2) Model Prototyping
Prototyping adalah proses iterative dalam pengembangan sistem dimana
requirement diubah ke dalam sistem yang bekerja (working system) yang secara
terus menerus diperbaiki melalui kerjasama antara user dan analis. Prototype juga
bisa dibangun melalui beberapa tool pengembangan untuk menyederhanakan
proses. Adapun tahapan-tahapan dalam model prototyping yaitu pengumpulan
kebutuhan, membangun prototyping, menggunakan sistem, mengkodekan sistem,
menguji sistem, evaluasi sistem, dan evaluasi prototyping.
3. Jelaskan perbedaan tugas dan tanggung jawab antara programmer dengan analisis
system!
Jawaban :
1) System Analyst (Analis Sistem)
Analis sistem ialah orang yang bertugas untuk meneliti sistem dengan mempelajari
masalah-masalah yang timbul dan menilai kebutuhan-kebutuhan pemakai serta
mengidentifikasikan solusi yang berdalih (lebih mengetahui aspek-aspek bisnis dan
teknologi komputer.
Tugas dan tanggung jawab sistem analis yaitu:
Tanggungjawab analis sistem tidak melulu pada penciptaan program komputer
saja, namun pada sistem secara keseluruhan.
Pengetahuan analis sistem mesti luas, tidak melulu pada teknologi komputer,
tetapi juga pada bidang software yang ditanganinya.
Pekerjaan analis sistem dalam penciptaan program terbatas pada pemecahan
masalah secara garis besar.
Pekerjaan analis sistem melibatkan hubungan tidak sedikit orang, tidak terbatas
pada sesama analis sistem, programer tetapi pun pemakai sistem dan manajer.
2) Programmer
Programmer ialah orang yang bertugas untuk menulis kode program untuk
sebuah aplikasi tertentu menurut rancangan yang diciptakan oleh sistem analis.
Tugas dan tanggung jawab programmer yaitu :
Terbatas pada penciptaan program komputer
Pekerjaan programmer sifatnya teknis dan mesti tepat dalam pembuatan
instruksi-instruksi program
Merancang dan memodelkan sistem seperti UML, flowchart, ERD dan lain-lain
Menulis kode program
Men-debugging program
Menguji atau testing program
2) Analysis
Tahapan SDLC yang selanjutnya adalah proses analisis. Pada tahap ini, tim akan
menganalisis kebutuhan fungsional sistem. Jadi, tim akan melakukan analisis untuk
mengetahui apa masalah bisnis, apa target yang ingin dicapai, apa tujuan utama dari
pengembangan software tersebut, apa fungsi dari software yang akan
dikembangkan, dan lain-lain. Analisi ini diperlukan dalam tahapan SDLC agar produk
nantinya akan memiliki hasil akhir yang sesuai dengan ekspektasi klien.
3) Design
Berdasarkan requirement yang telah ditentukan sebelumnya, maka tim akan
membuat rencana desain atau spesifikasi desain. Rincian desain tersebut kemudian
akan dibahas dengan para pemangku kepentingan. Tim akan menjelaskankan
dengan berbagai parameter seperti risiko, teknologi yang akan digunakan,
kapabilitas tim, kendala proyek, waktu dan anggaran. Setelah itu, pemangku
kepentingan akan meninjau kembali desain tersebut dan menawarkan umpan balik
dan saran.
4) Development
Dalam fase ini, proses pengembangan software dimulai. Jadi, tim pengembang akan
mulai membangun seluruh sistem dengan menulis kode menggunakan bahasa
pemrograman yang dipilih. Tahapan SDLC ini dapat dikatakan sebagai fase
terpanjang dari proses pengembangan software.
Untuk pengerjaan proyek besar, proses pengembangan software biasanya akan
dibagi menjadi beberapa unit atau modul kemudian ditugaskan ke beberapa tim
pengembang. Database admin akan membuat data yang diperlukan dalam database,
front-end developer bertugas membuat UI dan GUI untuk berinteraksi dengan back-
end. Proses pengembangan software tersebut akan dilakukan berdasarkan pedoman
dan prosedur yang sudah ditentukan sebelumnya.
5) Testing
Tahapan SDLC ini akan melibatkan para software Quality Assurance (QA) untuk
melakukan pengujian pada sistem dan menilai apakah software dapat bekerja sesuai
dengan fungsionalitas yang diharapkan. Tim QA akan menguji semua area software
untuk memastikan bahwa sistem terbebas dari cacat, error, ataupun bug. Jika
ternyata masalah ditemukan di dalam software yang dikembangkan, maka tim QA
akan menginformasikannya dengan tim pengembang agar perbaikan dapat segera
dilakukan. Proses ini berlanjut hingga software benar-benar terbebas dari bug,
bekerja stabil, dan berfungsi sesuai harapan.
7) Maintenance
Tahapan SDLC yang terakhir adalah proses maintenance atau pemeliharaan
software. Di tahap ini, tim akan melakukan pemeliharaan sistem dan rutin melakukan
pembaruan agar kinerja software tetap dapat optimal.
b) Analisis Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari pengembangan sistem, meliputi keuntungan
berwujud (tangible benefit) dan keuntungan tidak berwujud (intangible benefit).
7. Jelaskan fungsi use case diagram, fungsi activity diagram dan fungsi sequence
diagram
Jawaban :
Use case diagram adalah satu dari berbagai jenis diagram UML (Unified
Modelling Language) yang menggambarkan hubungan interaksi antara sistem
dan aktor. Use case dapat mendeskripsikan tipe interaksi antara si pengguna
sistem dengan sistemnya. Adapun fungsi dari use case diagram antara lain (1)
berguna untuk mempelihatkan proses aktivitas secara urut dalam sistem; (2)
mampu menggambarkan proses bisnis, bahkan menampilkan urutan aktivitas
pada sebuah proses; (3) sebagai jembatan antara pembuat dengan konsumen
untuk mendeskripsikan sebuah sistem.
Activity diagram (diagram aktivitas) yaitu diagram yang dapat memodelkan
proses-proses yang terjadi pada sebuah sistem. Runtutan proses dari suatu
sistem digambarkan secara vertikal. Activity diagram berfungsi untuk
memodelkan alur kerja sistem secara keseluruhan dan menganalisis diagram use
case dengan cara mendeskripsikan aktor, tindakan yang perlu dilakukan, dan
kapan harus terjadi.
Sequence diagram merupakan jenis diagram interaksi karena menggambarkan
“bagaimana” dan dalam urutan “apa” sekelompok objek bekerjasama. Sequence
diagram digunakan untuk menjelaskan dan menampilkan interaksi antar objek-
objek dalam sebuah sistem secara terperinci, menampilkan pesan atau perintah
yang dikirim beserta waktu pelaksanaannya, dan memperlihatkan bagaimana
suatu objek dan komponen akan saling berinteraksi satu sama lain untuk
menyelesaikan suatu proses.
9. Jelaskan 4 teknik pengambilan data pada saat pengumpulan data pada tahapan
analisis
Jawaban :
a) Teknik observasi (pengamatan)
Dalam upaya pengumpulan data dan pemahaman terhadap sistem yang berjalan,
teknik observasi adalah teknik utama yang biasa dan paling sering digunakan.
Teknik ini menghasilkan data dengan tingkat kehandalan dan akurasi yang
sangat baik. Teknik observasi dilakukan dengan cara melaksakan pengamatan
secara langsung ke objek yang diteliti sehingga dapat dilihat dan dipahami cara
kerja sistem yang berjalan.
b) Teknik wawancara
Teknik wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau tanya jawab langsung dengan
narasumber yang berhubungan dengan masalah-masalah yang dibahas.
c) Tinjauan pustaka (library research)
Tinjauan pustaka merupakan teknik pengumpulan data dengan cara membaca,
mengutip, dan mengumpulkan teori-teori dari buku-buku, internet serta
mempelajari referensi dokumen dan catatan lain yang mendukung proses
penelitian.
d) Questioner (kuesioner / angket)
Questioner disebut pula angket atau self administrated questioner adalah teknik
pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada
responden untuk diisi. Ada dua macam kuesioner yaitu:
- Kuesioner terbuka
Adalah suatu kuesioner dimana pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan tidak
disediakan jawaban pilihan sehingga responden dapat bebas/terbuka luas
untuk menjawabnya sesuai dengan pendapat/pandangan dan
pengetahuannya.
- Kuesioner tertutup
Adalah suatu kuesioner dimana pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan telah
disediakan jawaban pilihan, sehingga responden tinggal memilih salah satu
dari jawaban yang telah disediakan.
12. Jelaskan informasi apa saja yang terkandung pada deskripsi use case
Jawaban :
a) Overview information
Elemen ini menyediakan basic information dari sebuah use case. Dimana
informasi yang di berikan mencakup :
Use case name : Berisikan informasi tentang nama use case yang akan
didetailkan.
Use case ID : Berisikan kode unik dari tiap use case yang ada, biasanya
merupakan urutan dari use case.
Importance level : Berisikan informasi tentang seberapa penting
atau Critical, use case yang dibuat. . Ada tiga tipe yang dari usecase yaitu :
High,middle, Low.
Primary actor : Berisikan informasi tentang pengguna atau actor yang
menjalankan use case tersebut.
Use case type : Berisikan infromasi tentang tipe dari tiap use case.
Stakeholder : Berisikan informasi tentang sesorang yang nantinya
Berkepentingan terhadap use case yang dibuat.
Brief description : Berisikan informasi tentang use case secara umum.
Trigger : Berisikan informasi tentang sebuah event yang memicu dibuatnya
use case.
Trigger type : Berisikan informasi tentang tipe dari pemicu dari usecase itu
terjadi, dimana terdapat dua macam tipe pemicu yaitu External
trigger dan temporal trigger. Pemicu External adalah kejadian external yang
memicu sebuah use case dibuat sedangkan pemicu Temporal adalah suatu
jangka waktu yang yang nantinya memicu sebuah use case dibuat
b) Relationship
Elemen ini menjelaskan bagaimana hubungan sebuah use case dengan use
case yang lain maupun hubungan antara use case dengan para actornya. Ada
4 basic type dari relationship di dalam sebuah use case antara lain:
Association relationship : Menjelaskan hubungan antara use case dan
actor yang terlibat di dalam use case tersebut.
Include relationship : Menjelaskan inclusion dari tiap use case, yang
dimana Include ini bertujuan untuk memecah sebuah use case yang
kompleks menjadi beberapa bagian terpisah
Extend relationship : Menjelaskan tentang ekstensi dari tiap use case yang
ada , biasanya ekstensi dari use case ini tidak bisa bisa dijalankan jika use
case utamanya tidak dijalankan terlebih dahulu.
Generalization relationship : Menjelaskan tentang Generalization dari tiap
use case, Seperti contohnya membuat order di kelompokan atau dibagi
menjadi membuat order member lama dan membuat order member baru.
c) Flow of event
Elemen ini adalah elemen terakhir dalam penyusunan Use case description yang
dimana elemen ini menjelaskan tentang proses bisnis dari tiap use case yang ada.
Flow of event sendiri dibagi menjadi tiga steps antara lain:
Normal flow :Berisikan tentang steps atau langkah langkah umum dari proses
bisnis yang ada dari tiap use case.
Sub-Flow:Berisikan tentang proses bisnis yang dipecah dari normal flow yang
terlalu kompleks sehingga menjadi sebuah proses lain yang masih
berhubungan dengan normal flownya
Alternative/Exceptional flow :Beriskan informasi tentang kendala-kendala
yang menyebabkan proses bisnis tidak dapat berjalan secara Baik.
16. Buatlah aplikasi aktual dari suatu sistem basis data. Tentukan kebutuhan dari level
pemakai yang berbeda dalam hal kebutuhan data, tipe query dan transaksi yang
diproses.
Jawaban :
Aplikasi Klasifikasi Penentuan Pengajuan Kartu Kredit
Desain Tabel
1) Tabel User
Nama_Tabel : user
Primary_Key : id_user
Foreign_Key : -
Deskripsi : Untuk menyimpan data user
Tabel User
N Nama Field Tipe Panjan Keterangan
o g
1 Id_user int 10 Primary Key
2 Nama varchar 30 -
3 Username varchar 20 -
4 Password varchar 20 -
5 level varchar 15 -
17. Bagaimana karakteristik dari model data untuk rancangan skema konseptual harus
diproses?
Jawaban :
1) Expressiveness : model data cukup ekspresif untuk membedakan perbedaan
tipe data, relationship dan constraint.
2) Simplicity and understandability : model cukup sederhana untuk pemakai yang
tidak mengerti dan menggunakan konsep tersebut.
3) Minimality : model mempunyai sejumlah kecil konsep dasar yang berbeda dan
tidak overlapping.
4) Diagrammatic representation : model dalam bentuk notasi diagram untuk
menampilkan skema konseptual yang mudah diinterpretasikan.
5) Formality : skema konseptual ditampilkan dalam model data harus
merepresentasikan spesifikasi formal data. Sehingga konsep model harus
ditentukan secara akurat dan tidak berganda.
18. Apa perbedaan dua pendekatan utama dalam rancangan skema konseptual
Jawaban :
1) Pendekatan desain skema terpusat (one-shot) dimana kebutuhan dari aplikasi
yang berbeda dan kelompok pemakai pada tahap I digabungkan ke dalam satu
himpunan kebutuhan sebelum desain skema dimulai. Suatu skema berhubungan
digabungkan ke himpunan kebutuhan kemudian dilakukan desain. Jika terdapat
banyak pemakai dan banyak aplikasi, penggabungan semua kebutuhan dapat
menghabiskan waktu.
2) Pendekatan view integration, dimana kebutuhan tidak digabungkan. Suatu
skema dirancang untuk setiap kelompok user atau aplikasi berdasarkan
kebutuhan masing-masing. Kemudian dikembangkan skema level tinggi (view)
untuk setiap kelompok user atau aplikasi. Selama tahap view integration, skema
bagian digabungkan ke dalam skema konseptual global untuk keseluruhan basis
data. Individual view dapat dibentuk sebagai skema eksternal setelah view
integration.
Perbedaan pada kedua pendekatan tersebut terletak pada tujuan dimana banyak
view kebutuhan dari banyak pemakai dan aplikasi digabungkan. Pada
pendekatan tepusat, rekonsiliasi dilakukan secara manual oleh DBA. Hal ini
dapat mengakibatkan terjadi konflik pada staff DBA. Permasalahan ini
dipecahkan dengan menggunakan konsultan luar. Sedangkan pada pendekatan
view integration, setiap kelompok pemakai merancang skema konseptual (EER)
masing-masing. Kemudian proses integrasi diaplikasikan pada skema ini (view)
oleh DBA untuk membentuk skema integrasi global.
19. Strategi apa yang digunakan untuk merancang skema konseptual dari kebutuhan?
Jawaban :
1. Top-down strategy : dimulai dengan skema yang berisi abstraksi level tinggi dan
kemudian mengaplikasikan ketentuan top-down. Sebagai contoh, tentukan hanya
beberapa tipe entiti level tinggi dan kemudian lakukan pembagian ke dalam tipe
entiti level lebih rendah dan relationship.
2. Bottom-up strategy : dimulai dengan skema yang berisi abstraksi dasar dan
kemudian kombinasikan atau tambahkan abstraksi tersebut. Sebagai contoh,
mulai dengan atribut dan kelompok ke dalam tipe entiti dan relationship.
Tambahkan relasi baru pada entiti selama proses perancangan.
3. Inside-out strategy : merupakan kasus khusus dari bottom-up strategy dimana
atensi difokuskan pada himpunan konsep terpusat yang lebih nyata. Model
kemudian diisi dengan konsep baru pada konsep yang sudah ada. Kita dapat
tentukan beberapa tipe entiti nyata dalam skema dan dilanjutkan dengan
menambah tipe entiti dan relasi yang berhubungan.
4. Mixed strategy : kebutuhan dibagi berdasarkan top-down strategy, bagian skema
dirancang untuk setiap partisi berdasarkan bottom-up strategy.
20. Sebutkan langkah-langkah view integration ke rancangan skema konseptual.
Jawaban :
1. Identifikasi korespondensi dan konflik diantara skema : karena skema dirancang
individual, perlu menentukan konstruksi khusus dalam skema yang
merepresentasikan konsep dunia nyata yang sama.
2. Modifikasi view untuk kesesuaian dengan lainnya : satu skema dimodifikasi
sehingga sesuai dengan skema lainnya.
3. Menggabungkan view : skema global dibuat dengan menggabungkan skema
individu.
4. Restrukturisasi : sebagai langkah akhir, skema global dianalisa dan
direstrukturisasi untuk memindahkan redudansi dan kompleksitas yang tidak
perlu.