

d. Corrective Action Re-Washing if equipment not cleaned


Tindakan Koreksi Pencucian ulang jika peralata tidak bersih

e. Document/ Record Sanitation is checked and recorded by filling in a Sanitation Audit Form
Dokumen dan Catatan Kebersihan dilakukan pengecekan dan direkam dengan mengisi form
audit sanitasi.
f. Responsibility QC
Penanggungjawab
No. Dokumen : 5.2 SSOP
5.2. STANDARSANITATIONOPERATING Terbitan/Revisi : 1 (satu)/1 (satu)
PROCEDURE
Tgl. Terbit : 20/05/2022
Prosedur Operasional Standar Sanitasi
Halaman : 3 dari 8

3). CROSS CONTAMINATION


Kontaminasi Silang
a. Legal Requirement EU Regulation 852/2004 annex II, Ch. II and V
Ketentuan Hukum Regulasi Uni Eropa No. 852/2004 Lampiran II Bab. II dan IX

b. Procedure & Applied No contamination to product


Prosedur dan Penerapan Tidak ada kontaminasi produk
Design of plant should minimize the risk of contamination of product, surface
and packaging material.
Desain unit pengolahan harus dapat mengurangi tingkat resiko kontaminasi
produk dan bahan pengemasan.
Maintenance of facilities prior and during operation shall checked
Fasilitas selalu dalam perawatan, sebelum dan penanganan harus selalu di cek
Prior and during operation QC personel shall checked uniform in cleanless
and sanitary condition.
Sebelum dan selama proses, pengawas mutu selalu memeriksa seragam dalam
kondisi baik dan bersih.

c. Monitoring & Verification Every step conduct the observation visually to avoid crossed contamination.
Pemantauan dan Verifikasi Setiap tahapan diawasi secara visual untuk mencegah terjadinya kontaminasi.
Cheking entire/ all condition of facility which can cause cross
contamination.
Pemeriksaan suluruh kondisi sanitasi yang dapat menyebabkan terjadinya
kontaminasi silang.
d. Corrective Action QC and production supervisor has Immediately require employees to re-wash
Tindakan Koreksi and sanitize hands when found employees do not wash their hands before and
while in processing room
QC dan supervisor produksi berhak untuk meminta karyawan untuk melakukan
cuci tangan dan sanitasi tangan mereka jika ditemukan karyawan yang
tidak melakukan cuci tangan sebelum dan ketika berada di ruang proses
Utensil and equipment food contact surface that have come in contact with
the floor or other unsanitary object or waste must be washed and sanitized before
being used in contact with food product
Peralatan dan perlengkapan yang berhubungan dengan produk jika
menyentuh lantai atau barang yang tidak bersih atau menyentuh limbah
harus dicuci dan disanitasi dahulu sebelum digunakan

e. Document/ Record Form 1. Record of daily sanitation form.


Dokumen dan Catatan Form 1. Catatan Form Sanitasi harian

f. Responsibility QC
Penanggungjawab
No. Dokumen : 5.2 SSOP
5.2. STANDARSANITATIONOPERATING Terbitan/Revisi : 1 (satu)/ 1 (satu)
PROCEDURE Tgl. Terbit : 20/05/2022
Prosedur Operasional Standar Sanitasi
Halaman : 4 dari 8

4). PERSONAL HYGIENE


Kebersihan/ Kesehatan Karyawan
a. Legal Requirement EU Regulation 852/2004 annex II, Ch. VII
Ketentuan Hukum Regulasi Uni Eropa No. 852/2004 Lampiran II Bab. VII

b. Procedure & Applied New employees should have Medical certification, no infectious desease.
Prosedur dan Penerapan Setiap karyawan baru harus mempunyai catatan kesehatan, tidak dalam kondisi
sakit.
Anyone who has or may have, by medical examination or supervisory observation,
an illness, infected wound, an open lesion such as a boil or sore or my other
problem that might contaminate products or others shall be excluded from any
operations until the conditions healed or corrected.
Setiap karyawan yang dari hasil pemeriksaan kesehatan atau pengamatan
ternyata sakit, luka, borok seperti bisul, atau lecet atau masalah lainnya
yang mungkin mengkontaminasi produk, tidak diperkenakan mengikuti proses
sampai kondisi sembuh.
Employee shall not spite, eat food, drink, smoke, to
wear jewelry (wrist watches, pins, and ring) in processing
room.
Karyawan tidak boleh meludah, makan, minum, merokok, dan memakai
perhiasan (jam tangan, peniti, dan anting-anting) didalam ruangan
pengolahan.
c. Monitoring & Verification Regular check of medical check up of employee doing by human
Pemantauan dan Verifikasi resources and general department (every year)
Pengecekan kesehatan karyawan secara teratur dilakukan oleh department
HR dan Umum (setiap satu tahun)
QC and production supervisor has responsible to check personal habits of
employee to ensure that eating, drinking, smoking, and other activities that
involve hand to mouth are not conducted in processing room
QC dan supervisor produksi bertanggung jawab untuk mengecek
kebiasaan karyawan dan memastikan bahwa aktifitas makan, minum,
merokok dan aktifitas lain yang menggunakan mulut tidak dilakukan di ruang
proses
d. Corrective Action Do not employ person with chronic illnesses to do jobs that could
Tindakan Koreksi contaminate the product being processed
Jangan memperkerjakan orang yang berpenyakit kronis yang dapat
menyebabkan kontaminasi pada produk pada saat proses
Exclude employee with illness or infection that could contaminate
product and cover lesion with an impermeable cover
Melarang masuk pekerja yang sakit dan atau terinfeksi yang
dapat menyebabkan kontaminasi produk dan menutup luka dengan
penutup yang kedap
e. Document/ Record Form 1. Record of daily sanitation form.
Dokumen dan Catatan Form 1. Catatan Form Sanitasi harian

f. Responsibility QC
Penanggungjawab
No. Dokumen : 5.2 SSOP
5.2. STANDARSANITATIONOPERATING Terbitan/Revisi : 1 (satu)/ 1 (satu)
PROCEDURE Tgl. Terbit : 20/05/2022
Prosedur Operasional Standar Sanitasi
Halaman : 5 dari
: 8

5). TOILETAND WASTAFEL


Toilet dan Tempat Cuci Tangan
a. Legal Requirement EU Regulation 852/2004 annex II, Ch. VII
Ketentuan Hukum Regulasi Uni Eropa No. 852/2004 Lampiran II Bab. VII

b. Procedure & Applied Processing plant completed with handwash and wastafel
Prosedur dan Penerapan Pabrik pengolahan menyediakan sabun cuci tangan dan tempat cuci tangan
Toilet facility is available sufficient must be kept in good sanitary condition
Fasilitas toilet yang cukup harus tersedia dan dijaga dalam kondisi yang saniter
dan terawatt dengan baik
Supervisor check the condition of toilet during the production. The cleaning
worker are responsible for cleaning and sanitizing toilet facility
Selama produksi supervisor memeriksa kondisi toilet. Petugas
kebersihan bertanggung jawab untuk membersihkan dan mensanitasi
fasilitas toilet
Maintance division takes care of toilet facility so that is fuctional and well
maintained
Divisi pemeliharaan bertanggung jawab terhadap fasilitas toilet sehingga dapat
digunakan dan berfungsi dengan baik
c. Monitoring & Verification Every day conduct checking for hygiene of toilet and wastafel
Pemantauan dan Verifikasi Setiap hari dilakukan pengecekan terhadapkebersihan toilet dan tempat cuci
tangan

d. Corrective Action Repair damage facility


Tindakan Koreksi Perbaiki fasilitas yang rusak

e. Document/ Record Form 1. Record of daily sanitation form.


Dokumen dan Catatan Form 1. Catatan Form Sanitasi harian

f. Responsibility QC
Penanggungjawab
No. Dokumen : 5.2 SSOP
5.2. STANDARSANITATIONOPERATING Terbitan/Revisi : 1 (satu)/ 1 (satu)
PROCEDURE Tgl. : 20/05/2022
Prosedur Operasional Standar Sanitasi
Terbit Halaman : 6 dari
: 8

6). STORAGEAND USE OF CHEMICAL


Penyimpanan dan Penggunaan Bahan Kimia
a. Legal Requirement EU Regulation 852/2004 annex II, Ch. VII
Ketentuan Hukum Regulasi Uni Eropa No. 852/2004 Lampiran II Bab. VII

b. Procedure & Applied All chemical kept locked in warehouse and its location must far from
Prosedur dan Penerapan processing room and paneled by commemoration. Chemicals have to labeling
and use by effective and efficient, and have MSDS
Semua bahan kimia disimpan di gudang yang terkunci dan letaknya
tidak berdekatan dengan ruang proses dan diberi papan peringatan. Bahan –
bahan kimia harus diberi label dan digunakan secara efektif dan efisien
serta mempunyai MSDS
Chlorine is used for foot bath 200 ppm
Klorin digunakan untuk bak cuci kaki 200 ppm
Liquid soap food grade is used for washing equipment and alcohol 70% for
spraying equipment
Sabun cair food grade digunakan untuk pencucian peralatan dan alcohol 70%
untuk menyemprot peralatan
c. Monitoring & Verification Every day conduct checking before production and after lunch time
Pemantauan dan Verifikasi Setiap hari dilakukan pengecekan sebelum proses produksi dan setelah istirahat
siang

d. Corrective Action If the chorine at foot bath is less than 200 ppm then add some chorine as
Tindakan Koreksi needed to achieve 200 ppm. If concentration is over than 200 ppm then add
some water as needed to achieve 200 ppm
Jika klorin bak cuci kaki kurang dari 200 ppm maka ditambahkan klorin
secukupnya sampai konsentrai 200 ppm tercapai. Jika konsentrasi klorin
lebih dari 200 ppm , maka tambahkan air secukupnya sampai
konsentrasi 200 ppm tercapai
If water is dirty with sign is water not clear, then it must to change
immedietelly with new water. Replacement water at foot bath conducted each
every finishing Jika air sudah kotor dengan ditandai air yang keruh, maka
air harus diganti dengan air yang baru. Penggantian air di bak cuci kaki
dilakukan setiap selesai kerja dan setelah istirahat siang
e. Document/ Record Form 1. Record of daily sanitation form.
Dokumen dan Catatan Form 1. Catatan Form Sanitasi harian

f. Responsibility QC
Penanggungjawab
No. Dokumen : 5.2 SSOP
5.2. STANDARSANITATIONOPERATING Terbitan/ : 1 (satu)/ 1 (satu)
PROCEDURE Revisi Tgl. : 20/05/2022
Prosedur Operasional Standar Sanitasi Terbit : 7 dari 8
Halaman

7). PEST CONTROL


Pengawasan Binatang Pengganggu
a. Legal Requirement EU Regulation 852/2004 annex II, Ch.IX
Ketentuan Hukum Regulasi Uni Eropa No. 852/2004 Lampiran II Bab. IX

b. Procedure & Applied There must be no pests arround any area of the processing plant.
Prosedur dan Penerapan Tidak ada serangga, tikus dan hewan lainnya disekitar area unit pengolahan.
There must be no holes around to prevent pests from entering the processing
area Tidak ada lubang untuk mencegah serangga, tikus dari pintu masuk
sampai daerah pengolahan
The building is kept under good condition to prevent pest access, insect killer,
pest trap are provided to avoid pest entry.
Bangunan dijaga dengan kondisi yang baik untuk menncegah masuknya hama.
Pembunuh serangga, perangkap hama disediakan agar tidak masuk

c. Monitoring & Verification Pest trap all set in the rodent infest area
Pemantauan dan Verifikasi Melakukan pemasangan perangkap masal pada area rawan rodent
Setting the blue trap on the receiving raw material area and loading area
Melakukan pemasangan trap blue untuk penerimaan bahan baku area dan
loading area

d. Corrective Action Inspection and close the access of rodent infest from outside to inside
Tindakan Koreksi Inspeksi dan menutup akses masuknya rodent dari area luar ke
dalam Wet trash must be packed with plastic bag to avoid fly
Jika terdapat sampah basah harus dibungkus dengan kantong plastic sampah agar
tidak dijadikan sumber makanan lalat

e. Document/ Record Form 1. Record of daily sanitation form.


Dokumen dan Catatan Form 1. Catatan Form Sanitasi harian

f. Responsibility QC and sanitation


Penanggungjawab
No. Dokumen : 5.2 SSOP
5.2. STANDARSANITATIONOPERATING Terbitan/Revisi : 1 (satu)/ 1 (satu)
PROCEDURE
Tgl. Terbit : 20/05/2022
Prosedur Operasional Standar
Sanitasi Halaman : 8 dari 8

8). PACKAGINGAND LABELLING


Bahan Pengepakan dan Pelabelan

a. Legal Requirement EU Regulation 852/2004 annex II, Ch.II & IX


Ketentuan Hukum Regulasi Uni Eropa No. 852/2004 Lampiran II Bab. II & IX

b. Procedure & Applied All packaging materials should be stored at separated room from any
Prosedur dan Penerapan kind of equipment. Packaging material stored at clean and dry room
Semua bahan pengemas harus disimpan pada ruang terpisah dengan
peralatan. Bahan pengemas disimpan pada tempat yang kering dan bersih
All packaging materials should be arranged on the “pallet” to avoid floor
moisture directly causing packaging materials broken
Semua bahan pengemas disusun diatas paller untuk menghindari kelembaban dari
lantai secara langsung yang dapat menyebabkan bahan pengemas rusak
Warehouse is kept to rodent trap to avoid rodent entry to packaging
material storage
Gudang dilengkapi dengan perangkap tikus untuk mencegah masuknya tikus ke
tempat penyimpanan bahan pengemas

c. Monitoring & Verification Warehouse staff has responsible to check the packaging material before
Pemantauan dan Verifikasi received from supplier, sampling randomly to ensure the quality is meet the
requirement
standard
Staff gudang bertanggung jawab untuk melakukan pengecekan bahan
pengemas sebelum diterima dari pemasok, lakukan sampling secara
random untuk memastikan kualitas sudah sesuai dengan standar yang
ditentukan
Visual checked, cleanliness of packaging material before received from supplier
and used in room process
Pengecekan secara visual kebersihan dari bahan pengemas sebelum diterima dari
pemasok dan sebelum digunakan di ruang proses
QC has responsible to check the condition of packaging material to ensure
that free from cross contamination
QC bertanggung jawab untuk melakukan pengecekan kondisi bahan pengemas
untuk memastikan bebas dari kontaminasi silang
d. Corrective Action Report and returned to supplier if found the packaging material does not
Tindakan Koreksi meet the requirement standard
Laporkan dan kembalikan ke pemasok jika ditemukan bahan pengemas
yang tidak sesuai dengan standar

e. Document/ Record Form 1. Record of daily sanitation form.


Dokumen dan Catatan Form 1. Catatan Form Sanitasi harian

f. Responsibility QC and Production


Penanggungjawab
No. Dokumen : 6 RP
Terbitan/Revisi : 1 (satu)/ 1 (satu)
6. RECALL PROCEDURE
Tgl. Terbit : 20/05/2022
PROSEDUR PELACAKAN Halaman : 1 dari 2

6. RECALL PROCEDURE

The company traces and recall the product, should the product indicate violation during
distribution. In order to be able to trace and recall, the packaging shall be production
code wich comprises.
Perusahaan harus melacak dan menarik produk jika ditemukan penyimpangan setelah
produk didistribusikan. Agar perusahaan dapat melacak dan menarik kembali maka
kemasan harus mempunyai kode produksi yang terdiri dari:
1. Name of product
Nama Produk
2. Country of Destination
Negara Tujuan
3. Production Code
Kode Produksi
4. Weight
Berat
5. Name / Vessel Number
Nama / Nomor Pengapalan
6. Bill of loading Number
Nomor Pengapalan

Recall Procedure:
Prosedur Pelacakan
1. Indicate the date of production of the recalled product
Tentukan tanggal produksi dari produk yang dilacak
2. Recall the labeling, weight and packaging
log
Dilacak pelabelan, berat dan log pengemasan
3. Check the product in the storage if any
Periksa produk di cold storage jika masih ada
4. Carry out test on the recalled product if necessary
Lakukan pengujian dari sample produk yang dilacak kalau diperlukan
5. Recall the product and notify the recall to Manager Concerned
Tarik kembali produk dan beritahu Manager yang terkait
6. The Quality Manager fill out”Notice of Recall” form, addressed to
Production, Marketing Manager.
QC mengisi form Pemberitahuan Penarikan barang dana disampaikan
ke Manajer Produksi dan Manajer Pemasaran
No. Dokumen : 6 RP
6. RECALL PROSEDURE Terbitan/Revisi : 1 (satu)/ 1 (satu)
Tgl. Terbit : 20/05/2022
PROSEDUR PELACAKAN
Halaman : 2 dari 2

NOTICE OF RECALL
PEMBERITAHUAN PENARIKAN BARANG

To : Date :

Kepada Tanggal

From : CC : Production Manager, Marketing Manager


Dari Tembusan : Manajer Produksi, Manajer Pemasaran

Reason for Recall :


Alasan ditarik

Product Type :
Jenis Produk

Production Date :
Tanggal
Produksi
Total Volume :
Total volume

Size(vol/kg) :
Ukuran
(vol/kg)
Location :
Tempat

Action(s) Undertaken :
Tindak lanjut

Status :

Manager

(.......................)
No. Dokumen : 7 CC
7. CONSUMER’S COMPLAIN Terbitan/Revisi : 1 (satu)/ 1 (satu)
Tgl. Terbit : 20/05/2022
KELUHAN KONSUMEN
Halaman : 1 dari 2

7. CONSUMER’S COMPLAIN
KELUHAN KONSUMEN
1. Any complain or claim raised by customer/ consumers is received by Director who then forwarded to the
Marketing Manager, Quality Manager, And Production Manager.
Setiap keluhan yang dilakukan pelanggan/ konsumen yang diterima Direktur kemudian diteruskan ke Manajer
Pemasaran , Quality manjer dan Manajer Produksi.
2. The Quality Manager and Manager Production examine the complain, recalls the product, and tackled and
conduct necessary corrective actions.
Quality manajer dan manajer produksi memeriksa, melacak produk, menangani dan melakukan tindakan
koreksi.
3. The complain and follow up actions are reported to Director
Keluhan dan tindak lanjut dilaporkan ke direktur.
4. The complain and follow up action are recorded in the buyer’s complain file
Keluhan dan tindak lajutnya direkam dalam arsip Keluhan Pembeli.
Buyers Complain
Keluhan Pembeli

Director
Direktur

Marketing Manager Production Manager Quality Manager


Manajer Pemasaran Manager Produksi QC

Action Taken
Tindakan yang diambil

REPORT
No. Dokumen : 7 CC
7. CONSUMER’S COMPLAIN
Terbitan/Revisi : 1 (satu)/ 1 (satu)
KELUHAN KONSUMEN Tgl. Terbit : 20/05/2022
Halaman : 2 dari 2

BUYER COMPLAIN
KELUHAN PEMBELI

ITEM Description
Judul Uraian

Packing code
Kode kemasan

Destination
Tujuan Eksport

Label/ Brand
Label/ Merek

Buyer
Pembeli

Buyer’s complain Description


Uraian Keluhan pembeli

Corrective Action
Tindakan koreksi

Date of Complain Settlement


Tanggal penyelesaian keluhan

Marketing Manager Production Manager QC Manager


Manajer Pemasaran Manajer Produksi Manajer QC

(…………….) (…………………) (……………….)


No. Dokumen : 8 LS
8. LABEL/ SPECIFICATION Terbitan/Revisi : 1 (satu)/ 1 (satu)
Tgl. Terbit : 20/05/2022
LABEL/ SPESIFIKASI
Halaman : 1 dari 1

8. LABEL/ SPECIFICATION
LABEL/ SPESIFIKASI

1) Name of Product :
Nama Produk

2) Type product :
Jenis Produk

3) Size Number :
Ukuran

4) Net Weight :
Berat bersih

5) Production Code :
Kode Produksi

Label and specification shall be checked by storekeeper and QC staff according to


requerment/ order.
Label dan spesifikasi harus diperiksa oleh petugas gudang untuk dicocokkan dengan
persyaratan/ order.
No. Dokumen : 9 VS
9. VERIFICATION SYSTEM Terbitan/Revisi : 1 (satu)/ 1 (satu)
: 20/05/2022
SISTEM VERIFIKASI Tgl. Terbit
Halaman : 1 dari 2

9. VERIFICATION SYSTEM

INTERNAL VERIFICATION
Verifikasi Internal

a. Internal verification by Supervisor (Quality Control) and QC Manager to verified about


HACCP Plan in implementation at plant such as documentation GMP and SSOP
monthly.
Verifikasi internal oleh penyelia (manajer pengawas mutu) untuk memastikan bahwa
Panduan HACCP dilaksanakan dengan benar di Pabrik, seperti mendokumentasikan
dokumen GMP dan SSOP tiap bulan.
b. Internal verification is about the raw material and final product, sample periodically
taken during process with main parameter test at laboratory, include :
Chemical Parameter : Histamin
Verifikasi internal juga dilakukan terhadap bahan baku dan produk akhir, sampel
diambil secara berkala yang kemudian diuji ke laboratorium, meliputi :
Parameter Kimia : Histamin
c. Verification of HACCP Plan is perfomed at interval of one year by the HACCP Team or
qualified and or experienced personal (expert).
Verifikasi HACCP dilakukan selama satu tahun oleh tim HACCP atau petugas yang
berkualifikasi/berpengalaman (ahli).
d. Internal verification is also perfomed when factor warrant as
follows: Changes in raw material,
Changes in product or process,
Deviation audit findings,
Recurring deviations,
New information on hazards or control measures,
On line observations, and
New distribution or customer handling prictices.

Verifikasi internal dilakukan ketika faktor-faktor penting sebagai


berikut : Perubahan bahan baku
Perubahan proses produksi
Temuan audit yang menyimpang
Penyimpangan berulang
Informasi baru tentang bahaya dan ukuran
pengendalian Pengamatan alur produksi
Distribusi baru atau cara penanganan pelanggan
No. Dokumen : 9 VS
9. VERIFICATION SYSTEM Terbitan/Revisi : 1 (satu)/ 1 (satu)
: 20/05/2022
SISTEM VERIFIKASI Tgl. Terbit
Halaman : 2 dari 2

e. To determinated that the weight and temperature measurement is correct.


Thermometer and scale equipment must be callibrated periodically. External calibration
(yearly) at government institutional or consultant/surveyor particulary wich have
accreditation by BSN (National Accreditation Body). Internal calibrated (weekly) also
must be done before used by Quality Controller.
Untuk memastikan bahwa berat dan suhu adalah benar. Peralatan seperti
thermometer dan timbangan harus dikalibrasi secara periodik. Kalibrasi eksternal
(setahun sekali) dilakukan oleh institusi pemerintah (Badan Metrologi) atau badan
lainnya yang telah diakreditasi oleh BSN. Internal kalibrasi juga dilakukan oleh
pengawas mutu sebelum digunakan (setiap minggu).

a. EXTERNAL
VERIFICATION Verifikasi
Eksternal
a. National Verification
Verifikasi Tingkat Pusat
External verification conducted by Dept. of Marine Affairs and Fisheries Republik
Indonesia, Fish Quarantine and Inspection Agency as Competent Authory.
Verifikasi eksternal dilakukan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan, Badan
Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan selaku otoritas
yang berwenang.
Verification included :
Certification of Pre-Requisite HACCP
Validation for HACCP Manual Plan
Verification Audit
Verifikasi meliputi :
Sertifikasi Kelayakan Dasar
PMMT Validasi Rencana
Panduan HACCP Audit Verifikasi
b. Regional Verification
Verifikasi Tingkat Daerah
External verification conducted by Provincial Government of Marine Affair and Fisheries
in Banten.
Verifikasi eksternal dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Setempat
Verification included :
Pre-Certification of Pre-Requisite HACCP
Pre-Validation for HACCP Manual Plan
Audit
Verifikasi meliputi :
Pra-Sertifikasi Kelayakan Dasar
PMMT Pra-Validasi Rencana Panduan
HACCP
Audit/Pemeriksaan
No. Dokumen : 10 TR
10. TRACEABILITY Terbitan/Revisi : 1 (satu)/ 1 (satu)
Tgl. Terbit : 20/05/2022
KETERTELUSURAN Halaman : 1 dari 2

