Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH KIMIA

UNSUR GOLONGAN 3 & 4


GOLONGAN TRANSISI

DISUSUN OLEH :
EZI ADITYA ANGGARA
XII IPA 3
UNSUR-UNSUR PERIODE 3 DAN 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alam semesta ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini,
unsur-unsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut
dikelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu
golongan A (golongan utama) dan golongan B (golongan transisi). Selain itu,
unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi unsur logam, nonlogam,
semilogam, dan gas mulia
Beberapa usur logam dan nonlogam, dalam bentuk unsur maupun senyawa,
banyak dimanfaatkan didalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan beberapa unsur
logam dan nonlogam meningkat dengan berkembang pesatnya industri, baik
sebagai alat, bahan dasar, maupun sumber energi.
Unsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai bijih logam dalam batuan.
Alam Indonesia sangat kaya akan sumber mineral bijih logam, karena itu perlu
penguasaan teknologi untuk mengolahnya menjadi logam yang dibutuhkan.
Unsur Logam yang sudah akrab dengan kehidupan kita sehari-hari diantaranya
adalah, besi, tembaga, atau perak. Ternyata unsur natrium pun bersifat logam.
Namun, karena tak stabil dalam keadaan unsurnya, ia lebih banyak kita temui
dalam bentuk senyawanya.
Keberadaan unsur-unsur kimia di alam sangat melipah. Sumber unsur-
Unsur kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut, dan atmosfer, baik dalam
bentuk unsur bebas, senyawa ataupun campurannya. Unsur-unsur kimia yang
terdapat di alam dalam bentuk unsur bebasnya (tidak bersenyawa dengan unsur
lainnya), diantaranya logam platina (Pt), emas (Au), karbon (C), gas nitrogen (N2),
oksigen (O2), dan gas-gas mulia. Adapun unsur-unsur lainnya ditemukan dalam
bentuk bijih logam. Bijih logam merupakan campuran antara mineral yang
mengandung unsur-unsur kimia dan pengotornya. Mineral-mineral tersebut
berbentuk senyawa oksida, halida, fosfat, silikat, karbonat, sulfat, dan sulfida.
Logam platina (Pt) dan emas (Au) disebut logam mulia. Sumber logam mulia dan
mineral-mineral dapat ditemukan di kerak bumi, sedangkan sumber gas oksigen,
nitrogen, dan gas mulia (kecuali He) terdapat di lapisan atmosfer.
Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua
benda yang ada di alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam
atau unsur bebasnya, senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri,
selain memberikan manfaat, beberapa unsur kimia memberikan dampak negatif
terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan dampak dari unsur-unsur kimia
beserta cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari sifat yang dimiliki
unsur-unsur tersebut. Melalui makalah ini kami harapkan pembaca dapat
memahami dan mengetahui kimia unsur lebih spesifik lagi terutama pada periode
ketiga dan keempat.
PEMBAHASAN MATERI
Unsur-Unsur Periode 3
Unsur-unsur periode ketiga memiliki jumlah kulit elektron yang sama yaitu tiga
kulit. Akan tetapi konfigurasi elektron dari masing-masing unsur berbeda, hal ini
akan menyebabkan sifat-sifat kimia yang berbeda. Dari kiri ke kanan unsur periode
ketiga berturut-turut adalah natrium (Na),magnesium (Mg), aluminium (Al), silikon
(Si), fosfor (P), belerang (S), klor(Cl) dan argon (Ar). Na, Mg, dan Al merupakan
unsur logam, Si semilogam, P, S dan Cl nonlogam, Ar gas mulia. Unsur-unsur
tersebut mempunyai konfigurasi elektron sebagai berikut:
Tabel 1.1 Konfigurasi elektron Unsur-Unsur Periode Ketiga
UNSUR Konfigurasi elektron
11Na [Ne] 3s1
12Mg [Ne] 3s2
13Al [Ne] 3s2 3p1
14Si [Ne] 3s2 3p2
15P [Ne] 3s2 3p3
16S [Ne] 3s2 3p4
17Cl [Ne] 3s2 3p5
18Ar [Ne] 3s2 3p6

v Sifat-Sifat Unsur Periode Ketiga


a. Sifat Logam dan Non Logam Unsur-Unsur periode ketiga
Secara fisis, unsur-unsur periode ketiga dikelompokan ke dalaam 3 sifat, yaitu
logam, semilogam, dan non logam. Sifat dari unsur logam adalah mengilap, massa
jenis tinggi, titik lebur tinggi, dapat dibentuk, dan mempunyai kekerasan serta daya
hantar listrik tinggi. Unsur nonlogam bersifat tidak mengilap, rapuh, kekerasan
rendah, massa jenis dan titik leburnya rendah, serta daya hantar listrik kecil.
Sedangkan unsur semilogam memiliki sebagian sifat unsur logam dan non logam.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan sifat logam semakin berkurang. Oleh
karenanya unsur-unsur periode ketiga dikelompokan menjadi 3 berikut.
1. Kelompok unsur logam : Na, Mg, Al
2. Kelompok unsur semilogam : Si
3.Kelompok unsur nonlogam : P, S, Cl, dan Ar.
Berkurangnya sifat logam unsur-unsur periode ketiga dari kiri ke kanan disebabkan
oleh harga keelektronegatifannya semakin besar, sehingga semakin sukar
membentuk ion positif. Maka dari itu, sifat logamnya semakin ke kanan semakin
berkurang.
a.Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur-unsur Periode Ketiga
Sifat keperiodikan unsur-unsur periode ketiga meliputi jari-jari atom, energi
ionisasi, kelektronegatifan, titik leleh, dan titik didih.
No Sifat Keperiodikan Na Mg Al Si P S Cl Ar

1 Jari-jari atom (pm) 157 136 125 117 110 104 99 -

2 Energi Ionisasi (kJ 495 738 577 787 1.060 1.000 1.260 1.520
mol-1)

3 Kelektronegatifan 100 1,25 1,45 1,75 2,05 2,45 2,85 -


(skala pauling)

4 Titik Leleh 98 651 660 1.410 44 119 -101 -189

5 Titik Didih (°C) 892 1.107 2.467 2.355 280 445 -35 -186

b.Sifat Reduktor dan Oksidator Unsur-Unsur Periode Ketiga


Sifat reduktor dan oksidator berkaitan dengan jari-jari atom. Dalam satu periode,
dari kiri ke kanan jari-jari atom semakin kecil. Oleh karena itu, semakin sukar
melepaskan elektron atau semakin sukar teroksidasi. Berarti sifat reduktornya
semakin lemah. Sebaiknya, atom dengan jari-jari kecil akan mudah menerima
elektron atau semakin mudah tereduksi. Artinya sifat oksidatornya semakin kuat.
Sifat reduktor dan oksidator juga dapat ditentukan dari besarnya harga potensial
reduksi standar (EO) masing-masing unsur dalam periode ketiga.
Perhatikan tabel 1.3 berikut
Unsur Na Mg Al SI P S Cl
Periode
ketiga
Potensial -2,71 -2,38 -1,66 -0,86 -0,51 +0,36 +1,36
reduksi
standar
Kekuatan Sangat kuat Agak Agak lemah Sangat Sangat-
reduktor kuat kuat lemah lemah sangat
lemah

Kekuatan Sangat- Sangat lemah Agak Agak Kuat Sangat


oksidator sangat lemah Lemah kuat lemah
lemah

Harga potensial reduksi standar semakin ke kanan semakin positif. Akibatnya


unsur-unsur tersebut semakin ke kanan semakin mudah mengalami reaksi reduksi.
Oleh karenanya, sifat oksidatornya semakin bertambah dan sifat reduktornya
semakin berkurang.
C. Sifat Asam-Basa Unsur-Unsur Periode Ketiga
Sifat asam dan basa unsur-unsur periode ketiga dapat dipelajari dari senyawa yang
mengandung gugus: L-O-H, karena senyawa semacam itu dapat bertindak sebagai
asam ataupun basa. Sifat asam atau basa tergantung senyawa berikut:
1.Bertindak sebagai asam jika senyawa tersebut cenderung melepaskan ion
hidrogen (H+) ketika dilarutkan dalam air.
LO – H LO-(aq) + H+(aq)
2.Bertindak sebagai basa jika senyawa itu cenderung melepaskan ion hidrogen
(OH-) ketika dilarutkan dalam air.
L – OH L+(aq) + OH-(aq)
Kecenderungan senyawa dengan gugus L – O – H bertindak sebagai asam ataupun
basa sangat tergantung pada besarnya energi ionosasi yang dimiliki oleh unsur L.
a.Jika energi ionisasi unsur L kecil, berarti L lebih mudah melepaskan elektron
sehingga terjadi pemusatan elektron di sekeliling atom O dan menyebabkan atom O
bersifat negatif. Akibatnya, atom O yang bersifat negatif mengikat atom H yang
bermuatan positif sehingga terbentuklah ion OH-. Hal ini berarti bahwa larutan
tersebut bersifat basa.
b.Jika energi ionisasi unsur L besar, berarti L cenderung menarik elektron sehingga
atom O-nya menjadi bermuatan positif dan berakibat atom O tersebut menolak
atom H sehingga terbentuklah ion H+. Hal ini berarti bahwa larutan tersebut
bersifat asam.
Unsur-unsur periode ketiga makin ke kanan memiliki harga energi ionosasi yang
cenderung bertambah. Hal ini berarti unsur-unsur tersebut makin kuat menarik
elektron. Semakin kuat suatu unsur menarik elektron, sifat basanya semakin
berkurang dan sifat asamnya semakin bertambah.
v Unsur-Unsur Periode Ketiga
a) Natrium (Na)
Ø Sifat fisik natrium
1.Logam natrium berwarna putih keperakan
2. Merupakan logam lunak
3.Mempunyai kerapatan 0.97 g/ml, sehingga bersifat lebih ringan daripada air.
Ø Sifat kimia natrium
1.Cepat bereaksi dengan air membentuk NaOH, dengan reaksi:
2Na + 2H2O 2NaOH + H2
2.Merupakan reduktor yang sangat kuat.
3.Larut dalam air raksa (Hg) membentuk natrium amalgam.
4.Mudah teroksidasi oleh oksigen di udara membentuk Na2O untuk
menghindarinya logam natrium selalu disimpan dalam minyak tanah.
Ø Cara Pembuatan natrium
Dibuat dengan cara elektrolisis leburan NaCl. Prosesnya disebut proses Downs,
yaitu dengan menambah 58% CaCl2 dan KF pada elektrolisis lelehan NaCL.
Tujuan penambahan untuk menurunkan titik lebur NaCl hingga mencapai 550 °C.
Reaksi : NaCl(l) Na+ + Cl-
Katode : Na+ + e- Na
Anode : 2 Cl Cl2 + 2 e-
Natrium tidak dapat dibuat dengan elektrolisis air laut. Natrium disimpan dalam
minyak tanah.
Ø Kegunaan dan senyawanya
 Dipakai dalam pebuatan ester
 NACl digunakan oleh hampir semua makhluk
 Na-benzoat dipakai dalam pengawetan makanan
 Na-glutamat dipakai untuk penyedap makanan
 Isi dari lampu kabut dalam kendaraan bermotor
 NAOH dipakai untuk membuat sabun, deterjen, kertas
 NAHCO3 dipakai sebagai pengembang kue
 Memurnikan logam K, Rb, Cs
 NACO3 Pembuatan kaca dan pemurnian air sadah
 Mereduksi lelehan KCL, bertujuan untuk memperoleh logam kalium
 Untuk membentuk Natrium Karbida (Na2C2)
Na + C2H2 Na + C2 Na2C2
Ø Keberadaannya di alam dan mineralnya
Dialam unsur natrium terdapat sebagai senyawa garam natrium klorida (NaCl).
Garam natrium klorida merupakan sumber utama untuk memperoleh logamnya.
Logam Na yang berasal dari garamnya ini dapat diperoleh dengan cara elektrolisis.
Elektrolisis garam NaCl dilakukan dalam bentuk lelehannya dengan elektroda
karbon. Sementara itu, NaCl sendiri dapat dibuat dengan cara mereaksikan logam
natrium dengan gas klorin sesuai persamaan reaksi:
2Na(S) + Cl 2NaCl(S).
Selain dari garam NaCl, logam Na juga dapat diperoleh dari oksidasinya seperti
Na2O atau dari mineralnya yaitu kriolit (Na3AlF6).
b)Magnesium (Mg)
Ø Sifat fisik magnesium
1. Nomor atom : 12
2. Konfigurasi e- : [Ne] 3s2
3. Massa Atom relatif : 24,305
4. Jari-jari atom : 1,72 Å
5.Titik Didih : 1107 °C
6.Titik Lebur : 651 °C
7.Elektronegatifitas : 1,25
8.Energi Ionisasi : 738 kJ/mol
9. Tingkat Oks. Max : 2+
10.Struktur Atom : Kristal Logam
11.Wujud : Padat
12.Merupakan logam yang berwarna putih keperakan
Ø Sifat Kimia
1.Mudah mengalami reaksi oksidasi oleh oksigen di udara membentuk MgO.
2.Oksidasi magnesium mudah larut didalam air membentuk magnesium hidroksida
(Mg(OH)2)
Ø Cara Pembuatannya
Logam magnesium dapat diperoleh dengan cara mengektrolisis lelehan MgCl2
dengan elektrode karbon. Reaksi elektrolisis tersebut sebagai berikut:
MgCl2 Mg2+ +2Cl-
Katode: Mg2+ + 2e- Mg
Anode: 2Cl- Cl2 + 2e- +
MgCl2 Mg + Cl2
Ø Kegunaan dan senyawanya
Logam magnesium digunakan untuk membuat paduan logam atau aloi. Paduan
logam atau aloi ini dikenal juga dengan nama lakur. Beberapa logam yang banyak
digunakan untuk membuat lakur dengan magnesium adalah Al, Zn, dan Mn. Logam
paduan magnesium bersifat ringan tetapi keras, serta tahan terhadap korosi. Selain
itu, kegunaan magnesium yakni:
 Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen
 Untuk membuat konstruksi pesawat. Logamnya disebut magnalum
 Pemisah sulfur dari besi dan baja
 Dipakai pada lempeng yang digunakan d industri percetakan
 Untuk membuat lampu kilat
 Sebagai katalis reaksi organik
 Untuk antasid (Mg(OH)2), pencahar (MgSO4), bata tahan api (MgO), tapal
gigi dan kosmetik (MgCO3).
Ø Keberadaanya di alam dan mineralnya
Di alam magnesium ditemukan di dalam air laut dan dalam bentuk mineral-
mineralnya. Mineral magnesium yang banyak terdapat di alam yaotu dolomit
(CaCO3.MgCO3) dan karnalit (KCL.MgCl2.6H2O). Selain dalam bentuk mineral,
magnesium dapat ditemukan dalam bentuk garam sulfatnya yaitu MgSO4 dan
oksidanya (MgO).
c) Aluminium (Al)
Ø Sifat fisik Aluminium
1.Titik leleh 660oC
2.Titik didih 2.400oC
3.Sebagai konduktor panas dan listrik yang baik
4.Kerapatannya 2,7 g/ml
5.Merupakan logam putih keperakan
6.Tahan terhadap korosi karena mampu membentuk lapisan oksida pada
permukaannya. Oleh karenanya dapat mencegah reaksi oksidasi
lebih lanjut.
Ø Sifat kimia
1.Aluminium bersifat amfoter sehingga dapat bereaksi dengan asam dan basa.
Dengan asam : 2Al + 6HCl 2AlCl3 + 3H2
Dengan basa : 2Al + 2NaOH + 2H2O 2NaAlO2 + 3H2
2.Aluminium merupakan reduktor kuat
Al Al3+ + 3e- EO = 1,66 V
3.Aluminium dalam bentuk bubuk mudah terbakar menghasilkan panas reasi
sebesar 399 Kkal.
2Al + 3/2 O2 Al2O3 H = -339 Kkal
Ø Cara pembuatan
Dalam industri, logam aluminium dibuat dengan cara elektrolisis lebburan
aluminium oksida. Cara ini ditemukan oleh Charles Martin Hall pada tahun 1886,
sehingga prosesnya dikenal dengan proses Hall. Oksida yang digunakan berupa
bauksit yang dicampur dengan oksida-oksida lain seperti besi oksida, dan silikon
oksida.
Langkah pertama sebelum proses elektrolisis auminium adalah memperoleh
aluminium oksida dari bauksit. Bauksit kotor dicuci dengan larutan NaOH pekat
untuk memisahkan Al2O3 dari zat-zat lain yang ada dalam bauksit. Selanjutnya,
larutan yang dihasilkan ditambahkan asam agar terbentuk endapan (Al(OH)3).
Kemudian, endapan Al(OH)3 dipanaskan agar agar terurai menjadi Al2O3 murni.
Leburan aluminium oksida yang diperoleh di elektrolisis.
Saat ini, penggunaan kreolit telah digantikan dengan material-material lain.
Material ini memungkinkan proses berjalan pada suhu rendah. Selain itu, lelehan
yang terjadi lebih kecil kerapatannya dibandingkan dengan lelehan yang terbentuk
dari kreolit. Oleh karenanya lelehan aluminium yang terdapat di dsar sel lebih
mudah dipisahkan dari kelebihan campuran antara Al2O3 dengan material
penurunan suhu.
Ø Kegunaan dan senyawanya
1.Banyak dipakai dalam industri pesawat terbang karena aluminium bersifat ringan.
2.Sebagai katalis pada industri plastik
3.Digunakan untuk mereduksi oksida-oksida logam seperti MnO2 dan CrO3.
4.Sebagai thermit, yaitu campuran antara serbuk aluminium dengan oksida besi,
digunakan untuk mengelas baja, karena reaksinya menghasilkan kalor yang cukup
tinggi.
2Al + Fe2O3 Al2O3 + 2Fe H = -185 Kkal
5.Garam sulfatnya (Al2(SO4)3. 17H2O) digunakan dalam proses pewarnaan di
industri tekstil dan digunakan di industri kertas.
6.Untuk membuat logam campuran agar menghasilkan paduan yang lebih keras,
lebih kuat, dan lebih tahan karat. Contoh:
ü Duralumin (96% Al, 4% Cu) sangat tahan karat
ü Alnico (50% Fe, 20% Ni, 20% Al, 10% Co) Magnet yang sangat
kuat
ü Magnalium ( 90% Al, 10% Mg) Membuat pesawat terbang
7.Untuk membuat konstruksi bangunan
8. Dipakai pada berbagai macam aloi
9.Tawas sebagai penjernih air
10.Untuk membuat logam hybrid yang dipakai pada pesawat luar angkasa
11.Membuat berbagai alat masak
12.Menghasilkan permata bewarna-warni: Sapphire, Topaz, dll
Ø Keberadaan di alam dan mineralnya
Di alam aluminium banyak dijumpai dalam bentuk silikat, yaitu aluminium silikat
(KalSi3O6) dengan mineral karolit (Na3AlF6). Aluminium silikat dalam keadaan
murni dikenal dengan tanah liat proselin atau kaolin. Sementara itu, aluminium
silikat kurang disebut tanah liat.
Selain dalam bentuk silikat dan mineral, aluminium dapat juga ditemukan dalam
bentuk oksidasinya yaitu Al2O3. Oksida aluminium ini mempunyai berbagai
bentuk, diantaranya sebagai batu permata yang mengandung air dan batu yang
sangat kasar. Batu kasar ini dikenal dengan baukasit.
d) Silikon (Si)
Ø Sifat fisik silikon
1.Nomor atom : 14
2.Konfigurasi e- : [Ne] 3s2 3p 2
3.Massa Atom relatif : 28,0855
4.Jari-jari atom : 1,46 Å
5.Titik Didih : 2355 °C
6.Titik Lebur : 1410 °C
7.Elektronegatifitas : 1,74
8.Energi Ionisasi : 787 kJ/mol
9.Tingkat Oks. Max : 4+
10.Struktur Atom : Kristal Kovalen raksasa
11.Engan : Padat
Ø Sifat Kimia Silikon
Silikon bersifat semikonduktor sehingga banyak digunakan untuk membuat
transistor, kalkulator, mikrokomputer, dan serat sel-sel energi matahari. Untuk
dapat membuat alat-alat tersebut diperlukan silikon ultra murni. Silikon murni
dapat diperoleh dengan cara mereduksi campuran pasir dengan gas klorin sambil
dipanaskan. Reduksi ini menghasilkan cairan SiCl4 yang titik didihnya cukup
rendah (58OC). Selanjutnya SiCl4 yang terbentuk diuapkan dan uap SiO4 segera
direaksikan dengan gas H2 agar tereduksi kembali menjadi silikon yang betul-betul
murni. Persamaan reaksinya:
SiCl4(g) + 2H2(g) T Si(s) + 4HCl(s)
Ø Cara Pembuatan
Secara komersial, silikon diperoleh dengan cara mereduksi SiO2. Reaksi reduksi ini
dilakukan dalam tungku pembakaran listrik dengan batang karbon atau kalsium
karbida (CaC2). Didalam tungku ini, batang karbon di aliri alur listrik hingga
berpijar sehingga kristal SiO2 tereduksi. Reaksi yang terjadi adalah SiO2(S) + 2C(s)
T Si(s) + 2CO(g)
Selain dengan reduksi SiO2 silikon juga dapat diperoleh dengan cara memanaskan
silikon tertrahalida. Proses pemanasan ini dilakukan pada suhu tinggi dengan
menggunakan pereduksi gas hidrogen. Reaksi yang terjadi:
SiCl4 + 2H2 Si + 4HCl
Ø Kegunaan dan senyawanya
1. Dipakai dalam pembuatan kaca
2. Terutama dipakai dalam pembuatan semi konduktor
3. Digunakan untuk membuat aloi bersama alumunium, magnesium, dan tembaga
4. Untuk membuat enamel
5. Untuk membuat IC
Senyawa-senyawa siikon yang penting yakni:
a. Gelas dan kaca
Gelas dan kaca merupakan senyawa silikon yang sudah dimanfaatkan sejak zaman
Mesompotamia dan Mesir purba.
Gelas dan kaca merupakan campuran senyawa-senyawa silikat. Gelas dibuat
dengan cara memanaskan campuran Na2CO3 dan CaCO3 dengan pasir (SiO2) pada
suhu 1.500oC. proses ini menghasilkan campuran natrium silikat dan kalsium silikat.
Na2CO3 + SiO2 T Na2SiO3 + CO2
CaCO3 + SiO2 T CaSiO3 + CO2
Campuran ini merupakan jenis gelas yang umum digunakan untuk membuat botol
dan berbagai peralatan kaca.
b. Semen
Semen merupakan senyawa silikon yang terdiri atas campuran kalsium dan kalsium
aluminat. Semen dibuat dengan cara memanaskan batuan yang mengandung batu
kapur (CaCO3) dengan tanah liat (Al2O3.2SiO2.2H2O) dengan perbandingan
tertentu pada suhu sekitar 1.500 oC. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
CaCO3 T CaO + CO2
Al2O3.2SiO2.2H2O + 3CaO Ca(AlO2)2 + 2CaSiO3 + 2H2O
Semen
Ø Keberadaanya di alam dan mineralnya
Dialam silikon ditemukan dalam bentuk mineral. Mineral-mineral silikon yang
banyak ditemukan diantaranya ortoklase (K2O.Al2O3.6SiO2), kaoulin
(Al2O3.SiO2.2H2O), atau albit (Na2O.Al2O3.6SiO2). selain sebagai mineral juga
dapat ditemukan sebagai silikat atau sebagai silikon dioksida (SiO2). Senyawa
silikon dioksida dapat ditemui dalam berbagai bentuk diantaranya pasir kuarsa dan
sebagai batu-batuan seperti akik dan opal. Tanah liat yang digunakan sebagai bahan
baku pembuatan keramik juga mengandung silikon. Sementara itu, senyawa silikon
yang berasal dari jasad renik misalnya tanah diatome.
e) Fosfor (P)
Ø Sifat-sifat fosfor
Fosfor memiliki dua bentuk alotrop, yaitu fosfor merah dan fosfor putih. Perbedaan
sifat antara fosfor merah dengan fosfor putih dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 1.4 perbedaan sifat Fosfor merah dengan Fosfor putih
No Sifat-sifat Fosfor Merah Fosfor Putih
1 Bentuk kristal Amorf Tetrahedron
2 Titik didih Menyublim 280°
tanpa meleleh
pada suhu 420
oC
3 Titik lebur >44o C 44,1oC
4 Massa jenis 2,05 – 2,34 g/cm³ 1,83 g/cm³

Kelarutan Tidak larut Larutan dalam


dalam pelarut CS2, atau
eter, terpentin, terpentin tetapi
atau CS2 tidak larut dalam
air
Sifat racun Tidak beracun Beracun
Kereaktifan Tidak reaktif Sangat reaktif
dan harus
disimpan dalam
air
Kestabilan terhadap Stabil terhadap Tidak stabil pada
suhu suhu suhu tertentu
Sifat dalam gelap Tidak bersinar Bersinar dalam
dalam gelap gelap

Sifat umum dari fosfor yaitu:


a. Fosfor mudah beraksi dengan oksigen (O2) membentukoksidanya. Reaksi yang
terjadi: P4 + 5O2 2P2O5
b.Oksidanya fosfor dengan air membentuk asam fosfat (H3PO4) persamaan
reaksinya: P2O5 + 3H2O 2H3PO4
Ø Pembuatan fosfor
a.Pembuatan fosfor putih
Fosfor putih pertama kali dibuat oleh Hening Brand pada tahun 1669. Ilmuan kimia
ini awalnya mebuat fosfor putih dengan cara memanaskan urine dan pasir
kemudian mengkondensasikan uapnya melalui air. Unsur yang diperoleh dapat
mengeluarkan cahaya, sehingga unsur tersebut dinamakan phosphorus.
Selanjutnya, Wohler memperkenalkan cara modern untuk memperoleh fosfor putih.
Caranya dengan mereduksi kalsium fosfat, pasir dan batang karbon pada suhu
1.300oC dalam tungku pembakaran listrik. Fosfor yang diperoleh distilasi kemudian
dikondensasikan di dalam air sebagai molekul P4.
Reaksi utama terjadi adalah:
2Ca3(PO4)2 + 6SiO2 + 10C 6CaSiO3 + 10CO + P4
Uap P4 dan CO selanjutnya dikondensasi kedalam air hingga diperoleh kristal
fosfor putih murni. Fosfor putih sangat reaktif terhadap oksigen sehingga terbakar
dan menghasilkan gelembung-gelembung. Oleh karena itu fosfor disimpan dalam
air.
b.Pembuatan fosfor merah
Fosfor merah dibuat dengan cara memanaskan fosfor putih. Fosfor merah dalam
keadaan murni dapat diperoleh dengan cara kristalisasi larutanya menggunakan Pb.
Namun, fosfor merah sulit diperoleh dalam keadaan murni.
Ø Kegunaan dan senyawanya
Fosfor mempunyai berbagai kegunaan yang bermanfaat bagi kehidupan kita
sehari-hari. Kegunaan fosfor tersebut diantaranya sebagai berikut.
a.Digunakan untuk membuat dinding korek dalam indurtri korek api.
b.Untuk membuat asam fosfat
c.Sebagai bahan dasar pada pembuatan pupuk fosfat dan superfosfat, amhopos, atau
NPK di industri pupuk.
d.Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen
e.Untuk membuat konstruksi pesawat. Logamnya disebut magnalum
f.Pemisah sulfur dari besi dan baja
g.Dipakai pada lempeng yang digunakan di industri percetakan
h.Untuk membuat lampu kilat
i.Sebagai katalis reaksi organik
Ø Keberadaannya dialam dan mineralnya.
Dialam fosfor ditemukan tidak dalam bentuk keadaan bebas melainkan dalam
bentuk senyawa. Sebagian besar fosfor ditemukan dalam bentuk mineral-mineral
apatit seperti Ca9(PO4)6.CaF2, Ca9(PO4)6.CaCl2, atau Ca9(PO4)6.Ca(OH)2.
Selain itu fosfor juga ditemukan dalam mineral fosforit seperti Ca3(PO4)2. Dalam
jasad hidup, fosfor dapat kita jumpai dalam putih telur, tulang, dan fosfolipid.
Keberadaan fosfor dalam bahan-bahan tersebut sebagai senyawa fosfat berperan
penting dalam DNA dan pembentukan membran. Selain itu sennyawa fosfat juga
terdapat dalam tanah pertanian.
f) Belerang (S)
Ø Sifat-sifat belerang
a. Belerang mempunyai dua bentuk alotropi, yaitu belerang monoklin dan
belerang rhombik. Belerang monoklin ditemukan diatas suhu 96oC dan dibawah
suhu 96oC belerang lebih stabil dalam bentuk rhombik. Keadaan seperti ini
dinamakan sifat enantiotropi belerang. Suhu 96oC merupakan suhu peralihan dan
pada suhu ini terjadi kesetimbangan dari belerang monoklin ke belerang rhombik.
b. Larut dalam pelarut-pelarut organik seperti alkohol (C2H5O4), karbon
disulfida (CS2), dan eter (CH3-O-OH3), tetapi tidak larut dalam air.
Ø Pembuatan belerang
a. Cara Frasch
Pembuatan belerang dengan cara Frasch ditemukan oleh seorang ahli mesin
Amerika yaitu H. Frasch pada tahun 1890. Pengolahan belerang dengan cara Frasch
dilakukan untuk mengambil belerang cair dari dalam tanah. Caranya, tanah yang
mengandung belerang di bor menggunakan bor yang terdiri atas pipa-pipa yang
