Anda di halaman 1dari 20

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
A. PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
B. TUJUAN ........................................................................................................... 2
C. METODE .......................................................................................................... 2
D. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 2
1. Identifikasi Activity Based Costing .............................................................. 2
2. Identifikasi Fast Slow Non-Moving ............................................................. 6
E. KESIMPULAN ................................................................................................. 8
F. UCAPAN TERIMAKASIH............................................................................. 8
G. DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 9
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota……………………………………....11
Lampiran 2. Biodata Dosen Pembimbing………………………………..……..14
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas….....16
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana .............................................. 17
Lampiran 5. Pernyataan Sumber Tulisan .......................................................... 18

iii
PENENTUAN KELOMPOK SUKU CADANG OTHERPART DENGAN
KLASIFIKASI ACTIVITY BASED COSTING DAN ANALYSIS FAST SLOW
NON-MOVING DI BENGKEL CARFIX WR. SUPRATMAN

Muhammad Nurfaiz1*, Ariffa Nur Oktavi Azizah2, Arsya Rizqi Suwarno3


123
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
*
Email: faizarteta97@gmail.com

ABSTRAK

Pengadaan bahan baku merupakan titik awal dari pengendalian persediaan. Meka
Group adalah induk dari bengkel Carfix dan perusahaan distributor sparepart yang
seharusnya menyediakan sparepart yang dibutuhkan oleh bengkel Carfix. Belum
adanya klasifikasi sparepart berdasarkan biaya dan kategori fast, slow dan non- moving
menjadi permasalahan utama untuk langkah manajemen persediaan nantinya. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui klasifikasi sparepart yang didasari atas biaya
menjadi tiga kategori kelas ABC serta klasifikasi berdasarkan fast moving, slow
moving, non moving. Hasil penelitian menunjukan sparepart kelompok A total harga
Rp. 535.749.637 dengan pemakaian sebanyak 2063 item, kelompok B total harga Rp.
126.371.543 dengan pemakaian 855 item dan kelompok C total harga Rp. 33.745.159
dengan pemakaian 567 item. Sparepart kelompok fast sebanyak 132 item dan
kelompok slow sebanyak 422. Rekomendasi perbaikan diberikan adalah usulan
kebijakan pengadaan untuk persediaan pada kategori kelas A dan Fast Moving.
Kata Kunci:
Bengkel Carfix, Metode ABC, Klasifikasi FSN, Pengendalian Sparepart

ABSTRACT

Procurement of raw materials is the starting point of inventory control. Meka Group
is the parent of Carfix Workshop and a spare parts distributor company that is
supposed to provide the spare parts needed by Carfix Workshop. The absence of spare
parts classification based on costs and categories of fast, slow and non-moving
becomes a major problem for later inventory management steps. The purpose of this
study was to determine the classification based on fast moving, slow moving, non
moving. The results showed group A spare parts total price of Rp. 535,749,637 with
the use of 2063 items, group B total price of Rp. 126,371,543 with the use of 855 items
and group C a total price of Rp. 33,745,159 with the use of 567 items. Fast spare parts
as many as 132 items and slow use as many as 422. Recommendations for improvement
are procurement policies for supplies in the class A and Fast Moving categories.
Keywords:
Carfix Workshop, ABC Method, FSN Classification, Spareparts Control.

