Oleh:
Alafiq Nur Hidayat
D 600.170.092
ABSTRACT
CV. Laksana Karoseri is a company that produces car body or bus bodies in
Indonesia. In the implementation of production there are still problems with
product defects in the process of making the body frame. According to data on
body frame defects from January to March 2020, 2236 of the 249 bus orders were
found. This study aims to identify the types of disabilities, the factors that cause
disabilities, the sigma level of notification, and make improvements. This study
uses a Six Sigma approach which consists of DMAIC stages (Define, Measure,
Analyze, Repair, Control) so that the CTQ (Critical to Quality) defects are
obtained, namely Nut, Gap, Shakes, Aesthetics, Welding and Curve. Then the
measurement of stability, process and process capability was carried out. The
DPMO (Defect per Million Opportunities) value was measured at 1,496,653 and
a level of 0 sigma which meant that the company was very uncompetitive and had
to control its quality standards. From the analysis using Fishbone Diagram and
Current Reality Tree Diagram, it is found that the main cause of disability is the
human factor. The main policies carried out by the workforce training company
are regarding quality standards and the implementation of K3, work policies and
implementation of the 5R in each production line as well as supervision or control
of tighter quality standards in the process of making body frame
Keywords: Defect, Six sigma, CTQ, DMAIC, DPMO
2
3
BAB II
ANALISIS PERMASALAHAN KHUSUS
A. Pendahuluan
Kebutuhan akan transportasi atau kendaraan saat ini semakin meningkat
seiring dengan cepatnya mobilitas manusia. Berbagai jenis kendaraan dengan
berbagai macam fasilitas dan desain telah diciptakan, baik untuk mengangkut
manusia dalam skala kecil maupun besar. Untuk kendaraan yang bisa
mengangkut dalam skala besar contohnya adalah kereta, bus, pesawat, dan
kapal laut. Salah satu kendaraan masal yang cukup sering dimanfaatkan
adalah bus. Masyarakat menggunakan bus sebagai sarana untuk mencapai
tempat yang dituju, khususnya bagi yang memilih jalur darat. Namun
masyarakat saat ini mulai sadar bahwa menggunakan bus tidak hanya sekedar
bisa sampai ke tujuan mereka atau dari segi biaya yang lebih murah. Mereka
juga mulai memperhatikan faktor-faktor lain seperti kenyamanan dan
keselamatan dalam memilih bus yang akan mereka gunakan.
CV. Laksana Karoseri merupakan perusahaan karoseri yang cukup besar
di Indonesia sebagai produsen bus. Dalam pelaksanaan produksinya CV.
Laksana Karoseri menggunakan sistem make to order karena pembuatan bus
berdasarkan pesanan dari konsumen. Dalam persaingan di pasar global hanya
produk yang berkualitas baik yang akan selalu diminati, karena kualitas
merupakan pemenuhan pelayanan kepada konsumen. Hal ini dapat dijadikan
sebagai pedoman bahwa pengendalian kualitas merupakan bagian dari proses
produksi yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan kualitas produk,
sehingga pemenuhan pelayanan kepada konsumen dapat tercapai. Kualitas
sendiri merupakan keseluruhan karakteristik dari suatu produk atau jasa yang
mampu memberi kepuasan kepada pelanggan atau konsumen.
(Feigenbaum,1992).
Pengendalian kualitas produk merupakan suatu sistem pengendalian yang
dilakukan dari tahap awal suatu proses sampai produk jadi, dan bahkan sampai
pada pendistribusian kepada konsumen. Dalam upaya peningkatan kualitas
pada suatu perusahaan harus mengetahui tingkat kemampuan proses yang
dimiliki perusahaan agar mengetahui sejauh mana output akhir dari proses itu
dapat memenuhi kebutuhan pelanggan, sehingga dapat dijadikan dasar untuk
melakukan pengendalian dan peningkatan kualitas dari karakteristik output
yang diukur. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui
kemampuan proses produksi adalah metode DPMO (Defect Per Million
Opportunities) yang menunjukkan kegagalan per satu juta kesempatan, yang
artinya dalam satu unit produksi tunggal terdapat rata-rata kesempatan untuk
gagal dari suatu karakter CTQ (Critical To Quality) hanya beberapa kegagalan
per satu juta kesempatan atau mengharapkan prosentase yang tinggi dari apa
yang diharapkan pelanggan akan ada dalam produk (Gaspersz, 2002).
4
C. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang
valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu
pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah (Darna &
Herlina,2018). Adapun langkah-langkah dalam metode penelitian yaitu
sebagai berikut :
1. Waktu, dan tempat penelitian dilakukan di CV. Laksana Karoseri yang
berlokasi di Jl. Raya Ungaran-Bawen Km. 24,9 Gembongan, Karangjati,
Kec. Bergas Semarang, Jawa Tengah 50266. Penelitian dilakukan pada
tanggal 1-30 September 2020.
2. Identifikasi Perumusan Masalah
Identifikasi perumusan masalah disusun berdasarkan pengamatan
permasalahan yang ada di CV. Laksana Karoseri adalah perusahaan yang
memproduksi karoseri/body rangka. Permasalahan dibagian stasiun
pemasangan body rangka yang masih terdapat beberapa kecacatan pada
proses pembuatan rangka body.
3. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode six sigma.
Metode six sigma merupakan sekumpulan konsep dan praktik yang
berfokus pada penurunan variasi proses dan penurunan kegagalan atau
kecacatan produk. Elemen yang penting dalam six sigma, adalah
memproduksi hanya 3,4 cacat untuk setiap satu juta kesempatan atau
operasi (Defect Per Million Opportunities) dan inisiatif-inisiatif
peningkatan proses untuk mencapai tingkat kinerja enam sigma (Gasperz,
2011:37).
4. Pengumpulan Data
Pengumpulan data-data terkait dengan masalah pada perusahaan ini
menggunakan 2 cara yaitu:
a) Data diperoleh langsung dari perusahaan
Data-data terkait dengan permasalahan kecacatan produk pada proses
pembuatan body rangka dalam 3 bulan terakhir dari bulan Januari-
Maret 2020 diperoleh secara langsung dari divisi Quality Control
stasiun body rangka.
b) Wawancara
Wawancara dilakukan secara langsung dengan pihak terkait
permasalahan. Wawancara dengan supervisor Quality Control di
stasiun body rangka dan welder inspection yang mengerti
permasalahan kecacatan pada proses pembuatan body rangka untuk
memperoleh data-data jenis kecacatan, faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas body rangka yang kemudian akan dilakukan
perbaikan.
6
5. Pengolahan Data
Pengolahan data yang sudah diperoleh dari perusahaan dan wawancara
langsung dengan pihak terkait, kemudian mencari jenis kecacatan yang
dominan, mencari sebab dan akibat dari kecacatan serta mengolahnya
menggunakan metode six sigma agar mengetahui level sigma dari
perusahaan dan dilakukan perbaikan.
6. Flowchart Penelitian
Dari keterangan jenis defect yang sudah ada untuk mencari nilai
DPMO (Defect per Million Opportunities) untuk mengetahui nilai sigma
pada body rangka di CV. Laksana Karoseri mengacu pada jenis
defect/CTQ. Berikut merupakan hasil perhitungan dari nilai DPMO dan
level sigma seperti berikut ini :
Tabel 2.5 Nilai DPMO dan Level Sigma
Keterangan Nilai
CTQ 6
Jumlah Unit Produk (U) 249
Jumlah Produk Cacat (D) 2236
Defect Per Tonase (DPT) 8,98
Defect Per Opportunities (DPO) 1,497
DPMO 1496653
Sigma 0
Keterangan rumus sebagai berikut :
CTQ = Banyak jenis defect
DPT = D
U
DPO = DPT
CTQ
DPMO = DPO ×1.000.000
Sigma = normsinv((1000000-DPMO)/1000000+1,5)
3. Analyze
a. Fishbone Diagram
Identifikasi unsur penyebab masalah yang menyebabkan terjadinya
defect pada body rangka didapatkan defect yang paling dominan yaitu Nut,
Gap dan Getar yang kemudian di analisis menggunakan diagram fishbone
untuk mencari akar permasalahan penyebab dari defect tersebut.
11
Tabel 2.6 Improve dan Control pada Defect Body Rangka
No. FAKTOR Penyebab Sub Penyebab Penanggulangan Pengontrolan Hasil
1. Manusia - Tenaga kerja kurang - Kurang memahami - Mengadakan pelatihan - Pelatihan dan sosialisasi - Didapatkan tenaga
terampil dan teliti. instruksi kerja dan secara berkala dari welder dari divisi Quality kerja yang terampil
- Pekerja tidak disiplin standar kualitas. inspection dan divisi Control untuk dan profesional dalam
dalam mematuhi - Kurangnya kesadaran Quality Control untuk mengurangi defect pada proses welding.
standar K3. dalam K3 dan meningkatkan body rangka. - Didapatkan tenaga
penerapan 5R. keterampilan pekerja dan - Pengawasan dan kerja yang mematuhi
pemahaman akan standar pendampingan dari standar K3 dan
kualitas. foreman/supervisor penerapan 5R pada
- Melakukan pengawasan kepada operator untuk setiap lini produksi.
terhadap pekerja secara menerapkan standar K3
terus menerus agar dan 5R pada tiap lini
mematuhi standar K3 dan perusahaan.
menerapkan 5R pada
setiap lini produksi.
2. Metode - Proses welding - Instruksi kerja tidak - Adanya pembaruan - Melakukan - Proses welding yang
kurang maksimal. diperbarui dan instruksi kerja proses pendampingan dan optimal dan
- Penetrasi pada saat kurangnya sosialisasi welding atau lainnya dan pengawasan terhadap pemahaman tenaga
welding kurang baik ke operator. sosialisasi instruksi kerja kinerja karyawan. kerja akan instruksi
- Pengaturan suhu kepada operator. - Pengecekan secara kerja.
panas dan arus listrik - Membuat panduan dalam berkala dalam - Berkurangnya defect
kurang presisi pengoperasian mesin serta pengoperasian mesin. rasio dan kualitas
pelatihan dalam hasil pengelasan yang
mengoperasikan mesin. lebih baik.
3. Mesin - Peralatan welding - Pengecekan dan - Adanya penggantian - Melakukan pengecekan - Mengurangi defect
sering mengalami pembaruan peralatan sparepart yang sudah secara berkala terhadap pada saat proses
kerusakan. kurang maksimal. tidak berfungsi dengan alat pengelasan. pengelasan
12
13
- Peralatan welding - Banyaknya frekuensi baik dan menyediakan - Adanya pengecekan dikarenakan adanya
sering macet dan dalam penggunaan stok sparepart dengan dan pembaruan mesin pembaruan sparepart.
kurang maksimal. peralatan welding. kualitas terbaik. pengelasan yang sudah - Tidak adanya
- Melakukan tindakan rusak. breakdown mesin dan
preventif maintenance produksi dapat
secara berkala agar dapat berjalan terus
meminimalisir kerusakan menerus.
mesin.
4. Material - Material berkarat - Penempatan material - Menempatkan material - Memberikan instruksi - Didapatkan mutu
dan kotor kurang sesuai. pipa plat didalam gudang kepada divisi logistik material yang sesuai
- Material patah dan - Mutu bahan baku dan sebelumnya dilakukan untuk melakukan dengan standar
retak yang rendah. primer ulang agar tidak pengecekan dan perusahaan dan
mudah berkarat. penyortiran setiap kualitas baik.
- Melakukan pemeriksaan material yang keluar - Mengurangi tingkat
pada material pipa plat masuk gudang. kecacatan material.
saat datang apakah sesuai - Memeriksa dengan
dengan standar dari ketat setiap kedatangan
perusahaan. material dari supplier.
5. Lingkungan - Proses pengelasan - Kecepatan angin. - Meminimalisir proses - Menyesuaikan dengan - Didapatkan proses
tidak nyaman. - Kurang tersedianya pengelasan didekat kondisi lingkungan pengelasan dengan
- Kondisi ruangan fasilitas penunjang ruangan terbuka. area pengelasan body hasil yang maksimal
yang panas, bising dalam pekerjaan. - Menyediakan alat rangka. dan mengurangi
dan debu fiber. penunjang bagi pekerja di - Memberikan alat tingkat kecacatan.
setiap lini produksi. penunjang pekerjaan - Tenaga kerja lebih
seperti masker,earplug nyaman pada saat
dan helm safety saat melakukan pekerjaan.
melakukan pekerjaan.
E. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai pengendalian kualitas
proses pemasangan body rangka dengan menggunakan metode six sigma di
CV. Laksana Karoseri didapatkan beberapa kesimpulan yaitu :
1. Didapatkan hasil jumlah defect selama bulan Januari-Maret 2020 sebanyak
2236 titik kecacatan dari 174 unit bus. Sedangkan untuk jenis-jenis defect
yang sering terjadi diantaranya yaitu Nut 884, Gap 610, Getar 297,
Estetika 182, Pengelasan 141, Curva 122, maka jenis defect yang
ditetapkan sebagai Critical to Quality (CTQ) pada proses pemasangan
body rangka di CV. Laksana Karoseri adalah defect Nut, Gap dan Getar.
2. Dari hasil perhitungan DPMO didapatkan hasil sebesar 1.496.653 dan
diketahui level sigma pada body rangka CV. Laksana Karoseri sebesar 0
yang diartikan sangat tidak kompetitif dan harus ditingkatkan dalam
standar pengendalian kualitasnya agar dapat menaikkan ke level 2-3
sigma.
3. Faktor yang mempengaruhi kecacatan pada body rangka diantaranya yaitu
tenaga kerja yang kurang terampil dan teliti, operator kurang memahami
instruksi kerja dan standar kualitas, instruksi kerja tidak diperbarui dan
kurangnya sosialisasi ke operator, proses welding kurang maksimal,
peralatan welding sering mengalami kerusakan, material berkarat dan
kotor, mutu bahan baku rendah, kondisi ruang yang panas, bising dan
berdebu.
F. Ucapan Terimakasih
Penyusunan laporan Kerja Praktek ini tidak terlepas dari pihak-pihak yang
membantu berupa saran, kritik maupun dukugan. Penulis ucapkan terima
kasih atas seluruh bantuannya, kepada:
1. Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya penulis diberikan
kemudahan untuk menyelesaikan Laporan Kerja Praktek.
2. Ibu, Bapak dan saudara yang mendoakan, memberikan semangat dan
motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Kerja Praktek.
3. Bapak Eko Setiawan, S.T, M.T. Ph.D selaku Ketua Jurusan Teknik
Industri UMS.
4. Dosen Pembimbing Bapak Hari Prasetyo, ST, MT, Ph.D atas kesediaan
beliau membimbing penulisan laporan Kerja Praktek ini.
5. Pembimbing lapangan Bapak Didit Zaenanto selaku Kepala Quality
Control di stasiun body rangka, Bapak Ahyo dan Bapak Ilyas selaku
Welder inspection di pengelasan body rangka, Bapak Agung Ridho
Cahyono, SE., MM., yang selalu membimbing penulis selama Kerja
Praktek di CV. Laksana Karoseri.
6. Teman-teman Teknik Industri UMS Angkatan 2017 yang senantiasa saling
membantu dan memberi semangat dukungan.
G. Daftar Pustaka
Gaspersz, Vincent. 2011. Lean Six Sigma for Manufacturing and Service
Industries. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Gaspersz, Vincent. 2001. Metode Analisa Untuk Pengendalian Kualitas Statistik.
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Darna, Nana dan Herlina, Erlin. 2018. Memilih Metode Penelitian Yang Tepat:
Bagi Penelitian Bidang Ilmu Manajemen. Ciamis: Universitas Galuh Ciamis.
Joko, Winarni & Catur. 2011. Aplikasi Six Sigma DMAIC dan Kaizen Sebagai
Metode Pengendalian dan Perbaikan Kualitas Produk. Vol. 4, No. 1. Jurusan
Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi
AKPRIND Yogyakarta.
Sirine, H & Kurniawati, P 2017. Pengendalian Kualitas Menggunakan Metode Six
Sigma Pada PT Diras Concept Sukoharjo. Asian Journal of Innovation and
Entrepreneurship, vol. 02, no. 03. Fakultas Ekonomi & Bisnis , Universitas
Kristen Satya Wacana Salatiga.
Feigenbaum, A.V, 1992. Kendali Kualitas Terpadu, Penerbit Erlangga. Jakarta.
Pam Caster. 2010, Sig Sigma. American Association of Occupational Health
Nurse.
Darmawan, Ardi 2019. Analisis Pengendalian Kualitas Proses Pengelasan
(Welding) Dengan Metode Six Sigma Dalam Upaya Mengurangi Defect Pada
Produk PC 3000 Boom Fs. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Alfian & Sri. 2018. Analisis Pengendalian Kualitas Proses Pengelasan (Welding)
Dengan Pendekatan Six Sigma Pada PT. XYZ. Vol. 17; No. 2. Fakultas
Ekonomi Universitas Garut.
Ma’arif, A 2019. Pengendalian Kualitas Pada Produk Batik Printing
Menggunakan Metode Six Sigma. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sandroto, V 2009. Peran Current Reality Tree dalam Soft Systems Methodology.
Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung.