Anda di halaman 1dari 15

MODUL II

HOUSE OF QUALITY (HOQ)

A. Tujuan Praktikum
1. Praktikan mengerti dan memahami apa yang dimaksud dengan HOQ
(House of Quality)
2. Praktikan mampu membuat HOQ (House of Quality)
B. Format Praktikum
1. Pre Test.
2. Praktikum:
a. Diskusi
b. Menyusun output hasil kuisioner kedalam HOQ
C. Landasan Teori
1. Pendahuluan
Quality Function Deployment adalah sebuah sistem pengembangan
produk yang dimulai dari merancang produk, proses manufactur sampai
produk tersebut ke tangan konsumen, dimana pengembangan produk
berdasarkan kepada keinginan konsumen. Ada beberapa aspek penting
dari sistem Quality Function Deployment [Kaebernick H., Farmer L. E.,
Mozar S, 1997], antara lain:
a. Fokus utama QFD adalah customer needs (kebutuhan konsumen)
dan harapan-harapan konsumen terhadap produk tersebut.
b. Biasanya QFD didasari proyek dan kegunaan fungsi silang tim yang
menyatakan bahwa semua anggota yang terlibat didalam organisasi
pengembangan produk dengan metoode QFD akan berpengaruh
terhadap produknya.
c. QFD sangat cocok jika diimplementasikan dengan concurent
engineering yang merupakan sistem pengembangan produk yang
terpadu dimana semua aktivitas yang terlibat dalam pengembangan
produk dilakukan dalam kurun waktu yang bersamaan.

9
QFD meliputi semua elemen mulai dari desain, pemasokan material
mentah, produksi (manufactur), distribusi dan pelayanan produk yang
telah disesuaikan dengan keahlian dan pengalaman di dalam
pengembangan produk secara keseluruhan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen dan harapan-harapan konsumen.
2. Beberapa metode dalam melakukan perancangan dan pengembangan
produk, yaitu:
a. Clarifying Objectives
Metode yang relevan dengan tahap ini: Objective Tree. Tujuan:
untuk mengklasifikasi tujuan rancangan produk dan sub-sub
tujuannya dan hubungan-hubungan diantara tujuan tersebut.
b. Establishing Functions
Dalam tahap ini digunakan metode Analisa Fungsi yang bertujuan
untuk menetapkan fungsi-fungsi yang diminta, dan batasan-batasan
sistem dari suatu rancangan baru.
c. Setting Requuirements
Metode yang digunakan adalah Spesifikasi Performansi. Tujuan:
untuk membuat spesifikasi yang akurat performansi yang diminta
dari solusi rancangan.
d. Determining Characteristic
Untuk tahap ini yang digunakan adalah Quality Function
Deployment, dengan tujuan menetapan target yang akan dicapai
untuk karakteristik engineering suatu produk yang akan memuaskan
konsumen.
e. Generating Alternatives
Metode yang digunakan Morphological Chart. Tujuannya: untuk
membangkitkan jangkauan dari solusi alternatif rancangan dan
selanjutnya untuk memperluas pencarian solusi potensi baru.

10
f. Evaluating Alternatives
Metode yang digunakan Weighted Objectives, tujuan: untuk
membandingkan nilai kegunaan dari alternatif rancangan,
berdasarkan performansi yang dicapai.
g. Improving Details
Metode yang digunakan Value Engineering. Tujuan: untuk
meningkatkan atau memperbaiki nilai produk pada pembelinya
dengan mereduksi ongkos produksi pada produsen.
3. Keuntungan dan manfaat utama dari metode QFD [David dan stanley,
1997]
a. Memusatkan rancangan produk dan jasa baru pada kebutuhan
pelanggan.
b. Dengan berfokus pada efisiensi waktu, hal tersebut akan mengurangi
lamanya waktu yang diperlukan untuk daur rancangan secara
keseluruhan sehingga dapat mengurangi waktu untuk memasarkan
produk-produk baru. Perkiraan-perkiraan terbaru memperlihatkan
adanya penghematan antara sepertiga sampai setengah dibandingkan
dengan saat sebelum menggunakan QFD.
c. Mendorong terselenggaranya tim kerja. Semua keputusan dalam
proses diambil berdasarkan ketepatan bersama dalam diskusi seluruh
departemen. Masing-masing anggota tim kerja mempunyai
kedudukan yang sama pentingnya dan memiliki sesuatu untuk
disumbangkan kepada proses.
d. Menyediakan suatu cara untuk membuat dokumentasi proses dan
menyediakan suatu dasar yang kukuh untuk mengambil keputusan
rancangan.
4. Proses Perancangan dan Pengembangan Produk
a. Membangun Konsep (Concept Development)
Dalam tahap ini, kebutuhan pasar sasaran dapat diketahui juga
perlu membangun dan mengevaluasi alternatif konsep produk yang
akan dikembangkan. Suatu konsep adalah suatu diskripsi tentang

11
bentuk, fungsi dan fungsi tambahan produk (features). Seringkali
pula pada tahapan ini dibentuk suatu rangkaian tentang spesifikasi
produk, analisa produk pesaing dan analisa ekonomi.
b. Merencanakan Tingkat Sistem Kerja (System Level Produk)
Tahap ini meliputi pendefinisian arsitektur produk dan pembagian
produk atas komponen-komponennya, juga pendefinisian skema
perakitan terakhir untuk produk tersebut. Outputnya berupa
komponen penyusun produk, spesifikasi tiap komponen produk dan
precedence diagram yang menggambarkan keterkaitan aktifitas pada
lini perakitan.
c. Membuat Desain Detail (Detail Design)
Tahap ini meliputi spesifikasi lengkap mengenai bentuk geometri
produk dan komponenya, bahan yang digunakan serta ukuran dan
toleransi dari seluruh part penyusun komponen dan produknya, serta
standar ukuran untuk part yang dibeli atau dipesan, termasuk pula
proses pengerjaan dan peralatan maupun mesin yang digunakan
untuk seluruh part, rencana proses produksi untuk lini produksi
maupun perakitan.
d. Ujicoba dan Mengevaluasi (Testing and Refinement)
Tahap ini meliputi pembuatan produk percontohan (prototype)
untuk dievaluasi sebelum dilakukan proses produksi.
e. Ujicoba Proses Produksi (Prooduction Ramp-Up)
Tahap ini bertujuan untuk melatih para pekerja dan untuk
mengetahui permasalahan yang terjadi ketika produk itu dicoba
untuk diproduksi.
5. Ada tiga macam model kualitas produk yang berkaitan dengan
kepuasan konsumen yang digambarkan model Kano, yaitu:
a. Performance Quality, merupakan keinginan konsumen yang
terucapkan. Jika hal ini ada maka konsumen akan puas, akan tetapi
bila hal ini tidak ada maka konsumen akan terkesan kecewa.

12
b. Basic Quality, merupakan keinginan konsumen yang tidak
terucapkan. Jika hal ini ada maka konsumen akan biasa saja, akan
tetapi bila hal ini tidak ada maka konsumen akan kecewa.
c. Excitement Quality, merupakan keinginan konsumen yang tidak
terucapkan. Jika hal ini ada maka konsumen akan puas tapi bila hal
ini tidak ada maka konsumen akan biasa saja.

PUAS Excitement

Performance

TAK
TERSEDIA
TERSEDIA
Basic

KECEWA

Gambar 2.1.
Diagram Kano’s
(Sumber: Ronald G. Day, QFD: Linking a Company With is Customer)

6. Tahap-tahap perencanaan dan pengembangan produk dengan


menggunakan metode QFD, yaitu:
a. Matrik perencanaan produk (House of Quality)
b. Matrik perencanaan komponen (Part Deployment)
c. Matrik perencanaan proses (Proces Planning)
d. Matrik perencanaan manufakturing atau produksi (Manufacturing
atau Production Planning)

13
Gambar 2.2.
Proses Penerjemahan QFD

7. Rumah kualitas (House of Quality/ HOQ)


Pemyusunan QFD perencanaan produk atau jasa biasanya dilakukan
dengan mengunanakan tool yang disebut dengan rumah kualitas (House
of Quality). Struktur HOQ digambarkan bertahap-tahap, yaitu sebagai
berikut:
a. Dinding luar
Merupakan gambaran keinginana dari konsumen. Dinding sebelah
kiri ini menggambarkan keinginan yang diharapkan konsumen dari
suatu produk. Dinding kanan menggambarkan prioritas yang
diharapkan oleh konsumen.
b. Langit-langit rumah
Menunjukkan diskripsi teknik. Konsistensi terhadap kualitas
produk terlihat dalam karakteristis rekayasa, batasan desain dan
parameter.
c. Bagian dalam rumah

14
Menggambarkan kekuatan teknologi persaingan,antara kebutuhan
pelanggan dan aspek teknis deskriptor.
d. Atap rumah
Menggambarkan hubungan dengan respon teknis
e. Pondasi
Menggambarkan prioritas deskriptor teknis.

Langkah-langkah kerja dalam membuat rumah kualitas (House of


Quality), yaitu:
1. Survey kebutuhan-kebutuhan konsumen (Voice of Costumers)
Voice of Costumer ini menggambarkan keinginan konsumen akan
kebutuhan produk. Keinginan ini disusun dalam daftar Costumer
Requirement (Matriks What).
2. Menentukan kebutuhan teknis/matrik How (Technical Requirement)
Voice of Costumer merupakan pertanyaan-pertanyaan yang harus
dicari solusinya, solusi tersebut disusun di dalam daftar Technical
Requirement.
3. Penilaian konsumen terhadap produk kita dan produk pesaing dapat
dilihat dari kebutuhan konsumen di dalam daftar Technical
Requirement menjadi Costumer Competitive Evaluation.
4. Melakukan Relationship (hubungan antara What dan How)
Matrik ini berfungsi untuk menghubungkan antara kebutuhan
konsumen dan kebutuhan teknik atau atribut. Untuk menunjukkan
seberapa jauh hubungan tersebut maka digunakan simbol seperti
dibawah ini dengan memiliki nilai dari masing-masing hubungan
tersebut, yaitu (Cohen,1995):
Menunjukkan hubungan yang kuat memiliki nilai 9
Menunjukkan hubungan yang sedang memiliki nilai 3
Menunjukkan hubungan yang lemah memiliki nilai 1

15
5. Melakukan Co-relationship
Co-relationship merupakan evaluasi dari suatu hubungan antara
technical requirements. Hubungan yang terjadi bias bersifat saling
mempengaruhi bahkan mungkin bertentangan. Korelasi teknis
merupakan matrik yang berguna untuk mengidentifikasi pertukaran
tanggapan teknis sesuai dengan apa yang terjadi. Tanda yang
digunakan dalam matrik ini adalah sebagai berikut:
Tanda lingkaran dua menunjukkan kolerasi positif yang
kuat.
Hal ini maksudnya adalah hubungan antar atribut tersebut
saling mendukung.
Tanda lingkaran menunjukkan korelasi positif.
Hal ini maksudnya adalah hubungan antar atribut tersebut
saling mendukung
Tanda silang menunjukkan korelasi negative.
Hal ini maksudnya adalah hubungan antar atribut tersebut tidak
saling mendukung atau mengalami pertentangan dalam
pelaksanaannya
Tanda bintang menunjukkan korelasi negative yang kuat.
Hal ini maksudnya adalah hubungan antar atribut tersebut
sangat tidak saling mendukung atau sangat bertentangan dalam
pelaksanaannya.
6. Menentukan rating kepentingan kebutuhan konsumen dari pengolahan
data dari kuisoner pada tingkat kepentingan (a scale of 1 to 5)
Tahapan penyusunan matrik HOQ
a. Menentukan Costumer Satisfaction.
Voice of Costumer ini menggambarkan keinginan konsumen akan
kebutuhan produk. Keinginan ini disusun dalam daftar Costumer
Requirement (Matriks What) yang disusun di dalam diagram afinitas

16
b. Importance Rating
Nilai importance rating didapat langsung dari rata-rata pada data
kuisioner tingkat kepentingan (harapan) yang diberikan kepada
responden.
c. Target Value
Menunjukkan kemampuan maksimal pengembang untuk membuat
atribut produk yang besarnya proporsional sama dengan penilaian
kepuasan yang ingin dicapai konsumen (harapan) .
d. Scale Up Factor
Scale up factor merupakan perbandingan antara target value dengan
formasi/kemampuan yang dimiliki oleh tim pengembang pada saat
ini. Nilai scale up factor merupakan hasil dari pembagian
importance rating dengan target value yang dirumuskan berikut:
Importance rating
=
Target Value
e. Sales Point
Merupana nilai jual untuk suatu produk yang akan dikembangkan,
besarnya tergantung/ ditentukan oleh pengembang, berikut ketentuan
penilaiannya:
1). Angka 1 menyatakan tidak ada nilai jual
2). Angka 1,2 menyatakan nilai jual medium
3). Angka 1,5 menyatakan nilai jual tinggi

f. Absolute Weight
Nilai absolute weight merupakan hasil perhitungan yang melibatkan
semua faktor perhitungan sebelumnya, yaitu hasil dari
= Importance Rating X Scale Up Factor X Sales Point.
g. Mengembangkan Prioritized Technical Requirement (Prioritas
Teknik)
1) Degree of Difficultly (Derajat Tingkat Kesulitan)

17
Matriks ini berisikan tentang tingkat kesulitan yang mungkin
dialami oleh tim pengembang dalam melakukan perancangan.
Ketentuan penilaianya adalah sebagai berikut:

a) Sulit sekali bernilai 1


b) Sulit bernilai 2
c) Agak Sulit bernilai 3
d) Tidak sulit bernilai 4
2) Target Value.
Matriks ini menggambarkan target yang ingin dicapai oleh
pengembang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki saat ini
untuk mengimplementasikan suatu respon teknik.

3) Absolute Weight and Percent


Digunakan untuk mengetahui nilai tingkat kepentingan atribut
sehingga akan diperoleh atribut mana yang memiliki
kepentingan tertinggi dan menjadi prioritas, yaitu dengan cara
mengalikan nilai hubungan teknis dengan rating kebutuhan.
Berikut perhitungan untuk kebutuhan teknik ”Model sesuai
dengan keinginan konsumen”:

= Nilai Relationship Matriks X Importance Rating

4) Relative Weight and Percent


Seperti halnya prioritas absolut, prioritas relatif dari tindakan
teknis dilakukan oleh pengembang berdasarkan keinginan dan
kemampuan pengembang, yaitu dengan cara mengalikan nilai
hubungan teknis dengan nilai absolute weight.

Berikut rumus perhitungan prioritas relatif untuk kebutuhan


teknis ‘Model sesuai dengan keinginan konsumen’:

= Nilai Relationship Matriks X Absolute Weight

18
Gambar 2.3.
Rumah Kualitas (HOQ)

Keterangan gambar :
Bagian A : Berisi data atau informasi yang diperoleh dari hasil penelitian pasar
tentang kebutuhan dan keinginan konsumen
Bagian B : Berisi tiga jenis data, yaitu :
a. Tingkat kepentingan kebutuhan dan keinginan konsumen
b. Data tingkat kepuasan konsumen terhadap produk yang
dihasilkan oleh perusahaan dan produk pesaing
c. Tujuan strategis untuk produk atau jasa baru yang akan
dikembangkan
Bagian C: Berisi persyaratan-persyaratan teknis untuk produk atau jasa baru
yang akan dikembangkan. Data ini diturunkan berdasarkan informasi

19
yang diperoleh mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen
(matriks A)
Bagian D : Berisi penilaian manajemen mengenai kekuatan hubungan antara
elemen-elemen yang ada pada bagian persyaratan teknis (matrik C)
terhadap kebutuhan konsumen (matrik A) yang dipengaruhinya.
Kekuatan hubungan ditunjukkan dengan menggunakan simbol
tertentu.

Bagian E : Menunjukkan korelasi antara persyaratan teknis yang satu dengan


persyaratan-persyaratan teknis yang lain yang terdapat dalam matrik
C. Korelasi antara kedua persyaratan teknis tersebut ditunjukkan
dengan menggunakan simbol-simbol tertentu.
Bagian F : Berisi tiga jenis data, yaitu :
a. Urutan tingkat kepentingan (ranking) persyaratan teknis
b. Informasi hasil perbandingan kinerja persyaratan teknis produk
yang dihasilkan oleh perusahaan terhadap kinerja produk pesaing
c. Target kinerja persyaratan teknis produk baru yang
dikembangkan

20
Contoh Matrik Relationship

Technical Requirment
A B C D E F

Gagang menggunakan bahan baku rotan

Menggunakan warna coklat kayu


Mengggunakan Hiasan Bunga

Pemberian tempat sedotan

Pemberian lubang/rongga
Pemberian tempat charge
Atribut

Menambah nilai fungsi


Requirment
Customer

Tambilan dibuat lebih menarik


perubahan desain
Produk di plitur
Produk diberi hiasan

Gambar 2.4.
Matrix Relationship

21
Contoh Matriks Korelasi Teknis

Tabel. Matriks Korelasi Teknis

No Atribut a b c d e f
1 Mengggunakan Hiasan Bunga
2 Gagang menggunakan bahan baku rotan
3 Menggunakan warna coklat kayu
4 Pemberian tempat sedotan
5 Pemberian tempat charge
6 Pemberian lubang/rongga

Gambar 2.5.
Matrix Korelasi Teknis

22
Contoh House of Quality

23

Anda mungkin juga menyukai