Bedah Buku
Organisasi Model Kematangan dari CMM
Menagement Proyek untuk Perangkat Lunak
Asumsi Menagement Proyek
2. Tingkat 2, repeatable
Tingakt ini meyediakan sebuah pengenalan formal, yaitu proses yang didokumentasikan.
Proses – proses menajemen dasar dibetuk untuk mengontrol biaya, penjadwalan, dan
fungsionalitas. Ciri-ciri dari repeatable level adalah:
1. Kualitas perangkat lunak mulai bergantung pada proses bukan pada individu.
2. Ada manajemen proyek sederhana.
3. Ada quality assurance sederhana.
4. Ada dokumen sederhana.
5. Ada software configuration management sederhana.
6. Tidak ada knowledge management.
7. Tidak ada komitmen untuk mengikuti SDLC dalam kondisi apapun.
8. Tidak ada stastikal control untuk estimasi proyek dan rentan perubahan struktur
organisasi.
3. Tingkat 3, defined
Tingkat ini menyediakan dasar untuk peningkatan proses yang berkelanjutan dengan
penetapan fungsi menajemen proes untuk mengontrol parameter proses. Proses perangkat
lunak untuk kegiatan menajemen dan rekayasa didokumentasikan, distandarkan, dan
diintegrasikan kedalam standar proses perangkat lunak untuk organisasi. Ciri-ciri dari Defined
level adalah :
1. SDLC sudah ditentukan.
2. Ada komitmen untuk mengikuti SDLC dalam keadaan apapun.
3. Kualitas proses dan produk masih bersifat kualitatif atau hanya perkiraan saja.
4. Tidak menerapkan Activity Based Costing.
5. Tidak ada mekanisme umpan balik yang baku.
4. Tingkat 4, menaged
Ukuran yang terperinci dari kualitas produk dan proses perangkat lunak akan dikumpulkan.
Keduanya harus dipahami dan dikontrol. Ciri-cirinya Managed Level adalah :
1. Sudah ada Activity Based Costing yang digunakan untuk estimasi proyek
berikutnya.
2. Proses penilaian kualitas perangkat lunak dan proyek masih bersifat kuantitatif.
3. Terjadi pemborosan biaya untuk pengumpulan data karena proses pengumpulan
data masih dilakukan secara manual.
4. Sudah memiliki mekanisme umpan balik.
5. Tidak ada mekanisme pencegahan defect.
5. Tingkat 5, optimized
Peningkatan proses yang berlanjut memungkinkan umpan balik kuantitatif dari proses.
1. Pengumpulan data secara automatis.
2. Ada mekanisme pencegahan defect.
3. Ada mekanisme umpan balik yang baik.
4. Ada peningkatan kualitas dari SDM.
5. Ada peningkatan kualitas proses.
Kelima tingkatan kematangan ini menggambarkan sebuah skala asli. Masing – masing tingkat
kematangan mengindikasikan tingkat kemampuan proses.
Tingkat 2 sampai 5 dipecah menjadi 18 area proses utama (Key Process Areas [KPA]). Masing
– masing KPA diorganisasikan menjadi lima bagian yang disebiut fitur umumm, yaitu :
1. Komitmen untuk melakukan
Fitur ini menggambarkan aksi – aksi yang harus mengambil tempat di dalam organisasi
untuk meyakinkan bahwa proses dibentuk dan berfungsi.
2. Kemampuan untuk melakukan
Fitur ini menggambarkan prasyarat yang harus ada di dalam proyek atau organisasi untuk
menerapkan kemampuan proses perangkat lunak.
3. Kegiatan yang dilakukan
Fotur ini menggambarkan peran – peran dan prosedur – prosedur yang perlu untuk
menerapkan proses area utama.
4. Mengukur dan menganalisis
Fitur ini menggambarkan kebutuhan untuk mengukur proses dan menganalisis
pengukuran.
5. Pembuktian implementasi
Fitur ini menggambarkan langkah – langkah untuk meyakinkan bahwa kegiatan –
kegiatan dilakukan di dalam pemenuhan dengan prose yang telah dibentuk.
Repeatable Defined
Menaged
Optimized
2. Tingkat 2, Repeatable
Proses dan praktek manajemen proyek pengembangan system telah dirancang untuk
melacak biaya proyek, jadwal, dan kegunaan dari sistem. Pada tahap ini, fokus ditekankan
pada manajemen proyeknya, bukan pada pengembangan sistem (pengembangan sistem
bervariasi untuk tiap proyek). Kesuksesan dan kegagalan masih bergantung pada kemampuan
dan pengalaman dari tim yang mengerjakan proyek. Walaupun begitu, telah terdapat usaha
untuk mengulang keberhasilan proyek sebelumnya, dan manajemen proyek yang efektif pun
akhirnya menjadi pondasi bagi standardisasi proses level berikutnya.
Ciri-ciri dari fungsi repeatable adalah kualitas perangkat lunak mulai bergantung pada proses
bukan pada orang, ada manajemen proyek sederhana, ada quality assurancesederhana, ada
dokumen sederhana, ada software configuration managementsederhana, tidak
adanya knowledge management, tidak adanya komitmen untuk selalu mengikuti SDLC dalam
kondisi apapun, tidak adanya stastikal control untuk estimasi proyek dan rentan perubahan
struktur organisasi.
3. Tingkat 3, Defined
Proses pengembangan sistem standar (umumnya disebut metodologi) telah dimiliki atau
dikembangkan dan telah digunakan secara terintegrasi melalui unit sistem atau pelayanan
informasi organisasi. Sebagai hasilnya, hasil dari setiap proyek menjadi lebih konsisten,
dokumentasi serta penyampaian yang berkualitas tinggi, dan proses menjadi lebih stabil,
mampu diprediksi (predictable), dan berulang (repeatable).
Dengan demikian, tingkatan yang dapat di ulang menggabarkan apa yang harus dikerjakan
dan siapa yang melakukanya, tingkatan ini akan menggambarkan ketetapan ketika
melakukannya dan bagaimana cara melakukannya. Tingkat 3 menetapkan suatu pemahaman
yang umum dari proses antarorganisasi dan juga menyediakan fleksibilitas dalam kaitannya
dengan bagaimana mengubah proses dan menghubungkannya pada kegiatan yang
berkelanjutan. Tugas tersebut menyediakan fondasi untuk kualitas dari keputusan
menajemen.
Pada kematangan Tingkat 3, organisasi tidak hanya menggambarkan prosesnya dalam
kaitannya dengan metode dan standar perangkat lunak, tingkat ini juga membuat serangkaian
peningkatan metodologi dan organisiasi.
4. Tingkat 4, Managed
Telah memiliki tujuan yang terukur untuk kualitas dan produktivitas. Ukuran mendetail
mengenai proses pengembangan proses standar dan kualitas produk telah dikumpulkan
secara rutin dan disimpan dalam database. Pada tahap ini manajemen lebih proaktif dalam
melihat masalah pengembangan sistem. Jadi walaupun proyek menemui masalah atau isu
yang tidak diperkirakan, proses masih akan dapat disesuaikan berdasarkan efek dari kondisi
yang mampu diprediksi dan terukur.
Ciri-cirinya adalah sebagai berikut, sudah ada Activity Based Costing dan digunakan untuk
estimasi proyek berikutnya, proses penilaian kualitas perangkat lunak dan proyek bersifat
kuantitatif, terjadi pemborosan biaya untuk pengumpulan data karena proses pengumpulan
data masih dilakukan secara manual, cenderung belum jelas disebabkan karena manusia
ketika diperhatikan perilakuknya cenderung berubah, tidak ada mekanisme
pencegahan defect dan adanya mekanisme umpan balik.
5. Tingkat 5, Optimized
Proses pengembangan sistem terstandarisasi secara kontinu dimonitor dan ditingkatkan
berdasarkan ukuran dan analisa data di level 4. Setiap pembelajaran yang ada disebarluaskan
pada seluruh bagian organisasi dengan penekanan pada penurunan ketidakefisienandalam
proses pengembangan sistem ketika menjaga kestabilan kualitas. Sebagai kesimpulan,
organisasi telah menjadikan peningkatan proses pengembangan sistem yang kontinu bagian
dari dirinya.
Cirri-cirinya adalah sebagai berikut, Pengumpulan data secara automatis, adanya mekanisme
pencegahan defect, adanya mekanisme umpan balik yang sangat baik, dan adanya
peningkatan kualitas dari SDM dan juga peningkatan kualitas proses.
Tingkat 5 9 16 37 1 $146.000
1.4.1 Tujuan
Tujuan yang dinyatakan dalam CMM dihubungkan secara langsung kepada permasalahan dan
peluang dari organisasi pengembangan perangkat lunak. Sebagai contoh, di buku satu tujuan
CMM adalah bahwa kebutuhan sistem yang dialokasikan pada perangkat lunak dikendalikan
untuk menetapkan sebuah baseline untuk rekayasa perangkat lunak dan penggunaan
menajemen. Masalah menajemen kebutuhan adalah salah satu permasalahan yang paling
umum di dalam komunitas perangkat lunak. Pada kebanyakan perusahaan, kebutuhan tidak
dikendalikan sama sekali. Mereka mengubah semua cara melalui sikulus pengembangan
perangkat lunak, yang mencakup pengujian beta.
Istilah
No Area Proses Singkatan Kategori Level
(Bhs. Indonesia
Pengawasan dan
Project Monitoring and Menajemen
13 PMC pengedalian 2
Control Proses
proyek
Perencanaan Menajemen
14 Project Planning PP 2
Proyek Proyek
Quantitative Project Menajemen Proyek Menajemen
15 QPM 4
Menagement Kuantitatif Proyek
Requirement Pengembangan
16 RPP Teknis 3
Development Kebutuhan
Requirement Menajemen
17 REQM Teknis 2
Menagement Kebutuhan
Menajemen
18 Risk Menagement RSKM Menajemen Resiko 3
Proyek
Menajemen
Supplier Agreement Menajemen
19 SAM Kesepakatan 2
Menagement Proyek
Pemasok
1.7 Rangkuman
CMM dikembangkan oleh software Engineering Institute (SEI) telah dijelaskan secara
mendetail pada publikasi yang berbeda. CMM adalah kerangka konseptual yang menyajikan
menajamen proses dari pengembangan perangkat lunak. CMM berisi lima tingakat, yaitu :
1. Tingkat 1, Initial
Proses tingkat awal merupakan proses yang paling sering dipraktikan di dalam bisnis
perangkat lunak. Perusahaan mengembangkan proses ini dari waktu ke waktu dan
mengembangkan kepemilikan. Sampai taraf tertentu, maka menyajikan kenyataan
dari organisasi pengembangan perangkat lunak, yaitu tekanan, krisis, dan
pembatasan.
2. Tingkat 2, Repeatable
Pada tingkat ini, proses menajemen proyek dasar dibentuk untuk menjejaki biaya-
biaya, jadwal, dan kemampuan. Disiplin proses perlu dilakukan pada tempatnya untuk
mengulangi kesuksesan yang sebelumnya terjadi pada proyek dengan aplikasi yang
sama.
3. Tingkat 3, Defined
Proses peranglat lunak untuk kegiatan rekayasa dan menajemen akan
didokumentasikan, distandarisasi, dan terintegrasi ke dalam suatu organisasi proses
perangkat lunak yang luas. Semua proyek menggunakan dokumentasi dan versi yang
telah disetujui, dan proses-proses organisasi untuk mengembangkan dan memelihara
perangkat lunak.
4. Tingkat 4, Menaged
Pada tingkat ini, ukuran terperinci dari proses perangkat lunak dan kualitas produk
dikumpulkan. Keduanya, baik proses perangkat lunak dan produk, dipahami adalah
menurut banyaknya dan dikendalikan dengan menggunakan ukuran terperinci. KPA
dari tingkat ini kebanyakan tidak dipahami di dalam keseluruhan struktur CMM sebab
arah mengenai bagaimana perpindahan dari Tingkat 3 le Tingkat 4 sangat tidak jelas.
5. Tingkat 5, Optimized
Pada tingkat ini, peningkatan proses berlanjut dengan umpan balik kuantitatif dari
proses dan dari pengujian teknologi, dan ide-ide inovatif. Pada tingkat ini, organisasi
berpindah dari langkah peningkatan proses ke dalam langkah menajemen proses.
Dari kelima tingakatan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa semakin tingi tingkat suatu
oerganisasi, semakin banyak keuntungan yang bisa didapat, dan dirasakan, baik oleh
porganisasi itu sendiri atau bagi pemesanan perangkat lunak, seperti resiko kegagalan yang
rendah, waktu pembuatan perangkat lunak yang semakin akurat dan lebih cepat, dan
pengeluaran biaya yang lebih rendah.
2. Menagement Proyek untuk Perangkat Lunak
2.1 Apa itu Proyek ?
Sebuah Proyek akan dikerjakan sekali, yang sebagian besar pekerjaannya dikerjakan secra
berulang-ulang untuk mengelola pekerjaan tersebut.
Orang yang bekerja dalam proyek mungkin akan menangangi pekerjaan lain yang sudah
selesai sehingga tim bersifat sementara. Anggota tim sering kali tidak mempunyai laporan
untuk manajer proyek dalam basis tetap. Artinya, proyek tidak memiliki kekuasaan langsung
atas mereka. Situasi seperti ini memiliki serangkaian masalah.
Seorang pakar kualitas, Dr. J.M. Juran, mengartikan suatu Proyek sebagai “ Sebuah kumpulan
masalah untuk diselesaikan.”definisi ini ditujukan untuk menyelesaikan masalah dan
kegagalan untuk menetapkan masalah secara teratur yang kadang-kadang membawa kita
dalam masalah.
J.M.Juran menawarkan definisi dari sebuah masalah. Sebuah keinginan objectif tidak hanya
berupa sebuah masalah. Kunci untuk masalah ini adalah adanya hambatan yang mencegah
anda untuk mencapai tujuan anda dengan mudah. Penyelesaian masalah terdiri dari
penemuan cara-cara untuk mengatasi atau mendapatkan hambatan yang dialami.
Cost= f(P,T,S)
Biaya (cost) adalah fungsi (f) dari kinerja (p), waktu (T), dan lingkungan (S). Jika P dan S
bertambah, biaya biasanya juga bertambah. Hubungan antara waktu dan biaya tidak linear.
Sesuai keteentuan, biaya meningkat ketika waktu proyek yang dilakukan berkurang dibawah
waktu optimum yang ditentukan, yaitu pada suatu keberadaan jangka waktu proyek yang
dihasilkan dalam kinerja terbaik dari semua sumber. Jika janngka waktu tersebut disingkat,
pembayaran tenaga kerja tingkat premium sebagai sebuah konsekuensi perlu dilakukan.
MENETAPKAN MASALAH
Mengembangkan Solusi pilihan
MERENCANAKAN PROYEK
Apa yang harus dilakukan?
Siapa yang akan melakukan?
Bagaimana dia akan melakukannya?
Kapan harus dilakukan?
Berapa banyak dilakukan?
Apa haru dibutuhkan untuk melakukannya?
MELAKSANAKAN RENCANA
MENUTUP PROYEK
Apa yang harus ditingkatkan?
Apa yang harus kita pelajari
Penjelasannya:
1. Menetapkan Masalah
Langkah ini akan mengidentifikasi maslah yang akan diselesaikan oleh proyek.
2. Mengembangkan Solusi pilihan
Alternatif solusi pembuka pikiran (anda dapat melakukan aksi ini sendiri atau
kelompok).
3. Merencanakan Proyek
Perencanaan berarti menjawab pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan,
untuk siapa, untuk berpa banyak, bagaimana, kapan, dan lain-lain.
4. Melaksanakan Rencana
Segera dilaksanakan, setelah rencana dibuat.kebanyakan orang-orang berusaha keras
untuk bersama-sama membuat trencana, kemudian gagal menjalankannya.
5. Mengawasi dan Mengendalikan perkembangan
jika perkembangan tidak diawasi, anda tidak dapat yakin bahwa anda akan berhasil
seperti menggunakan peta jalan untuk mencapai tujuan, tetapi mengacuhkan tanda
dataran tinggi.
6. Menutup Proyek
Jika tulisan sudah selesai, proyek akan selesn, dengan mudah ada sebuah langkah
terakhir yang harus diambil.
2.8 Metode-metode
Metode-metode merujuk pada alat-alat pekerjaan anda atau apa saja yang anda gunakan
untuk bekerja. Contoh, CAD (alat bantu desain komputer) merupakan sebuah alat.
2.8.1 Kebudayaan
Budaya organisasi mempengaruhi segala hal yag anda lakukan. Kebudayaan dibentuk oleh
nilai-nilai, keyakinan,sikap, tingkah laku, dan tradisi orang-orang didalam perusahaan.
2.8.2 Organisasi
Setiap organisasi harus berhadapan dengan penugasan dan definisi dari kekuasaan masing-
masing orang, tanggung jawab dan pertanggungjawaban.
2.8.3 Perencanaan
Perencaan yang baik itu penting untuk keberhasilan. Namun para manajer lebih sering
berbicara perencanaan namun menjalankan kenyataan.
2.8.4 Informasi
Kebanyakan organisasi bermasalah dengan organisasi dalam dua hal Data Historical yang baik
diperlukan untuk merencanakan proyek sementara kebanyakan organissasi tidak menyimpan
catatan-catatan yang baik sehingga mereka tidak memiliki cukup informasi mengenai sejarah
sendiri
2.8.5 Pengendalian
Subsistem pengendalian didukung oleh subsitem perencanaan dan subsistem informasi.
Keduannya dibutuhkan untuk mencaai pengendalian karena pengendalian dilatih dengan
membandingkan antara dimana anda sekarang dengan dimana anda seharusnya.
2.9 Rangkuman
Manajemen proyek adalah perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian aktifitas proyek
untuk mencapai tujuan proyek. Tujuan utama pasti ditemui pada kinerja, biaya, dan tujuan
waktu, ketika pada waktu yang sama Anda mengendalikan atau memperbaiki lingkungan dari
proyek pada tingkat yang tepat. Idealnya, lingkungan dari proyekharus mengingatkan seluruh
kehidupan konstan dari pekerjaan. Secra alami, kondisi ini jarang terjadi. Salah satu kunci dari
kandungan kesuksesan inii adalah dengan memiliki orang yang tepat dan mengatur mereka
dengan baik.
1. Sebuah proyek merupakan sebuah masalah yang didaftrkan untuk penyelesaian
2. Jika permasalahan tidak didefinisikan dengan benar, anda mungkin akan menemukan
penyelesaian yang tepat pada masalah yang salah
3. Fokus pada hasil yang diinginkan, bagaimana anda tahu kapan akan mencapainya
4. Cobalah untuk belajra dri setiap proyek dengan melkaukan audit akhir
3. Asumsi Menajemen Proyek
3.1 Pendahuluan
Dalam menganalisis interaksi antara pengembangan perangkat lunak dan manajemen proyek,
kita telah mempersiapkan pengujian dari karakteristik unik pengembangan manajemen
proyek. Langkah berikut merupakan pengujian fitur-fitur yang cocok dari manajemen proyek,
yaitu:
1. Manajemen ruang lingkup
2. Manajemen waktu
3. Manajemen biaya
4. Manajemen kualitas
5. Manajemen risiko
Mungkin Anda tertarik dengan perbedaan-perbedaan antara proyek pengembangan
perangkat lunak dan jenis-jenis proyek lainnya sehingga tidak melihat area-area manajemen
proyek yang menunjukkan bahwa perbedaan-perbedaan menjadi tidak terlalu penting.Topik-
topik berikut tidak tercakup karena perbedaan-perbedaan tersebut akan dianalisis :
1. Manajemen integrasi lingkup,
2. Manajemen SDM,
3. Manajemen komunikasi,dan
4. Manajemen pengadaan
3.3 PMBOK
PMBOK adalah singkatan dari Project Management Institute’s Project Management Body of
Knowledge. Proyek ini menjadi suatu acuan untuk menjelaskan bagaimana seharusnya
manajemen proyek bekerja. PMBOK telah diterbitkan dalam berbagai versi, sejak tahun 1987,
dan sejak itu menjadi standar American National Standards Institute (ANSI), PMBOK ini
bertujuan untuk mengidentifikasi pekerjaan yang baik dan menetapkan terminologi umum
untuk manajemen proyek.PMBOK menjabarkan manajemen proyek ke dalam sembilan topik
(area pengetahuan).
Pmbok menjelaskan bagian terpenting dari manajemen proyek secara metodologi yang telah
berhasil dikembangkan pada proyek-proyek industri yang berbeda-beda, pada batasan yang
luas. Karena PMBOK direncanakan untuk digunakan dalam berbagai situasi, PMBOK akan
diadaptasi dalam berbagai situasi pengembangan perangkat lunak.
Gambar : Bagian dari contoh struktur penyelesaian kerja untuk proyek pembangunan jalan
baru
Asumsi lain yang tersembunyi adalah proses definisi cakupan yang cukup membingungkan
dan dapat dibentuk di luar konteks proyek semula. Kita dapat membaginya dengan tujuan
untuk membuktikan aktivitas yang kita harapkan untuk pelaksanaan selama proyek.
Bagaimanapun, dalam pengembangan perangkat lunak, definisi cakupan dapat menjadi
proporsi substansial dari durasi dan biaya proyek. Mayoritas pekerjaan dilakukan berdasarkan
kebutuhan dan kemudian diterjemahkan ke dalam cara kerja perangkat lunak.
Pada praktiknya, pendekatan ini tidak bekerja dengan baik seperti yang diharapkan. Begitu
puj juga dengan proses kontral perubahan yang sangat dipaksakan. Didalam Kasus ini, aliran
atau peningkatan permintaan perubahan melalui proses kontral perubahan dilakukan dengan
sis-sia. Untuk pengembangan perangkat lunak, kebanyakan isu yang muncul adalah untuk
memperbarui detail-detail yang lebih kecil sehingga memerlukan biokrasi. Tetapi, jika langkah
definisi cakupan awal mengalami perubahan yang singkat dan jika definisi cakupan
berkelanjutan merupakan hal yang tidak lazim, kemudian pada bagian apa cakupan dapat
dengan jelas digambarkan? Jika klien dan pengembangan tidak pernah mendapat
kesempatan, apa yang diberikan proyek tersebut dalam mendapatkan tujuan-tujuannya
untuk dapat diterima oleh kedua belah pihak ? Supaya adil, edisi ketiga dari PMBOK
(PMBOK2004) kembali dari pemberitaan hard-line dari edisi kedua (PMI, 2004), dan
mengatakan bahwa “permintaan-permintaan akan mengurangi detail secara umum pada
tahap awal dan lebih mendetail pada tahap selanjutnya sebagai karakteristik produk yang
mengalami peningkatan yang lebih teliti lagi. Dengan bentuk dan substansi dari kebutuhan
yang akan berubah, hal ini akan selalu menyediakan detail penting untuk mendukung
perencanaan proyek selanjutnya.”Walaupun demikian, PMBOK tidak secara spesifik
membuat ini terjadi.
Menajemen Menajemen
Lingkup Waktu
Menajemen Lingkup
Perencana Perkiraan
an Sumber Biaya
Saya
Disamping pengembangan perangkat lunak, ada juga aktivitas yang kurang penting, seperti
konfigurasi layanan produksi, pelatihan pengguna, dan pemasangan perangkat lunak,
walaupun termasuk tugas penting dan benar. Satu-satunya aktivitas substansial adalah
pengembangan melaksanakan pengembangan perangkat lunak itu sendiri, tidak seperti yang
anda harapkan dari contoh diagram yang diberikan dalam PMBOK, yang terdiri dari aktivitas
seperti, perancangan, kode/konstruksi dan pengujian unit (unit test).
Untuk membuat perangkat lunak atau membuat produk lain, yakinlah bahwa hal pertama
yang harus dilakukan adalah merancangnya, menyusunnya, dan kemudian mengujinya. Jika
ada pengujian yang gagal dan kemudian fitur baru telah merusak beberapa produk fungsional
yang telah ada sebelumnya, kesalahan tersebut harus diperbaiki. Ketika penyusunan
pengujian ini telah selesai dilakukan, ia akn memindahkan kode ke dalam tim penympanan
perangkat lunak sehingga tugasnya telah selesai dan semua sitem telah bekerja denngan baik
dan sempurna.
Cockburn (1999) menemukan bahwa “ proses momen ke momen yang diikuti tim itu sangan
rumit dan tidak mungkin ditulis semua.” Pengujian unit ini mungkin akan diperluas seperti
yang ia tulis pada kode dan dikemas dengan cara baru fiturnya bisa gagal.
PERANCANGAN
KONSTRUKSI
PENGUJIAN
Isu lain adalah setiap aktivitas harus menghasilkan seluruh artefak sebuah produk yang aktual,
seperti spesifikasi, rencana, atau dokumen lainnya yang akan dimasukan untuk aktivitas
berikutnya dalam urutannya. Hanya konstruksi aktivitas yang menghasilkan sesuatulah yang
secara aktual bermanfaat bagi klien. Aktivitas analisis, arsitektur, dan perancangan masing-
masing menghasilkan suatu dokumen yang hanya digunakan sekali saja, dan kemudian
dibuang. Aktivitas seperti ini bukanlah cara yang efektif untuk mengembangkan perangkat
lunak.
Pendekatan terbaik ada pada urutan aktivitas sehingga layer terendah akan terlengkapi
sebelum kerja dimulai pada layer yang lebih tinggi, membangun aplikasi “dari bagian atas”.
Cara ini menghindari beberapa masalah dari pendekatan air terjun, tetapi masih
memperkenalkan suatu ketergantungan artefak yang tidak disukai untuk disamakan. Tetapi,
cara terbaik untuk mengatur proyek adalah dengan meyakinkan bahwa tugas dengan level
yang lebih tinggi mempunyai risiko yang harus pertama kali dikeluarkan.
Kita dapat melihat bahwa pengembangan perangkat lunak merupakan proses yang berjalan
dari penelitian untuk menemukan kebutuhan konsume dan menemukan alat-alat yang
mempunyai kemampuan.
3.9 Rangkuman
Dalam bab ini kita telah mempelajari tahap-tahap untukmengerti mengapa proyek perangkat
lunak sering gagal. Analisis tentang manajemen proyek mempunyai sepuluh asumsi
tersembunyi yang tidak muncul apabila tidak terbaca dalam proyek pengembangan perangkat
lunak, yaitu :
1. Definisi lingkup dapat dilakukan sebelum proyek dimulai
2. Ruang lingkup dapat dijelaskan secara utuh
3. Pengembangan perangkat lunak terdiri dari aktivitas-aktivitas yang jelas berbeda
4. Aktivitas-aktivitas pengembangan perangkat lunak dapat diurutkan
5. Selalu ada cara untuk menghasilkan perkiraan yang bermanfaat
6. Ukuran dari tim proyek untuk memengaruhi proses pengembangan
7. Anggota tim dapat dialokasikan secara individual pada aktivitas
8. Satu pengembang sama dengan pengembang lainnya
9. Perkiraan yang akurat dapat diterima dan dapat ditingkatkan
10. Metrik cukup dibutuhkan untuk menilai kualitas perangkat lunak