10. TRACEABILITY
KETERTELUSURAN

Traceability: a system with the ability to trace material from raw material source to finished
product and from finished product back to raw material sources.
Ketertelusuran adalah sebuah sistem dengan kemampuan untuk melacak bahan dari sumber
bahan baku sampai ke produk akhir dan dari produk akhir kembali ke sumber bahan baku.

10 .1. External Traceability


Ketertelusuran Luar

a. Supplier Traceability
Ketertelusuran Supplier

Identification of raw material origin and trace back of all raw materials in process.
Identifikasi asal bahan baku dapat menulusuri bahan baku yang digunakan selama
proses. Specified kind of product and date can trace back to raw material used.
Jenis species dari produk dan tanggal dapat menulusuri bahan baku yang digunakan.
Record of keeping of raw material traceability:, receiving date, supplier code, species,
quantity, grade.
Catatan dari penulusuran bahan baku: tanggal penerimaan, kode supplier, species, berat,
mutu,.

b. Customer Traceability
Ketertelusuran Pelanggan

Customer identification for all products (forward tracing of product for a product recall).
Identifikasi langganan untuk semua (jiplakan bagian depan produk untuk penarikan kembali
produk).
Specified kind of product and production date can trace forward to buyer.
Jenis species dari produk dan tanggal produksi menelusuri sampai ke pembeli.
Record keeping for traceability: kind of product, production date, packing list, quantity, buyer.
Catatan untuk ketertelusuran: jenis product, tanggal produksi, daftar pengemasan, berat
dan pembeli.

10.2. Internal Traceability


Ketertelusuran internal
Traceability of product during processing: define processes that a product experienced
from raw material until finished product. Product of one process is raw material for
next process.
No. Dokumen : 10 TR
10. TRACEABILITY Terbitan/Revisi : 1 (satu)/ 1 (satu)
Tgl. Terbit : 20/05/2022
KETERTELUSURAN
Halaman : 2 dari 2

Ketertelusuran produk selama pengolahan: menetapkan proses sebuah produk dari


bahan baku sampai produk akhir. Produk dari satu proses adalah bahan baku untuk
proses selanjutnya.
We keep records of all process concerning to quality and food safety ( time and
temperatures, foreign material, finish product inspection).
Kami melakukan pencatatan mengenai semua proses untuk mutu dan keamanan
makanan ( waktu dan suhu, benda asing, pemeriksaan produk akhir)

Traceability is carried out based on tagging system as follow :


Ketelurusan dilakukan berdasarkan system pelabelan seperti berikut :

a) Name of supplier or vessel


Nama Penjual atau nama kapal
b) Date of receiving raw material
Tanggal penerimaan bahan baku
c) Weight of Fresh Demersal fish
Berat ikan demersal segar
d) Fresh Demersal fish Number
Nomor ikan demersal segar
e) Date production
Tanggal produksi
f) Date of packing
Tanggal pengemasan
g) Carton box number
Nomor bok karton

Production code is written as follows :


Kode produksi ditulis sebagai berikut :
e.g. : 000808XXX
Meaning : 00 : Identify year of production/ Identitas tahun
08 : Identify month of production/ Identitas bulan
08 : Identify date of production/ Identitas Tanggal
XXX : Supplier Code/ Kode suplier

During finished product shipment, production staff will record at Record of shipment/export.
Setelah proses pengapalan, staf produksi akan mencatat pada Catatan pengapalan/ekspor.
APPENDIX No. Dokumen : Lampiran
Terbitan/Revisi : 1 (satu)/ 1 (satu)

LAMPIRAN Tgl. Terbit : 20/05/2022


Halaman : 1 dari 1

APPENDIX
FORM PENERIMAAN DAN SORTASI BAHAN BAKU (FORM GMP 1)

Bulan/ Tanggal :

Suplier Jenis bahan Jumlah Kondisi Ikan Keterangan Tindakan


baku (Bok/KG) Penampakan Tekstur Aroma Suhu koreksi

Note : V (Ok); X Standar


(Fail) Suhu bahan baku < 4.4oC Penampakan :
Dibuat oleh, Diperiksa
kulit cemerlang Tektur daging : Kenyal
dan padat Aroma : segar
( oleh, ( )

)
FORM PENIMBANGAN (FORM GMP 2)

Bulan/ Tanggal :

Suplier Jenis bahan baku Keranjang Jumlah (Kg) Keterangan Tindakan koreksi

Dibuat oleh, Diperiksa

( oleh, ( )

)
FORM MONITORING CHILLING (FORM GMP 3)

Bulan/ Tanggal :

Kode Suhu Produk (oC) Sebelum Suhu Produk (oC) setelah Keterangan Tindakan
Produksi diberi es diberi es Perbaikan

Dibuat oleh, Diperiksa

( oleh, ( )

)
SSOP Form 1.

FORM SANITASI HARIAN


Tanggal :……………………………..
Jam :
Jam : Jam :
No Kondisi Sanitasi Keterangan
Sebelum Saat Setelah
Proses Proses Proses
1 Personal Higiene
Pakaian Kerja
Bersih
Tidak dipakai di area toilet
Disimpan dalamkondisi bersih dan tersanitasi
Sarung tangan
Dibersihkan secara berkala
Diberi desinfektan setiap istirahat
Penutup rambut
Bersih
Menutupi seluruh rambut
Tidak ada peniti/ jepit rambut
Cat Kuku (dilarang)
Perhiasan dilarang dipakai di ruang produksi
Cuci tangan
Sebelum memasuki area kerja
Kebiasaan lainnya
Tidak ada yang merokok di ruang
produksi Tidak ada yang meludah di
ruang produksi
2 Area Kerja / Produksi
Kesehatan
Tidak ada pekerja yang terjangkit penyakit
menular / gampang menular
Tidak ada pegawai yang sakit
Tidak ada pekerja yang mempunyai luka terbuka
Lantai
Bersih
Diberi desinfektan setiap hari
Dijaga dan diperbaiki bila ada yang rusak
Meja Sortasi
Bersih
Dibersihkan secara berkala
Didesinfektan sebelum dan setelah proses produksi
TImbangan
Bersih
Dibersihkan secara berkala
Didesinfektan sebelum dan setelah proses produksi
Meja Penyusunan, Rak dan pan
Bersih
Dibersihkan secara berkala
Didesinfektan sebelum dan setelah proses produksi
Mesin SCF dan ABF
Bersih
Dibersihkan secara berkala
Didesinfektan sebelum dan setelah proses produksi

Penyimpanan material atau perlengkapan


Material atau bahan yang tidak diperlukan tidak
boleh disimpan di area produksi
Langit – langit
Bersih
Bebas retak, belahan terbuka
Dijaga dan diperbaiki
Dinding
Bersih
Dijaga dan diperbaiki
Pencahayaan
Bersih
Ada penutup
Berfungsi dengan baik
3 Fasilitas Pencuci Tangan, Sanitasi, dan Toilet (Sabun, Tisu, Air)
Bersih
Berfungsi dengan baik
4 Perlindungan Produk/ Pengemas/ Alat dari Bahan –bahan Kimia/ Kontaminan
a) Gudang dan bahan pengemas dalam kondisi bersih
b) Kondisi bahan pengemas / Label bersih
5 Syarat Label dan Penyimpanan dan Penggunaan Bahan Toksin yang Benar
a) Kondisi label bahan kimia dalam keadaan bersih dan
terbaca
6 Pengawasan Binatang Pengerat dan Serangga
a) Kondisi perangkap tikus dalam kondisi bersih dan
berfungsi
b) Kondisi perangkap serangga dalam kondisi bersih dan
berfungsi
7 LIngkungan sekitar Pabrik
Dijaga kebersihannya
Ventilasi dalam kondisi bersih dan mencegah
kondensasi

Catatan
P: Pass/Lulus
F: Fail/Gagal
Dibuat oleh, Diperiksa oleh,

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai