Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MANAJEMEN OPERASI

Product Life Cycle: Sony Corporation

Dosen Pengampu : Nicko Kornelius Putra S.E., M.Sc

DISUSUN OLEH

1. Yohanes Korian S. (162114085)


2. Thelvy Monica (162114094)
3. Ganes Liring A.P. (162114103)
4. Gisella Nery N.S. (162114112)
5. Caroline Realina S. (162114117)
6. Bonifasius Purianto (162114126)

Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma

YOGYAKARTA

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pada era sekarang ini, kemajuan teknologi sangatlah berkembang pesat, mulai
dari ponsel, komputer, laptop, televisi, ataupun alat elektronik lainnya. Contoh
kemajuan teknologi yang semakin modern saat ini adalah ponsel yang sering disebut
smartphone. Ponsel kini sudah mengalami pergeseran, dahulu ponsel digunakan
hanya untuk menelpon dan juga menyampaikan pesan melalui SMS, kini ponsel dapat
bekerja layaknya sebuah PC. Smartpone sendiri menawarkan banyak fitur menarik
seperti adanya kamera, music player, dan fasilitas–fasilitas lainnya. Smartphone saat
ini seakan menjadi kebutuhan utama manusia, sehingga menyebabkan para
pengembang smartphone saling berlomba-lomba dengan membuat inovasi yang
mampu memenuhi kebutuhan manusia dalam hal teknologi. Karena ketatnya
persaingan membuat para pengembang smartphone harus mengupgrade komponen-
komponen yang ada di dalam maupun diluar smartphone tersebut. Jika para
pengembang smartphone tersebut kurang mampu memenuhi keinginan konsumen,
maka konsumen akan beralih ke pengembang smartphone lainnya, contohnya seperti
SONY yang mengalami kenaikan dan penurunan penjualan terutama di Indonesia.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1 Bagaimana sejarah dan perkembangan dari perusahaan SONY?
1.2.2 Apa saja barang yang diproduksi SONY?
1.2.3 Bagaimana perkembangan produk HP SONY Xperia di Indonesia?
1.2.4 Bagaimana perkembangan Sony sekarang ini ?

1.3 TUJUAN
1.3.1 Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan dari perusahaan SONY
1.3.2 Untuk mengetahui produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan SONY
1.3.3 Untuk mengetahui siklus hidup produk khusunya produk HP Sony Xperia di
Indonesia
1.3.4 Untuk mengetahui perkembangan Sony sekarang ini
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 LANDASAN TEORI


Secara umum siklus hidup produk (Product Life Cycle) merupakan tahapan-
tahapan proses perjalan hidup suatu produk mulai dari diperkenalkan kepada pasar
hingga pada akhirnya hilang di pasaran. Untuk memperpanjang umur hidup suatu
produk, maka produsen harus membuat strategi yang dapat membuat produknya tetap
bertahan lebih lama di pasaran.

Produk life cycle mengikuti tahapan-tahapan seperti berikut:

2.1.1 Tahap Perkenalan (Introduction)


Ciri-ciri umum dalam tahap ini yaitu penjualan yang masih rendah, volume
pasar berkembang lambat, persaingan yang masih relative kecil, tingkat kegagalan
relative tinggi, masih banyak dilakukan modifikasi produk dalam pengujian dan
perkembangannya, biaya produksi dan pemasaran sangat tinggi, serta distribusi
yang masih terbatas. Dalam tahap ini promosi yang dilakukan tersebut harus
agresif serta juga mengarah kepada merk penjual agar masyarakat dapat
mengetahui produk yang dihasilkan suatu perusahaan.

2.1.2 Tahap Tumbuh (Growth)


Dalam tahap ini, penjualan serta juga laba akan meningkat dengan sangat
cepat. Disebabkan permintaan sudah sangat meningkat serta juga masyarakat
sekitar sudah mengetahui produk bersangkutan, maka dari usaha promosi yang
dilakukan oleh suatu perusahaan tersebut tidak seagresif yang sebelumnya. Di
dalam tahap inilah pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga terdapat
persaingan menjadi lebih ketat.
2.1.3 Mencapai Tingkat Dewasa dan Kematangan (Maturity)
Tahap ini ditandai dengan tercapainya titik tertinggi dalam penjualan
perusahaan. Normalnya tahap ini merupakan tahap terlama dalam siklus hidup
produk.
Secara umum dalam tahap ini terdiri dari tiga tingkatan yaitu:
 Tingkat Growth Maturity, yaitu pertumbuhan penjualan mulai berkurang yang
disebabkan oleh dewasanya distribusi.
 Tingkat Stable Maturity, yaitu penjualan menjadi mendatar yang disebabkan
oleh jenuhnya pasar.
 Tingkat Decaying Maturity, yaitu penjualan mulai menurun dan konsumen
mulai bergerak ke produk lain atau produk substitusi.

2.1.4 Tahapan Menurun (Declining)


Penjualan perusahaan yang semakin bergerak kearah penurunan merupakan
gejala tahap declining dalam siklus hidup produk. Penurunan penjualan ini
disebabkan oleh faktor-faktor seperti pertumbuhan selera pasar, pasar merasa jenuh
terhadap produk yang ada. Sejumlah alternative dapat dilakukan dalam tahap akhir
siklus hidup produk ini. Namun perlu diperhatikan bahwa pilihan alternative harus
berdasarkan pada kekuatan dan kelemahan perusahaan serta daya tarik industry
bagi perusahaan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Sejarah dan Perkembangan Sony
Sony didirikan tanggal 7 Mei 1946 dengan nama Tokyo Telecommunication
Engineering Corporation oleh Ibuka Masaru. Ia mengangkat Akio Morita sebagai
manajer. Mereka memulai bisnis mereka dengan awal 190,000 yen dan 20 orang
karyawan. Pada akhir tahun 1946 Sony pertama kali mengeluarkan produk konsumen
mereka yang pertama yaitu penanak nasi, voltmeter tabung hampa dan perangkat
komunikasi.
Tahun 1950 perusahaan mengembangkan pemutar kaset pita dan dijual
kesekolah-sekolah dan pemerintah. Tahun 1955 mereka membeli hak paten untuk
transistor yang dikembangkan di Amerika Serikat dan mulai memproduksi serta
menjual radio transistor mini. Merk radio transistor pertama adalah Sony. Karena
merk Sony laku keras di luar negeri, maka perusahaan mengubah nama perusahaan menjadi
Sony pada tahun 1958.
Di tahun 1960-an Sony mengembangkan teknologi Trinitron yang secara
drastic memperbaiki kualitas gambar TV berwarna. Pada tahun 1961 Sony
menerbitkan American Depository Receipt di bursa saham New York sekaligus
memantapkan batu loncatan kearah perkembangannya sebagai sebuah perusahaan
global. Kesuksesan terbesar Sony adalah Walkman yang diperkenalkan Sony pada
tahun 1979. Setelah itu perusahaan memproduksi monitor computer berkualitas
tinggi, VTR (Video Tape Recorder), CCD, camcorder, kamera digital, disket ukuran
3,5 inci, CD, minidisk, dan DVD.
Pada tahun 1988, Sony membeli Columbia Record Group dari CBS dan
kemudian dinamakan “Sony Music Entertainment”. Akhir tahun 1990-an Sony
meluncurkan WEGA, yang menggunakan teknologi TV CRT layar datar. Pada tahun
2001 Sony bekerjasama dengan Ericsson dan membentuk SonyEricsson dan bersaing
dengan Samsung di sector telepon genggam. Tahun 2005, Sony bersaing ketat
melawan Phillips dan Samsung untuk memperebutkan posisi nomor 2 di sektor TV
LCD.

3.2 Produk-produk yang Dihasilkan Sony


Sejak 71 tahun berkarya, Sony telah membuat banyak produk. Berikut produk –
produk yang dihasilkan oleh Sony:
a. Televisi: Produk televisi yang dihasilkan oleh Sony adalah TV BRAVIA (Best
Resolution Audio Visual Integrated Architecture) yang memiliki banyak fitur
canggih.
b. Komputer: Produk komputer yang dihasilkan oleh Sony adalah VAIO (Visual
Audio Intelligence Organiservaio).
c. Music Player: Music player yang dihasilkan oleh Sony adalah WALKMAN.
d. Game Console: Untuk game console yang diproduksi oleh Sony bernama
Playstation.
e. Smartphone: Produk smartphone dari Sony yaitu XPERIA.
f. Kamera: Salah satu jenis kamera yang diproduksi Sony adalah Sony Alpha

3.3 Perkembangan Produk HP Sony Xperia di Indonesia


Menurut Kompas.com dalam beberapa tahun terakhir ini, bisnis smarthphone
Sony bisa dikatakan tidak menghasilkan keuntungan yang berarti bagi perusahaan dari
negeri sakura itu. Bahkan, Sony pun resmi menarik diri dari beberapa negara yang
dinilai kurang menjanjikan bagi bisnis mereka seperti: Brazil, Amerika Serikat,
China, India dan Indonesia.
Penjualan smartphone Sony di Indonesia mengalami penurunan misalnya saja
pada kuartal IV 2016, Sony hanya berhasil menjual 5 juta unit smartphone. Ini berarti
penjualannya menurun sejumlah 2,5 juta unit (35,3%) dibandingkan dengan periode
2015. Pada keseluruhan tahun 2016 Sony berhasil menjual 15 juta unit smartphone
yang tercatat sebagai penjualan terendah sejak 2012. Namun, Sony tidak berhenti
begitu saja mereka masih tetap mencoba bertahan di industri smartphone ini dengan
mengeluarkan smartphone baru.
Sony Xperia seri Z pertama kali diluncurkan pada tahun 2013, dengan fitur –
fitur menarik seperti layar full HD berukuran 5 inchi, sertifikat IP55 dan IP57 sebagai
ponsel tahan air dan debu. Dengan hanya kurun waktu 40 hari Sony Xperia Z laku 4,6
juta unit.
Dalam perkembangannya Sony Xperia memiliki siklus hidup sebagai berikut:

Product Life Cycle dari Sony Xperia di Indonesia :


1. Tahap Pengenalan (Introduction)
Setelah Sony membeli saham dari Ericsson pada tahun 2011, Sony tetap
bertahan dalam bisnis smarthphone. Kemudian pada tahun 2012, Sony
mengeluarkan produk terbarunya yaitu Xperia. Pada awal kemunculan Sony
Xperia, masyarakat sangat menyambut dengan antusias, sehingga pada kuartal
pertama tahun 2012 penjualan Xperia mencapai 7,4 juta. Selanjutnya bertambah
menjadi 8,8 juta di kuartal kedua, sehingga total penjualan pada tahun 2012
mencapai 33 juta.

2. Tahap Tumbuh (Growth)


Dengan sambutan yang baik, Sony semakin gencar untuk mengeluarkan seri
Xperia yang baru dan kualitas yang lebih baik, sehingga pada kuartal pertama
tahun 2013, Sony berhasil menjual sebanyak 9,6 juta unit Xperia. Dari penjualan
ini terus mengalami peningkatan sehingga keseluruhan penjualan pada tahun 2013
adalah 39,1 juta unit

3. Tahap Mencapai Tingkat Dewasa dan Kematangan (Maturity)


Pada tahun 2014 kuartal 3, Sony berhasil mencapai penjualan tertinggi sebesar
11,9 juta dengan total penjualan tahun 2014 39,1 juta. Namun, di kuartal 4 di
tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 7,9 juta dikarenakan banyak pesaing di
dalam pasar yang kualitas produksinya sama dengan Sony tetapi dibandrol dengan
harga yang lebih murah.

4. Tahap Penurunan (Decline)


Pada tahun 2015, penjualan produk Sony Xperia menurun menjadi 7,2 juta
dan kemudian di tahun 2016 menurun drastis menjadi 3,1 juta. Penurunan ini
dikarenakan
 Sony hanya peduli membuat perangkat premium seperti Z1, Z5, dan XZ. Karena
harga flagship (produk terbaik atau produk yang berada di kelas tertinggi)  
Xperia mahal, tanpa sistem operasi android terbaru, dan kualitas software yang
kurang baik, maka kualitas Xperia XZ sama dengan spesifikasi smartphone
lainnya seperti XiaomiMi 5 atau OnePlus 3 yang memiliki harga yang lebih
terjangkau, sehingga Sony tidak memiliki keunikan lagi.
 Sony Service Center mengaku tidak memiliki sparepart yang diperlukan,
sehingga konsumen yang ingin memperbaiki smartphonenya harus menunggu
pengiriman dari pusat.
 Nomor telepon Customer Service yang susah dihubungi dan email yang tidak
direspon
 Kekurangan tenaga kerja teknisi yang teliti untuk mengecek apakah smartphone
masih ada yang harus diperbaiki.

3.4 Produk Sony Sekarang


Sekarang ini Sony lebih memilih bisnis yang lebih menguntungkan yaitu bisnis
video game dan image sensor. Ini bisa dilihat dari konsol game terbaru milik Sony
yaitu Playstation 4 menjadi yang terlaris dikelasnya, bahkan PS4 mengalahkan XBox
One buatan Microsoft. Sementara untuk sektor image sensor, Sony juga cukup populer.
Prototipe untuk sensor kamera milik Sony kerap digunakan oleh vendor-vendor
ternama di smartphone high-end milik mereka. Untuk penjualan smartphone, Sony
hanya akan berfokus pada produk flagship dimana sasaran penjualan produk tersebut
adalah kalangan menengah sampai ke atas.
BAB IV

PENUTUP

4.1. Simpulan
Dari hasil analisa data yang diambil dari berbagai referensi, maka dapat
disimpulkan bahwa:
4.1.1 Kenaikan penjualan smartphone Sony mengalami puncaknya pada tahun 2014
karena Sony menawarkan smartphone yang tahan air dan debu yang
merupakan fitur baru dari industri smartphone.
4.1.2 Kemunduran smartphone Sony di Indonesia disebabkan karena kalah saing
dengan produk yang memiliki spesifikasi sama dengan Sony namun memiliki
harga yang lebih murah dari smartphone Sony.
4.1.3 Sony sekarang ini lebih memfokuskan pada produk video game dan image
sensor

4.2. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan yang telah diuraikan sebelumnya,
maka saran-saran yang dapat diberikan adalah:
4.2.1 Perusahaan ponsel Sony disarankan untuk meningkatkan kualitas produknya,
misalnya dengan mengembangkan dari segi isi, kemasan, ukuran, manfaat,
dan lainnya yang menjadi keunikan tersendiri bagi smartphone Sony sehingga
tidak kalah saing dari smartphone lainnya yang sedang laris saat ini.
4.2.2 Perusahaan ponsel Sony juga disarankan untuk meningkatkan strategi
pemasaran dalam hal memperpanjang umur smarphone Sony di pasaran
terutama di Indonesia. Misalnya dengan mencari target konsumen baru untuk
memperluas segmen pasar.
4.2.3 Perusahaan ponsel Sony juga disarankan untuk meningkatkan dan menambah
service center yang ada di Indonesia.
Daftar Pustaka:
Sumayang, Lalu. 2003. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Salemba
Empat.
Jay Heizer dan Barry Render.2014. Operation Management. Buku 1. Boston: Pearson
Prentice Hall

Sea Jin, Chang. 2009. Sony VS Samsung: Strategi Perang Memperebutkan Supremasi
Global. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Ostai, Sohrab. 2016. Sony lowers Xperia smartphone sales by 11% for FY16.
https://sonyreconsidered.com/sony-q1-2017-earnings-mobile-20d0d1f0567, diuduh
pada Kamis, 16 November 2017, pada pukul 14.15 WIB.

2015. Review Produk Sony. http://www.kompasiana.com, diunduh pada Kamis, 16


November 2017, pada pukul 14.23 WIB.

2016. Nasib Sony di Tahun 2016. http://www.solopos.com, diunduh pada Kamis, 16


November 2017, pada pukul 14.30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai