1) 2) 3)
Annisa Luthpiah , Ar’adillah Fauziyyah , dan Putri Riandani Vanesya
1)
Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau
11753200191@students.uin-suska.ac.id
2)
Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau
11753201082@students.uin-suska.ac.id
3)
Universitas Islam Negri Sultan Syarif Kasim Riau
11753201314@students.uin-suska.ac.id
ABSTRACT
The Architecture of the Dumai City Regional Revenue Agency (BAPENDA) Information System is designed to
meet the needs of Agencies that require services for all parties involved in the computerized BAPENDA system to
improve services and support Agencies in realizing the Vision and Mission of the Agency so that it is more optimal
and more efficient. TOGAF is a framework that can help in analyzing Information Systems Architecture Blueprint.
The results of the TOGAF analysis in the form of the proposed Business Architecture, Application Architecture,
Data Architecture and Technology Architecture that will support the existing processes at the agency as a whole
and solve the problem of information systems that are still not integrated.
Keywords: BAPENDA, Design, Enterprise Architecture, Information Systems Architecture, TOGAF
ABSTRAK
Arsitekture Enterprise Sistem Informasi Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kota Dumai dirancang untuk
memenuhi kebutuhan Instansi yang membutuhkan layanan untuk seluruh pihak yang terlibat dalam system
BAPENDA yang tekomputerisasi untuk meningkatkan pelayanan dan menunjang Instansi dalam mewujudkan Visi
dan Misi Instansi sehingga lebih optimal dan lebih eisien. TOGAF adalah kerangka kerja yang dapat membantu
dalam menganalisis Blueprint Arsitektur Sistem Informasi. Hasil analisis TOGAF dalam bentuk Arsitektur Bisnis
yang diusulkan, Arsitektur Aplikasi, Arsitektur Data dan Arsitektur Teknologi yang akan menunjang proses yang
ada pada instansi secara menyeluruh dan menyelesaikan permasalahan system informasi yang masih belum
terintegrasi.
Kata Kunci: Arsitektur Sistem Informasi, BAPENDA, Enterprise Arsitektur, Perancangan , TOGAF
PENDAHULUAN
Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kota Dumai merupakan organisasi yang berada di bawah
pemerintah provinsi yang memiliki tanggung jawab dalam pemungutan pendapatan daerah melalui
pengkoordinasian dan pemungutan pajak, retribusi, bagi hasil pajak, dana perimbangan, dan lain
sebagainya. Dispenda memiliki tugas pokok yang terdiri atas melaksanakan urusan administrasi yang
meliputi pengelolaan surat menyurat, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan kerumahtanggaan
serta mengkoordinasikan penyusunan program dan penyelenggaraan tugas bidang secara terpadu.
Dalam melaksanankan tugas-tugasnya BAPENDA perlu melakukan pemanfaatan Teknologi secara
tepat yang dapat menunjang efisiensi dan integritas pelaksanaan tugasnya.
Pemanfaatan teknologi informasi (TI) dalam tata kelola Instansi BAPENDA belum sepenuhnya
memiliki architechture dan menggunakan framework tertentu, pemanfaatan TI saat ini hanya untuk
memenuhi suatu kebutuhan terhadap suatu bagian atau divisi tertentu. Penelitian mengenai
Perencangan Arsitektur Enterprise dihrapkan dapat membantu melaksanakan visi, misi dan tujuan
instansi, salah satunya dalam meningkatkan pelayanan publik, dan system informasi ini juga dapat
mengintegrasikan data pada semua bagian instansi. Pada penelitian ini menggunakan Framework
TOGAF ADM (Architecture Development Method), Pemilihan TOGAF ADM didasarkan pada
kebutuhan perancangan system, karena TOGAF ADM terbilang lengkap untuk membuat Blueprint,
TOGAF ini digunakan untuk mengembangkan enterprise arsitektur, dimana terdapat metode dan tools
yang detail untuk mengimplementasikannya.
Perancangan Architecture Enterprise Sistem Informasi Badan Pendapatan Daerah Kota Dumai 1
METODE PENELITIAN
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka, observasi, wawancara.
Pembentukan pemerintah kota dumai dikukuhkan dengan undangundang nomor 16 tahun 1999
tanggal 20 april 1999. Badan pendapatan daerah kota dumai dibentuk berdasarkan peraturan daerah
kota dumai nomor 12 tahun 2016, tentang pembentukan dan susunan perangkat daerah kota dumai.
Tugas pokok dari badan pendapatan daerah kota dumai yaitu membantu walikota dalam
melaksanakan fungsi penunjang pendapatan daerah. Badan pendapatan daerah kota dumai, sebagai
institusi yang diberi wewenang untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah dibidang
pendapatan daerah, diperlukan penerapan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik (good
government). Upaya menggali dan mengolah potensi sumber-sumber penerimaan daerah dalam
meningkatkan pendapatan daerah tidak dapat dipisahkan dari peranan badan pendapatan daerah.
Untuk menunjang keberhasilan fungsi utama, maka badan pendapatan daerah menjalankan aktivitas-
aktivitas pendukung yang berada pada area fungsi penunjang.
1.1.Enterprise Architecture
Menurut Osvalds, Enterprise architecture atau lebih dikenal dengan arsitektur enterprise
adalah deskripsi dari misi stakeholder yang di dalamnya termasuk informasi, fungsionalitas/kegunaan,
lokasi organisasi dan parameter kinerja. Arsitektur enterprise mengambarkan rencana untuk
mengembangkan sebuah sistem atau sekumpulan system.
Perancangan Architecture Enterprise Sistem Informasi Badan Pendapatan Daerah Kota Dumai 3
No Stakeholder Keterangan
1 Kepala Dinas Pimpinan tertinggi Badan Pendapatan
Daerah Kota Dumai
2 Sekretariat Membantu Kepala Dinas di Bidang umum,
pemprograman dan anggaran, ketatausahaan,
kepegawaian, keuangan, kearsipan, organisasi,
9 koordinasi penyusunan perundangan,
pengelolaan barang milik negara.
Kepegawaian
Pengelolaan SI/ TI
Kegiatan Pelaporan
Pelayanan Pendataan Kegiatan Optimalisasi
Pendaftaran dan Pemeriksaan Pendapatan
Pajak Penagihan Pajak Daerah
Pajak
PRIMARY ACTIVITIES
Perancangan Architecture Enterprise Sistem Informasi Badan Pendapatan Daerah Kota Dumai 5
- Tugas Pokok dan Fungsi yang jelas;
Adanya job discription yang jelas sesuai dengan Peraturan Walikota Nomor
69 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan
Pendapatan Daerah Kota Dumai memberikan kepastian dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya.
- Dukungan Anggaran Operasional yang Memadai;
Anggaran operasional yang memadai sangat mendukung dalam pelaksanaan
tugas-tugas operasional, terutama anggaran untuk lembur dan perjalanan dinas. Hal
ini karena volume pekerjaan yang cukup besar sehingga hampir setiap hari harus
dilakukan lembur demikian halnya dengan perjalanan dinas, baik dalam maupun luar
daerah.
- Fasilitas IT yang memadai.
Fasilitas IT yang memadai menjamin adanya kemajuan dan percepatan serta
keakuratan data yang memadai. Hal ini dalam rangka pelaksanaan pemungutan pajak
daerah dan retribusi daerah yang diserahkan kewenangannya ke pemerintah
kabupaten/ kota. Tentunya dibutuhkan tambahan petugas yang mumpini dalam
menggunakan teknologi. Sehingga dapat mempercepat dan akurat dalam mengolah
dan mengukur data.
Kelemahan (Weaknesses)
- Lemahnya fungsi koordinasi antar dan inter instansi;
Kata “koordinasi” sangat mudah diucapkan tapi sulit dilaksanakan. Lemahnya
koordinasi, baik di intern satuan kerja maupun antar satuan kerja sering membuat
terhambatnya pelaksanaan tugas-tugas kantor.
- Lemahnya fungsi pengawasan melekat;
Adanya beban dan volume kerja yang cukup tinggi menyebabkan
pelaksanaan fungsi pengawasan melekat yang dilakukan pejabat struktural
cenderung kurang maksimal. Akibat lemahnya pengawasan melekat ini tidak jarang
staf melakukan tindakan yang melebihi kewenangannya. Kecenderungan adanya
kolusi dengan pihak ketiga (wajib pajak dan retribusi) tanpa sepengetahuan
atasannya akan dapat merugikan Badan dan pemerintah.
- Lemahnya penerapan sanksi bagi pelanggar pajak dan retribusi.
Penerapan sanksi selama ini masih lemah, terutama terhadap pengambilan
tindakan langsung di lapangan. Hal ini karena keterbatasan tenaga Penyidik Pegawai
Negeri Sipil (PPNS).
b. Lingkungan Eksternal
Peluang (Opportunities)
- Potensi Obyek serta Wajib Pajak dan Retribusi yang cukup tinggi;
Masih banyak potensi obyek serat wajib pajak dan retribusi yang belum
tergali. Hal ini Karena wilayah obyek yang cukup luas dan tersebar sampai ke
pelosok desa. Apabila potensi ini bisa digali, maka peluang untuk meningkatkan
penerimaan pendapatan dari pajak daerah dan retribusi daerah sangat besar.
- Adanya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009
Perancangan Architecture Enterprise Sistem Informasi Badan Pendapatan Daerah Kota Dumai 7
Sebelum pengembangan arsitektur teknologi maka diperlukan prinsip-prinsip mendasar bagi
platform teknologi yang diperlukan untuk mendukung lingkungan dalam berbagai data(shared).
Prinsip-prinsip tersebut digunakan untuk menentukan platform dan arahan penyediaan teknologi untuk
mendukung proses bisnis di SMK Bhakti Mulia Pare. Hasil dari prinsip teknilogi maka dapat dihasilkan
rekomendasi untuk arsitektur teknologi.
Perancangan Architecture Enterprise Sistem Informasi Badan Pendapatan Daerah Kota Dumai 9
2.2.5 Fase E Peluang dan Solusi
No. Arsitektur Bisnis dan Target Arsitektur Bisnis
Kebijakan TI Saat ini Analisa / Usulan Solusi dan Kebijakan Masa
Depan
1 Antar satu tugas pokok Melakukan Pengintengrasian antar Tersedianya blueprint yang
belum terintegrasi semua tugas pokok dengan bisa digunakan sebagai
melakukan perancangan Enterprise acuan dalam
Arsitektur dalam bentuk blueprint pengembangan sistem
Pemetaan tersebut kedalam matrik McFarlan. Matrik ini membagi aplikasi kedalam 4 bagian,
yaitu strategic, operational, high potential, dan support. Sesuai dengan kategori penilaian suatu
aplikasi terhadap dampaknya dalam bisnis. Dari hasil pemetaan tersebut didapatkan gambaran
kontribusi sistem informasi terhadap bisnis. Hasil tersebut dapat menjadi masukan bagi kegiatan
pembuatan strategi sistem informasi dan kemungkinan pengembangannya dimasa yang akan datang.
KESIMPULAN
Simpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Enterprise Architecture diperlukan agar perusahaan memiliki arsitektur informasi yang baku dan
terintegrasi.
2. Enterprise Architecture bermanfaat sebagai landasan untuk pengembangan sistem informasi.
3. Dengan menggunakan metodologi TOGAF-ADM sebagai tools yang digunakan dalam
perencanaan arsitektur sistem informas Badan Pendapatan Daerah Kota Dumai, sudah dapat
menghasilkan rancangan model arsitektur secara umum yang sesuai dengan visi dan misi
organisasi dan dapat diterapkan di Badan Pendapatan Daerah Kota Dumai.
SARAN
Saran yang didapat agar proses bisnis dapat berjalan lebih baik adalah sebagai berikut:
1. Model Enterprise Architecture yang telah dihasilkan dapat dijadikan sebagai sasaran strategis
perusahaan dalam meningkatkan proses bisnis.
2. Terciptanya arsitektur enterprise yang dapat mendukung strategi kebijakan dalam perencanaan
pengembangan sistemdan penyajian dokumentasi.
REFERENSI
[1]Yunis, Roni dan Krisdanto Surendro. Perancangan Model Enterprise Architecture dengan TOGAF
Architecture Development Method. 2010. ITB.
[2]The Open Group. 2009. TOGAF Version 9.1. The Open Group.(Halaman : 9)
[3]The Open Group. 2011. TOGAF Version 9.1. The Open Group.(Halaman : 3, 45) [4] Ward, J. & Peppard, J.
2002. Strategic Planninng for Information System 3th, England, John Wiley and Sons Ltd.
Perancangan Architecture Enterprise Sistem Informasi Badan Pendapatan Daerah Kota Dumai 11