E-mail :
ceicalia@home.unpar.ac.id
yogi@home.unpar.ac.id
Abstrak
Salah satu bidang usaha yang sedang berkembang saat ini adalah bidang jasa
atau pelayanan dan salah satu bentuk usaha dalam bidang jasa tersebut adalah
usaha coffee shop atau kedai kopi. Gaya hidup masyarakat Bandung yang
konsumtif menyebabkan perkembangan usaha kedai kopi menjadi sangat pesat.
Agar dapat tetap bersaing dalam keadaan ini maka kedai kopi harus dapat
menyediakan kualitas layanan yang terbaik sehingga konsumen tidak berpindah ke
kedai kopi pesaing. Salah satu kedai kopi yang banyak diminati di Bandung
adalah Starbucks. Kedai kopi ini berdiri di Bandung sejak tahun 2004 dan
memiliki cabang di beberapa tempat di Bandung seperti di Ciwalk, BIP, PVJ, dan
BSM. Dari semua cabang Starbucks tersebut, tingkat penjualan Starbucks BSM
merupakan yang paling rendah. Hal ini terjadi bersamaan dengan berdirinya
Coffee Bean di BSM. Dalam mengukur kualitas layanan yang ada di Starbucks
dan Coffee Bean maka digunakan 16 atribut penelitian yang didapatkan dari studi
literatur dan responden. Metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat
kualitas layanan di Starbucks maupun Coffee Bean adalah dengan metode Zone of
Tolerance. Metode ini menggambarkan layanan minimal, layanan harapan, dan
layanan aktual yang terdapat di Starbucks dan Coffee Bean. Dengan mengetahui
tingkat layanan Starbucks dan Coffee Bean, maka dapat diketahui kekurangan dan
kelebihan Starbucks dibandingkan dengan Coffee Bean. Dari hasil pengolahan
data dengan metode ZOT tersebut dapat dikatakan bahwa secara umum kualitas
layanan Coffee Bean lebih baik dari pada Starbucks. Hasil ini diperoleh dari
penilaian responden yang pernah mengunjungi Starbucks dan Coffee Bean.
Dengan adanya fakta tersebut maka harus diberikan usulan perbaikan agar
kualitas layanan Starbucks dapat ditingkatkan. Salah satu usulan yang diberikan
kepada pihak Starbucks adalah peningkatan waktu training.
Pendahuluan
Perkembangan dunia yang sangat pesat sekarang ini membuat persaingan dalam dunia industri
menjadi ketat. Untuk itu perusahaan harus meningkatkan kualitas produk maupun jasa yang dimiliki.
Salah satu perusahaan besar yang telah berhasil go public adalah Starbucks. Pada tahun 2002
Starbucks membuka cabang pertamanya di Indonesia dan selanjutnya pada tahun 2004 Starbucks
membuka cabang di kota Bandung. Perkembangan usaha kopi menjadi minat bagi pihak lain untuk
membuka kedai kopi. Salah satu pihak lain yang menjadi pesaing Starbucks adalah Coffee Bean.
Dampak yang sangat terasa bagi pihak Starbucks adalah menurunnya tingkat penjualan. Perbaikan
layanan sangatlah penting bagi pihak Starbucks agar dapat bersaing maupun menambah pendapatan
dengan menarik konsumen lebih banyak. Dengan adanya perbaikan juga diharapkan Starbucks dapat
menjadi yang terbaik dalam bidangnya.
Seminar on Application and Research in Industrial Technology, SMART
Yogyakarta, 22 Juli 2009
Sesuai dengan penjelasan yang telah diuraikan di atas maka dirimuskan masalah yang akan
diteliti dan dibahas, antara lain sebagai berikut :
1). Bagaimana tingkat kualitas layanan di Starbucks dan Coffee Bean ?
2). Apa kelebihan dan kekurangan layanan Starbucks jika dibandingkan dengan Coffee Bean?
3). Usulan perbaikan apa yang dapat dilakukan pihak Starbucks?
Metodologi Penelitian
Kualitas jasa dapat didefinisikan sebagai seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan
harapan pelanggan atas layanan yang mereka terima. Berbicara mengenai kualitas jasa, maka terdapat
lima dimensi yang menjadi acauan penilaian yaitu (Parasuraman, dkk., 1998) :
4). Kemampunyataan (tangibles)
5). Keandalan (reliability)
6). Daya tanggap (responsiveness)
7). Jaminan (assurance)
8). Empati (emphaty)
Kepuasan konsumen menjadi sangatlah penting karena dapat mempengaruhi loyalitas dari
konsumen yang berkunjung. Menurut Peter Drucker, tugas utama sebuah perusahaan adalah “untuk
menciptakan pelanggan”. Para pelanggan memilih, penawaran mana yang akan memberikan nilai
tertinggi. Para pelanggan menginginkan nilai maksimal, dengan dibatasi oleh biaya pencarian serta
pengetahuan, mobilitas, dan penghasilan yang terbatas. Mereka membentuk suatu harapan akan nilai
dan bertindak berdasarkan hal itu. Kenyataan apakah suatu penawaran memenuhi harapan akan nilai
pelanggan mempengaruhi kepuasan dan kemungkinan mereka untuk kembali membeli.
Zona toleransi adalah sebuah daerah antara, dimana layanan yang menjadi batas atas adalah
layanan yang diinginkan oleh konsumen, sedangkan layanan yang menjadi batas bawahnya adalah
layanan minimal yang masih dapat diterima oleh konsumen. Dengan menggunakan zona toleransi ini,
tingkat kualitas layanan dapat dipetakan yaitu ke dalam Zone Of Tolerance. Kelebihan yang dimiliki
oleh Zone Of Tolerance ini adalah dapat mengetahui tingkat ketidakpuasan ataupun kepuasan
konsumen.
Desired service
level
Zone Of
Tolerance
Perceived
service level
Adequate service
level
Untuk mengetahui tingkat layanan dengan menggunakan ZOT, maka ada tiga tahap
perhitungan yang harus dilakukan yaitu :
Jumlah sampel yang diambil untuk penelitian ini adalah 160 orang. Jumlah ini berasal dari
jumlah atribut dikalikan dengan 10, hal ini sesuai dengan teori yang diberikan oleh Rescoe. Responden
yang digunakan adalah responden yang pernah berkunjung ke Starbucks (BSM) dan ke Coffee Bean
(BSM). Namun untuk menghindari adanya data yang tidak dapat digunakan maka diambil data
sebanyak 180 data.
Kuesioner penelitian yang dibuat ini memiliki 3 level yaitu layanan minimal, layanan harapan,
dan layanan yang diterima saat ini. Setiap level layanan memiliki 7 skala jawaban yaitu dari skala 1
(Low) sampai skala 7 (High). Kuesioner yang telah disebarkan kepada para responden kemudian diuji
untuk mengetahui validitasnya dan reliabilitasnya. Kuesioner dapat digunakan jika sudah dinyatakan
valid dan reliabel. Data yang digunakan yaitu sebanyak 180 data. Hasil pengisian dari kuesioner
kemudian direkapitulasi dan dirata-rata untuk tiap-tiap atribut. Kemudian dari masing-masing atribut,
dilakukan perhitungan untuk mendapatkan MSA, MSS, dan ZoT. Hasil perhitunganya dapat dilihat
pada tabel 1 dan 2.
7.000
6.000
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
0.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Atribut
Setelah mengetahui tingkat layanan minimum, tingkat layanan harapan, dan tingkat layanan
sebenarnya, maka dapat dibuat gambar ataupun grafik mengenai ketiga hal tersebut. Makin panjang
garis yang ada di grafik, maka menunjukkan bahwa toleransi yang dimiliki terhadap dimensi tertentu
semakin besar, yang artinya pengunjung tidak cepat merasa kecewa dengan layanan yang diberikan.
Namun jika garis pada grafik makin pendek menunjukkan bahwa toleransi terhadap dimensi tertentu
semakin kecil yang artinya pengunjung akan cepat merasa kecewa dengan layanan yang diberikan jika
tidak sesuai dengan yang mereka inginkan. Secara umum, ZOT layanan Coffee Bean berada di atas
ZOT layanan Starbucks, yang artinya layanan yang diberikan oleh Coffee Bean lebih baik dari pada
layanan yang diberikan oleh Starbucks.
Berdasarkan data kuesioner dan pengamatan selama penelitian, hal yang paling berpengaruh
terhadap kurangnya layanan kualitas jasa adalah kurangnya pengawasan dari pihak manajer.
Kurangnya pengawasan ini akan mengakibatkan kurangnya kebersihan, dan profesionalitas pelayanan
dari para pegawai. Karena hal tersebut, maka usulan pertama adalah meningkatkan pengawasan dari
pihak manajer. Selain hal tersebut, dibawah ini akan diberikan usulan perbaikan untuk pihak Starbucks
berdasarkan prioritas yang telah dibuat di atas. Usulan perbaikan yang diberikan ini diberikan dengan
melihat situasi dan kondisi yang ada saat ini di Starbucks BSM dan juga dengan memperhatikan
kondisi yang ada di Coffee Bean. Usulan tersebut dapat dilihat pada table 3.
Daftar Pustaka
1). Hamdani A., Lupiyoadi R., “Manajemen Pemasaran Jasa”, edisi kedua, Salemba Empat, Jakarta,
2006.
2). Kotler,P., Marketing Management: Analysis, Planning, Implementation, and Control, New
Jersey: Prentice Hall, 2006.
3). Parasuraman, A., Valarie A.Zeithaml, dan Leonard L.Berry, Delivering Quality Service, New
York : Macmillan,Inc, 1990.
4). Schultz, Howard, Yang, Jones Dori, “Pour Your Heart Into It : Bagaimana Starbucks
Membangun Sebuah Perusahaan Secangkir Demi Secangkir”, cetakan kedua, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2003.
5). Sugiyono, “Metode Penelitian Administrasi”, CV Alfabeta, Bandung, 2003.
6). Tjiptono, Fandi, Manajemen Jasa, edisi kedua, Andi Offset, Yogyakarta, 2003.
7). http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartementID=HOT.
8). MIS Quarterly Vol. 29 No.4, pp. 607-623/December 2005.