Anda di halaman 1dari 12

Makalah

Perancangan Arsitektur Enterprise Sistem Informasi Menggunakan TOGAF


ADM

Dosen Pengampu : Mardi, S.Kom., M.Ak


Disusun Oleh : Firmansyah
(NIM TI18210015)

YAYASAN LOMBOK MIRAH


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
(STMIK Lombok) 2023/2024
Daftar isi

Daftar isi……………………………………………………………………………………..
Kata pengantar……………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………...
C. Batasan Masalah…………………………………………………………………………..
D. Tujan Penelitian…………………………………………………………………………..
E. Manfaat Penelitian………………………………………………………………………..
BAB II LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Teori…………………………………………………………………………….
B. Tinjauan Pustaka (minimal 5 jurnal)……………………………………………………..
C. Populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel……………………………………….
D. Identifikasi dan klasifikasi variabel………………………………………………………
E. Prosedur Analisis data (statistik deskriptif dan statistik infrensial)……………………....
F. Pembahasan analisis data………………………………………………………………....
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………………….
B. Saran………………………………………………………………………………………
Kata Pengantar
Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia teknologi informasi, perancangan arsitektur
enterprise menjadi krusial untuk memastikan keberlanjutan, keefisienan, dan ketangguhan sistem
informasi organisasi. Salah satu kerangka kerja yang telah terbukti efektif dalam mendukung
perancangan arsitektur enterprise adalah TOGAF (The Open Group Architecture Framework).
TOGAF, dengan metodologi pengembangan arsitekturnya yang dikenal sebagai ADM
(Architecture Development Method), memberikan pendekatan sistematis dan terstruktur untuk
mengembangkan arsitektur enterprise yang dapat mengakomodasi kebutuhan bisnis dan
teknologi saat ini serta masa depan.
Dalam makalah ini, kami membahas secara rinci perancangan arsitektur enterprise sistem
informasi menggunakan TOGAF ADM, dengan fokus khusus pada analisis data sebagai
komponen kritis dalam membangun fondasi yang kokoh untuk keberhasilan sistem informasi.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemanfaatan teknologi informasi dan sistem informasi menjadi faktor penting
untuk dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses bisnis utama yang dijalankan,
serta akuntabilitas sebuah enterprise dalam persaingan yang ketat di era informasi (Hadiana,
2016). Teknologi informasi sangat berperan penting di dalam perguruan tinggi terutama
dalam hal kegiatan akademik, semakin banyak data akademik yang diolah menuntut agar
kegiatan ini diakukan dengan cepat dan akurat melalui peran teknologi informasi
terkomputerisasi (Aswati dkk, 2015).
Kini banyak perguruan tinggi telah memanfaatkan teknologi informasi sebagai
pendukung proses bisnisnya. Sebagian besar perguruan tinggi sudah memanfaatkan
teknologi informasi dalam kegiatan akademik dan proses belajar mengajarnya dengan
menggunakan sistem informasi (Aswati, 2018).
Salah satu elemen penting untuk menunjang kehandalan sistem informasi pada
sebuah perguruan tinggi adalah infrastruktur teknologi informasi yang digunakan pada
perusahaan, namun untuk memiliki infrastruktur teknologi informasi tersebut perusahaan
memperhitungkan biaya yang cukup besar sehingga banyak perusahaan tidak mampu untuk
memiliki infrastruktur yang bagus sesuai dengan kebutuhan bisnisnya. Ninja ekspres
berlokasi di jalan perkutut lenek kec.praya kab.lombok tengah berdasarkan surat keputusan
mendiknas No. 127/D/O/2002 pada tanggal 8 Juli 2002 yang telah menyelenggarakan 1
program yaitu meberi pelayanan yang baik dan memuaskan bagi masyarkat. Pemanfaatan
dalam tata kelola sistem informasi dan teknologi informasi yang digunakan belum memiliki
arsitektur yang jelas, infrastruktur saat ini yang dirasakan belum cukup adaptif atau belum
dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnisnya. (Alfan manager pada thn, 2017)
mengungkapkan bahwa secara garis besar masalah sistem terintegrasi timbul ketika
konseptual di awal pembuatan sistem dan setelah implementasi sistem. Efektivitas dalam
pemanfaatan sistem informasi dan teknologi informasi di ninja ekspres masih rendah dalam
mendukung setiap proses bisnis yang berjalan.
Tercatat total pendaftar yang ada di perusahaan ninja exspres lenenk praya
lombok tengah pada tahun ajaran 2017-2018 berjumlah 1436 pendaftar, dan pada tahun
ajaran 2018-2019 berjumlah 1701 pendaftar. Jika dilihat dari perkembangan jumlah
pendaftar yang meningkat maka layanan dan koordinasi antar unit harus lebih efektif dan
efisien.
Agar tidak menurunkan kualitas layanan dan kinerja antar unit di ninja
eksprestinggi lenenk praya lombok tengah, diperlukan suatu metode rancangan arsitektur
enterprise mampu mengatasi aktivitas bisnisnya, sehingga setiap unit ninja ekspres
berpotensi meningkatkan kualitas layanan dan kinerjanya khususnya dalam proses
pendukung aktivitas pekerja. Dengan adanya perancangan arsitektur enterprise yang baik,
diharapkan terwujudnya keselarasan antara teknologi informasi dan kebutuhan bisnis (nuri
& khairul, 2016). Terdapat berbagai macam metode yang dapat digunakan dalam
perancangan arsitektur enterprise, sebagai contoh adalah DoD Architecture Framework
(DoDAF), Government Enterprise Architecture (GEA), Zachman Framework, Federal
Enterprise Architecture Framework (FEAF), Treasury Enterprise Architecture Framework
(TEAF), dan The Open Group Architectural Framework (TOGAF).
Berdasarkan kerangka kerja arsitektur enterprise yang membandingan aspek
konsep, pemodelan, dan proses. Tidak ada metodologi lengkap yang mencakup semua
tuntutan arsitektur enterprise selain TOGAF yang memiliki nilai tertinggi dalam semua
aspek tersebut (Rouhani dkk, 2013). Beberapa tahapan TOGAF ADM tidak tersaji di dalam
framework Zachman, perspektif di dalam framework Zachman hanya sampai tahapan
technology architecture di dalam TOGAF ADM (Pramudita & Safitri, 2017). 3 TOGAF
ADM merupakan kerangka kerja arsitektur enterprise yang menyediakan kerangka kerja
arsitektur enterprise dan didukung oleh serangkaian dokumen yang memberikan panduan
spesifik tentang cara menggunakan dan menyesuaikannya untuk mendukung kebutuhan dan
tren bisnis baru, khususnya di ninja ekspres.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi permasalahan yang ada
sebagai mencapai posisi kompetitif. Value chain model melihat perusahaan sebagai
sekumpulan atau rantai aktifitas dasar yang bisa menambah nilai terhadap produk atau
layanan perusahaan. Aktifitas tersebut dapat dibagi menjadi aktifitas utama dan aktifitas
pendukung.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah ditentukan, langkah selanjutnya adalah
menentukan tujuan dari penelitian, Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah :
 Merancang arsitektur enterprise sistem informasi dengan menggunakan TOGAF ADM
 Merancang sistem informasi yang dapat mengintegrasikan setiap unit di ninja ekspres
sesuai dengan kebutuhan sehingga menghasilkan informasi dengan tingkat kualitas yang
baik dari segi kecepatan dan keakuratan.
 Menyusun roadmap pengembangan sistem informasi di ninja ekspres

1.4 Manfaat Penelitian


Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat bagi institusi pendidikan tinggi sebagai
referensi dan sebagai informasi pendukung dalam mengambil kebijakan strategis. Secara
akademis penelitian ini memberikan kontribusi sebagai pembuka atau pelopor untuk
penelitian-penelitian berikutnya.

1.5 Batasan Masalah


Berikut ini batasan masalah yang digunakan di dalam penelitian ini:
 Perancangan arsitektur enterprise sistem informasi menggunakan TOGAF ADM
hanya membahas pada fungsi akademik dan tidak membahas pada fungsi non
akademik.
 Fase TOGAF ADM yang digunakan adalah Fase Preliminary, Architecture Vision
(Fase A), Business Architecture (Fase B), Information Systems Architectures (Fase C),
Technology Architecture (Fase D), Opportunities and Solutions (Fase E), dan
Migration Planning (Fase F)
BAB II
LANDASAN TEORI

1.1 Landasa teori


Suatu sistem dalam organisasi akan mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi
harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan
menyediakan pihak tertentu dari luar dengan laporan-laporan yang diperlukan adalah pengertian
sistem informasi yang dibuat oleh Robert A. Leitchdan K. Roscoe Davis (Jogiyanto, 2005).
Sedangkan teknologi informasi adalah teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk
memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara
untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat
waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, aktivitas, dan pemerintahan. Suatu organisasi
pasti mempunyai visi, misi, dan tujuan yang hendak dicapainya. Untuk mencapai visi, misi, dan
tujuan tersebut, organisasi diharuskan untuk merumuskan strategi untuk mencapainya. Strategi
organisasi untuk mencapai visi, misi dan tujuannya tidaklah lepas dengan peran teknologi 7
informasi dan sistem informasi, apalagi pada era modern dimana informasi menjadi kebutuhan
penting bagi masyarakat. Selanjutnya strategi pemanfaatan teknologi informasi dan sistem
informasi menjadi penting bagi organisasi.
Perencanaan strategis sistem informasi pada organisasi, adalah proses dan strategi
perencanaan kebutuhan sistem informasi yang diperlukan bagi organisasi untuk menjalankan
roda organisasinya dan mencapai kesuksesannya (Al Aboud, 2011). Perencanaan strategis sistem
informasi diperlukan bagi organisasi karena berbagai hal. Hal tersebut diantaranya adalah (Ward,
2002): (1) adanya investasi untuk pengadaan sistem informasi yang tidak mendukung sasaran
aktivitas suatu organisasi, (2) sistem informasi yang ada pada organisasi tidak terkendali, (3)
sistem yang dibangun tidak terintegrasi sehingga data bersifat tersebar yang sangat mungkin
menyebabkan terjadinya kerangkapan data dan hilangnya keterkaitan antar sumber daya
informasi, (4) organisasi tidak mempunyai daftar prioritas pengembangan projek sistem
informasi sehingga sering terjadi perubahan dan tambal sulam yang akhirnya menurunkan
produktivitas organisasi, (5) manajemen informasi yang buruk dan tidak akurat, (6) strategi
sistem informasi tidak sejalan dengan strategi aktivitas organisasi, (7) projek sistem informasi
hanya dievaluasi untuk kepentingan keuangan semata
1.2 Tinjauan Pustaka
Penelitian untuk perencanaan enterprise architecture (EA) sistem informasi ninja ekspres
sebelumnya dilakukan oleh Arrahimi (2016) dengan menggunakan The Open Group
Architecture Framework – Architecture Development Method (TOGAF ADM) dibuat model
arsitektur sistem ninja ekspres terintegrasi yang meliputi fase preliminary, architecture vision,
business architecture, information system architectures dan technology architecture. Penelitian
ini mengambil studi kasus di kabupaten lombok tengah, praya tengah. Hasil penelitian ini adalah
blueprint arsitektur sistem informasi ninja ekspres yang dapat digunakan dalam membangun
kemudahan dalam mengantarkan arang pesanan di Kabupaten lombok tengah. Blueprint
arsitektur tersebut yaitu Blueprint arsitektur bisnis yang berupa business architecture diagram
Blueprint arsitektur sistem informasi berupa data componet catalog, class diagram,
application and user location diagram dan use case diagram Blueprint arsitektur teknologi yaitu
berupa technology requirement, katalog standar teknologi. Peningkatkan kualitas pelayanan pada
fasilitas COD (cash on delivery) merupakan hal utama yang dilakukan kariawan. Untuk
meningkatkan kualitas pelayanan maka perlu adanya sebuah sistem informasi yang mampu
memonitoring dan membantu proses kinerja dari perusahaan ninja ekspres. Salah satu faktor
pendorong pemanfaatan sistem informasi yang lebih baik adalah semakin meningkatnya
kebutuhan fungsi pelayanan yang dijalankan. Enterprise Arsitekture Planning (EAP) merupakan
salah satu metodologi melihat unsur secara keseluruhan dalam organisasi, di mana EAP akan
menentukan arsitektur untuk penggunaan informasi dalam mendukung bisnis dan rencana
implementasi arsitektur di sebuah organisasi hal ini yang ditulis oleh Kustiyahningsih (2013).
Dalam penelitian ini Peneliti menggunakan metodologi TOGAF ADM yang memiliki komponen
utama yaitu Preliminary, Architecture Vision, Business Architecture, Information Sistem
Architecture, Technology Architecture, Opportunities and Solution, Migration Planning,
Implementation Governance, Arcitecture Change Management. Hasil penelitian ini berupa
blueprint/cetak Biru teknologi informasi yang di dasarkan pada roadmap togaf yang telah dibuat
sehingga menghasilkan sistem yang terintegrasi.
1.3 Teknik Pengambilan Sempel
a. Wawancara
(Interview). Pada metode pengumpulan data ini penulis melakukan wawancara kepada
pegawai di PPPPTK TK dan PLB Bandung seperti pada bagian TI dan Multimedia, bagian
Program, bagian Data dan Informasi, dan pihak-pihak lain yang diperlukan untuk memperoleh
informasi dan data yang sesuai serta berkaitan dengan judul thesis. Wawancara yang dilakukan
adalah dengan tatap muka langsung dengan pihak yang akan diwawancara.
b. Observasi
Pengamatan Langsung (Observasi) Selain wawancara langsung dengan beberapa pihak yang
ada di PPPPTK TK dan PLB Bandung penulis juga melakukan observasi yaitu dengan mengamati
secara langsung kegiatan yang sedang dilakukan disertai dengan pendataan. Pengamatan langsung ini
melakukan pengamatan mengenai struktur teknologi informasi berupa hardware, software dan
jaringan yang digunakan oleh perusahaan dan komputer) yang terlibat, peran dan tanggung jawab.
Hasil dari skenario bisnis adalah solusi dari masalah yang ada disesuaikan dengan memenuhi prinsip
arsitektur yang diterapkan pada langkah sebelumnya.

1.4 Identifikasi Awal


Identifikasi Awal Tahapan ini dilakukan sebagai tahap identifikasi awal terhadap komponen-
komponen yang terkait penelitian dengan cara observasi dan studi dokumen. Langkah-langkahnya
meliputi pengumpulan data-data terkait visi dan misi, tujuan, dan struktur organisasi perusahaan.

1.5 Prosedur Analisis Data Statistik


 Identifikasi dan pahami kebutuhan bisnis yang ada.
 Identifikasi pemangku kepentingan yang terlibat dalam sistem informasi dan arsitektur
enterprise.
 Bentuk tim arsitektur yang terdiri dari anggota yang memiliki pemahaman tentang data,
sistem informasi, dan aspek-aspek arsitektur lainnya.
 Identifikasi dan pahami semua data yang terkait dengan sistem informasi.
 Buat pemetaan data untuk memahami aliran dan ketergantungan data di dalam
organisasi.
 Tentukan kebutuhan data yang diperlukan untuk mendukung proses bisnis dan tujuan
organisasi.
 Identifikasi metrik dan ukuran kinerja yang relevan untuk data.
 Gunakan ADM untuk mengembangkan arsitektur data yang memenuhi kebutuhan
organisasi.
 Perhatikan aspek-aspek seperti integritas data, keamanan, dan privasi.
 Buat model data yang mencakup entitas, hubungan, dan atribut.
 Gunakan standar industri dan praktik terbaik dalam pengembangan model data.
 Perancang struktur data yang efisien dan dapat mendukung kebutuhan analisis dan
pelaporan.
 Pertimbangkan penggunaan teknologi seperti basis data relasional, NoSQL, atau data
warehousing sesuai kebutuhan.
 Implementasikan struktur data yang telah dirancang ke dalam sistem informasi.
 Pastikan konsistensi data dan integritas data selama proses implementasi.
 Kelola perubahan dalam arsitektur data dengan menggunakan proses perubahan yang
terdefinisi.
 Pastikan dokumentasi tetap mutakhir setiap kali terjadi perubahan.

1.6 Pembahsan Analisa Data


 Analisis data dimulai dengan pemahaman konteks bisnis. Identifikasi kebutuhan bisnis dan
tujuan organisasi yang dapat dipecahkan atau didukung oleh data.
 Tentukan kebijakan, peraturan, dan kebutuhan keamanan data yang relevan untuk menciptakan
landasan bagi analisis data.
 Pada tahap ini, identifikasi proses bisnis yang terkait dengan data, dan identifikasi
kebutuhan data yang muncul dari proses bisnis tersebut.
 Perancangan arsitektur bisnis harus mencakup elemen-elemen kunci seperti entitas
bisnis, hubungan, dan aliran data.
 Langkah ini secara khusus fokus pada analisis data. Identifikasi dan model data yang
dibutuhkan untuk mendukung proses bisnis dan tujuan organisasi.
 Identifikasi sumber daya data, termasuk basis data, sistem penyimpanan, dan alat
analisis data yang dapat diperlukan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Analisis proses bisnis yang dilakukan berdasarkan turunan dari aktivitas bisnis pada
model value chain, memberikan solusi perancangan kembali proses bisnis untuk
meningkatkan proses bisnis, baik aktivitas utama maupun pendukung. Hasil analisis menjadi
masukan bagi tahap pemodelan business architecture pada TOGAF ADM. 2. TOGAF ADM
memberikan tahapan yang jelas dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan organisasi dalam
merancang business architecture, information architecture, data architecture, dan application
architecture yang mendukung sistem pendidikan dan pengajaran perguruan tinggi.
a. Enterprise information landscape dapat menggambarkan informasi kritikal sistem
pendidikan dan pengajaran perguruan tinggi, yang terdiri dari 18 kelompok informasi.
b. Dalam perancangan enterprise architecture ditemukan sebanyak 28 aplikasi dalam 8
kelompok aplikasi yang perlu dibangun dalam mendukung sistem pendidikan dan
pengajaran. 213 3. Roadmap rencana pengembangan aplikasi dapat menjadi panduan
dalam penerapan SI/TI yang mendukung program strategis perguruan tinggi.
B. Saran
Sebagai acuan untuk perancangan enterprise architecture selanjutnya, saran yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut: 1. Pentingnya pemahaman domain permasalahan
organisasi agar perumusan analisis kebutuhan organisasi terhadap enterprise architecture
dapat dilakukan dengan baik. 2. Analisis proses bisnis perlu dilakukan untuk memberikan
solusi kepada pimpinan apakah perlu dilakukan perancangan kembali proses bisnis,
sehingga penerapan SI/TI dilakukan pada proses bisnis yang baik. 3. Dukungan manajemen
perguruan tinggi sangat penting pada proses perancangan dan implementasi enterprise
architecture dalam hal komitmen pimpinan untuk menjalankan rencana strategis secara
konsisten.

Anda mungkin juga menyukai