Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PENGENDALIAN DAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK

X DI PT. XYZ MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA

Diajukan oleh :

Zam Zam Khoeri

NIM 12660041

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2015
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar belakang

persaingan dunia industri yang semakin ketat menuntut industri

untuk terus berkembang dalam persaingannya memenuhi kebutuhan

pelanggan. Faktor penting yang dalam memajukan industri salah satunya

adalah kualitas, baik kualitas produk, maupun kualitas jasa yang

ditawarkan.

Pengendalian kualitas seringkali jadi permasalahan dalam dunia

industri, untuk itu setiap industri harus mempunyai sistem pengendalian

dan peningkatan kulitas. Tujuan dari peningkatan kualitas tidak lain adalah

memenuhi kepuasan pelangan, maka dari itu setiap perusahaan harus

mempunyai sistem pengendalian dan peningkatan kualitas untuk menjaga

kualitas produk agar tetap dapat diterima pelanggan. Terdapat banyak

metode dalam pengendalian kualitas, salah satunya adalah six sigma.

secara sederhana tujuan six siga adalah mengurangi cacat produk,

memangkas waktu produksi, dan menghilangkan biaya yang tidak perlu.

Semakin baik kualitas suatu produk, maka semakin tinggi puka minat

konsumen terhadap produk tersebut.

Six sigma merupakan sebuah metodologi untuk memperbaiki suatu

proses dengan memfokuskan pada usaha-usaha memperkecil variansi yang

terjadi sekaligus mengurangi cacat atau produk yang keluar dari spesifikasi

dengan menggunakan metode statistik. Secara sederhana six sigma dapat

diterjemahkan sebagai sesuatu proses yang mempunyai kemungkinan


cacat (defect opportunity) sebesar 0,00034% atau sebanyak 3,4 buah dalam

satu juta produk (defect per milion).

PT. XYZ adalah perusahaan yang memproduksi beraneka ragam

barang barang kreasi logam dan merupakan perusahaan yang memegang

erat nilai kualitas. Dari beberapa hasil produk yang dihasilkan terdapat

produk yang seringkali mengalami kecacatan produk. Oleh karean itu

peneliti ingin menganalisis permasalahan yang terdapat pada sektor

produksi khususnya produk X dengan mengambil judul “Pengendalian dan

Peningkatan Kualitas produk X di PT. XYZ menggunakan metode Six

Sigma”

1. 2 Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ bagaimana

mengetahui faktor faktor penyebab cacat produk serta cara pengendalian

dan peningkatan produk di PT. XYZ dengan metode Six Sigma? ”

1. 3 Tujuan penelitian

Adapun tujuan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi faktor faktor penyebab cacat produk pada PT. XYZ

2. Mengetahui level sigma pada produk X

3. Memberikan usulan perbaikan untuk mengurangi jumlah cacat pada

produk X

1.4 Batasan masalah

untuk memperjelas arah pemecahan maslah yang akan dibahas

dalam penilitian, berikut pembatasan masalah terhadap penelitian :

1. Penelitian akan dilakukan di PT XYZ di sektor produksi


2. Objek yang akan dijadikan penelitian adalah jenis produk X

3. Metode analisis data hanya sampai tahap usulan perbaikan (Improve).

1.4 Manfaat penelitian

Adapun manfaat penelitian bagi perusahaan adalah :

 Memberikan bahan pertimbangan kepada perusahaan mengenai

faktor-faktor penyebab kecacatan produk sehingga perusahaan dapat

melakukan pencegahan dan perbaikan.

 Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

peningkatan kualitas produk di perusahaan

1.3 Sistematika penulisan

Sistematika penulisan penulisan laporan penelitian Tugas Akhir ini

adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi teori-teori dari berbagai sumber tertulis maupun tidak tertulis

yang digunakan sebagai landasan dalam penentuan topik permasalahan

yang akan dilakukan. Sumber teori bisa didapatkan dari buku, internet,

maupun nara sumber yang terkait dengan penelitian.


BAB III METODE PENELITIAN

Berisi tentang objek dan lokasi penelitian, populasi dan sampel

penelitian, Jenis data dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan

metode analisis data.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahhulu

Pemaparan penelitian terdahulu bertujuan untuk memposisikan

penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya.

Pada penelitian yang dilakukan Ari Samadhi, Prudensy F.Opit, dan

yudelen M.I. Singal dengan judul Penerapan six sigma untuk peningkatan

produk bimoli classic dengan objek penelitian di PT. Salim Ivomas

Pratama Bitung. Pada peneliltian ini menggunakan metode six sigma

DMAIC dan didapatkan hasil Indeks 1,11 dengan nilai DPMO sebesar 967

dan nilai sigma 3,50 (rata rata industri di Indonesia).

Pada penelitian yang dilakukan oleh Fakhri, Faiz, dan Kamal

Mustofa pada tahun 2010 dengan judul analisis pengendalian kualitas

produk di PT. Masscom Graphy dalam upaya mengendalikan tingkat

kerusakan produk menggunakan alat bantu statistik. Pada penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan metode diagram pareto, P chart, dan

Fisbone.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Meriastuti Ginting tahun 2010

dengan judul Peningkatan kualitas proses flat making PT. Doulton

Indonesia dengan menggunakan metode FMEA. Metode yang digunakan

dalam penelitian adalah FMEA.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Sukardi, Usman Effendi, dan

Diyah Ayu Astuti pada tahun 2011 dengan judul aplikasi six sigma pada

pengujian kualitas produk du UKM kripik apel tinjauan dari aspek proses.
Pada penelitian ini menggunakan six sigma DMAIC diperoleh nilai Cp

(Indeks potensial proses) dan nilai Ppk (Indeks kemampuan proses). Untuk

nilai Cp = 0,64 dan nilai Ppk = 0,49. Hasil pengukuran sigma menunjukkan

angka 2,11 sigma yang berarti bahwa kualitas keripik apel yang dihasilkan

oleh industri cukup baik (berada pada rata-rata sigma industri di Indonesia)

Pada penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Darda Fadli

Minfadillah tahun 2103 dengan judul peningkatan kualitas produk Bracket

dengan metode DMAIC di PT. Bukaka Forging Industries Cielungsi-

Bogor. Penelitian ini menggunakan metode six sigma DMAIC, SIPOC,

pareto, fishbone, dan FMEA.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Eko Rumpoko Adi tahu 2014

dengan judul Analisis pengendalian kualitas produk dengan metode six

sigma DMAIC dalam upaya mengurangi angaka kecacatan di PT. Tiga

Outra Abadai Perkasa Purbalingga. Pada penelitian ini deigunakan metode

six sigma DMAIC, SIPOC, P chart, pareto, fishbone FMEA dan 5W-1H.

Tabel 2.1 Posisi Penelitian

No Peneliti Judul Alat yang digunakan

1 Samadhi et. al. Penerapan six sigma untuk DMAIC

(2008) peningkatan produk bimoli

classic dengan objek

penelitian di PT. Salim

Ivomas Pratama Bitung

2 Fakhri et. al analisis pengendalian Pareto

(2010) kualitas produk di PT. P Chart

Masscom Graphy dalam Fishbone

upaya mengendalikan
tingkat kerusakan produk

menggunakan alat bantu

statistik

3 Ginting et. al Peningkatan kualitas proses FMEA

(2010) flat making PT. Doulton

Indonesia dengan

menggunakan metode

FMEA

4 Effenedi et.al aplikasi six sigma pada Six Sigma

(2011) pengujian kualitas 5produk

du UKM kripik apel tinjauan

dari aspek proses

5 Minfadillah peningkatan kualitas produk SIPOC

(2013) Bracket dengan metode Pareto

DMAIC di PT. Bukaka Fishbone

Forging Industries FMEA

Cielungsi-Bogor. 5W-1H

6 Adi (2014) Analisis pengendalian SIPOC

kualitas produk dengan Pareto

metode six sigma DMAIC P chart

dalam upaya mengurangi Fishbone

angaka kecacatan di PT. FMEA

Tiga Outra Abadai Perkasa 5W-1H

Purbalingga
2.2 Pengertian Six Sigma

Six sigma merupakan sebuah metodologi untuk memperbaiki suatu

proses dengan memfokuskan pada usaha-usaha memperkecil variansi yang

terjadi sekaligus mengurangi cacat atau produk yang keluar dari spesifikasi

dengan menggunakan metode statistik. Secara sederhana six sigma dapat

diterjemahkan sebagai sesuatu proses yang mempunyai kemungkinan

cacat (defect opportunity) sebesar 0,00034% atau sebanyak 3,4 buah dalam

satu juta produk (defect per milion).

Six Sigma mempunyai 2 arti penting, yaitu :

1. Six Sigma sebagai sistem manajemen

Six sigma merupakan kegiatan yang dilakukan oleh semua anggota

perusahaan yang menjadi budaya dan sesuai dengan visi dan misi

perusahaan. Tujuannya meningkatkan efisiensi proses bisnis dan

memuaskan keiginan pelanggan, sehingga meningkatkan nilai

perusahaan. Untuk itu, pada tataran yang lebih tinggi, six sigma bisa

dipakai juga sebagai praktikal sistem manajemen yang berfokus pada

empat area:

 Memahami siapa pelanggan dan kebutuhannya

 Menyeleraskan strategi dan proses-proses inti dalam

pemenuhan kebutuhan tersebut

 Menggunakan analisa data yang rinci untuk memahami dan

meminimalkan variasi pada proses inti

 Infrastruktur yang kuat,untuk menjamin jalannya aktivitas

perbaikan dalam organisasi dapat melaju bebas hambatan


2. Six Sigma sebagai alat ukur

Six sigma sesuai dengan arti sigma, yaitu distribusi atau penyebaran

(variasi) dari rata-rata (mean) suatu proses atau prosedur. Six

sigma diterapkan untuk memperkecil variasi (sigma).

Six sigma sebagai sistem pengukuran menggunakan Defect per

Million Oppurtunities (DPMO) sebagai satuan pengukuran. DPMO

merupakan ukuran yang baik bagi kualitas produk ataupun proses,

sebab berkorelasi langsung dengan cacat, biaya dan waktu yang

terbuang. Dengan menggunakan tabel konversi ppm dan, akan dapat

diketahui tingkat sigma. Cara menentukan DPMO adalah sebagai

berikut:

 Hitung Defect per Unit (DPU)

DPU =

 Hitung DPMO terlebih dahulu menentukan probabilitas jumlah


kerusakan.

DPMO =
Tabel 2.2 Hubungan Sigma dan DPMO

Sigma Parts per Million

6 Sigma 3,4 defects per million

5 Sigma 233 defects per million

4 Sigma 6.210 defects per million

3 Sigma 66.807 defects per million

2 Sigma 308.537 defects per million

1 Sigma 690.000 defects per million

Sumber : Pande, Peter . 2000.

Suatu proses dengan nilai sigma yang lebih tinggi akan

mempunyai cacat yang lebih sedikit (baik jumlah maupun jenisnya)

presentase dan jumlah kecacatan.

2.3 Keunggulan Six Sigma

Six Sigma sebagai program kualitas juga sebagai tool untuk

pemecahan masalah.Six sigma menekankan aplikasi tool ini secara

metodis dan sistematis yang akan dapat menghasilkan terobosan dalam

peningkatan kualitas. Metodologi yang sistematis ini bersifat generik

sehingga dapat diterapkan baik dalam industri manufaktur maupun jasa.

Six Sigma juga dikatakan sebagai metode yang berfokus pada

proses dan pencegahan cacat (defect) (Snee, 1999). Pencegahan cacat

dilakukan dengan cara mengurangi variasi yang ada di dalam setiap proses
dengan menggunakan teknik-teknik statistik yang sudah dikenal secara

umum.

Keuntungan dari penerapan Six Sigma berbeda untuk tiap

perusahaan yang bersangkutan, tergantung pada usaha yang

dijalankannya. Biasanya Six Sigma membawa perbaikan pada hal-hal

berikut ini (Pande, Peter. 2000):

1. Pengurangan biaya

2. Perbaikan produktivitas

3. Pertumbuhan pangsa pasar

4. Retensi pelanggan

5. Pengurangan waktu siklus

6. Pengurangan cacat

7. Pengembangan produk / jasa

Kelebihan kelebihan yang dimiliki Six Sigma dibanding metode lain

antara lain :

1. Six Sigma jauh lebih rinci daripada metode analisis berdasarkan

statistik. Six Sigma dapat diterapkan di bidang usaha apa saja mulai

dari perencanaan strategi sampai operasional hingga pelayanan

pelanggan dan maksimalisasi motivasi atas usaha.

2. Six Sigma sangat berpotensi diterapkan pada bidang jasa atau non

manufaktur disamping lingkungan teknikal, misalnya seperti bidang

manajemen, keuangan, pelayanan pelanggan, pemasaran, logistik,

teknologi informasi dan sebagainya.


3. Dengan Six Sigma dapat dipahami sistem dan variabel mana yang

dapat dimonitor dan direspon balik dengan cepat.

4. Six Sigma sifatnya tidak statis. Bila kebutuhan pelanggan berubah,

kinerja sigma akan berubah.

Dalam usaha memperkecil variansi, six sigma dilakukan

secara sistematis dengan mengidentifikasikan, mengukur

menganalisa, memperbaiki, dan mengendalikanya.

2.4 Metodologi Six Sigma

Six Sigma merupakan pendekatan menyeluruh untuk menyelesaikan

masalah dan peningkatan proses melalui fase DMAIC (Define, Measure,

Analyze, Improve, Control). Dalam pelaksanaan DMAIC ini harus

sistematis agar hasil yang didapat sesuai dengan masalah yang diteliti.

Berikut lima tahapan dalam Isix sigma DMAIC :

1. Define

Define adalah fase menentukan masalah, menetapkan

persyaratan-persyaratan pelanggan, dan membangun tim. Fase ini

tidak banyak menggunakan statistik, alat-alat (tools) statistik yang

sering dipakai pada fase ini adalah diagram sebab-akibat (Cause and

Effect Chart) dan Diagram Pareto (Pareto Chart). Kedua alat

(tool)statistik tersebut digunakan untuk melakukan identifikasi

masalah dan menentukan prioritas permasalahan.

Aspek aspek yang perlu diperhatikan dalam menentukan

masalah adalah :
 Spesifik, menjelaskan secara tepat apa yang salah, bagian

proses mana yang salah dan apa salahnya.

 Dapat diamati, menjelaskan bukti-bukti nyata suatu masalah.

bukti-bukti tersebut dapat diperoleh baik melalui laporan

internal maupun umpan balik pelanggan.

 Dapat diukur, menunjukkan lingkup masalah dalam suatu

ukuran.

 Dapat dikendalikan, masalah harus dapat diselesaikan dalam

rentang waktu tertentu. Apabila masalah terlalu besar maka

dapat dipecah-pecah sehingga dapat lebih dikendalikan.

Proses penentuan masalah dapat dibantu dengan beberapa alat

alat statistik seperti diagram sebab-akibat (cause and effect diagram),

dan diagram pareto untuk menentukan akar masalah dan prioritasnya.

Diagram sebab-aibat atau yang sering dikenal dengan (cause and

effect diagram) merupakan suatu malat yang digunakan untuk

mengorganisasi hasil informasi brainstorming dari sebab sebab suatu

masalah. Diagram ini juga sering kita kenal dengan fishbone karena

bentuknya yang mirip dengan tulang ikan, atau diagram Ishikawa

untuk menghormati sang penemu Touru Ishikawa.


MONEY MEDIA MATERIA METHOD
L

FAKTOR
PENYEBAB

AKIBAT

DAPAT
DIPERKIRA

PREDICTA MOTIVAT MACHINE MANPO


BLE ION WER
Gambar 2.3 Diagram Sebab Akibat

Sumber : Gaspersz, (2012 : 479)

Sedangkan diagram pareto adalah suatu alat yang digunakan

untuk melakukan prioritas terhadap suatu masalah yang harus

ditangani dengan aturan pengelompokan 80-20, 20% dari kecacatan

akan menyebabkan 80% masalah.

50 100
45 90
Frekuensi Kerusakan (Unit)

40 80
Presentase Kerusakan (%)

35 70
30 60
25 50
20 40
15 30
10 20
5 10
0 0
A B C D E
Jenis Kerusakan

Gambar 2.4 contoh diagram pareto

Sumber : Gaspersz (2012 : 470)


2. Measure

Measure merupakan tindak lanjut dari langkah Define dan

merupakan sebuah jembatan untuk langkah berikutnya yaitu Analyze.

Langkah measure memiliki dua sasaran utama, yaitu :

 Mendapatkan data untuk memvalidasi dan mengkuantifikasi

masalah atau peluang.

 Memulai menyentuh fakta dan angka-angka yang memberikan

petunjuk tentang akar masalah. Milestone (batu loncatan) pada

langkah measure adalah mengembangkan ukuran sigma awal

untuk proses yang sedang diperbaiki.

3. Analyze

Langkah ini mulai masuk kedalam hal-hal detail, meningkatkan

pemahaman terhadap proses dan masalah, serta mengidentifikasi akar

masalah. Pada langkah ini, pendekatan Six Sigma menerapkan

statistical tool untuk memvalidasi akar permasalahan. Tujuan dari

tahap ini adalah untuk mengetahui seberapa baik proses yang

berlangsung dan mengidentifikasi akar permasalahan yang mungkin

menjadi penyebab timbulnya variasi dalam proses. Untuk mengetahui

seberapa baik proses berlangsung, maka perlu adanya suatu nilai atau

indeks yaitu Indeks Kemampuan proses (index Capability Process).

4. Improve

Selama tahap ini, diuraikan ide-ide perbaikan atau solusi-

solusi yang mungkin untuk dilaksanakan.


5. Control

Sebagai bagian dari pendekatan Six Sigma, perlu adanya

pengawasan untuk meyakinkan bahwa hasil-hasil yang diinginkan

sedang dalam proses pencapaian.

Gaspersz (2012) dan Prashar (2014) menjelaskan tahapan dan

alat-alat yang digunakan dalam pendekatan Six Sigma DMAIC adalah

sebagai berikut :

Tabel 2.5 Metodologi DMAIC

Tahap Tools
Define Project Charter, CTQ Tree, SIPOC,
Analisis SWOT, Force Field,
Pemetaan Proses Value Stream.
Measure Process Map, Measurement System
Analysis, Data Collection Plan,
Baseline Sigma, Capability
Analysis.
Analyze Diagram Sebab-Akibat,
Brainstorming, Pareto Analyze,
SPC, Kaizen Blitz, USE PDSA, 8-
D TOPS, 5W-1H.
Improve Counter Measure Matrix,
Impact/Efffort Matrix, Solution
Prioritization Matrix, Process
Failure Mode Effect Analysis
(PFMEA), Implementation Plan,
Cost & Benefit
Control Control Plan, Control Chart
Sumber : Gaspersz (2012 : 319) dan Prashar (2014 : 109)
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek penelitian

Objek penelitian adalah produk X yang di produksi PT XYZ

yang beralamt di Jalan raya ABC.

3.4 Data penelitian

Pada penilitian ini terdapat 2 jenis data, adalah sebagai berikut :

1. Data primer

Data primer merupakan data yang diambil secara

langsung di lokasi penelitian oleh peneliti tanpa perantara

pihak lain.

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara

tidak langsung namun masih terkait mengenai penelitian.

Berikut data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian :

a. Data jumlah kecacatan produk X

b. Data jenis kecacatan produk X

c. Data profil perusahan

d. Struktur organisasi perusahaan

e. Data produksi

f. Diagram alir produksi


3.3 Metode pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian

ini adalah melakukan pengamatan langsung pada perusahaan yang

menjadi objek penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan

adalah sebagai berikut :

1. Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab secara langsung

dengan pihak- pihak yang berkompeten seperti asisten

manajer produksi, seta bagian administrasi yang terkait

secara langsung untuk melakukan pengambilan data yang

sesuai dengan penelitian.

2. Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung di

P.T XYZ serta melakukan pengambilan data yng dibutuhkan

3. Studi pustaka, yaitu dengan mempelajari dokumen-dokumen

perusahaan yang berupa laporan kegiatan produksi, jumlah

produk cacat, serta dokumen pegawaian (karyawan).

3.4 Metode analisis data

Metode analisis data pada penelitian ini menggunakan metode

six sigma DMAIC, diagram pareto, dan fishbone untuk mengetahui

penyebab cacat dan pemecahan masalah pada produk X.

Setelah data diperoleh, selanjutnya dilakukan tahap

pengolahan dan analisis data, tahap ini dilakukan dalam beberapa

tahapan diantaranya adalah :


1. Tahap define

Pada tahap ini dilakukan identifikasi masalah dan

karakteristik kualitas produk. Identifikasi penyebab

menyimpangnya kualitas produk dari spesifikasi yang telah

ditentukan perusahaan.

2. Tahap measure

Pada tahapan ini dilakukan pengukuran kinerja dengan

parameter DPMO dan level sigma serta pengukuran

kapabilitas proses.

3. Tahap analyze

Pada tahap analisa ini dilakukan analisis penyebab utama

yang menyebabkan masalah pada proses menggunakan

diagram sebab akibat, untuk membuat diagram sebab akibat

perlu adanya wawancara dengan pihak terkait seperti pihak

quality control.
3.5 Diagram alir penelitian

Diagram alir penelitian adalah sebagai berikut :

Mulai

Study Lapangan Study Literatur

Menentukan :
Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian,
dan Batasan

Pengumpulan data :
Data primer dan data sekunder di P.T XYZ

Pengolahan data :
Tahap define
 Menentuukan masalah
 Pemetaan SIPOC
 Menentukan CTQ
 Membuat diagram pareto
Tahap measure
 Menghitung DPMO dan tingkat sigma
 Membuat peta kontrol (control chart)
Tahap analyze
 Melakukan analisis sebab akibat menggunakan
fishbone
 Membuat FMEA
Tahap Improve
 Merencanakan perbaikan dengan menggunakan
hasil nilai RPN
 merencanakan perbaikan dengan 5W-1H

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian


DAFTAR PUSTAKA

Adi, Eka Rumpoko. 2014. Analisis Pengendalian Kualitas Dengan

Metode Six Sigma-dmaic Dalam Upaya Mengurangi Angka Kecacatan Produk

Bulu Mata Di PT Tiga Putra Abadi Perkasa Purbalingga. Yogyakarta : UIN

Sunan Kalijaga.

Gaspersz, V. 2012. All-In-One Management Toolbook. PT Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta.

Ishikawa, K. 1992. Pengendalian Mutu Terpadu. PT Remaja Rosda Karya.

Bandung.

Khasanah, Amintum. 20121. Analisis Six Sigma DMAIC Sebagai

Pengendalian Dan Perbaikan Produk Pada Produksi Gula (Studi Kasus Pada

PG/PS Madukismo Yogyakarta). Yogyakarta. UIN Sunan Kalijaga.

Pande, Peter s., Robert P, Neuman, Roland R, Cavanagh, The Six Sigma Way,
New York, Mc Graw-Hill,2000
Purnomo,Hari. 2004. Pengantar Teknik Industri. Yogyakarta :Graha ilmu.

Evans, R. James dan Lindsay M. William. 2007. Pengantar Six Sigma: An

Introduction ToSix Sigma And Process Improvement. Jakarta. Salemba

Muis, Salaudin. 2014. Metodologi six sigma : Teori dan Aplikasi di Lingkungan

Pabrikasi. Yogyakarta. Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai