Abstrak
CV Profile Image Studio merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengembangan
perangkat lunak, khususnya di bidang Website serta pembangunan strategi bisnis online. Dengan
banyaknya proyek yang diterima dan dikelola, maka proses pengembangan pada perusahaan harus
diperhatikan dan diawasi dengan baik agar dapat menghasilkan produk yang bermutu. Namun saat ini,
permasalahan yang sering ditemui oleh perusahaan adalah adanya perubahan dan penambahan
requirement pada masa pengembangan. Pada penelitian ini dipaparkan tingkat kapabilitas proses
pengembangan perangkat lunak pada perusahaan. Kerangka kerja Capability Maturity Model
Integration for Development (CMMI-DEV) digunakan sebagai dasar dalam melakukan evaluasi terkait
dengan proses pengembangan. Penilaian dilakukan untuk mendapatkan hasil tingkat kapabilitas
dengan menggunakan metode Standard CMMI Appraisal Method for Process Improvement
(SCAMPI) kelas C. Terdapat 5 area proses yang ditentukan dalam melakukan penilaian, yaitu Project
Planning, Project Monitoring and Control, Requirement Management , Configuration Management
dan Process and Product Quality Assurance. Dari penilaian yang dilakukan, hanya area proses
Process and Product Quality Assurance yang mencapai tingkat kapabilitas satu, sedangkan area proses
lainnya masih berada pada tingkat kapabilitas nol. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kelemahan
dalam praktik pengembangan perangkat lunak dalam perusahaan. Oleh karena itu, dapat dirumuskan
beberapa rekomendasi untuk meningkatkan proses pengembangan dalam perusahaan.
Kata kunci: CMMI-DEV, SCAMPI, tingkat kapabilitas, area proses
Abstract
CV Profile Image Studio is a company engaged in the field of software development, specifically in
website development and online business strategy development. With a lot of project managed by the
company, the process of software development in the company must be considered and managed
properly in order to produce a high-quality products. A problem that is often encountered is a changes
towards requirements and additional requirements in the midst of development. In this study, the
capability level of software development process is explained. Capability Maturity Model Integration
for Development (CMMI-DEV) is utilized as a basis for evaluating the process of development. An
assessment is carried out to get the capability level results, using the Standard CMMI Appraisal
Method for Process Improvement (SCAMPI) class C. There are 5 process areas for the evaluation
namely, Project Planning, Project Monitoring and Control, Requirement Management , Configuration
Management and Process and Product Quality Assurance. From the assessment carried out, only the
Process and Product Quality Assurance process area that achieved one capability level, meanwhile
the other process areas are still on the zero capability level. This shows that there are weaknesses in
software development practices in the company. Therefore, several recommendations can be proposed
to improve the development process.
Keywords: CMMI-DEV, SCAMPI, capability level, process areas
pendekatan pengembangan yang fleksibel atau dan Melaporkan Hasil Penilaian. Dengan
agile dapat menggunakan metode ini tanpa mengidentifikasi tingkat kematangan dari
harus mengikuti kerangka kerja penilaian yang perangkat lunak, maka kelemahan dapat
holistik. diidentifikasi. Sehingga dapat diusulkan
Selanjutnya, (Bayona-Oré, et al., 2019), rekomendasi perbaikan untuk meningkatkan
memaparkan studi kasus dari sebuah institusi tingkat kapabilitas dari area proses yang dinilai.
pendidikan yang menggunakan best-practices
dari CMMI untuk meningkatkan area proses 2.2 Capability Maturity Model Integration
pengelolaan dari persyaratan, verifikasi dan (CMMI)
validasi. Penelitian ini menggunakan model Capability Maturity Model Integration
CMMI-DEV dilengkapi dengan model IDEAL (CMMI) merupakan sebuah model best
untuk melaksanakan implementasi best- practices yang diterapkan untuk meningkatkan
practices dan dengan SCAMPI B sebagai proses pengembangan perangkat lunak. Tujuan
metodologi evaluasi praktik saat ini yang ada di dari CMMI adalah untuk menyediakan model
dalam organisasi. Hasil yang didapatkan dari yang mencakup pengembangan dan
penelitian ini adalah, bahwa penerapan best- pemeliharaan produk serta layanan dan juga
practices CMMI dapat meningkatkan kualitas menawarkan kerangka kerja yang luas, untuk
dari produk perangkat lunak. menambah dan membentuk sebuah badan
Penelitian kelima oleh (Diebold, et al., pengetahuan (bodies of knowledge) yang baru
2018) melakukan implementasi perbaikan (Chrissis, et al., 2003). Terdapat tiga bidang
proses secara agile ke sebuah perusahaan minat dalam CMMI yaitu, CMMI for
software kecil atau very small enterprise (VSE). Development (CMMI-DEV) yang berfokus
Dalam penelitian ini, penulis menggabungkan pada pengembangan produk dan jasa, CMMI
kedua aspek, penilaian menggunakan ISO for Services (CMMI-SVC) untuk pengelolaan
29110 serta perbaikan proses dengan jasa dan CMMI for Acquisition (CMMI-ACQ)
pendekatan agile. Pengumpulan data didapatkan berfokus pada akuisisi produk dan jasa.
dari wawancara dengan mode penilaian.
Penilaian dilakukan menggunakan metode 2.3 Model penyajian CMMI
SCAMPI dengan skala NPLF. Berdasarkan 50 Dalam CMMI terdapat level untuk
base practices yang diteliti, bahwa 13 praktik menggambarkan hasil dari penilaian. CMMI
meningkat melalui penerapan praktik agile. menyajikan dua jalur peningkatan yaitu tingkat
Metode SCAMPI kelas C sebagai alat kapabilitas dan tingkat maturitas. Kedua
pengumpulan bukti dan model CMMI-DEV tingkatan ini bersesuaian dengan pendekatan
juga diterapkan pada penelitian oleh (Rong, et dalam perbaikan proses yang disebut sebagai
al., 2016). Kemudian pada penelitian juga “representasi”. Yang pertama adalah
mengadopsi aturan implementasi specific representasi continuous untuk meraih tingkat
practices yang dibuat oleh referensi penelitian kapabilitas dan selanjutnya representasi staged
ini. Berikut adalah aturan tersebut: untuk meraih tingkat maturitas.
a) Jika bukti memenuhi implementasi dari
sebuah praktik dan tidak ada 2.4 Capability Levels
kesenjangan/kelemahan yang diidentifikasi, Menurut buku CMMI for Development
maka praktik “Fully Implemented” versi 1.3, tingkat kapabilitas mengacu pada
b) Jika bukti memenuhi implementasi dari perbaikan kinerja suatu proses dalam area
sebuah praktik tapi terdapat proses individual. Organisasi yang
kesenjangan/kelemahan yang diidentifikasi, menggunakan pendekatan continuous, model
maka praktik “Largely Implemented” CMMI menyediakan tingkat kapabilitas dalam
c) Jika bukti tidak memenuhi setiap desain dan kontennya. Pendekatan
implementasi dari sebuah praktik maka praktik menggunakan level ini bertujuan untuk
“Not Implemented” meningkatkan proses yang terkait dengan area
Penelitian oleh (Gunawan, et al., 2018), proses CMMI secara inkremental
melakukan identifikasi tingkat kapabilitas Tingkat kapabilitas untuk sebuah area
software dengan menggunakan model CMMI proses tertentu dapat dicapai ketika seluruh
dan metode penilaian SCAMPI kelas C. tujuan umum (generic goals) dari proses
Terdapat 3 fase dalam tahapan penilaian yaitu tersebut terpenuhi. Generic Goals dapat
Merencanakan Penilaian, Melakukan Penilaian ditemukan pada Tingkat Kapabilitas level 2 dan
3. Terdapat 4 level kapabilitas yaitu sebagai yang ingin ditangani organisasi. Berikut
berikut. merupakan roadmaps yang dikembangkan oleh
Tabel 1 Capability Level SEI:
2.8 SCAMPI
Standard CMMI Appraisal Method for
Process Improvement (SCAMPI) digunakan
untuk menyediakan skala penilaian berkualitas
terhadap CMMI. Penilaian dengan SCAMPI
digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan proses pada saat ini,
mengungkapkan risiko pengembangan /
akuisisi, dan menentukan tingkat kapabilitas
dan tingkat kematangan. Setiap metode
SCAMPI memenuhi semua persyaratan
penilaian CMMI untuk metode penilaian Kelas
A, B, atau C yang tepat.
Pada penelitian ini akan menggunakan
SCAMPI kelas C sebagai metode penilaian.
SCAMPI C biasanya digunakan untuk
mengukur kesiapan organisasi sebelum
menerapkan CMMI. Dengan melakukan
penilaian menggunakan SCAMPI C, dapat
dengan mudah mendapatkan celah dari proses
yang telah dilakukan oleh organisasi
dibandingkan dengan praktik CMMI. Gambar 1 Kerangka Alur Penelitian
continuous sehingga dapat dipilih area proses 4 Identifikasi Unit Profile Image Studio.
berdasarkan Roadmaps. Project Roadmaps Organisasi
digunakan untuk organisasi yang ingin
5 Menentukan Penilaian hanya
menetapkan kontrol dalam proyek.
anggota tim dilakukan oleh satu
Kemudian alat penilaian yang digunakan
orang.
dalam penelitian ini adalah SCAMPI kelas C.
Teknik wawancara digunakan untuk menggali 6 Menentukan Penilaian hanya
informasi. Penentuan narasumber untuk kriteria team dilakukan oleh satu
wawancara ditentukan berdasarkan RACI leader orang.
Chart.
Tahapan selanjutnya adalah pengumpulan 7 Ukuran tim Penilaian hanya
data yang dilakukan langsung pada Profile dilakukan oleh satu
Image Studio. Pengumpulan data dapat berupa orang.
mengumpulkan bukti dan dokumen-dokumen 8 Menentukan Penilaian hanya
pendukung yang berkaitan dengan proses area tanggungjawab dilakukan oleh satu
yang dinilai. Data-data didapatkan dari proses dalam tim orang.
wawancara maupun melalui penulusran
dokumen. 9 Menentukan Jumlah partisipan,
Selanjutnya adalah melakukan penilaian sumber daya waktu yang
terhadap area proses yang telah ditentukan. yang diperlukan dibutuhkan serta alat
Dengan melakukan penilaian maka dapat untuk pengumpulan
mengetahui tingkat kapabilitas dan data telah ditentukan
mendapatkan temuan dari praktik yang telah 10 Logistik Wawancara
diimplementasikan. Data-data penilaian Penilaian menggunakan alat
dianalisis untuk mengetahui apakah sebuah area perekam dan
proses memenuhi kesluruhan Specific Practices pertanyaan berdasar
(SP) atau Generic Practices (GP) untuk Lembar PIID.
mencapai tingkat kapabilitas tertentu. Dari
penilaian yang dilakukan dapat diketahui B Perencanaan dan Persiapan
kelemahan dari tiap-tiap praktik sehingga dapat 1 Persiapan Ditentukan dengan
dirumuskan rekomendasi berdasarkan partisipan RACI Chart.
kelemahan yang diidentifikasi tersebut.
2 Pengembangan Melakukan
4. PENILAIAN Rencana penyusunan
penilaian instrument penelitian.
4.1 Metodologi Penilaian SCAMPI C
3 Persetujuan Mendapatkan ijin dari
Tabel 2. Kegiatan SCAMPI C sponsor akan Profile Image Studio
No. Kegiatan Keterangan rencana untuk melakukan
penilaian penelitian.
A Dokumentasi
C Pengumpulan Data
1 Dokumentasi Menggunakan
dari Metode SCAMPI kelas C. 1 Data dari Data dari
wawancara wawancara
2 Identifikasi Mendapatkan tingkat
tujuan penilaian kapabilitas dari terhadap partisipan
proses pengembangan penilaian terkait
produk serta proyek praktik yang telah
yang ada pada diimplementasikan.
perusahaan.
2 Data dari Penelusuran
3 Batasan Model Menggunakan model dokumen dokumen.
CMMI-DEV versi 1.3
dengan staged 3 Mendapatkan Penilaian hanya
representation pada 5 persetujuan tim dilakukan oleh satu
area proses. orang.
Praktik ini belum dijalankan secara sepenuhnya. untuk memastikan bahwa seluruh item
Perusahaan hanya melakukan pengawasan konfigurasi telah ditetapkan dan memenuhi
berbasis timeline atau waktu pengerjaan proyek. syarat.
Kemudian SP 1.5 Monitor Stakeholder 5.5 Analisis hasil Penilaian Process and
Involvement yaitu memantau keterlibatan Product Quality Assurance
stakeholder dan klien. Praktik ini tidak Area proses Process and Product Quality
diterapkan dengan baik oleh perusahaan. Saat Assurance berada pada tingkat kapabilitas 1
ini hanya melakukan interaksi dengan klien atau Performed. Setiap specific practices telah
melalui media sosial. Status keterlibatan diimplementasikan oleh perusahaan. Penilaian
stakeholder dan klien tidak diawasi secara baik. dapat dilanjutkan terhadap generic goals 2 atau
Managed Process. Namun tidak keseluruhan
5.3 Analisis hasil Penilaian Requirement generic practices (GP) diimplementasikan.
Management Praktik yang tidak diimplementasikan
Area proses Requirement Management adalah GP 2.1 Establish an Organizational
berada pada tingkat kapabilitas 0 atau Policy yaitu menentukan dan mengelola standar
Incomplete. Hal ini berarti tidak keseluruhan untuk melakukan proses Quality Assurance.
praktik diimplementasikan oleh perusahaan. Kebijakan dalam perusahaan tidak ditetapkan
Praktik-praktik yang tidak diimplementasikan secara tertulis dan terstandar. Hal ini
adalah SP 1.3 Manage Requirements Change menyebabkan beberapa masalah seperti
yaitu mengelola perubahan pada kebutuhan dokumen catatan Quality Assurance sering
pada proyek. Perusahaan belum menerapkan berbeda-beda.
praktik ini. Perubahan yang ada tidak dikelola Kemudian praktik GP 2.5 Train People
dan didokumentasikan secara khusus. yaitu melatih orang untuk melakukan proses
Kemudian SP 1.4 Maintain Bidirectional sesuai kebutuhan. Perusahaan tidak melakukan
Traceability of Requirements yaitu menjaga proses pelatihan secara khusus terhadap pihak
keterlusuran dua arah dari kebutuhan. yang akan melakukan proses penjaminan mutu,
Persyaratan dan kebutuhan dalam hanya berdasarkan pengalaman dan keahlian
pengembangan tidak didokumentasikan dengan yang sudah dimiliki.
baik sehingga praktik ini belum dijalankan.
5.6 Rekomendasi
5.4 Analisis hasil Penilaian Configuration Berdasarkan hasil analisis kelemahan pada
Management tiap area proses dan analisis praktik yang tidak
Area proses Configuration Management dilaksanakan, maka disusun rekomendasi
berada pada tingkat kapabilitas 0 atau perbaikan praktik untuk proses pengembangan
Incomplete. Hal tersebut berarti terdapat perangkat lunak pada Profile Image Studio.
specific practices yang belum Rekomendasi yang diberikan berdasarkan best-
diimplementasikan oleh perusahaan. Praktik- practices yang terdapat pada buku CMMI for
praktik yang tidak dijalankan adalah SP 1.2 Development versi 1.3. Hal ini juga disesuaikan
Establish a Configuration Management System dengan kondisi pada perusahaan saat ini.
yaitu menetapkan dan mengelola manajemen Dengan rekomendasi yang diberikan oleh
konfigurasi. Perusahaan belum menerapkan peneliti, maka diharapkan dapat membantu
sistem manajemen konfigurasi. Namun item organisasi dalam meningkatkan proses
konfigurasi saat ini tersimpan pada GitLab. pengembangan perangkat lunaknya.
Kemudian SP 1.3 Create or release baseline
Pada area proses Project Planning, Project
yaitu membuat dan melepaskan baseline untuk
Monitoring and Control, Requirement
penggunaan inernal. Perusahaan belum
Management dan Configuration Management
menerapkan praktik ini, dikarenakan belum
agar dapat mencapai tingkat kapabilitas 1 maka
pernah ada proyek yang mengalami perubahan
keseluruhan specific practices harus
di tengah-tengah masa pengembangan. Selain
diimplementasikan. Kemudian untuk area
itu di awal sudah ditentukan akan menggunakan
proses Process and Product Quality Assurance,
skema database seperti apa dan lain-lain.
maka keseluruhan generic practices harus
Dan yang terakhir adalah SP 3.2 Perform
diimplementasikan agar dapat mencapai tingkat
Configuration Audits yaitu menjaga integritas
kapabilitas 2.
baseline dari konfigurasi. Perusahaan belum
menerapkan praktik ini. Praktik perlu dilakukan
7. DAFTAR PUSTAKA
Ardana, I. M. S. & Suharjito, 2017. Software
Development Evaluation Process Using
CMMI-Dev on Limited Resources