iv
1

A. PENDAHULUAN
Manajemen persediaan merupakan proses yang meliputi proses
perencanaan, pengadaan serta pengawasan terhadap tingkat persediaan yang
dibutuhkan oleh perusahaan agar mencapai jumlah optimal (Kurniasari, 2015).
Pengadaan bahan baku merupakan titik awal dari pengendalian persediaan, jika titik
awal ini sudah tidak tepat, maka pengendalian akan sulit dikontrol atau
dikendalikan (Junaidi, 2019).
Persediaan merupakan asset yang digunakan untuk proses produksi atau
dijual kepada konsumen. Manajemen persediaan merupakan suatu cara untuk
mengendalikan persediaan agar dapat melakukan pemesanan yang tepat yaitu
dengan biaya yang optimal sehingga efektivitas dan efisiensi dapat tercapai
(Meilani, 2014). Setiap perusahaan harus mengelola persediaan karena berdampak
pada biaya mereka. Diantara biayanya adalah biaya pembelian, biaya pemesanan,
dan biaya penyimpanan. Kinerja finansial perusahaan turut dipengaruhi oleh
ketepatan dalam pengelolaan persediaan. Salah satu fungsi persediaan untuk
memastikan jumlah kuantitas persediaan yang dimiliki untuk proses pengolahan
produk oleh perusahaan (Octaviana, 2018)
Ketersediaan sparepart dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasional
bengkel agar berjalan dengan baik dan lancar. Metode ABC adalah metode yang
menerapkan konsep akuntansi yang bertujuan untuk menghasilkan perhitungan
harga biaya yang lebih akurat (Aji, 2018). Pada prinsipnya klasifikasi ABC adalah
mengklasifikasikan barang menjadi tiga kategori berdasarkan rupiah yaitu A,B,C
berdasarkan prinsip Pareto. Menurut (Riani dan Bayu, 2016) klasifikasi kelas A
yaitu barang yang mewakili 15% persediaan dan mempresentasikan 70%-80%
penggunaan dana. Klasifikasi kelas B yaitu barang dengan mewakili 30%
persediaan barang dan mempresentasikan 15%-25% penggunaan dana. Klasifikasi
kelas C yaitu barang yang mewakili 30%-70% dan mempresentasikan 10%-20%
penggunaan dana.
Klasifikasi FSN (fast moving, slow moving, non moving) adalah klasifikasi
barang berdasarkan kategori fast moving, slow moving dan non moving. Klasifikasi
FSN (fast moving, slow moving, non moving) digunakan karena berguna untuk
memisahkan sparepart yang memiliki tingkat permintaan yang tinggi dari jumlah
keseluruhan item sparepart. Klasifikasi kategori fast moving memiliki persediaan
rata-rata atau tingkat penjualan lebih dari 4 barang dalam satu tahun. Kategori slow
moving memiliki persediaan rata-rata atau tingkat penjualan 1-4 barang dalam satu
tahun. Sedangkan kategori slow moving tidak ada perputaran persediaan dan
penjualan dalam kurun waktu satu tahun (Ni’mah dan Yurida, 2019).
PT. Global Carfix Indonesia adalah perusahaan bengkel mobil resmi
modern yang bergerak dibidang perbaikan semua jenis mobil. Sparepart bengkel
Carfix sendiri telah disediakan oleh PT. Meka Adi Pratama. Akan tetapi kondisi
dilapangan sering terjadi pembelian di otherpart (pihak luar) dikarenakan sparepart
yang di supply oleh pihak meka belum tersedia. Dalam menghadapi permasalahan
2

pengelolaan dan persediaan sparepart perlu dilakukan pemilahan dan melakukan


klasifikasi. Hal ini dikarenakan klasifikasi merupakan langkah awal dalam
manajemen persediaan. Oleh karena itu, klasifikasi berdasarkan biaya dan kategori
jumlah pembelian sangat penting guna melakukan langkah manajemen persediaan
selanjutnya.
B. TUJUAN
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui klasifikasi sparepart yang didasari atas nilai investasi barang
menjadi tiga bagian yaitu kategori kelas A, B, C
2. Mengetahui klasifikasi sparepart menggunakan metode FSN yang didasari atas
persediaan atau penjualan sparepart.
C. METODE
Penelitian dilakukan di Bengkel Carfix WR. Supratman yang beralamatkan
di Jalan WR. Supratman, Semarang Barat, Semarang, Jawa Tengah selama 1 bulan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Peneliti
mendeskripsikan jumlah pembelian sparepart dari pihak luar (otherpart) sebagai
rancangan pengadaan sparepart sehingga nantinya dapat disediakan oleh pihak
perusahaan. Dalam menjawab permasalahan mengenai persediaan Bengkel Carfix
W.R Supratman, langkah awal yang harus dilakukan adalah menentukan klasifikasi
berdasarkan biaya dan jumlah pemakaian sparepart. Untuk itu diperlukan data dari
perusahaan diantaranya adalah:
1. Jumlah pembelian sparepart dari pihak luar (otherpart) berdasarkan kuantitas
pembelian.
2. Harga pembelian setiap jenis sparepart.
3. Jumlah pembelian sparepart dari pihak luar (otherpart).
4. Data kebijakan penyetokan sparepart di perusahaan.
Data yang telah didapatkan kemudian dipisahkan dengan kebijakan stock
perusahaan. Kemudian diolah menggunakan metode ABC dan FSN. Hasil
karakteristik dari klasifikasi metode ABC dan FSN kemudian dijadikan usulan
kebijakan untuk pengadaan pihak perusahaan.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Identifikasi Activity Based Costing
Data diambil sebanyak 554 item sparepart selama bulan Juni – September
2019 yang telah dipisahkan dengan ketentuan kebijakan stock perusahaan. Pada
penelitian ini menggunakan metode ABC. Metode ABC merupakan suatu sistem
pengklasifikasi sediaan dimana presentase terkecil dari produk meliputi sebagian
besar dari nilai sediaan. Metode ini mengklasifikasikan sediaan dalam tiga kategori
yaitu A, B, C dengan basis volume penggunaan biasa sediaan (Chandra, 2014).
Klasifikasi ABC mengikuti prinsip 80-20 atau hukum Pareto, dimana sekitar 80%
dari nilai total inventori material dipresentasikan oleh 20% material inventory
(Janari, 2016). Metode ABC adalah teknik pengendalian persediaan dengan
3

memperhatikan kelompok barang sesuai tingkat kepentingan masing-masing


kelompok barang.
Tabel 2.1 Parameter Perhitungan Klasifikasi ABC
No Parameter Keterangan
Didapatkan dari jumlah pemakaian
1 Jumlah Pemakaian
sparepart
2 Harga Didapatkan dari harga satuan per sparepart
Didapatkan dari perhitungan jumlah
3 Total Harga pemakaian sparepart dikalikan dengan
harga
Didapatkan dari presentase kumulatif dari
4 Presentase Biaya
nilai total harga
Didapatkan dari perhitungan presentase
5 Kumulatif Biaya
jumlah kumulatif dari nilai total harga
Didapatkan pengelompokan sparepart
6 Kelas pada kelas A, B, dan C berdasarkan harga
dan presentase jumlah.
Diagram Pareto disusun berdasarkan presentase kumulatif penyerapan dana dan
presentase jenis item suku cadang (sparepart) yang dikelola, sehingga memerlukan
data dasar sebagai berikut (Basuki, 2014):
1. Jenis suku cadang (sparepart) yang dikelola.
2. Jumlah pemakaian dari setiap jenis suku cadang.
3. Harga satuan suku cadang.
Sehingga klasifikasi ABC akan didapatkan dengan kategori data yang dapat dilihat
pada Tabel 2.1 Parameter Perhitungan Klasifikasi ABC.
Tabel 2.2 Hasil Perhitungan Klasifikasi Kelas A
Jumlah Presentase Kumulatif
No Kode Jenis Harga T otal Harga Kelas
Pemakaian Biaya Biaya
1 OP-03-BRK-HGP-012 BRAKE PAD FR FREED 26 Rp915.915 Rp23.813.790 3,54% 3,54% A
2 OP-08-COI-NGP-002 COIL LIVINA 16 Rp715.000 Rp11.440.000 1,70% 5,25% A
BRAKE PAD LIVINA
3 OP-03-BRK-NGP-002 14 Rp696.000 Rp9.744.000 1,45% 6,70% A
1.8 FR
SHOCK ABSORBER FR
4 OP-06-SAB-SGP-016 6 Rp1.460.340 Rp8.762.040 1,30% 8,00% A
ERT IGA
PIST ON SET ST RADA
5 OP-08-PS-MGP-002 2 Rp4.363.309 Rp8.726.618 1,30% 9,30% A
DOUBLE CABIN
-
-
218 OP-01-UA-OT H-003 UPPER ARM LIVINA 2 Rp471.709 Rp943.418 0,14% 79,60% A

219 OP-08-WP-OT H-036 WAT ER PUMP SWIFT 2 Rp470.455 Rp940.910 0,14% 79,74% A
FLENG T RANSMISI
220 OP-11-CT -OT H-002 2 Rp470.454 Rp940.908 0,14% 79,88% A
T AFT INDEPENDENT

Berdasarkan hasil perhitungan klasifikasi kelas A didapatkan hasil yaitu


sebanyak 220 item part masuk pada kelas A dari jumlah seluruh item 554 sehingga
presentase jenis barang pada kategori kelas A sebesar 40%. Jumlah pemakaian
klasifikasi kelas A adalah sebanyak 2063 kali dari total 3485 sehingga presentase
4

jumlah pemakaian kategori kelas A sebesar 59%. Nilai investasi pembelian sebesar
Rp. 535.749.637 dari total Rp. 671.830.040 presentase investasi pembelian sebesar
79,88%. 5 jenis item sparepart kelas A terbesar adalah Brake Pad FR Freed dengan
penggunaan 26 kali serta presentase penggunaan biaya sebesar 3,54%, Coil Livina
dengan penggunaan 16 kali serta presentase penggunaan biaya sebesar 1,7%, Brake
Pad Livina 1.8 FR dengan penggunaan 14 kali serta presentase penggunaan biaya
sebesar 1,45%, Shock Absorber FR Erttiga dengan penggunaan 6 kali serta
presentase penggunaan biaya sebesar 1,3%, Piston Set Strada Double Chain dengan
penggunaan 2 kali serta presentase penggunaan biaya sebesar 1,3%.
Tabel 2.3 Hasil Perhitungan Klasifikasi Kelas B
Jumlah Presentase Kumulatif
No Kode Jenis Pemakaian Harga T otal Harga Biaya Biaya Kelas
222 OP-08-BSI-NGK-002 BUSI CRV/CIELO 24 Rp39.000 Rp936.000 0,14% 80,16% B
PIST ON KALIPER
OP-03-PK-T OI-001 5 Rp186.000 Rp930.000 0,14% 80,30% B
223 AVANZA
FILT ER OIL
OP-07-FO-IGP-002 12 Rp77.500 Rp930.000 0,14% 80,44% B
224 PANT HER 2.5
FUEL FILT ER
OP-07-FFF-MGP-001 6 Rp154.000 Rp924.000 0,14% 80,58% B
225 PAJERO
WAT ER PUMP
OP-08-WP-GMB-015 2 Rp455.000 Rp910.000 0,14% 80,71% B
226 XENIA 1.0 VVT I
-
-
PIST ON KALIPER
OP-03-PCK-OT H-047 2 Rp188.182 Rp376.364 0,06% 0,948651 B
388 KARIMUN WAGON
389 OP-15-FR-OT H-002 FREON AC 2 Rp188.182 Rp376.364 0,06% 0,949211 B
390 OP-07-FA-OT H-047 FILT ER AIR KIJANG 4 Rp94.091 Rp376.364 0,06% 0,949771 B

Berdasarkan hasil perhitungan klasifikasi kelas B didapatkan hasil yaitu


sebanyak 170 item part masuk pada kelas B dari jumlah seluruh item 554 sehingga
presentase jenis barang pada kategori kelas B sebesar 31%. Jumlah pemakaian
klasifikasi kelas A adalah sebanyak 855 kali dari total 3485 sehingga presentase
jumlah pemakaian kategori kelas B sebesar 15%. Nilai investasi pembelian sebesar
Rp. 101.394.335 dari total Rp. 671.830.040 presentase investasi kelas B pembelian
sebesar 15,09%. 5 jenis item sparepart kelas B terbesar adalah Busi CRV dengan
penggunaan sebesar 24 kali serta presentase penggunaan biaya sebesar 0,14%,
Piston Kaliper Avanza dengan penggunaan 5 kali serta presentase penggunaan
biaya sebesar 0,14%, Filter Oil Panther 2.5 dengan penggunaan 12 kali serta
presentase penggunaan biaya sebesar 0,14%, Fuel Filter Pajer dengan penggunaan
6 kali serta presentase penggunaan biaya sebesar 0,14%, Water Pump Xenia 1.0
VVTI dengan penggunaan 2 kali serta presentase penggunaan biaya sebesar 0,14%.
5

Tabel 2.4 Hasil Perhitungan Klasifikasi Kelas C


Jumlah Presentase Kumulatif
No Kode Jenis Harga T otal Harga Kelas
Pemakaian Biaya Biaya
391 OP-12-VB-BND-100 VAN BELT 4PK 850 4 Rp94.091 Rp376.364 0,06% 95,03% C
MAST ER KOPLING
392 OP-04-MKB-OT H-018 2 Rp188.181 Rp376.362 0,06% 95,09% C
BAWAH L300
393 OP-08-COI-OT H-056 KARET COIL VIOS 10 Rp37.636 Rp376.360 0,06% 95,15% C

394 OP-08-SKD-OT H-011 OP-08-SKD-OT H-011 2 Rp185.745 Rp371.490 0,06% 95,20% C

395 OP-07-FA-NGP-009 FILT ER AIR JUKE 2 Rp182.537 Rp365.073 0,05% 95,25% C

-
-
552 OP-05-CMC-ST L-001 CUMI KECIL UNIVERSAL 10 Rp4.545 Rp45.450 0,01% 99,99% C
553 OP-08-RAR-OT H-001 [OP-08-RAR-OT H-001] RING
2 AS RODARp12.545
CANT ER Rp25.090 0,00% 100,00% C
554 OP-05-BL-ST N-003 BULB 24V DOUBLE/ENGKEL
6 BE Rp4.132 Rp24.792 0,00% 100,00% C

Berdasarkan hasil perhitungan klasifikasi kelas C didapatkan hasil yaitu


sebanyak 170 item part masuk pada kelas C dari jumlah seluruh item 554 sehingga
presentase jenis barang pada kategori kelas C sebesar 31%. Jumlah pemakaian
klasifikasi kelas C adalah sebanyak 567 kali dari total 3485 sehingga presentase
jumlah pemakaian kategori kelas C sebesar 16%. Nilai investasi pembelian sebesar
Rp. 33.745.159 dari total Rp. 671.830.040 presentase investasi pembelian sebesar
5,02%. 5 jenis item sparepart kelas C terbesar adalah Van Belt 4 PK 850 dengan
penggunaan 4 kali serta presentase penggunaan biaya sebesar 0,06%, Master
Kopling Bawah L300 dengan penggunaan 2 kali serta presentase penggunaan biaya
sebesar 0,06%, Karet Coil Vios dengan penggunaan 10 kali serta presentase
penggunaan biaya sebesar 0,06%, Sparepart dengan kode OP-08-SKD-OTH-011
dengan penggunaan 2 kali serta presentase penggunaan biaya sebesar 0,06%, Filter
Air Juke dengan penggunaan 2 kali serta presentase penggunaan biaya sebesar
0,05%.
Dengan menggunakan prinsip Pareto didapatkan hasil klasifikasi sparepart
dari pihak luar (otherpart). Dari hasil pengolahan data klasifikasi kelas A, B dan C
dapat digambarkan menggunakan dengan diagram Pareto dan tabel untuk melihat
perbandingan antara nilai investasi pembelian kelas A, B dan C yang terdapat pada
Gambar 2.1 dan Tabel 2.5.
Klasifikasi Sparepart
Berdasarkan Pareto
250 120,00%
200 100,00%
80,00%
150
60,00%
100
40,00%
50 20,00%
0 0,00%
A B C

Jumlah Barang Kumulatif Presentase

Gambar 2.1 Klasifikasi Sparepart Berdasarkan Pareto


6

Tabel 2.5 Klasifikasi Biaya Berdasarkan Area.


Jumlah Presentase Jumlah Presentase Kumulatif
Kelas Jenis Jenis Quantity Quantity Presentase Presentase
Barang Barang Barang Pemakaian Total Harga Harga Harga
A 220 40% 2063 59% Rp536.690.545 79,88% 79,88%
B 170 31% 855 25% Rp101.394.335 15,09% 94,98%
C 164 30% 567 16% Rp33.745.159 5,02% 100,00%
Total 554 100% 3485 100% Rp671.830.040
Dari Tabel 2.5 didapatkan nilai investasi pembelian tertinggi terdapat pada
kelas A yaitu sebanyak 220 jenis sparepart dengan presentase jenis barang sebesar
40%. Jumlah kuantitas pemakaian barang yaitu 2063 dengan presentase pemakaian
sebesar 59%. Nilai investasi pembelian sebesar Rp 536.690.545 dengan presentase
harga sebesar 79,88% , selanjutnya pada kelas B sebanyak 170 jenis sparepart
dengan presentase jenis barang sebesar 31%. Jumlah kuantitas pemakaian barang
sebanyak 855 kali dengan presentase kuantitas pemakaian sebesar 25%. Nilai
investasi pembelian sebesar Rp 101.394.335 dengan presentase harga 15,09% dan
terakhir pada kelas C yaitu sebanyak 164 jenis sparepart dengan presentase jenis
barang sebesar 30%. Jumlah kuantitas pemakaian barang yaitu sebanyak 567
dengan presentase pemakaian sebesar 16%. Nilai investasi pembelian sebesar Rp
33.745.159 dengan presentase harga sebesar 5,02%.
Setelah mengetahui klasifikasi kelas ABC diatas dapat diketahui nilai
investasi pembelian sparepart terbesar. Akan tetapi, untuk lebih mengetahui
kategori sparepart yang menggunakan biaya tertinggi perlu juga mengidentifikasi
berdasarkan kuantitas pemakaian barang. Untuk itu, diperlukan metode untuk
klasifikasi berdasarkan kuantitas pemakaian.
2. Identifikasi Fast Slow Non-Moving
Metode klasifikasi FSN (Fast Moving, Slow Moving, Non Moving)
merupakan metode klasifikasi untuk memisahkan sparepart dalam kuantitas
penggunaan dari suku cadang yang rendah secara frekuensif. Pada klasifikasi ABC,
suku cadang dipisahkan berdasarkan perkalian jumlah penggunaan dengan unit
cost. Dengan demikian dengan mengkombinasikan klasifikasi keduanya akan
memperoleh bobot yang seimbang antara suku cadang yang memiliki unit cost yang
besar namun penggunaanya rendah dengan suku cadang yang memiliki unit cost
sedang namun penggunaanya tinggi (Kini, 2015).
Klasifikasi kategori fast moving memiliki persediaan rata-rata atau tingkat
penjualan lebih dari 4 barang dalam satu tahun. Kategori slow moving memiliki
persediaan rata-rata atau tingkat penjualan 1-4 barang dalam satu tahun. Sedangkan
kategori slow moving tidak ada perputaran persediaan dan penjualan dalam kurun
waktu satu tahun (Ni’mah dan Yurida, 2019).
Menurut Kumar (2017) klasifikasi FSN dibagi menjadi 3 bagian diantaranya:
1. Kelas F : Fast Moving, adalah item yang antara tingkat penjualan dan persediaan
rata-rata (stock turnover) lebih dari 3. Biasanya besarnya adalah jumlah item 10-
15% dari kesuluruhan total item.
7

2. Kelas S : Slow Moving, adalah item yang memiliki rasio antara tingkat penjualan
dan persediaan rata-rata atau (stock turnover) diantara 1-3. Biasanya besarnya
jumlah item adalah 30-35% dari kesuluruhan total item.
3. Kelas N : Non Moving, adalah item yang memiliki rasio antara tingkat penjualan
dan persediaan rata-rata (stock turnover) kurang dari 1. Biasanya besarnya
jumlah item adalah 60-65% dari kesuluruhan total item.
Sedangkan, kategori fast dengan penggunaan lebih dari satu per bulan atau
lebih dari 12 unit per tahun, slow dengan penggunaan 4-12 kali per tahun, non
moving dengan permintaan 0-3 per tahun (Kini, 2015). Berdasarkan identifikasi
FSN dapat dilakukan perhitungan mengenai kategori FSN yang cocok dengan
permasalahan perusahaan adalah menggunakan penelitian yang mirip dengan
penelitian Kini (2015). Hasil perhitungan FSN dapat dilihat pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6 Hasil Perhitungan Klasifikasi FSN
Jumlah Presentase Kumulatif Kelas
No Kode Jenis Kelas FSN
Pemakaian Pemakaian Pemakaian ABC
BULB 12V 24V DOUBLE /
1 OP-05-BL-STN-002 ENG 211 6,05% 6,05% A Fast Moving

2 OP-07-FO-HGP-001 FILTER OIL UNIVERSAL 148 4,25% 10,30% A Fast Moving

3 OP-08-BSI-NGK-001 BUSI AERIO/JAZZ 143 4,10% 14,40% A Fast Moving

4 OP-08-BSI-NGK-016 BUSI FR6F11 140 4,02% 18,42% A Fast Moving

5 OP-14-PK-OTH-001 PENTIL KARET 104 2,98% 21,41% B Fast Moving

6 OP-05-BLB-STN-001 BULB CUMI KECIL 95 2,73% 24,13% A Fast Moving

7 OP-08-LM-LOC-001 LEM MESIN LOCTITE 86 2,47% 26,60% A Fast Moving

8 OP-08-BSI-NGK-004 BUSI KR6A10 76 2,18% 28,78% A Fast Moving


BULB HEAD LAMP H4
9 OP-05-BHL-PHL-001 24V 60 1,72% 30,50% A Fast Moving
BULB CUMI BESAR
10 OP-05-BLB-STN-002 DOBEL 52 1,49% 31,99% B Fast Moving

-
TUTUP BEARING
550 OP-02-TUB-OTH-002 PANTHER 2 0,06% 99,77% C Slow Moving
SELANG WASHER
551 OP-13-MW-OTH-031 HITAM 2 0,06% 99,83% C Slow Moving
BAUT TAP OLI
552 OP-17-BTO-OTH-008 UNIVERSAL 2 0,06% 99,89% C Slow Moving

553 OP-08-OR-UNV-001 O RING DELCO 2 0,06% 99,94% C Slow Moving

554 OP-08-RAR-OTH-001 RING AS RODA CANTER 2 0,06% 100,00% C Slow Moving


Berdasarkan hasil pengolahan FSN didapatkan kategori fast moving terdiri
dari 2433 unit jumlah pemakaian dari 3485 unit sehingga presentase pemakaian
sebesar 69,8%. Jumlah item terdiri dari 132 item dari 554 jumlah item sehingga
presentase jumlah item yaitu 37%. Sedangkan kategori slow moving terdiri dari
1052 unit jumlah pemakaian dari 3485 unit sehingga presentase pemakaian sebesar
24%. Jumlah item terdiri dari 422 item dari 554 jumlah item sehingga presentase
jumlah item yaitu 76%. Jumlah klasifikasi 5 item terbesar yaitu Bulb 12 V 24 V
Double/Eng dengan jumlah pemakaian sebesar 211 presentase pemakaian sebesar
6,05%. Filter Oil Universal dengan jumlah pemakaian sebesar 148 presentase
pemakaian sebesar 4,25%. Busi Aerio Jazz dengan jumlah pemakaian sebesar 140
8

presentase pemakaian sebesar 4,02%. Pentil Karet dengan jumlah pemakaian


sebesar 104 presentase pemakaian sebesar 2,98%.
Dari hasil pengolahan data didapatkan Tabel Klasifikasi dan grafik FSN
yang dapat dilihat pada Tabel 2.7 dan Gambar 2.2
Tabel 2.7 Hasil Klasifikasi FSN Keseluruhan
Kumalatif Kumulatif
Jumlah Presentase Presentase
Kelas Presentase Jumlah Item Jumlah
Pemakaian Pemakaian Jumlah Item
Pemakaian item
Fast Moving 2433 69,8% 69,8% 132 24% 24%
Slow Moving 1052 30,2% 100% 422 76% 100%
Non Moving 0 0% 100% 0 0% 100%
Total 3485 100% 554 100%

Presentase FSN Keseluruhan


76%
80,0% 69,8%
60,0%
40,0% 30,2%
24%
20,0%
0% 0%
0,0%
Fast Moving Slow Moving Non Moving

Presentase Pemakaian Presentase Jumlah Item

Gambar 2.2 Presentase FSN Keseluruhan


E. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan metode klasifikasi ABC di
Bengkel Carfix WR. Supratman dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil pengelompokan sparepart kategori A diperoleh sebanyak 195 jenis
sparepart, kategori B sebanyak 180 jenis sparepart dan kategori C sebanyak 179
jenis sparepart.
2. Hasil pengelompokan sparepart FSN diperoleh sebanyak 132 jumlah item
kategori F dengan pemakaian 2433. Kategori S dengan jumlah item sebesar 422
dengan jumlah pemakaian 1052.
3. Prioritas utama dalam pengadaan sehingga menghasilkan persediaan bagi pihak
bengkel adalah yang memiliki kategori kelas A dan Fast Moving yaitu sebanyak
73 item sparepart.
F. UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih penulis ucapkan kepada Allah SWT dan semua pihak yang
telah membantu dalam proses berjalannya Kerja Praktik yang Berjudul
“Penentuan Kelompok Suku Cadang Otherpart Dengan Klasifikasi Activity
Based Costing Dan Analysis Fast Slow Non-Moving Di Bengkel Carfix Wr.
Supratman”. Ucapan Ini ditujukan kepada HRD PT Meka Adipratama (Carfix)
dan PT Global Carfix Indonesia yang telah menerima penulis untuk melaksanakan
program kerja praktik sampai dengan selesai.
9

G. DAFTAR PUSTAKA
Aji, N.B. Yaya, R. dan Kusumawati, W. 2018. Cost Analysis with Activity Based
Costing Method on Coronary Heart Catheterization Treatment at RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta. JMMR. 7(3):228-237.

Basuki. 2014. Pengendalian Persediaan Suku Cadang (Sparepart) Dengan


Klasifikasi ABC Berdasarkan Nilai Investasi di Bagian Power Maintenance PT X.
Jurnal Citra Widya Edukasi. 6(2):16-23.

Chandra, Y.S. 2014. Rancangan Sistem Informasi Manajemen Inventory Pada


Toko Ud Harapan Indah Surabaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas
Surabaya. 3(2):1-15.

Janari, D. Rahman, M.M. dan Anugerah, A.R. 2016. Analisis Pengendalian


Persediaan Menggunakan Pendekatan Music 3d ( Multi Unit Spares Inventory
Control- Three Dimensional Approach) Pada Warehouse Di Pt Semen Indonesia
(Persero) Tbk Pabrik Tuba. Jurnal Teknoin. 22(4):261-268.

Junaidi. 2019. Penerapan Metode Abc Terhadap Pengendalian Persediaan Bahan


Baku Pada Ud. Mayong Sari Probolinggo. Jurnal Ekonomi Manajemen. 2(2):158-
174.

Kini, L. Novareza, O. dan Eunike, A. 2015. Manajemen Persediaan Suku Cadang


Mesin High Pressure Compressor Dengan Klasifikasi Fsn-Abc-Ved (Studi Kasus
Di Pt. Exterran Indonesia, Gosp Cepu). Jurnal Rekayasa Dan Manajamen Sistem
Industri. 3(2):333-342.

Kumar, Y. Khaparde, R.K. Dewangan, K. Dewangan, G.K. Dhiwar, J.S. dan Sahu,
D. 2017. FSN Analysis For Inventory Management – Case Study Of Sponge Iron
Plant. International Journal For Research In Applied Science & Engineering
Technology (IJRASET). 5(2):53-57.

Kurniasari, A.R.D. 2015. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku


Menggunakan Metode Continuous Review (S,S) Dengan Pertimbangan
Component Commonality. Tesis. Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, Surabaya.

Meilani, A. 2014. Pengendalian Persediaan Spare Part Dan Pengembangan Dengan


Konsep 80-20 (Analisis Abc) Pada Auto 2000 Cabang Sutoyo Malang. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya. 2(2):1-9.
10

Ni’mah, Z. dan Farida, Y. 2019. Multi-Unit Spares Inventory Control – Three


Dimensional (MUSIC 3D) Approach To Inventory Control. Jurnal Matematika
Mantik. 5(1):19-27.

Octaviana, M. Baihaqi, I. dan Bramanti, G.W. 2018. Kebijakan Persediaan Spare


Parts (Studi Kasus : Pabrik Perakitan Sepeda Motor). Jurnal Teknik ITS. 7(1):46-
49.

Riani, L.P. & Wiyono, B. 2016. Analisa Abc Dalam Pengendalian Persediaan Spare
Part Jenis Oil Sepeda Motor Di Bengkel Piramida Motor Tulungagung. Jurnal
Nusamba. 1(1):1-12.
11

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota


12
13
14

Lampiran 2. Biodata Dosen Pendamping


A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Munajat Tri Nugroho, S.T., M.T., Ph.D
2 Jenis kelamin Laki-laki
3 Program Studi Teknik Industri
4 NIP/NIDN 810/0629097501
5 Tempat danTanggal Lahir Klaten, 29 September 1975
6 Alamat E-mail munajat3n@ums.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 0271-717417/+6285951402737

B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S-2/Magister S-3/Doktor
Nama Institusi Institut Teknologi Institut Teknologi University
Bandung Bandung of Leeds,
UK
Jurusan/Prodi Teknik Industri Teknik & Transport
Manajemen Studies
Industri
Tahun Masuk-Lulus 1993-1998 2001-2004 2011-2015

C. Rekam Jejak Tri Dharma PT


C.1. Pendidikan/Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1 Simulasi Komputer Wajib 2
Analisis dan Perancangan Sistem Wajib 3
2
Informasi
3 Green Supply Chain Pilihan 3

C.2. Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1
2
3
4

C.2. Pengabdian Kepada Masyarakat


No Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Penyandang Dana Tahun
1
2
3
4
15
16

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas


Alokasi Waktu
No Nama/NIM Program Bidang Uraian Tugas
(jam/minggu)
Ketua,
mengkoordinasi
Muhammad tugas seluruh
Teknik Teknik
1 Nurfaiz 15 jam/minggu anggota dan
Industri Industri
(D600160110) membantu
terlaksananya
kegiatan.
Membantu
Arrifa Nur menyusun
Teknik Teknik
2 Oktavi Azizah 10 jam/minggu artikel,
Industri Industri
(D600180144) mengolah data
mentah.
Membantu
Arsya Rizqi menyusun
Teknik Teknik
3 Suwarno 10 jam/minggu artikel, kegiatan
Industri Industri
(D600180069) dokumentasi
lainnya.
17

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana


18

Lampiran 5. Pernyataan Sumber Tulisan

Anda mungkin juga menyukai