Anda di halaman 1dari 6

NAMA : ALDY JULIANSYAH PUTRA

NIM : 11180930000037
KELAS : 3B

LATAR BELAKANG
Proses bisnis atau business process yang berjalan didalam suatu organisasi atau perusahaan
semakin berkembang pesat. Hal ini terjadi karena proses bisnis sangat berguna untuk menggerakan
bisnis yang terdapat didalam suatu organisasi atau perusahaan sehingga membuat organisasi atau
perusahaan tersebut semakin berkembang dan mendapatakat outcome yang positif. Proses bsinis
memiliki beberapa sub-bab seperti pengertian, karakteristik, tiga proses bisnis, capability maturity
model dan business process modeling.

PEMBAHASAN

Pengertian Proses Bisnis


A collection of inter-related events, activities, and decision points that involve a number of
actors and objects, and that collectively lead to an outcome that is of value to at least one customer.

Dari gambar diatas kita daoat mengetahui bahwa dengan menggunakan proses bisnis yang baik dan
benar kita akan mendapkan positive outcome sehingga perusahaan yang dijalankan akan berkembang.

- Event : Sesuatu yang akan dikerjakan


- Activitiy: : Kegiatan yang dilakukan
- Decision Point : Sesuatu yang kita ingin lakukan, ini membutuhkan kejelasan pada
activity dan event, dan tidak akan brjalan tanpa bantuan actord dan bantuan object.
Karakteristik Proses Bisnis
Beberapa karakteristik umum yang dianggap harus dimiliki suatu proses bisnis adalah :
1. Definitif: Suatu proses bisnis harus memiliki batasan, masukan, serta keluaran yang jelas.
2. Urutan: Suatu proses bisnis harus terdiri dari aktivitas yang berurut sesuai waktu dan ruang.
3. Pelanggan: Suatu proses bisnis harus mempunyai penerima hasil proses.
4. Nilai tambah: Transformasi yang terjadi dalam proses harus memberikan nilai tambah pada
penerima.
5. Keterkaitan: Suatu proses tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus terkait dalam suatu
struktur organisasi.
6. Fungsi silang: Suatu proses umumnya, walaupun tidak harus, mencakup beberapa fungsi.

Tipe Proses Bisnis


Terdapat tiga jenis tipe proses bisnis :
1. Proses manajemen, yakni proses yang mengendalikan operasional dari sebuah sistem.
Contohnya semisal Manajemen Strategis
2. Proses operasional, yakni proses yang meliputi bisnis inti dan menciptakan aliran nilai
utama. Contohnya semisal proses pembelian, manufaktur, pengiklanan dan pemasaran,
dan penjualan.
3. Proses pendukung, yang mendukung proses inti. Contohnya semisal akunting, rekruitmen,
pusat bantuan.

Capability Maturity Model


Capability Maturity Model disingkat CMM Merupakan mekanisme kualifikasi
sebuah software development house yang dapat memberikan gambaran tentang kemampuan
perusahaan tersebut dalam melakukan development software. Dalam arti lain, Capability Maturity
Model disingkat CMM adalah suatu model kematangan kemampuan (kapabilitas) proses yang
dapat membantu pendefinisian dan pemahaman proses-proses suatu organisasi. Pengembangan
model ini dimulai pada tahun 1986 oleh SEI (Software Engineering Institute) Departemen
Pertahanan Amerika Serikat di Universitas Carnegie Mellon di Pittsburgh, Amerika Serikat.

CMM awalnya ditujukan sebagai suatu alat untuk secara objektif menilai
kemampuan kontraktor pemerintah untuk menangani proyek perangkat lunak yang diberikan.
Walaupun berasal dari bidang pengembangan perangkat lunak, model ini dapat juga diterapkan
sebagai suatu model umum yang membantu pemahaman kematangan kapabilitas proses organisasi
di berbagai bidang. Misalnya rekayasa perangkat lunak, rekayasa sistem, manajemen
proyek, manajemen risiko, teknologi informasi, serta manajemen sumber daya manusia.
Secara umum, maturity model biasanya memiliki ciri sebagai berikut:

1. Proses pengembangan dari suatu organisasi disederhanakan dan dideskripsikan dalam wujud
tingkatan kematangan dalam jumlah tertentu (biasanya empat hingga enam tingkatan)

2. Tingkatan kematangan tersebut dicirikan dengan beberapa persyaratan tertentu yang harus
diraih.
3. Tingkatan-tingkatan yang ada disusun secara sekuensial, mulai dari tingkat inisial sampai
pada tingkat akhiran (tingkat terakhir merupakan tingkat kesempurnaan)

4. Selama pengembangan, sang entitas bergerak maju dari satu tingkatan ke tingkatan berikutnya
tanpa boleh melewati salah satunya, melainkan secara bertahap berurutan.
· Definisi Harafiah

1. Capability : menjadi kapabilitas yang berarti kemampuan yang bersifat laten. Capability
lebih mengarah kepada integritas daripada kapabilitas yang berarti itu sendiri.

2. Maturity : matang / dewasa . Matang merupakan hasil proses, sedangkan dewasa merupakan
hasil dari pertumbuhan.
3. Model : suatu penyederhanaan yang representatif terhadao keadaan di dunia nyata

· Nilai-nilai yang dilihat dalam pengukuran CMM


1. Apa yang diukur ( parameter )
2. Bagaimana cara mengukurnya ( metode )
3. Bagaimana standar penilaiannya ( skala penilaian )
4. Bagaimana interpretasinya ( bagi manusia )

· Kegunaan CMM
1. Untuk menilai tingkat kematangan sebuah organisasi pengembang perangkat lunak.
2. Untuk menyaring kontraktor yang akan menjadi pengembang perangkat lunak

3. Untuk memberikan arah akan peningkatan organisasi bagi top management di dalam sebuah
organisasi pengembang perangkat lunak.

4. Sebagai alat bantu untuk menilai keunggulan kompetitif yang dimiliki sebuah perusahaan
dibandingkan perusahaan pesaingnya.

· Tahapan dalam CMM


1. Initial Level

Level ini hiasa disebut anarchy atau chaos. Pada pengembangan sistem ini masing –
masing developer menggunakan peralatan dan metode sendiri. Berhasil atau tidaknya
tergantung dari project teamnya. Project ini seringkali menemukan saat – saat krisis, kadang
kelebihan budget dan di belakang rencana. Dokumen sering tersebar dan tidak konsisten dari
satu project ke project lainnya. Level initial bercirikan sebagai berikut :
• Tidak adanya manajemen proyek
• Tidak adanya quality assurance
• Tidak adanya mekanisme manajemen perubahan (change management)
• Tidak ada dokumentasi
• Adanya seorang guru/dewa yang tahu segalanya tentang perangkat lunak yang
dikembangkan.
• Sangat bergantung pada kemampuan individual
2. Repeatable level

Proses project management dan prakteknya telah membuat aturan tentang biaya
projectnya, schedule, dan funsionalitasnya. Fokusnya adalah pada project
management bukan pada pengembangan sistem. Proses pengembangan sistem selalu diikuti,
tetapi akan berubah dari project ke project. Sebuah konsep upaya dibuat untuk mengulang
kesuksesan project dengan lebih cepat. Level Repeatable bercirikan sebagai berikut :

• Kualitas perangkat lunak mulai bergantung pada proses bukan pada orang
• Ada manajemen proyek sederhana
• Ada quality assurance sederhana
• Ada dokumentasi sederhana
• Ada software configuration managemen sederhana
• Tidak adanya knowledge managemen
• Tidak ada komitment untuk selalu mengikuti SDLC dalam kondisi apapun
• Tidak ada statiskal control untuk estimasi proyek
• Rentan terhadap perubahan struktur organisasi.
3. Defined level

Standard proses pengembangan sistem telah dibeli dan dikembangkan dan ini telah
digabungkan seluruhnya dengan unit sistem informasi dari organisasi. Dari hasil penggunaan
proses standard, masing – masing project akan mendapatkan hasil yang konsisten dan
dokumentasi dengan kualitas yang baik dan dapat dikirim. Proses akan bersifat stabil,
terprediksi, dan dapat diulang. Level Defined bercirikan :

• SDLC sudah dibuat dan dibakukan


• Ada komitmen untuk mengikuti SDLC dalam keadaan apapun
• Kualitas proses dan produk masih bersifat kwalitatif bukan kualitatif (tidak terukur hanya
kira-kira saja)

•Tidak menerapkan Activity Based Costing


• Tidak ada mekanisme umpan balik yang baku
4. Managed level
Tujuan yang terukur untuk kualitas dan produktivitas telah dibentuk. Perhitungan
yang rinci dari standard proses pengembangan sistem dan kualitas produk secara rutin akan
dikumpulkan dan disimpan dalam database. Terdapat suatu usaha untuk mengembangkan
individual project management yang didasari dari data yang telah terkumpul. Level Managed
bercirikan :

• Sudah adanya Activity Based Costing dan dan digunakan untuk estimasi untuk proyek
berikutnya
• Proses penilaian kualitas perangkat lunak dan proyek bersifat kuantitatif.
• Terjadi pemborosan biaya untuk pengumpulan data karena proses pengumpulan data
masih dilakukan secara manual
• Cenderung bias. Ingat efect thorne, manusia ketika diperhatikan maka prilakunya
cenderung berubah.
• Tidak adanya mekanisme pencegahan defect
• Ada mekanisme umpan balik
5. Optimized level

Proses pengembangan sistem yang distandardisasi akan terus dimonitor dan


dikembangkan yang didasari dari perhitungan dan analisis data yang dibentuk pada level 4.
Ini dapat termasuk perubahan teknologi dan praktek – praktek terbaik yang digunakan untuk
menunjukkan aktivitas yang diperlukan pada standard proses pengembangan sistem . Level
Optimized bercirikan :

• Pengumpulan data secara automatis


• Adanya mekanisme pencegahan defect
• Adanya mekanisme umpan balik yang sangat baik
• Adanya peningkatan kualitas dari SDM dan peningkatan kualitas proses.

Business Process Modeling


Wikipedia menyatakan bahwa Business Process
Modelling (BPM) adalah “representasi dari fungsi-
fungsi yang berkaitan dengan kegiatan bisnis seperti
input, control, output, resource”. Business process
modeling dimanfaatkan untuk mengidentifikasi bagian-
bagian mana saja yang masih perlu diperbaiki dari proses
bisnis tersebut. Maka dari itu, Business process modeling
akan berlanjut ke tahap Business Process Improvement (BPI).
Terdapat 2 jenis utama dari Model Proses Bisnis, yaitu:
1. Model awal (situasi saat ini)
2. Model situasi baru yang memiliki tujuan dan harapan kedepan

KESIMPULAN

proses bisnis sangat berguna untuk menggerakan bisnis yang terdapat didalam suatu
organisasi atau perusahaan sehingga membuat organisasi atau perusahaan tersebut semakin
berkembang dan mendapatakat outcome yang positif. Ada tiga hal penting dalam proses bisnis yaitu
event, activity, dan decision point. Proses bisnis didukung oleh tiga proses yaitu, proses manajemen,
proses operasional dan proses pendukung. Proses bisnis juga memerlukan sebuah pemodelan yang
bertujuan untuk membantu pihak-pihak yang terlibat didalamnya. Dalam proses bisnis dterdapat
CPM yang berfungsi untuk memberikan arah akan peningkatan organisasi bagi top management di
dalam sebuah organisasi pengembang perangkat lunak, dan juga sebagai alat bantu untuk menilai
keunggulan kompetitif yang dimiliki sebuah perusahaan dibandingkan perusahaan pesaingnya.
Pemahaman yang baik tentang proses bisnis dapat memberikan sebuah perubahan terhadap
perusahaan atau organisasi karen dengan menggunakan proses bisnis yang benar sebuah perusahaan
bisa mendapatkan outvome positf sehingga perusahaan tersebut mendapatkan keuntungan yang
membuat peusahaan tersebut berkembang.

REFERENSI
https://www.academia.edu/8314759/Latar_Belakang_Terjadinya_Peran_Proses_Bisnis_Pada_Suat
u_Organisasi_Atau_Perusahaan
https://en.wikipedia.org/wiki/Business_process
https://id.wikipedia.org/wiki/Capability_Maturity_Model
https://id.wikipedia.org/wiki/Business_process_modeling
http://harumindripermata.blogspot.com/2014/03/capability-maturity-model-cmm.html

Anda mungkin juga menyukai