Disusun Oleh:
MLIE – 4C
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN LOGISTIK INDUSTRI ELEKTRONIKA
POLITEKNIK APP JAKARTA
2020
REVERSE LOGISTIC PRODUK RECALL
SAMSUNG GALAXY NOTE 7
PADA SAMSUNG ELECTRONICS COMPANY
A. Profil Perusahaan
Samsung Group merupakan salah satu perusahaan elektronik terbesar di
dunia. Didirikan oleh Lee Byung-chull pada tanggal 1 Maret 1938 di Daegu,
Korea Selatan, perusahaan ini beroperasi di 58 negara dan memiliki lebih dari
208.000 pekerja. Pada tahun 1983 perusahaan Samsung merupakan perusahaan
ekspor lalu berkembang ke bidang lain nya denngan cepat. Pada tahun 1969
samsung tumbuh menjadi pemimpin teknologi informasi global. Samsung
menawarkan berbagai elektronik dan produk telekomunikasi antara lain tv,
monitor, kulkas,mesin cuci , smartphone dan pc tablet.
Hingga saat ini, Samsung juga menjadi salah satu merek terbesar di
dunia dengan mengeluarkan ponsel cerdas yang menjadi jawara dalam
persaingan bursa pasar gawai. Samsung adalah salah satu konglomerat
(chaebol) Korea Selatan terbesar yang bermula sebagai perusahaan ekspor pada
tahun 1938 dan dengan cepat berkembang ke bidang lainnya.
Sekarang ini, Samsung beroperasi dalam 6 sektor bisnis, yaitu
telekomunikasi (telepon genggam dan jaringan), peralatan rumah tangga digital
(termasuk mesin cuci, oven gelombang mikro, kulkas, pemutar VHS dan DVD,
dll), media digital, LCD, semikonduktor dan kendaraan bermotor (termasuk
alat berat). Samsung memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan
ekonomi, politik, media dan budaya Korea Selatan dan telah menjadi kekuatan
pendorong utama di balik fenomena "Keajaiban di Sungai Han". Perusahaan
yang berafiliasi dengan Samsung memproduksi sekitar seperlima dari total
ekspor Korea Selatan. Pendapatan Samsung sama dengan 17% dari GDP Korea
Selatan, yakni: $ 1.082 miliar.
Samsung tak pernah lelah membawakan produk dan pengalaman
inovatif yang memaksimalkan kenyamanan pengguna dan mempermudah
kehidupan pelanggan. Di tahun 2016, Samsung melihat peningkatan penjualan
di seluruh Asia selain dari peningkatan laba di pasar perlengkapan premium di
Amerika, Eropa dan Korea. Yang terpenting, saham pasar Samsung menduduki
peringkat pertama di Amerika, pasar utama untuk merek perlengkapan rumah
tangga. Selain itu, Samsung terus berinvestasi dalam merevolusi produk dan
metode distribusi untuk bisnis B2B yang sangat menguntungkan dan
berkembang pesat.
Samsung berkomitmen untuk mematuhi undang-undang dan peraturan
lokal serta menerapkan kode etik global yang ketat kepada semua karyawan.
Samsung percaya bahwa manajemen etika bukan hanya alat untuk menjawab
perubahan lingkungan bisnis global yang cepat, namun juga merupakan sarana
untuk membangun kepercayaan dengan berbagai pemangku kepentingan
termasuk pelanggan, pemegang saham, karyawan, mitra bisnis dan masyarakat
lokal. Dengan tujuan menjadi salah satu perusahaan paling etis di dunia,
Samsung terus melatih karyawannya dan menjalankan sistem pemantauan,
serta menerapkan manajemen perusahaan yang adil dan transparan.
E. Kesimpulan
Reverse Logistic adalah salah satu matakuliah wajib yang ditempuh
oleh mahasiswa Politeknik APP Jakarta program studi Manajemen Logistik
Indsutri Elektronika. Reverse Logistic mempelajari tentang proses suatu
kegiatan dikembalikannya suatu barang yang sudah dikirim oleh perusahaan ke
pihak konsumen kepada distributor untuk memanfaatkan kembali kegunaan
dari barang tersebut dan juga untuk mengetahui apakah barang tersebut masih
memiliki nilai jual yang dapat dimanfaatkan kembali dan didaur ulang, dan jika
tidak makan barang tersebut akan menjadi limbah. Terdapat beberapa industry
yang umum menerapkan reverse logistic diantaranya Publishing Industry,
Electronic Industry, Automotive Industry, dan Retail Industry.
Aliran logistic terbagi menjadi dua, yaitu Open Loop Supply Chain dan
Close Loop Supply Chain. Terdapat perbedaan mengenai kedua aliran tersebut.
Open loop supply chain merupakan aliran logistic yang dikelola oleh pihak lain
yang bukan pelaku forward logistic, sehingga produk return yang telah
diperbaiki akan langsung dijual kembali oleh second market. Sedangkan
Closed Loop Supply Chain merupakan aliran logistic dikelola langsung oleh
pelaku forward logistics, sehingga ketika produk sudah di perbaiki akan
langsung dikirim dan sampai kepada produsen awalnya.
Dalam melakukan aktivitas logistic terdapat beberapa langkah-langkah
diantaranya: collecting, inspection, sortation, dispotition, dan recovery. Tahap
yang pertama adalah bagian Collecting pada tahapan ini produk produk
dikumpulkan dari konsumen untuk dikelompokkan nantinya. Tahap kedua
yaitu setelah dilakukan pengelompokkan, produk tersebut harus dilakukan
Inspection pada produk oleh para bagian terkait. Dengan tujuan mencari tahu
permasalahan apa yang terjadi pada produk tersebut. Tahap ketiga yaitu
melakukan aktifitas Sortation yaitu memilih dan memilah mana barang yang
sudah dicek pada tahap sebelumnya agar berlanjut ke proses atau tahap
selanjutnya. Selanjutnya pada tahap ke empat yaitu melakukan Disposition
yaitu menempatkan produk yang sudah di sortation sesuai dengan kondisinya
serta tempat yang sudah ditentukan. Tahap terakhir yaitu melakukan Recovery
pada tahap tersebut terdapat banyak pilihan mengenai proses recovery yang
dimana perusahaan menentukan pilihan recovery tersebut sesuai dengan kasus
yang sedang dihadapi.
Terdapat beberapa perspektif dalam reverse logistics yaitu, Why
Returning, Why Receiving, Who, What dan how.
1. Why Returning yaitu dilihat dari sudut pandang konsumen yang
melakukan pengembalian barang. Why Returning memiliki tiga kategori
yaitu:
1. Manufacturing Return, seperti bahan material yang berlebih, faulty
product, product leftovers (scrap, Work in Progress, Finish Goods)
2. Distribution Returns, seperti product recalls (yaitu menarik kembali
produk yang telah ditangan konsumen dengan alasan jika produk
mengancam keselamatan manusia atau juga lingkungan), B2B
commercial returns (adanya perjanjian antara B2B), stock adjustment
(antara 2 disributor saling menyesuaikan) functional returns (pallet
dikambalikan jika sudah selesai dipakai).
3. Customer Returns, Seperti B2C Commercial Return yaitu produk
yang dikirim oleh perusahaan dikembalikan oleh konsumen karena
ketidaksesuaian produk atau diluar ekspektasi, Warranty Returns
produk dikembalikan karena produk rusak dan tidak sesuai dengan
fungsinya. Service Return, memperbaiki barang yang memiliki masa
garansi. End of Use Produk yang telah habis masa pakainya (ex. The
botol, gas, galon dll). End of Life yaitu mentransform barang End of
Use menjadi new product.
2. Why Receiving, dapat dilihat dari sudut pandang produsen untuk menerima
barang dari konsumen. Terdapat tiga aspek pada why receiving.
1. Economics (direct gain, and indirect gain), Direct again merupkan
keuntungan langsung yang meliputi; mengurangi biaya produksi, input
material yaitu bahan baku yang masih dapat digunakan , cost
reduction dan value added recovery. Selanjutnya yaitu indirect gain
yang meliputi meningkatkan loyalitas pelanggan, anticipation
legislation yaitu dimana jika perusahaan tidak melakukan
pengembalian perusahaan bisa didenda, market protection agar
teknologi yang dimiliki tidak jatuh ke competitor, green image atau
citra lingkungan dan improve customer supplier relation dimana
supplier harus menjaga hubungan dengan baik dengan customer,
2. legislation (consumer rights ) yaitu peraturan tentang konsumen yang
berhak melakukan pengembalian barang jika barang tidak sesuai
dengan spesifikasi atau yang diinginkan. Dan pro-environment yaitu
peraturan mengenai pengelolaan kemasan produk atau komponen-
komponen yang sudah menjadi limbah.
3. Corporate Citizenship (socially-responsible behavior) yaitu suatu
tanggung jawab perusahaan untuk mengelola serta memilihara
lingkungan sekitar pabrik.
3. What, terkait apa yang harus dilakukan terhadap produk, material atau
packaging yang mengalami proses return,. Karakteristik produk dibedakan
menjadi 3 yaitu Composition adalah bagian penyusun dari suatu material.
Yang meliputi; Ease of disassembly (mudah atau tidaknya barang yang
direturn untuk dibongkar), homogenity, hazardous material. Deterioration
adalah barang mengalami penurunan mutu dan fungsinya tidak bisa di
manfaatkan lagi yang meliputi lokasi, intensitas, durasi penggunaan, bulk
use atau individual use. Use pattern adalah pola penggunaan produk
memengaruhi pengumpulan item dan terkait dengan jumlah kerusakan
yang dialami produk, yang meliputi penyusutan secara ekonomi,
penyusutan secara fisik. Yang terakhir yaitu tipe produk tersebut termasuk
kedalam kategori apa seperti, food, Consumer goods, industrial goods,
ores, oils and chemicals, packaging , civil objects, other materials (pulp
glass).
4. Who yaitu siapa saja pelaku yang terlibat dalam aktifitas Reverse
Logistics. Perspektif reverse logistic Who Dibagi menjadi 3 yaitu, Pelaku
Forward Logistics seperti supplier, manufaktur, retailer dan distributor.
Selanjutnya Specialized Reverse Player seperti 3PRL Provider, broker,
jobbers, intermediate processors. Terakhir ada Governmental Institutions
and Opportunistic Players.
5. How yaitu bagaimana cara atau metode yang digunakan perusahaan dalam
menjalan proses reverse logistic untuk mendapatkan nilai kembali
(recapturing value) dari proses reverse tersebut termasuk analisis opsi
recovery produk. Perspektif reverse logistic How dibagi menjadi dua yang
pertama yaitu proses, proses bagaimana dilakukannya kegiatan tersebut
yang meliputi alur yang pertama yaitu gatekeeping, Keputusan mengenai
suatu produk apakah masuk ke dalam proses reverse atau tidak. Kedua
collection, Produk diidentifikasi untuk dikumpulkan dan dikelompokkan
selanjutnya dikirim ke tempat pemulihan produk (recovery). Ketiga,
Inspection or Testing, Penilaian kondisi produk atau material dengan
melakukan tes fungsional atau dignostik. Keempat, sortation or selection,
Produk dipisahkan per jenis barang dan alokasi pilihan pemulihan
(recovery) produk. Kelima, Dispotion, Produk dikirim ke tujuan yang
sudah ditentukan sesuai hasil sortation atau selection. Terakhir merupakan
Recovery Option, Pemulihan atas nilai residu produk sesuai penilaian
terbaik dari recovery option yang sudah ditentukan. Kemudian kategori
recovery option yang meliputi: Resale and Reuse. Remanufacturing,
refurbishment, and repair. Part harvesting, cannibalisation, and
recycling. Disposal with energy recovery/incineration. Disposal without
energy recovery/landfilling
REFERENSI