Capability Maturity Model CMM
Capability Maturity Model CMM
Masing-masing area kunci proses, memiliki tujuan yang harus dicapai. Setiap
Area Kunci Proses memiliki purpose statement, introductory notes dan related
process Areas.
Purpose Statement menjelaskan tujuan yang hendak dicapai dalam area kunci
proses tersebut.
Introductory Notes menjelaskan konsep umum yang melatarbelakangi area kunci
proses yang dimaksud.
Related Process Area menjelaskan keterkaitan setiap area kunci proses yang ada.
Contoh pendeskripsian Area Proses pada CMMI
Dalam hal ini, kami mengambil contoh 2 macam area proses yaitu
Requirements Management (REQM/ Manajemen Persyaratan posisi pada Level 2)
dan Project Planning (PP/ Perencanaan Proyek posisi pada Level 2)
Sukses pada level ini didasarkan pada kerja keras dan kompetensi yang tinggi orang-
orang yang ada di dalam organisasi tersebut atau dapat juga dikatakan perusahaan ini
belum menjalankan tujuan dan sasaran yang telah didefinisikan oleh CMMI. Permasalahan
yang tak terduga ada di mana-mana , baik maupun buruk . Masalah utama yang dihadapi
oleh perangkat lunak organisasi ialah mengenai pengelolaan , bukan secara teknis .
2. Repeatable
Ciri-ciri dari repeatable level adalah :
a. Kualitas perangkat lunak mulai bergantung pada proses bukan pada orang
b. Terdapat manajemen proyek sederhana
c. Terdapat quality assurance sederhana
d. Terdapat dokumen sederhana
e. Terdapat software configuration management sederhana
f. Tidak adanya knowledge management
g. Tidak adanya komitmen untuk selalu mengikuti SDLC dalam kondisi apapun
h. Tidak adanya stastikal control untuk estimasi proyek
i. Rentan perubahan struktur organisasi .
Pada tahap ini , sebuah organisasi telah mencapai seluruh specific dan generic
goals pada Level 2. Semua pekerjaan yang berhubungan dengan dengan proses-proses
yang terjadi saling menyesuaikan diri agar dapat diambil kebijakan. Setiap orang yang
berada pada proses ini dapat mengakses sumber daya yang cukup untuk mengerjakan
tugas masing-masing. Setiap orang terlibat aktif pada proses yang membutuhkan.
Setiap aktivitas dan hasil pekerjaan berupa memonitor, mengontrol, meninjau, serta
mengevaluasi untuk menjaga kekonsistenan pada deskripsi yang telah diberikan.
3. Defined
Pada level 3 , sebuah organisasi telah mencapai seluruh specific dan generic
goals pada Level 2 dan Level 3. Proses dicirikan dengan terjadinya penyesuaian dari
kumpulan proses standar sebuah organisasi menurut pedoman-pedoman pada
organisasi tersebut, menyokong hasil kerja, mengukur, dan proses menambah
informasi lain menjadi milik organisasi.
4. Managed
Ciri-cirinya Managed Level adalah:
1. Sudah ada Activity Based Costing yang digunakan untuk estimasi
proyek berikutnya
2. Proses penilaian kualitas perangkat lunak dan proyek masih
bersifat kuantitatif
3. Terjadi pemborosan biaya untuk pengumpulan data karena proses
pengumpulan data masih dilakukan secara manual
4. Sudah memiliki mekanisme umpan balik
5. Tidak ada mekanisme pencegahan defect
Pada proses ini suatu organisasi telah mencapai seluruh specific dan generic goals
yang ada di Level 2, 3, 4, dan 5. Optimized level ini fokus kepada peningkatan proses secara
berkesinambungan melalui inovasi teknologi.
Pada level 5 , perbaikan proses yang berkesinambungan adalah jalan kehidupan .
Fokusnya adalah pada pencegahan terjadinya cacat dan mendorong inovasi . Dalam
organisasi yang belum matang , tidak ada yang mungkin bertanggung jawab untuk proses
perbaikan. Organisasi yang matang biasanya memiliki partisipasi 70-80 % dalam kegiatan
perbaikan pada setiap waktu dan setiap orang yang terlibat didalamnya . Perbaikan proses
yang berkesinambungan berarti perubahan yang dikendalikan dan perbaikan diukur dalam
kemampuan proses .
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan CMM
Manajemen Perubahan
Manajemen perubahan merupakan kunci sukses dari program perbaikan proses,
beserta mekanisme-mekanisme untuk memfasilitasi pengembangan , implementasi ,
dan penerapan proses , metode , dan alat-alat . ( Kitson , 1992)
1. Menyiapkan prioritas sesuai dengan visi perusahaan dan strategi bisnis .
2. Koordinasi Proses Organisasi
3. Kinerja dari Waktu pemasaran,kualitas , biaya , dan hasil produk akan
didukung oleh proses organisasi .
Kepemilikan proses
Seorang pemilik proses yaitu Software Engineering Process Group (SEPG)
bertanggung jawab atas efektivitas proses dan efisiensi , metode , dan alat.
Mengetahui bahwa manajer proyek dan pemilik proses mungkin memiliki pandangan
yang bertentangan, maka kebijakan harus dalam bentuk tertulis untuk menangani
konflik tersebut . Dalam hal terjadinya jalan buntu antara proyek manajer dan pemilik
proses , keduanya akan menyajikan analisis risiko ke Komite Eksekutif untuk
persetujuan akhir dari proses yang telah di sesuaikan .
Kesadaran
Sebuah aspek penting dalam implemetasi dari model ini adalah untuk membuat
seluruh organisasi menyadari inisiatif dan proses . Hal ini dapat dicapai melalui seminar dan
lokakarya .
Pedoman rapat
Dalam rangka memfasilitasi pelaksanaan kegiatan kelompok kerja , sejumlah
pertemuan membutuhkan pemandu yang mana petunjuk diperlukan untuk menetapkan
kebijakan . ( Laporte , 1997) Fasilitator dalam pertemuan tersebut memainkan peran yang
sangat penting menjelaskan hasil pada akhir pertemuan.
Pengambilan Keputusan
Sebuah metode partisipatif pengambilan keputusan dengan mengacu pada proses
perbaikan akan sangat membantu dalam menangkap praktek-praktek terbaik dari berbagai
kelompok sehingga memperkaya proses organisasi dan kualitas produk dan mengurangi waktu
pemasaran. ( Paulk , 1993)
Tim Evaluasi
Survei periodik untuk mengevaluasi efisiensi tim akan menjadi alat yang efektif
untuk meningkatkan kemampuan . Survey tersebut( Pfeffer , 1998) dapat mengatasi masalah
berikut :
1. Tujuan dan sasaran
2. Pemanfaatan sumber daya
3. Kepercayaan dan resolusi konflik
4. Kontrol dan kepatuhan terhadap prosedur
5. Komunikasi antarpribadi
6. Pemecahan masalah
7. Eksperimentasi dan kreativitas .
Hal ini akan membantu dalam memberikan masukan yang diperlukan pada waktu
yang tepat untuk meningkatkan kemampuan pengetahuan Manajemen organisasi.
Langkah-langkah dalam CMMI :
1. Mendefinisikan lima tingkat kematangan pengembangan
perangkat lunak
2. Mengidentifikasi masalah yang paling penting untuk kualitas
perangkat lunak danperbaikan proses
3. Organisasi melakukan penilaian praktek pengembangan
perangkat lunak
Menentukan di mana mereka cocok dalam model
kemampuan
Mengidentifikasi area untuk perbaikan
4. Rencana yang diperlukan untuk meng-upgrade proses
pembangunan
Praktik-praktik terbaik CMMI dipublikasikan dalam dokumen-
dokumen yang disebut model, yang masing-masing ditujukan untuk
berbagai bidang yang berbeda. Diantaranya :
1. Development (pengembangan) pada agustus 2006 CMMI ver 1.2
CMMI-DEV (CMMI for Development) yang dirilis pada Agustus
2006 dan ditujukan untuk proses pengembangan produk dan jasa
2. Acquisition (akuisisi) CMMI-ACQ (CMMI for Acquisition) yang
dirilis pada November 2007 dan ditujukan untuk manajemen
rantai suplai, akuisisi, serta proses outsourcing di pemerintah
dan industri.
Kegunaan CMM meliputi:
Contohnya :
1. standarisasi
2. pelatihan
3. penggunaan source control dan bug management
4. pembuatan dokument perencanaan dan design
5. pengukuran
6. penerapan sdlc
Hubungannya :
kalau prosesnya sudah jelas harusnya kualitasnya jelas terukur.
Beberapa keuntungan yang diperoleh saat perusahaan
menerapkan CMMI:
Penilaian studi kualitas (assessing) atas proses kematangan (maturity)
terkini.
Meningkatkan kualitas struktur organisasi dan pemrosesan dengan
mengikuti pendekatan best-practice.
Digunakan dalam proses uji-kinerja (benchmarking) dengan organisasi
lainnya.
Tersedianya Road Map untuk peningkatan lebih lanjut.
Perusahaan Internasional yang mengimplementasikan CMMI: