Anda di halaman 1dari 9

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PADA PEMBUATAN RODA

CASTOR 5” MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DAN


PENGENDALIAN PROSES STATISTIK
(Studi Kasus Di Unit Komponen Plastik PT. Mega Andalan Kalasan)

Naniek Utami Handayani, Susatyo Nugroho W.P., Haneka Ari Wibowo


Industrial Engineering Department, Diponegoro University
Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang
Phone/Fax. 024-7460052
E-mail: naniekh@yahoo.com

Abstrak

PT. Mega Andalan Kalasan (MAK) merupakan industri manufaktur yang menghasilkan peralatan
rumah sakit dari logam. Dalam penelitian ini, studi kasus dilakukan pada Unit Komponen Plastik yang salah
satu hasil produknya adalah roda castor 5”. Keluhan yang sering terjadi adalah adanya kerusakan pada bagian
roda, terutama bagian wheel out roda. Hal ini disebabkan adanya rongga udara antara komponen wheel out
dengan wheel in yang dapat menyebabkan pecah/terpisahnya bagian wheel out dengan wheel in. Untuk
mengetahui ada tidaknya rongga, cara yang dapat dilakukan selama ini adalah membelah roda sehingga dapat
terlihat bagian dalamnya (uji merusak). Cara ini tentu saja sulit dan tidak ekonomis. Pihak perusahaan pun
memutuskan untuk mengganti material yang selama ini digunakan (Haibam) dengan material lain (TPU) yang
memiliki sifat bahan lebih baik. Hal ini mampu mengurangi keluhan yang terjadi akibat cacat yang terjadi
ketika masih menggunakan material haibam. Akan tetapi, penggantian bahan tidak serta merta menyelesaikan
permasalahan, hal ini dapat dilihat dengan muncunya permasalahan baru berkaitan dengan proses
produksinya.
Penelitian ini dilakukan untuk meminimalkan cacat yang terjadi pada proses pembuatan roda castor 5”
dan difokuskan pada cacat wheel out Castor 5”. Hasil identifikasi terhadap bahan haibam dan TPU
menunjukkan bahwa sink mark merupakan cacat dominan. Pengolahan data dengan menggunakan metode
DPMO menghasilkan tingkat sigma yang berbeda. Dari kedua tingkat sigma yang dihasilkan tersebut terlihat
bahwa Tingkat Sigma Haibam > TPU (3,0 Sigma > 2,8 Sigma). Hal ini menunjukkan terjadinya penurunan
kemampuan proses ketika proses produksi castor diganti bahan bakunya dari Haibam menjadi TPU.

Kata kunci : Wheel in, Wheel out, Haibam, TPU, DPMO, SPC, Ttngkat Sigma

1. Pendahuluan analisa kerusakan, diketahui bahwa adanya


PT MAK merupakan sebuah industri rongga udara antara komponen wheel out
manufaktur berdasarkan job order yang dengan wheel in dapat menyebabkan
menghasilkan peralatan rumah sakit dari logam pecah/terpisahnya bagian wheel out dengan
dan memiliki jenis produk yang sangat wheel in. Untuk mengetahui ada tidaknya
bervariasi. Dalam penelitian ini diambil studi rongga, cara yang dapat dilakukan selama ini
kasus pada salah satu bagian produksi di PT adalah membelah roda sehingga dapat terlihat
MAK yaitu Unit Komponen Plastik yang bagian dalamnya (uji merusak). Cara ini tentu
memproduksi berbagai macam komponen saja sulit dan tidak ekonomis. Oleh sebab itu,
terbuat dari plastik pihak perusahaan pun memutuskan untuk
Permasalahan yang sering terjadi adalah mengganti material yang selama ini digunakan
pada proses pembuatan komponen Wheel out dengan material lain yang memiliki sifat bahan
dari Castor 5”. Roda Castor 5” digunakan lebih baik, seperti:
untuk berbagai produk, misalnya Supra Mak a. Dapat menyatu lebih baik dan lebih
Bed (tempat tidur pasien), Trolley emergency, erat dengan komponen wheel in
Food Trolley, kereta dorong lipat ambulans b. Memiliki tingkat viskositas lebih baik,
dan lain-lain. Keluhan yang sering muncul mudah mengalir dan mampu mengisi
adalah kerusakan pada bagian roda, terutama celah antara wheell out dan wheel in
bagian wheel out roda. Setelah dilakukan
penelitian dengan metode FMEA dan berbagai

J@TI Undip, Vol 2, No I, Mei 2006 19


c. Memiliki tingkat kekerasan yang lebih Six sigma merupakan kegiatan yang
tinggi, mampu menahan beban lebih dilakukan oleh semua anggota
besar. perusahaan yang menjadi budaya dan
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai sesuai dengan visi dan misi
berikut: perusahaan. Tujuannya meningkatkan
1. Mengetahui tingkat sigma yang telah efisiensi proses bisnis dan memuaskan
dicapai. keiginan pelanggan, sehingga
2. Menerapkan metodologi six sigma meningkatkan nilai perusahaan.
pada proses pembuatan castor whell b. Six sigma sebagai sistem pengukuran
out 5” yang didalamnya mencakup Six sigma sesuai dengan arti sigma,
hal-hal seperti : yaitu distribusi atau penyebaran
- Pengidentifikasian aliran proses, (variasi) dari rata-rata (mean) suatu
karakteristik input-output proses atau prosedur. Six sigma
- Pencarian penyebab terjadinya diterapkan untuk memperkecil variasi
variasi dan potensi kegagalan yang (sigma).
mungkin terjadi didalam proses. Six sigma sebagai sistem pengukuran
3. Memberikan usulan-usulan perbaikan menggunakan Defect per Million
kepada perusahaan berdasarkan kajian- Oppurtunities (DPMO) sebagai satuan
kajian teoritis yang telah dilakukan pengukuran. DPMO merupakan ukuran yang
trerhadap hasil penelitian di lapangan. baik bagi kualitas produk ataupun proses,
sebab berkorelasi langsung dengan cacat, biaya
2. Metode Penelitian dan waktu yang terbuang. Cara menentukan
DPMO adalah sebagai berikut :
2.1 Six Sigma 1. Hitung Defect per Unit (DPU)
DPU = Total kerusakan (1)
Strategi penerapan six sigma yang Total produksi
diciptakan oleh DR. Mikel Harry dan Richard 2. Hitung DPMO terlebih dahulu menentukan
Schroeder disebut sebagai The Six Sigma probabilitas jumlah kerusakan.
Breakthrough Strategy. Strategi ini merupakan
DPMO = DPU x 1 juta (2)
metode sistematis yang menggunakan Prob kerusakan
pengumpulan data dan analisis statistik untuk Terdapat lima tahapan dalam menerapkan
menentukan sumber-sumber variasi dan cara- strategi Six Sigma ini yaitu Define-Measure–
cara untuk menghilangkannya (Harry dan Analyze-Improve-Control (DMAIC), yang
Scroeder, 2000). merupakan tahapan berulang atau membentuk
Six sigma mempunyai 2 arti penting, yaitu: siklus peningkatan kualitas dengan Six Sigma
a. Six sigma sebagai filosofi manajemen (Gambar 1).

1. Define
5. Control

4. Improve
2. Measure

3. Analyze

Gambar 1. Siklus DMAIC (Sumber: Pande, 2000)

Adapun secara lebih rinci dapat dijelaskan masalah penting dalam proses yang sedang
sebagai berikut: berlangsung. Dari masalah tersebut
1. Define diidentifikasi perlu atau tidak dilakukan
Define merupakan langkah pertama dalam suatu perbaikan. Mengapa perlu dilakukan
pendekatan six sigma. Tahap define suatu perbaikan? Siapa pelanggan? Apa
meliputi pendefinisian dan pemetaan yang menjadi persyaratan pelanggan?
proses serta menentukan input dan output Bagaimana proses-proses saat ini
dari proses. Langkah ini mengidentifikasi dilakukan? Apa manfaat melakukan

J@TI Undip, Vol 2, No I, Mei 2006 19


perbaikan ini? Merupakan pertanyaan- Failure Mode-Effect (CFME), Failure
pertanyaan yang perlu dijawab dalam Mode and Effect analysis (FMEA).
langkah ini. Tools yang digunakan: 5. Control
Diagram Alir Proses, Input-Process- Sebagai bagian dari pendekatan six sigma,
Output diagram dan Pareto diagram. perlu adanya pengawasan untuk
2. Measure menyakinkan bahwa hasil-hasil yang
Measure merupakan tindak lanjut dari diinginkan sedang dalam proses
langkah Define dan merupakan sebuah pencapaian. Hasil dari tahap Improve harus
jembatan untuk langkah berikutnya yaitu diterapkan dalam waktu tertentu untuk
Analyze. Tahap pengukuran (measure) dapat dilihat pengaruhnya terhadap
mencakup penentuan-penentuan kualitas produk yang dihasilkan.
karakteristik yang penting bagi kualitas
atau critical to quality (CTQ) 2.2 Statistical Process Control (SPC)
characteristics. Langkah measure memiliki Proses pengendalian secara statistika
dua sasaran utama, yaitu : merupakan teknik statistika yang secara luas
1. Mendapatkan data untuk digunakan untuk memastikan bahwa proses
memvalidasi dan mengkuantifikasi yang sedang berjalan telah memenuhi standar.
masalah atau peluang. Semua proses yang ada bisa tidak luput dari
2. Memulai menyentuh fakta dan adanya variasi pada hasilnya. Suatu proses
angka-angka yang memberikan dikatakan terkendali secara statistik, bila
petunjuk tentang akar masalah. sumber variasi satu-satunya adalah sebab-
Milestone (batu loncatan) pada langkah sebab yang alami (umum). Proses tersebut
measure adalah mengembangkan ukuran harus digambarkan kedalam peta kendali
sigma awal untuk proses yang sedang proses lewat pendeteksian dan penghapusan
diperbaiki. sebab-sebab variasi yang khusus, setelah itu
3. Analyze barulah dapat diprediksi kinerjanya dan dapat
Dalam langkah ini, kita masuk kedalam ditentukan kemampuannya untuk memenuhi
hal-hal detail, meningkatkan pemahaman apa yang diharapkan konsumen. Tujuan
terhadap proses dan masalah, serta process control system adalah untuk
mengidentifikasi akar masalah. Pada memberikan informasi awal secara statistik di
langkah ini, pendekatan six sigma tempat timbulnya sebab-sebab yang khusus
menerapkan statistical tool untuk (variasi yang ditimbulkan oleh gangguan pada
memvalidasi akar permasalahan. Tujuan proses) yang mempengaruhi variasi (Render &
dari tahap ini adalah untuk mengetahui Heizer, 2001)
seberapa baik proses yang berlangsung dan
mengidentifikasi akar permasalahan yang 2.1.1 Peta Kendali (Control Chart)
mungkin menjadi penyebab timbulnya
variasi dalam proses. Untuk mengetahui Peta kendali telah dikenal luas dan
seberapa baik proses berlangsung, maka digunakan dalam industri-industri di negara
perlu adanya suatu nilai atau indeks yaitu Amerika dan di negara-negara lain. Terdapat
indeks kemampuan proses (Process beberapa alasan mengapa peta kendali
Capability Index). digunakan, yaitu (Montgomery, 1990):
4. Improve a. Peta kendali adalah teknik yang telah
Tahap Perbaikan (Improve) meliputi terbukti guna meningkatkan produktivitas.
penentuan faktor-faktor utama penyebab b. Peta kendali efektif dalam pencegahan
variasi dan pencarian akar penyebab cacat.
masalah/variasi. Setelah mengukur dengan c. Peta kendali mencegah penyesuaian proses
cermat dan menganalisa situasinya, maka yang tidak perlu.
dilakukan perbaikan proses atau output d. Peta kendali memberikan informasi
guna menyelesaikan masalah. Selama diagnostik
tahap ini, diuraikan ide-ide perbaikan atau e. Peta kendali memberikan informasi
solusi-solusi yang mungkin untuk tentang kemampuan proses
dilaksanakan. Tools yang digunakan:
Diagram Ishikawa, Diagram Cause-

J@TI Undip, Vol 2, No I, Mei 2006 19


2.1.2 Analisis Kemampuan Proses 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis kemampuan proses adalah suatu 3.1 Pengendalian Kualitas di PT. MAK
studi keteknikan guna menaksir kemampuan
proses. Taksiran kemampuan proses dapat Selama ini seluruh pengendalian kualitas
berbentuk distribusi probabilitas yang untuk produk MAK berada dibawah
mempunyai bentuk, mean dan standar deviasi pengawasan Departemen Quality Assurance.
tertentu. Dalam arti ini, analisis kemampuan Namun Departemen Quality Assurance sendiri
proses sebagai prosentase di luar spesifikasi. memiliki keterbatasan SDM sehingga saat ini
Tetapi spesifikasi tidak diperlukan dalam yang menjadi fokus utama Departemen Quality
melakukan analisis kemampuan proses. Assurance adalah pengendalian pada lini
Kegunaan dari analisis kemampuan proses produk akhir, ini terjadi di Unit Hospital
adalah: Equipment dan Unit Aneka Produk. Sedangkan
a. Memperkirakan seberapa baik proses akan untuk komponen dalam pelaksanaannya
memenuhi toleransi. dilakukan sendiri oleh operator tanpa ada
b. Membantu pengembangan/ perancangan tenaga SDM yang khusus menangani, ini
produk dalam memilih atau mengubah terjadi di Unit Komponen Logam dan Unit
proses. Komponen Plastik.
c. Membantu pembentukan interval dalam Pengendalian kualitas pada roda castor
pengendalian interval antara pengambilan hanya dilakukan secara visual oleh operator.
sampel. Penggolongan jenis cacat pada roda castor
d. Menetapkan persyaratan penampilan bagi dilakukan untuk mempermudah pengamatan
alat baru. dan pencarian sebab-sebab cacat yang sejenis.
e. Memilih di antara penjual yang bersaing Disini ada pula beberapa jenis cacat yang dapat
f. Merencanakan urutan proses produksi diabaikan karena tidak memberikan pengaruh
apabila ada pengaruh interaktif proses yang berarti.
pada toleransi. - Warpage dan cold slug dikategorikan
g. Mengurangi variabilitas dalam proses kedalam cacat bentuk
produksi. - Black spot, White brush mark dan
Jadi, analisis kemampuan proses adalah Cloud/haze dikategorikan kedalam cek
teknik yang mempunyai penerapan dalam warna
banyak bagian dari putaran produk, termasuk - Terjadi Flash, 90% produk yang
rancangan produk dan proses, perencanaan dihasilkan memiliki flash namun dilakukan
produksi dan produksi. Ada tiga teknik utama pembersihan flash pada tahap finishing.
yang digunakan dalam analisis kemampuan Untuk mengetahui cacat void/bubble hanya
proses, yaitu: histogram, grafik pengendali dan dilakukan pada saat pengujian pembuatan
rancangan percobaan (Montgomery, 1990). produk yang pertama kalinya dengan uji
Dalam menganalisis kemampuan proses, yang merusak (membelah roda castor) dan
diperlukan suatu indeks yang disebut dengan melakukan pembebanan roda tersebut
Indeks Kemampuan Proses. Salah satu selama beberapa lamanya. Jika lolos uji
keuntungan indeks ini adalah menyediakan maka cacat void/bubble diabaikan dan
suatu ukuran yang mudah dipahami dari tidak dilakukan pengujian lagi.
performance proses (Mitra, 1993) - Weld line dan flow mark diabaikan karena
masih berada pada tingkat kecacatan yang
dapat diterima. Cacat ini juga tidak
mempengaruhi fungsi produk secara
keseluruhan.
- Tidak terjadi cracking, jetting dan burning.

J@TI Undip, Vol 2, No I, Mei 2006 19


3.2 Pengolahan Data

A. Define

RENCANA PROYEK (PROJECT CHARTER)

Permasalahan (Problem Statement)


Visi dan misi jangka panjang perusahaan yang akan menjadikan tiap unit bisnis produksinya independen
menyebabkan perlunya usaha peningkatan kualitas yang terus menerus. Penelitian dan perbaikan pada sebab-
sebab cacat atau kegagalan serta pengaruhnya pada produksi roda castor 5” harus dilakukan dengan berdasarkan
data jumlah banyaknya dan penyebab komponen cacat. Keberadaan cacat ini dapat menyulitkan unit komponen
plastik untuk dapat memberikan kinerja terbaiknya bagi perusahaan dan merugikan perusahaan dari segi biaya,
waktu dan tenaga. Yang pada akhirnya nanti dapat mengecewakan dan memperburuk citra perusahaan di mata
konsumen.
Tujuan (Goal Statement)
Untuk mengurangi atau menekan jumlah cacat produk castor yang berbahan baku TPU agar minimal sama
dengan jumlah defect pada castor berbahan baku Haibam, dan sesuai dengan tingkat kerusakan yang ditetapkan
oleh perusahaan selama ini. sedangkan target jangka panjang dari perbaikan ini tentunya adalah Zero Defect.
Kendala dan Asumsi (Constraint & Assumption)
Penelitian ini dilakukan secara perorangan dan bukan oleh tim, namun dengan back up support dari Unit
Engineering, Unit Produksi komponen Plastik dan Unit Quality Assurance. Seluruh proses penelitian,
pengumpulan data dan brainstorming harus selesai dilakukan dalam waktu 4 bulan.
Fokus penelitian adalah pengajuan usulan perbaikan dan bukan mendesain ulang proses
Panduan Tim (Team Guidelines)
Peneliti akan melakukan konsultasi dengan pihak-pihak yang terkait, utamanya adalah staf bagian produksi Unit
Komponen plastik untuk mendiskusikan hasil temuan dan perkembangan penelitian. Keputusan diambil melalui
pertimbangan, masukan dan pendapat dari pihak-pihak terkait.
Anggota Tim dan Tanggung Jawab (Team Member & Responsibilities)
----
Perencanaan Pelaksanaan Proyek (Pre Eliminary Project Plan)
Untuk dapat mencapai tujuan, maka penelitian, pengolahan data dan lainnya akan mengacu pada milestone
berikut :
Mendefinisikan (Define) - Nov 2003
Menghitung (Measure) - Nov 2003 – Jan 2004
Menganalisa (Analyze) - Feb – April 2004
Memperbaiki (Improve) - Mei 2004
Mengendalikan (Control) - ................

B. Measure

1. Diagram Pareto
Pareto Defect untuk Haibam Pareto Defect untuk TPU
600 300
Percent
Percent

500 100 100

200
400

300

Gambar 2 Diagram Pareto untuk Haibam dan TPU


50
50

100
200
186
74
64
56
100 125
Count

82 29 28
Count

0
SINK_M BENTUK SHORT_S
58 49

EJECT _F CEK_WAR
0 Gambar 2. Diagram Pareto0
SINK_M SHORT_S EJECT _F CEK_WAR BENTUK
0

Control Chart for Reject Products (Haibam) Control Chart For Reject Product (TPU)

J@TI
0.2 Undip, Vol 2, No I, Mei 2006 19
0.2

UCL=0.1646
rtion

3.0SL=0.1352
rtion

0.1
Gambar 3. Grafik Pengemdali untuk Produk Haibam danTPU

C. Analyze

Tabel 1. Perbandingan Karakteristik Produk


Jenis bahan baku Haibam TPU
Proporsi produk cacat p = 0,6624 p = 0,10187
semua data (35 sampel) berada dalam Sejumlah 34 sampel berada dalam
Grafik kontrol
batas kendali 3 sigma batas kendali 3 sigma
Kapabilitas proses 0,06624 0,10187
DPMO 66.240 101.870
Tingkat Sigma 3,0 2,8

D. Improve

Komponen aus Mould


Lingkungan Manusia Metode
Kelembaban udara Non uniformity Sisa pelumas
Kurang teliti wall thickness
berubah-ubah Penentuan setting
secara trial error
Terburu-buru Kurang pengetahuan Desain
Suhu udara plastic injection mould Lubang angin
berubah-ubah Kontrol kualitas Sharp corners
Lelah

SINK MARK
Mesin
Maintenance Kalibrasi
Material lengket kurang Kalibrasi
Bekas Lubang ulang Setting
pelumas angin ulang Setting
Material kotor suhu tekanan
Material terdekomposisi Runner kotor Mould
Penyimpanan Setting mesin
material tidak tepat
Kandungan air Suhu Tekanan

Material Mesin Setting suhu Setting tekanan

Gambar 4. Fishbone Diagram untuk Cacat Sinkmark dan Mesin

Dari diagram sebab–akibat yang telah finishing tidaklah efisien. Sudah waktunya
dibuat sebelumnya, maka diberikan bebrapa mengganti dengan mould yang baru dan
usulan perbaikan untuk meminimalisir cacat handal.
sink mark. Diantaranya adalah : 2. Kalibrasi dan setting ulang terhadap mesin
1. Dari hasil Diagram Sebab-Akibat injeksi yang digunakan. Dari hasil
diketahui bahwa faktor yang paling wawancara diketahui bahwa mesin injeksi
berpengaruh adalah mesin, terutama tersebut sudah 3 tahun tidak dicek
bagian mould yang usia pakainya sudah kesesuaian settingnya secara keseluruhan.
terlalu lama. Mould ini sudah sering Pada setting mesin faktor yang
mengalami kerusakan dan perbaikan, dan berpengaruh diantaranya adalah :
dapat dikatakan kritis. Terdapatnya flash - suhu lingkungan
pada hampir semua produk yang - setting temperatur mesin pada setiap
dihasilkan sehingga perlu dilakukan zone

J@TI Undip, Vol 2, No I, Mei 2006 19


- kecepatan nozzle dan aliran material bantu quality control, berupa poka-yoke
- lama pendinginan system untuk mengetahui apakah bentuk
Untuk menentukan setting yang tepat yang dihasilkan sudah sesuai. Dengan
maka metode yang tepat adalah dilakukan menggunakan alat ini ukuran dimensinya
dilakukan desain eksperimen. Hal ini tidak juga dapat diketahui apakah melewati
dilakukan penulis dikarenakan berbagai batas atas spesifikasi atau tidak
keterbatasan dan kesulitan yang ditemui. 4. Alternatif lainnya adalah mengubah
desain. Desain roda castor yang sekarang
memiliki permukaan mendatar, sehingga
pada waktu mould clamp membuka dan
ejector bergerak maka permukaan castor
akan bergesekan dengan mould. Semakin
besar daerah yang bergesekan semakin
besar kemungkinan terjadinya deformasi
bentuk. Bahan TPU memiliki sifat lebih
mudah lekat pada mould dibandingkan
3. Seorang operator melakukan banyak tugas, Haibam. Tampak pada saat produksi
dapat dikatakan bahwa operator menggunakan material TPU, mould harus
bertanggung jawab penuh atas mesin yang lebih sering disemprotkan pelumas
ia gunakan. Agar dapat lebih terfokus dibandingkan saat menggunakan material
sebaiknya dibantu oleh seorang yang Haibam.
bertugas khusus melakukan pengecekan
dan finishing. Dapat pula membuat alat

Desain Sekarang usulan desain baru

Sisinya berubah lebih landai


Gambar 5 Desain ulang sisi permukaan wheel out

5. Pemeliharaan terhadap tempat 7. Salah satu hal penting dalam


penyimpanan bahan baku (gudang) juga meningkatkan produktivitas dan efisiensi
perlu dilakukan secara berkala guna kerja bengkel adalah menjamin para
menjaga kualitas bahan, seperti menjaga karyawan dapat melakukan pekerjaannya
kelembaban, gudang bebas dari bahan/zat dalam keadaan yang memenuhi syarat
yang dapat menyebabkan karat (seperti sehingga mereka dapat melakukan
hujan, bahan kimia tertentu). Prosedur pekerjaannya tanpa cepat mengalami
penanganan bahan ini dimaksudkan agar ketegangan, kebosanan, dan kelelahan.
dapat mengurangi variasi kualitas bahan Lingkungan kerja yang buruk adalah salah
baku. satu penyebab terjadinya pemborosan dan
6. Pengecekan material perlu dilakukan, terjadinya cacat produk yang tentunya
terutama jika terjadi pergantian material merugikan pihak perusahaan. Hal ini akan
yang akan diproduksi. Jangan sampai ada coba diatasi dengan menerapkan konsep 5
sisa material yang tertinggal didalam R. Kondisi lingkungan kerja fisik yang
penampungan mesin, sebab hal ini dapat juga perlu diperhatikan adalah
menyebabkan tersumbatnya injeksi. penerangan,kebisingan, dan sirkulasi
udara.

J@TI Undip, Vol 2, No I, Mei 2006 19


3.3 Review Pelaksanaan Pengendalian lapangan dalam penggunaan komponen ini.
Kualitas di PT MAK Akibat adanya berbagai keluhan atas berbagai
kerusakan berupa pecah/ terpisahnya wheel out
Pengendalian kualitas mencakup dengan wheel in ditindak lanjuti oleh
pemeliharaan, perbaikan dan pengembangan. perusahaan dengan mencari sebab-sebab
Untuk menjaga kualitas harus diputuskan terjadinya dan solusinya.
standar mutu, menentukan standar kerja yang Setelah melalui serangkaian pertimbangan
akan mengantarkan ke mutu ini, dan menyusun dan pengujian, perusahaanpun memutuskan
sebuah sistem pengendalian untuk memeriksa untuk menggunakan TPU sebagai bahan
prosedur kerja. Hal ini sebetulnya telah pengganti Haibam. Bahan ini tentu saja
dilakukan oleh pihak perusahaan dengan memiliki kelebihan seperti yang telah
menyediakan berbagai standard instruksi kerja disebutkan sebelumnya. Pada penggunaannya
dan check sheet yang berisi karakteristik bahan ini mampu mengurangi keluhan yang
kualitas yang dijadikan acuan. Untuk terjadi berkaitan dengan cacat yang
memperbaiki mutu produk, perlu menganalisa sebelumnya muncul ketika menggunakan
mutu produk yang sekarang ada, seraya material haibam Namun penggantian bahan ini
memeriksa proses produksinya dan berbagai tidak serta merta menyelesaikan permasalahan,
macam prosedur pengendalian mutu yang muncul permasalahan baru berkaitan dengan
berkaitan untuk mengidentifikasi poin-poin proses produksinya. Hasil identifikasi bahan
persoalannya. Pemecahan masalah ini akan TPU terhadap tingkat sigma menunjukkan
menolong melenyapkan cacat produk dan adanya penurunan kemampuan proses, ditandai
operasi yang kurang efektif. dengan tingkat sigma yang lebih rendah.
PT MAK melalui Departemen Quality Banyaknya kegagalan yang terjadi wajar
Control selama ini telah menerapkan kebijakan mengingat bahan ini baru 1,5 bulan digunakan
SPC dilantai produksinya dengan target untuk material produksi. Diharapkan setelah
kualitas sebesar 3 sigma. Hal ini telah mampu faktor penyebab diketahui dan dilakukan
dicapai untuk proses produksi castor wheel out perbaikan maka semakin baik pula kapabilitas
5” dengan bahan baku haibam yang biasa sistemnya nanti.
digunakan. Namun kendala lain ditemui di

4. Kesimpulan

1. Dilihat dari diagram pareto cacat dominan pada tiap bahan adalah :
Tabel 2 Persentase Cacat Castor Berbahan Baku Haibam
No. Jenis Cacat Jumlah Cacat Persentase Kumulatif
3 Sink mark 74 29.48 29.48
2 Short shot 64 25.50 54.98
1 Eject failure 56 22.31 77.29
5 Cek Warna 29 11.55 88.84
4 Bentuk 28 11.16 100.00

Tabel 3 Persentase Cacat Castor Berbahan Baku TPU


No. Jenis Cacat Jumlah Cacat Persentase Kumulatif
3 Sink mark 186 37.20 37.20
4 Bentuk 125 25.00 62.20
2 Short shot 82 16.40 78.60
1 Eject failure 58 11.60 90.20
5 Cek Warna 49 9.80 100.00

2. Berdasarkan hasil dari diagram sebab


akibat (cause and effet diagram),

J@TI Undip, Vol 2, No I, Mei 2006 19


faktor-faktor yang berpengaruh pada Macmillan Publishing Comp., New
tiap cacat yang muncul pada roda York
castor adalah sebagai berikut : 4. Montgomery, Douglas C.(1990),
a. Mesin : kalibrasi mesin, “Pengantar Pengendalian Kualitas
perawatan mesin, kerusakan Statistik”, Terjemahan Prof DR.
mould Zanzawi Soerjati, MSc, Second Edition,
b. Bahan Baku : penanganan Penerbit Gadjah Mada University Press,
bahan, pergudangan Yogyakarta
c. Metode Kerja : kontrol 5. Pande, S. Peter, Robert P. Neuman, dan
kualitas Roland R. Cavanagh (2002), The Six
d. Karyawan : ketelitian, Sigma Way: Bagaimana GE, Motorola,
keterampilan, kelelahan, dan Perusahan Terkenal Lainnya
kedisiplinan Mengasah Kinerja Mereka, Terjemahan
e. Lingkungan kerja : penataan Dwi Probantini, Penerbit Andi
peralatan, penerangan, bising, Yogyakarta
sirkulasi udara 6. Pzydek, Thomas (2002), The Six Sigma
Handbook, Terjemahan Lusy Widjaja,
3. Faktor yang paling berpengaruh Penerbit Salemba Empat, Jakarta
terhadap kegagalan dari kelima faktor 7. Shima, Ghayatri (2002), Upaya
diatas adalah mesin, dimana mould Peningkatan Kualitas Pada Proses
dan setting bahan memberikan Produksi Lampu Pijar Menggunakan
pengaruh paling besar. Pada setting Metode Six Sigma di PT General
mesin faktor yang berpengaruh Electric Lighting Indonesia.
diantaranya adalah 8. Walpole, R.E and Myers, R.H.(1989),
a. Suhu lingkungan Ilmu Peluang dan Statistika Untuk
b. Setting temperatur mesin pada Insinyur dan Ilmuwan, Edisi ke-4,
setiap zone Penerbit ITB, Bandung.
c. Kecepatan nozzle dan aliran b. Artikel Jurnal
material 1. Anonymous (2002), “Using Six Sigma
d. Lama pendinginan to Improve PVC Qualit”, Annual
Quality Congress Proceeding
2. Himah, Elok Faiqotul (2001),
DAFTAR PUSTAKA “Statistic Process Control Sebagai
a. Buku Teks Monitoring Processdan Prioritas
1. Harry, Mikel dan Richard Schroeder dalam Usaha Peningkatan Mutu”,
(2000), “Six Sigma: The Breakthrough Proceeding Seminar Nasional Teknik
Management Strategy Revolutioning the Industri FTI, Uniersitas Tri Sakti
Word’s”, Doubleday, New York 3. Rancour, Tom dan Miuke McCracken
2. Brue, Greg (2002), “Six Sigma for (2000), “Applying Six Sigma Method
Managers”, Terjemahan Emhas, for Breakthrough Safety
Penerbit Canary, Jakarta Performance”, Profesinal Safety
3. Mitra, Amitava (1993), “Fundamental
of Quality Control and Improvement”,

J@TI Undip, Vol 2, No I, Mei 2006 19

Anda mungkin juga menyukai