Disusun oleh :
RIGEN GUNADI
F34160094
i
Judul Laporan : Pemodelan gudang finished goods untuk mengoptimalisasi tata
letak gudang di PT KML Ichimasa Foods.
Nama : Rigen Gunadi
NIM : F34160094
Disetujui,
Pembimbing Akademik
ii
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN
Oleh :
Rigen Gunadi
F34160094
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktik lapangan
dengan judul “Pemodelan gudang finished goods untuk megoptimalisasi tata letak
gudang di PT KML Ichimasa Foods” dengan baik. Laporan praktik lapangan ini
disusun sebagai hasil dari kegiatan praktik lapangan yang dilaksanakan pada bulan
Juni – Juli 2019 di PT KML Ichimasa Foods, Sentul, sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan mata kuliah praktik lapangan di Departemen Teknologi Industri
Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis mengucapkan terimakasih atas
bimbingan, saran, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Allah SWT. Yang Maha Pengasih dan Penyayang yang selalu melimpahkan
rahmat-Nya.
2. Dr. Ir. Ade Iskandar, M.Si sebagai dosen pembimbing akademik yang
membimbing penulis selama persiapan Praktik Lapangan sampai penyusunan
laporan.
3. Dr. Ir. Wayan Astika, M.Si dan Panitia Praktik Lapangan yang sudah
memberikan pembekalan persiapan untuk Praktik Lapangan.
4. Bapak Muhammad Faisol selaku pembimbing lapang yang telah memberikan
arahan, bimbingan dan saran selama penulis melaksanakan praktik lapangan di
PT KML Ichimasa Foods.
5. Pak Arif, Pak Ghulam, Pak Legi, Pak Asep, Pak Rajib, Ibu Wida, Ibu Dyah dan
Ibu Cut yang telah banyak membantu dan mengajarkan banyak hal kepada
penulis selama melaksanakan praktik lapangan di PT KML Ichimasa Foods.
6. Pak Ade, Pak Muklis, Pak Dede dan karyawan lainnya yang telah membimbing
secara langsung di lapangan.
7. Orang tua penulis atas dukungan dan doanya selama ini.
8. Dhani Dharmawan yang sama-sama melakukan praktik lapangan di PT KML
Ichimasa Foods.
9. Dan lainnya yang penulis tidak mungkin menyebutkannya secara satu per satu.
iv
Akhir kata, semoga laporan ini bermanfaat dan berguna bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Laporan ini juga diharapkan dapat
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang dunia kerja serta bermanfaat
bagi seluruh lapisan masyarakat.
Rigen Gunadi
F34160094
v
DAFTAR ISI
vi
Lampiran 2. Struktur organisasi PT KML Ichimasa Foods .............................. 31
Lampiran 3. Dokumentasi proses produksi di PT KML Ichimasa Foods ......... 32
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
vii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan dan kemajuan ilmu dan teknologi di berbagai negara dari
tahun ke tahun semakin pesat, khususnya di negara maju. Perkembangan inovasi
teknologi seolah menjadi tuntutan dalam kehidupan di era moderenisasi ini yang
harus selalu terpenuhi. Berbagai persaingan ketat dipertunjukan di berbagai pasaran
dunia sebagai salah satu bentuk hasil inovasi pengembangan teknologi, khususnya
teknologi perikanan.
PT. KML Ichimasa Foods (KIF) merupakan perusahaan join-venture antara
PT Kelola Mina Laut Food (Indonesia) dan Ichimasa Kamaboko, Ltd. (Jepang). PT.
Kelola Mina Laut (KML) didirikan pada tahun 1994. Dengan lebih dari 20 tahun
kiprah KML Food yang bergerak pada industri pangan beku, khususnya produk
surimi, KML Food bekerja sama dengan Ichimasa Kamaboko Ltd’s Technology,
memproduksi produk crab stick berkualitas tinggi. Produk crab stick yang
diproduksi oleh PT KML Ichimasa Foods telah memiliki sertifikasi Good
Manufacturing Practice (GMP), Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP),
Halal, dan British Retail Consortium (BRC) V.7 Crab stick merupakan produk
analog daging kepiting dengan bahan baku utama, yaitu surimi.
Surimi merupakan bahan baku bagi berbagai macam produk analog serta
aneka produk berbasis surimi seperti crab stick, udang analog, cumi-cumi analog,
bakso, sosis, nugget, agemono, happen, datemaki, kamaboko dan lain-lain
(Anggawati 2007). Terdapat dua kategori produk crab stick berdasarkan proses
produksinya, yaitu filament meat dan solid meat. Secara umum, proses pembuatan
crab stick adalah pencetakan atau ekstrusi dari campuran adonan surimi yang telah
berbentuk pasta menjadi berbagai macam bentuk, seperti stick, flake, dan chunk.
Crab stick dengan tipe filament meat memiliki karakteristik produk akhir yang
berserat dengan arah yang sejajar. Produk crab stick termasuk ke dalam produk
frozen food. Proses pasteurisasi dan pembekuann cepat diaplikasikan pada produksi
crab stick agar umur simpannya lebih lama. Proses pasteurisasi bertujuan untuk
mereduksi jumlah mikroba patogen dan pembusuk non-spora agar terjamin mutu
mikrobiologis dari produk serta menjaga atribut sensori produk. Kemudian, proses
1
pembekuan cepat dilakukan untuk mempertahankan mutu produk selama
penyimpanan dalam jangka waktu yang lama (Park, 2005).
Gudang adalah suatu tempat penyimpanan yang berfungsi untuk
menyimpan persediaan sebelum diproses lebih lanjut. Pengadaan gudang dalam
suatu perusahaan menandakan bahwa hasil produksi dari perusahaan tersebut cukup
besar sehingga arus keluar masuk dan stok penyimpanan barang harus
dikendalikan. Model tata letak pergudangan bertujuan meminimalkan jarak tempuh
untuk menyimpan (storage) dan mengambil (order picking) sebuah item barang,
Jarak tempuh ini dipengaruhi oleh dimensi gudang, panjang lorong (pick aisle
dan cross aisle), picking method, material handling systems, supporting
information technology infrastructure. Menurut Wijayanto (2012), usaha distribusi
erat kaitannya dengan aktivitas penyimpanan dan penyaluran produk dari
perusahaan manufaktur kepada pihak pengecer. Apalagi untuk produk konsumer
(consumer goods) seperti makanan dan minuman yang membutuhkan suatu gudang
dengan desain yang tepat sehingga produk yang disimpan di gudang tetap dalam
kondisi baik hingga dilakukan pengiriman kepada pembeli. Selain aktivitas
penyimpanan produk di gudang, usaha distribusi juga erat kaitannya dengan
aktivitas transportasi/pengangkutan. Menurut Kotler dalam Suwarno (2006), usaha
distribusi perlu memperhatikan keputusan pengangkutan. Pilihan pengangkutan ini
akan mempengaruhi penetapan harga produk, kinerja pengiriman tepat-waktu, dan
kondisi barang saat tiba di tujuan, semuanya itu akan mempengaruhi kepuasan
pelanggan.
Tujuan
Program Praktik Lapangan ini secara umum memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui proses pengolahan crab stick di PT KML Ichimasa Foods.
2. Mengetahui sistem distribusi crab stick di PT KML Ichimasa Foods.
3. Mengetahui pemodelan layout gudang finished goods yang optimal berdasarkan
parameter gudang yang sudah ditetapkan.
4. Mengetahui rute metode picking yang optimal pada gudang untuk mencegah
terjadinya kemacetan.
5. Mendapatkan pengalaman kerja sesuai dengan bidang profesi serta menambah
kemampuan dalam beradaptasi dengan dunia kerja yang sebenarnya.
2
Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Praktik lapangan dilaksanakan di PT KML Ichimasa Foods (KIF), Sentul –
Bogor, dengan waktu pelaksanaan selama 36 hari kerja efektif. Pelaksanaan praktik
lapangan dilakukan dalam kurun waktu tanggal 17 Juni – 27 Juli 2019.
Metodologi
Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa metode yang akan dilakukan
selama rangkaian Praktik Lapang, di antaranya adalah:
1. Penjelasan Singkat
Penjelasan singkat dari pembimbing lapang atau wakil dari perusahaan
untuk memberikan perkenalan awal dan pengetahuan tentang perusahaan.
2. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mencari referensi dan literatur yang
berkaitan dengan kegiatan yang akan dilakukan guna menjadi bekal dalam
mengsinkronisasikan antara teori yang telah ada dan fakta serta masalah
yang terjadi di lapangan.
3. Pengamatan di Lapangan
Pengamatan di lapangan dilakukan dengan mengamati secara langsung
terhadap proses produksi dan sistem distribusi crab stick di PT KML
Ichimasa Foods.
4. Wawancara dan Diskusi
Wawancara dilakukan sebagai upaya pengumpulan informasi tambahan dan
data serta untuk mengklarifikasi masalah yang terjadi di lapangan.
Wawancara dilakukan langsung kepada pihak yang berkepentingan terkait
dengan proses produksi dan sistem distribusi crab stick di PT KML
Ichimasa Foods.
5. Praktik Langsung
Praktik lapang dilakukan secara langsung turun ke lapang untuk
memperoleh pengalaman di dunia kerja dan mempelajari kesesuaian antara
teori dengan praktek di lapangan mengenai hal yang berkaitan dengan
teknologi proses produksi dan sistem distribusi.
6. Pengolahan dan Analisa Data
3
Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan mengolah data yang didapat
dari Praktik Lapangan dan kemudian dilakukan analisis data sehingga
diperoleh informasi. Pengambilan data dapat dilakukan dengan cara survey
lapang, pengamatan proses maupun analisis data record, penghitungan atau
wawancara langsung dengan pihak perusahaan/ stakeholder terkait. Aspek
yang diperhatikan dalam analisa permasalahan adalah fungsi tujuan
(objektif) serta faktor kendala dalam sistem yang sedang dikaji. Analisa
dilakukan melalui pembandingan dengan hasil studi literatur masalah
terkait.
7. Analisis Permasalahan
Analisis permasalahan dapat dilakukan seiring dengan pengambilan data
selama masa latihan kerja (praktik lapangan). Analisis permasalahan ini
dilakukan dengan menggunakan data input yang ada untuk kemudian
dilakukan rekayasa sistem ataupun proses sehingga menghasilkan output
yang sesuai dengan kebutuhan dan menyelesaikan permasalahan yang ada
di industri terkait. Aspek yang diperhatikan dalam analisis permasalahan
adalah tujuan serta faktor kendala dalam masalah yang sedang dikaji.
4
KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
5
dan Meksiko. Sistem produksi crab stick dilakukan dengan menerapkan sistem pre-
order. Produk crab stick yang diproduksi mengikuti spesifikasi yang diminta oleh
setiap pembeli. Kapasitas produksi harian di PT KML Ichimasa Foods yaitu 245
kg/jam dengan satu lini produksi yang digunakan. Batas umur simpan crab stick
yang dihasilkan yaitu 2 tahun setelah produksi yaitu 2 tahun setelah produksi bila
disimpan pada suhu beku -18 oC. Produk crab stick yang dihasilkan oleh PT KML
Ichimasa Foods saat ini telah mendapatkan sertifikasi Good Manufacturing
Practice (GMP), Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP), Halal dan
British Retail Consortium (BRC) V.7
Lokasi Pabrik
PT KML Ichimasa Foods terletak di Jalan Lanbau (Kawasan Propindo
Gemilang), Kp. Babakan Rawa Haur No.2 RT.004 RW.006, Sentul-Babakan
Madang, Bogor, Jawa Barat (16810).
6
Tata letak pabrik disusun berdasarkan urutan proses yang bertujuan untuk
memungkinkan jalannya proses produksi dengan baik dan lancar. Penyusunan
secara memanjang berkenampakan garis lurus pada bagian produksi dimaksudkan
untuk memudahkan penanganan bahan pada setiap tahap proses produksi. Tata
letak pabrik pada lini produksi crab stick di PT KML Ichimasa Foods dapat dilihat
pada Lampiran 1.
7
Membawahi analisis laboratorium, quality control, dan bagian sanitasi. Tugas
supervisor quality assurance adalah:
a) Memberikan jaminan mutu dan jaminan keamanan pangan terhadap
penerimaan bahan baku sampai dengan produk jadi.
b) Bekerjasama dengan departemen lain untuk mengembangkan implementasi
HACCP.
6. Supervisor HRD
a) Bertanggung jawab terhadap rekruitmen karyawan dan pengelolaan sumber
daya manusia.
b) Bertanggung jawab membina hubungan internal dan eksternal perusahaan.
c) Mengadakan pelatihan keamanan pangan, sanitasi dan lain-lain untuk
karyawan.
7. Supervisor Production Plan and Inventory Control (PPIC)
Membawahi operator bagian warehouse dan stuffing. Bertanggung jawab dalam
perencanaan produksi dan ekspor.
8. Supervisor teknik
Bertanggung jawab untuk operasional pemeliharaan mesin produksi.
9. Supervisor marketing
Merencanakan targer pasar dan jumlah penjualan ekspor.
10. Analisis laboratorium
Memastikan bahwa kualitas bahan baku dan produk akhir sesuai dengan standar
melalui hasil uji laboratorium.
Ketenagakerjaan
Perekrutan tenaga kerja dilakukan oleh PT KML Ichimasa Foods untuk
memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang tepat dan sesuai. Jumlah karyawan di PT
KML Ichimasa Foods, yaitu 57 orang karyawan yang terdiri atas 15 karyawan laki-
laki dan 4 karyawan perempuan di bagian administrasi, serta 23 karyawan laki-laki
dan 15 karyawan perempuan di bagian pengolahan. Selain itu, terdapat 1 orang
karyawan tenaga asing di bagian pengolahan. Terdapat tiga orang pada bagian
penanggung jawab, yaitu penanggung jawab pabrik yang merupakan president
director dengan tingkat pendidikan S2, penanggung jawab produksi yang
8
merupakan supervisor produksi dengan tingkat pendidikan S1, dan penanggung
jawab mutu yang merupakan supervisor quality assurance dengan tingkat
pendidikan DP. Ketiga penanggung jawab tersebut telah mengikuti pelatihan dan
sertifikasi HACCP, BRC, GMP-SSOP, dan Halal.
9
PROSES PRODUKSI
Semua bahan yang digunakan dalam proses produksi crab stick yang
diproduksi oleh PT KML Ichimasa Foods harus dicek kelengkapan dokumennya
serta kesesuaian spesifikasi bahan dengan standar yang telah ditetapkan, lalu
disimpan di gudang penyimpanan bahan. Alur penerimaan bahan yang baru masuk
diawali dengan penerimaan surat jalan dari masing-masing perusahaan ke bagian
gudang. Kemudian dilakukan pengecekan terhadap kebersihan dari kontainer
pengangkut bahan, kontaminan fisik pada bahan, dan sertifikat halal dari bahan
yang diterima. Selanjutnya, Certificate of Analysis (CoA) dari bahan akan
dicocokkan dengan label kemasan bahan oleh Quality Control (QC). Bahan akan
diambil sampelnya untuk analisis lebih lanjut dengan parameter yang dibutuhkan
pada standar yang telah ditetapkan. Bahan yang telah lolos tahapan tersebut akan
disimpan di gudang penyimpanan raw material sebelum digunakan untuk produksi
dan dilakukan dokumentasi untuk setiap bahan yang disimpan (jenis bahan, kode
supplier, tanggal penerimaan, tempat penyimpanan, tanggal kadaluwarsa, dan
jumlah). Setiap bahan memiliki kode masing-masing. Seluruh bahan yang disimpan
di gudang penyimpanan. Terdapat dua jenis gudang dalam ruang proses produksi,
yaitu gudang raw material dan gudang non bahan baku. Gudang raw material
dibagi menjadi dua, yaitu gudang kering dan gudang beku. Sedangkan, gudang non
bahan baku dibagi menjadi dua, yaitu gudang packaging dan sanitasi. Setiap bahan
yang disimpan, dilengkapi dengan informasi mengenai Material Safe Data Sheet
setiap bahan (MSDS). Secara umum, proses produksi crabstick dapat dilihat pada
Gambar 1.
10
Gambar 1. Diagram alir proses produksi crab stick
(Sumber: Park (2015)).
Alur proses produksi pembuatan crab stick di PT KML Ichimasa Foods terdiri dari
18 tahap, dari proses persiapan hingga pemuatan.
a. Proses persiapan. Proses produksi crab stick meliputi deteksi metal surimi
dan thawing surimi. Proses ini dilakukan untuk menjamin agar bahan baku
surimi aman dan siap untuk digunakan. Selain itu dilakukan proses
penimbangan bahan baku tambahan yang digunakan dalam proses
pengolahan crab stick sesuai dengan formulasi yang telah disetujui oleh
setiap buyer. Penimbangan bahan allergen dan non-allergen dilakukan di
ruangan yang terpisah.
b. Pemotongan blok surimi, dilakukan menggunakan mesin block cutting
(Gambar 2) untuk pengecilan ukuran sebelum proses mixing.
11
c. Mixing, dilakukan pada suhu 18˚C dengan menggunakan mesin ball cutter
dan Molding M/C (Gambar 3), untuk mencapur surimi dengan bahan
tambahan utama.
d. Pencampuran perwarna, proses pencampuran bahan tambahan pewarna
dengan surimi dengan menggunakan mesin silent cutter (Gambar 4).
e. Pompa adonan dan Penyaringan, adonan yang telah melalui mixing dipompa
menuju strainer. Adonan akan disaring untuk mencegah adanya kontaminasi
asing yang terbawa. Selain itu, proses penyaringan membuat tekstur adonan
menjadi lebih halus dan tidak terdapat gumpalan sehingga memudahkan
dalam proses pencetakan lembaran.
f. Pemasakan dengan Drum Steam dan sheet forming, adonan dicetak
berbentuk lembaran dan dilanjutkan ke pemasakan lembaran di atas
permukaan mesin drum steam bertekanan tinggi pada bagian dalamnya
dengan Tin sebesar 93˚C dan Tout sebesar 96˚C. Line produksi crab stick
dengan alat pemasak drum diilustrasikan seperti Gambar 5.
g. Pemotongan fiber, proses lembaran melewai dua buah roller dengan slitter,
untuk mensejajarkan serat pada filament.
h. Penggulungan, gulungan dibentuk dengan melewatkan lembaran pada
konveyor penggulung.
i. Pembungkusan inner film dan pewarnaan, gulungan dibungkus dengan
wrapping film dan disemprotkan pewarna pada bagian permukaannya.
j. Pemotongan, dipotong sesuai ukuran spesifikasi produk dan berbentu stik.
k. Pengemasan dan pengemasan vakum, pengamasan vakum dilakukan secara
manual (untuk produk 1kg) dan menggunakan mesin roll stock packaging
(untuk produk 250g dan 500g). Gambar mesin pengemasan vakum manual
dan roll stock packaging dapat dilihat pada Gambar 6 dan Gambar 7.
l. Pengecekan x-ray, metal dan berat, untuk memastikan produk sesuai standar
sebelum melewati proses pasteurisasi
m. Pasteurisasi, dilakukan pada suhu 93-95˚C selama 45 menit. Dengan suhu
pusat produk akhir >90˚C
n. Pendingingan, dilakukan dengan menggunakan air dingin dan es batu dengan
suhu 5-7˚C selama 60 menit dengan suhu pusat produk akhir <10˚C
12
o. Pembekuan cepat, menggunakan mesin individual quick freezer (IQF)
(Gambar 6). Proses pembekuan berlangsung pada suhu -38˚C selama 45
menit, dengan suhu pusat produk akhir -18˚C
p. Pengemasan karton, produk yang telah melewati proses pembekuan cepat
dimasukan ke dalam master carton yang telah diberikan kode produksi dan
sebagainya.
13
Gambar 5. Lini produksi crab stick dengan drum steam
(Sumber: Park 2015))
Gambar proses produksi terdapat pada Lampiran 3a sampai 3s.
Bahan Baku
Surimi
Surimi merupakan bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan
crab stick. Surimi merupakan konsentrat protein myofibril terstabilkan yang
diperoleh dari daging ikan lumat setelah mengalami proses pencucian dengan air
dingin dan atau dicampurkan dengan bahan cryoprotectant. Surimi belumlah
menjadi produk jadi, namun dapat diolah lagi menjadi variasi produk pangan, yakni
dari kamaboko tradisional hingga menjadi produk seafood substitusi (Park, 2005).
Berdasarkan SNI 2694:2013, syarat mutu surimi beku dapat dilihat pada Tabel 1.:
Parameter Uji Satuan Persyaratan
a. Sensori Min. 7 (skor 1 - 9)
b. Kimia
- Kadar air % Maks. 80
- Kadar protein % Min. 12
c. Cemaran mikroba
- ALT koloni/g Maks. 5,0 x 104
- Escherichia coli APM/g <3
- Salmonella* Negatif/25 g
- Vibrio cholera* koloni/g Negatif/25 g
d. Cemaran logam*
- Arsen (As) mg/kg Maks. 1,0
- Kadmium (Cd) mg/kg Maks. 0,1
mg/kg Maks. 0,5 **
- Merkuri (Hg) mg/kg Maks. 0,5 **
mg/kg Maks. 1,0 **
- Timah (Sn) mg/kg Maks. 40,0
- Timbal (Pb) mg/kg Maks. 0,3
14
mg/kg Maks. 0,4 **
e. Cemaran fisik*
- Filth 0
f. Fisika*
- Suhu Pusat ˚C Maks. -18
- Kekuatan gel
g/cm² Min. 600
(gel strength)
CATATAN * Bila diperlukan
** Untuk ikan predator
Untuk ikan scombroidae (scombroid),
*** clupeidae, pomatomidae,
coryphaenedae
**** Untuk ikan hasil budidaya
***** untuk ikan karang
Tabel 1. Syarat mutu surimi beku. (BSN, 2013).
Terdapat dua jenis surimi yang digunakan pada produksi crab stick, yaitu
surimi itoyori dan surimi himeji. Surimi itoyori merupakan surimi yang terbuat dari
ikan kurisi (ikan ekor kuning) dengan warna surimi yang lebih putih, sedangkan
surimi himeji terbuat dari ikan bermata lebar dengan warma surimi yang lebih
coklat. Surimi itoyori dibungkus menggunakan plastik berwarna biru dan surimi
himeji dibungkus menggunakan plastik berwarna kuning. Menurut Tawali et al.
(2018), keuntungan menggunakan surimi bila dibandingkan ikan segar adalah dapat
menjaga mutu produk agar seragam, mempercepat proses pengolahan dan
mempermudah dalam penyimpanan bahan baku.
Surimi disimpan pada gudang raw material pada gudang beku dengan suhu
-20 ± 2 ˚C. Surimi diletakkan di atas pallet dan diberi nomor ”pile” pada setiap
palet. Penomoran pile pada palet berfungsi sebagai pengaturan tata letak dan kode
penggunaan surimi. Standar kualitas surimi yang digunakan pada proses pembuatan
crab stick di PT KML Ichimasa Foods adalah berdasarkan mutu mikrobiologis
surimi dan surimi tidak boleh beraroma menyengat.
Bahan Tambahan
Bahan tambahan yang digunakan untuk pembuatan crab stick terbagi
menjadi dua, yaitu bahan tambahan utama, dan bahan tambahan pewarna. Lalu
bahan tambahan untuk pembuatan crab stick juga terdiri atas bahan Allergen dan
non-Allergen. Terdapat 19 jenis bahan tambahan utama untuk pembuatan crab
15
stick, yaitu pati (pati jagung dan pati tapioka termodifikasi), wheat flour, garam,
gula, sorbitol, crab flavour, MAIK, glisin, MSG aji plus, MSG, calcium carbonate,
palm oil, isolate soy protein, STPP, flavour booster, coat roll, ebi plus, dan neri
plus. Setiap bahan tambahan utama yang ditambahkan berpengaruh terhadap proses
pembuatan crab stick, seperti meningkatkan gel strength (pati), mengekstrak
protein myofibrillar (garam), dan mengikat daya air (sorbitol).
Untuk bahan tambahan pewarna, bahan yang digunakan yaitu egg yolk
powder (EYP), wheat starch, pewarna karmin, pewarna paprika oleoresin, kalsium
klorida (CaCl2), es batu. Beberapa fungsi dari bahan tambahan pewarna selain
memberikan warna yaitu sebagai bahan pengikat warna (wheat starch), penguat gel
(CaCl2), dan menjaga suhu adonan (es batu).
Kemasan
Kemasan yang digunakan untuk mengemas crab stick terdiri atas 2 lapis
kemasan, yaitu kemasan primer dan kemasan sekunder. Kemasan primer meliputi
kemasan yang menempel langsung pada produk crab stick, yaitu berupa inner
tubing film berbahan plastik medium density polyethylene (MDPE) 25 mikron, dan
plastic bag berbahan LLDPE/Nylon. MDPE memiliki sifat ketahanan kimia yang
baik dan kuat serta fleksibel. Linear low-density polyethylene (LLDPE) memiliki
kekuatan tarik yang baik, dapat mempertahankan sifat fisik sampai suhu - 60˚C, dan
memiliki permeabilitas gas yang tinggi (Park, 2005). Contoh kemasan primer
plastic bag yang digunakan di PT KIF dapat dilihat pada Gambar 8.
16
bergelombang dan terbuat dari satu atau beberapa lembar kertas kraft liner dan
kertas corrugated medium. Menurut Benson (1987) di dalam anonim, kotak karton
gelombang mempunyai beberapa variasi seperti RSC (regular slotted container),
FTHS (full telescope half-slotted box), FOL (full overlap slotted container), CSSC
(center special slotted container), bliss box, book wrap dan simple slide box. RCS
merupakan bentuk yang sering digunakan dalam industri kemasan, tiap jenis
kemasan memiliki keunggulan masing-masing, misalnya untuk jenis RCS
keunggulan dibanding yang lainnya adalah lebih hemat dalam menggunakan bahan.
Contoh master carton yang digunakan pada PT KML Ichimasa Foods dapat dilihat
pada Gambar 9.
17
PENGGUDANGAN DAN DISTRIBUSI
Jenis Gudang
PT KML Ichimasa Foods memiliki 2 tipe gudang, yaitu Gudang Bahan
Baku, dan Gugang Non-Bahan Baku. Masing-masing gudang dibagi menjadi 2
jenis gudang penyimpanan. Gudang Bahan Baku dibagi menjadi Gudang Beku
(untuk Surimi dan Finished Goods) dan Gudang Kering (untuk bahan tambahan
pangan), dan Gudang Non-Bahan Baku merupakan Gudang Kering, yang dibagi
menjadi Gudang Packaging dan Gudang Sanitasi. Gudang beku memiliki suhu
sebesar -20 ± 22˚C, dan gudang kering memiliki suhu 10 – 15˚C. Sistem
manajemen penggudangan menggunakan metode FIFO (First In First Out). Metode
ini menyatakan bahwa persediaan dengan nilai perolehan awal (pertama) masuk
akan dijual (digunakan) terlebih dahulu, sehingga persediaan akhir dinilai dengan
nilai perolehan persediaan yang terakhir masuk (dibeli). Metode ini cenderung
menghasilkan persediaan yang nilainya tinggi dan berdampak pada nilai aktiva
perusahaan yang dibeli (Hermawan, 2008).
18
Menurut Tompkins, et. Al. (2003) bahwa pengaturan lorong/aisle
arrangement diperlukan untuk menghasilkan aliran yang efektif. Jika sebuah lorong
dirancang terlalu sempit maka akan menimbulkan kemacetan/congestion yang bisa
membuat waktu picking lebih lama dibandingkan dengan tidak adanya
kemacetan/congestion. Kemacetan atau congestion dapat terjadi dengan kondisi
sebagai berikut:
1. Dua atau lebih picker ingin mengambil barang pada lokasi yang sama.
2. Dua atau lebih picker dimana salah satunya menunggu untuk melewati
picker yang sedang melakukan proses picking.
3. Dua atau lebih picker yang saling berhadap – hadapan atau dengan kata lain
4. picker tersebut sedang berlawanan arah.
19
Troli manual 5
Personil manusia (Pada gudang 1 pintu) 6
Personil manusia (Pada gudang 2 pintu di 2 sisi 8
Tabel 2. Lebar lorong (Tompkins, 2003)
Perhitungan tata letak gudang pada dasarnya akan bervariasi tergantung pada
banyak hal, termasuk bagaimana sistem logistik keseluruhan terhadap barang yang
disimpan pada gudang tersebut. Untuk menentukan tata letak ideal para ahli
umumnya menggunakan tahap-tahap seperti berikut:
20
Perhitungan dimulai dengan menentukan jumlah lorong (n1) yang optimal untuk
area simpan menggunakan rumus:
Seluruh nilai parameter kemudian diplotkan pada layout parameter (Gambar 11).
Kemudian untuk menentukan produktivitas (Aisle space percentage) dapat
menggunakan rumus:
21
Gambar 14. Metode Routing.
(Sumber: Dukic & Opetuk (2012)).
Gudang finished goods di PT KML Ichimasa Foods berukuran 16,6 x 10,4
x 4 m, dengan 2 pintu di 2 sisi. Penyimpanan finished goods di PT KML Ichimasa
Foods menggunakan Pallet dengan ukuran 1,2 x 1 m, sebanyak 204 buah. Perangkat
pengambil barang yang digunakan yaitu Hand Pallet. Pemodelan layout dilakukan
dengan perhitungan berdasarkan ukuran maksimal dari gudang finished goods dan
data yang tersedia. Perhitungan dilakukan dengan perhitungan dari lokasi simpan
perlayer (Q) = 20 sampai 40. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 3.
Q l1 b1 b2 n1 Lr Br
20 1.2 1 3.9 2 5 12.6
21 1.2 1 3.9 2 5.25 12.6
22 1.2 1 3.9 2 5.5 12.6
23 1.2 1 3.9 2 5.75 12.6
24 1.2 1 3.9 2 6 12.6
25 1.2 1 3.9 2 6.25 12.6
26 1.2 1 3.9 2 6.5 12.6
27 1.2 1 3.9 2 6.75 12.6
28 1.2 1 3.9 2 7 12.6
29 1.2 1 3.9 2 7.25 12.6
30 1.2 1 3.9 2 7.5 12.6
31 1.2 1 3.9 3 5.16667 18.9
32 1.2 1 3.9 3 5.33333 18.9
33 1.2 1 3.9 3 5.5 18.9
34 1.2 1 3.9 3 5.66667 18.9
22
35 1.2 1 3.9 3 5.83333 18.9
36 1.2 1 3.9 3 6 18.9
37 1.2 1 3.9 3 6.16667 18.9
38 1.2 1 3.9 3 6.33333 18.9
39 1.2 1 3.9 3 6.5 18.9
40 1.2 1 3.9 3 6.66667 18.9
Tabel 3. Hasil perhitungan pemodelan layout gudang
Contoh perhitungan (Q = 20):
20 𝑥 1 20 × 1
n1 = √( 2 𝑥 1.2 )+3.9 = 1.8 2, Lr = = 5, Br = ( 2 × 2 × 1.2 ) + ( 2 × 3.9 ) = 12.6
2×2
Dari data diatas, didapat hasil lokasi simpan perlayer (Q) yang memenuhi pada Q
= 20 sampai Q = 30, dikarenakan memiliki lebar area simpan <16,6 m, yaitu 12,6
m. Setelah itu dilakukan pemodelan layout dengan Q yang sesuai yaitu sebanyak
24, dengan jumlah lorong sebanyak 2 lorong, lebar lorong sebesar 3,9 m dan
panjang lorong sepanjang 6 m. Pemodelan layout dapat dilihat pada Gambar 15.
Secara ASP, hasil ini tidak seproduktif seperti yang direkomendasikan atau dengan
kata lain space yang ditempati aisle terlalu banyak. Untuk mendapatkan nilai ASP
yang lebih optimal, dapat dilakukan dengan penggunaan perangkat pengambilan
barang dengan pemakaian lebar lorong yang lebih minimal, seperti narrow aisle
23
truck.
Selanjutnya dilakukan perhitungan waktu picking dengan menggunakan 2
tipe rute yang berbeda, yaitu S-Shape dan return. Perhitungan waktu dilakukan
dengan menggunakan software Warehouse Real Time Simulator (WRTS) dari
Wroclaw University. Penggunaan software yang dipakai dihitung dengan
menggunakan 1 (satu) orang picker saja. Dengan demikian belum menggunakan
faktor congestion. Hasil perhitungan waku picking dapat dilihat pada Gambar 16
dan 17. Dari hasil tersebut didapat picking dengan rute S-Shape selama 18:47:33,
dan return selama 19:03:49. Hasil ini menunjukan bahwa S-Shape merupakan rute
yang optimal untuk model layout finished goods tersebut.
24
Proses Distribusi Finished Goods
Penjualan produk finished goods di PT KML Ichimasa Foods dilakukan
secara ekspor dan juga domestik. Ekspor dilakukan kepada 5 negara yang berbeda,
yaitu Amerika, Mexico, Jepang, China, dan Kanada. Produk yang telah melewati
proses Individual Quick Freezing (IQF) dan Quality Control langsung dibawa
menuju gudang finished goods untuk melalui proses pemuatan barang atau stuffing.
Stuffing merupakan kegiatan memasukkan barang ekspor yang telah di packing ke
dalam container (Suyono, 2003). Pada prinsipnya tujuan stuffing adalah
mengoptimalisasikan sebuah container. Proses stuffing menggunakan transportasi
truck dan kapal. Menurut Good Manufacturing Practice yang telah ditetapkan di
PT KML Ichimasa Foods, prosedur proses stuffing yaitu:
1. Operator stuffing mengecek kondisi dan kebersihan kontainer.
2. Kontainer harus di dinginkan sampai mencapai suhu -18˚C sebelum
pemuatan.
3. Pemuatan kedalam container harus dilakukan secara cepat dan hati-hati.
4. Kontainer harus mempunyai sirkulasi udara yang baik dan tinggi produk
tidak boleh melebihi red lines disemua sisi.
5. Pada saat proses pemuatan listrik harus dimatikan.
6. Setelah selesai pemuatan, kontainer ditutup dan disegel untuk menjamin
produk.
PT KML Ichimasa Foods hanya bertanggung jawab sampai pada proses
stuffing, setelah proses stuffing tanggung jawab diserahkan kepada asuransi. Jika
ada kerusakan atau complain pada produk yang telah dikirim dilakukan tracebility
berdasarkan barcode yang tertera pada kemasan primer dan master carton. Jika
kerusakan terjadi sebelum proses stuffing, tanggung jawab diserahkan kepada PT
KML Ichimasa Foods, namun jika kerusakan terjadi setelah proses stuffing (pada
truk/kapal/selama transportasi), tanggung jawab diserahkan kepada bagian
asuransi.
25
PERMASALAHAN YANG ADA DI LAPANGAN
26
SOLUSI PERMASALAHAN
27
PENUTUP
Simpulan
Setelah dilakukan praktik lapangan di PT KML Ichimasa Foods, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Alur proses produksi crab stick di PT KML Ichimasa Foods secara umum yaitu
deteksi metal surimi, thawing surimi, mixing, pompa adonan dan penyaringan,
pemasakan dan sheet forming, coloring, cutting, pengemasan, labelling,
pengecekan x-ray, deteksi metal dan bobot, pasteurisasi dan pengingingan, dan
pembekuan dengan individual quick freezer (IQF).
2. Pendistribusian produk jadi di PT KML Ichimasa Foods dilakukan secara
domestik dan ekspor. Sebelum dilakukannya proses distribusi produk, dilakukan
pemuatan untuk mengoptimalisasikan sebuah container. Proses distribusi
produk menggunakan transportasi truck dan kapal untuk produk ekspor.
3. Parameter dalam pemodelan layout gudang yang dilakukan yaitu lokasi simpan
perlayer (Q), dimensi tempat penyimpanan (l1 dan b1), lebar lorong (b2), lebar
lorong dan tempat penyimpanan (Br), panjang lorong (Lr), lebar lorong utama
(B3). Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, didapati hasil lebar
area simpan sebesar 12,6 m, lokasi simpan perlayer sebanyak 24, jumlah lorong
sebanyak 2 lorong, lebar lorong sebesar 3,9 m dan panjang lorong sepanjang 6
m.
4. Pengujian rute metode picking dilakukan dengan menggunakan software
Warehouse Real Time Simulator. Berdasarkan hasil pengujian tersebut,
didapati rute paling optimal menggunakan rute S-Shape dengan waktu picking
selama 18:47:33.
Saran
Dilakukannya penelitian lebih lanjut secara lengkap mengenai metode
penggudangan yang cocok untuk diterapkan di PT KML Ichimasa Foods. Selain itu
dilakukan juga pemodelan pada gudang bahan baku dan gudang non bahan baku.
Dan juga diberikan alternatif perhitungan pada penggunaan perangkat pengambil
barang lainnya dan rencana penyimpanan untuk beberapa tahun ke depan.
28
DAFTAR PUSTAKA
29
LAMPIRAN
Lampiran 1. Tata Letak Parbik Pada Lini Produksi PT KML Ichimasa Foods
30
Lampiran 2. Struktur Organisasi PT KML Ichimasa Foods
31
Lampiran 3. Dokumentasi proses produksi di PT KML Ichimasa Foods
32
s. Labelling pada karton t. Pengemasan pada karton
33