mempunyai diameter berbeda dan disusun secara simetris.
b.Cara Clause
Pengolahan belerang dengan cara Clause menggunakan bahan baku gas asam
sulfida (H2S). Gas H2S dapat diperoleh dari hasil pembakaran kokas. Prosesnya,
gas H2S dioksidasikan dengan oksigen agar menghasilkan gas SO2. Gas SO2 yang
dihasilkan dicampurkan dengan sebagian gas H2S sehingga dihasilkan belerang
cair.
H2S + 3/2 O2 SO2 + H2O H= -123,9 Kkal
SO2 + 2H2S 3S + 2H2O H= -34,2 Kkal
Ø Kegunaan belerang dan senyawanya
Belerang merupakan salah satu unsur periode ketiga yang mempunyai banyak
kegunaan. Kegunaan belerang tersebut diantaranya sebagai berikut:
a.Sebagai bahan baku pembuatan asam sulfat.
Asam sulfat sangat diperlukan dalam berbagai industri, karena merupakan bahan
baku di pabrik obat, pupuk, detergen, atau pengolahan logam.
b. Sebagai bahan baku pembuatan korek api
c. Sebagai bahan pada proses vulkanisasi karet
d. Seng sulfida digunakan sebagai bahan pelapis pada layar televisi.
Beberapa senyawa belerang yang penting:
a. Belerang dioksida (SO2)
Belerang dioksida terbentuk dari reaksi pembakaran senyawa-senyawa belerang.
Selain itu, dapat juga dengan cara memanaskan sulfida-sulfida logam di udara.
Sementara itu di laboratorium, belerang dioksida diperoleh dengan cara
mereaksikan garam-garam sulfit dengan asam kuat.
Misalnya : Na2SO3 + H2SO4 Na2SO4 + SO2 + H2O
Belerang dioksida banyak dihasilkan di negara-negara industri. Senyawa ini
dibebaskan ke udara dan sebagian teroksidasi menjadi belerang trioksida (SO3).
Apabila terjadi huajn, maka baik SO2 dan SO3 akan terlarut dalam air hujan
menghasilkan senyawa asam dan turun di bumi sebagai hujan asam (acid rain).
Hujan asam membawa dampak negatif bagi lingkungan maupun ekosistem air.
Hujan asam dapat menurunkan pH air laut dan air sungai, sehingga mengakibatkan
kerusakan bagi ekosistem air dan tumbuh-tumbuhan. Hujan asam juga bersifat
korosif sehingga dapat merusak bangunan.
b.Belerang trioksida (SO3)
Belerang trioksida dihasilkan dengan cara mengoksidasi belerang dioksida dengan
oksida.
2SO2 + O2 2CO3
Pada suhu kamar, belerang trioksida berbentuk padat. Padatan SO3 mudah
menguap. Apabila SO3 dilarutkan kedalam air akan menghasilkan asam sulfat
(H2SO4).
SO3 + H2O H2SO4
c.Asam sulfat (H2SO4)
1.Pembuatan asam sulfat
Dalam dunia industri asam sulfat dibuat de-ngan 2 cara, yaitu:
a) Menurut proses kontak.
b) Menurut proses bilik timbal/kamar timbal.
Proses kontak dengan proses kamar timbal mempunyai persamaan dan perbedaan.
ü Persamaan : bahan dasar SO2 dari pembakaran belerang.
ü Perbedaan : katalis yang digunakan pada proses kamar timbal adalah campuran
NO dan NO2 (uap nietreusa).
Hasil kemurniannya:
1) Proses kontak : 98–100%
2) Proses kamar timbal : ± 77%
a.Proses kontak
Pembuatan asam sulfat melalui proses kontak menggunakan bahan baku belerang
dioksida. Belerang dioksida diperoleh dengan cara membakar belerang di udara.
Selanjutnya belerang dioksida dioksidasi hingga diperoleh belerang trioksida.
Proses oksidasi ini menggunakan katalis vanadium pentaoksida (V2O5).
Bahan baku asam sulfat adalah gas SO2 yang diperoleh dengan pemanggangan pirit
atau pembakaran arang. Reaksinya:
4FeS2 + 11O2 2Fe2O3 + 8SO2
atau: S + O2 SO2
Gas belerang dioksidasi yang terjadi dicampur dengan udara dialirkan melalui
katalisator kontak (V2O5) pada suhu ± 400 °C.Dalam tanur kontak, gas SO2 + O2
diembuskan ke dalam tanur hingga bersentuhan dengan lempeng-lempeng yang
dilapis V2O5 dalam tanur tersebut sebagai zat kontak.
Reaksi yang terjadi:
SO2 + V2O5 SO3 + V2O4
V2O4 + ½ O2 V 2O5 +
SO2 + ½ O2 SO3
Dalam reaksi ini V2O5 tidak hanya bertindak sebagai katalis, tetapi juga bertindak
sebagai oksidator. Oleh karena itu, dalam proses kontak V2O5 bertindak sebagai
katalis oksidator.
Gas SO3 yang terjadi dialirkan ke dalam larutan asam sulfat encer, sehingga terjadi
asam pirosulfat.
Reaksinya: SO3 + H2O H2S2O7
Dengan menambahkan air ke dalam campuran ini diperoleh asam sulfat pekat
(98%).
Reaksinya: H2S2O7 + H2O 2H2SO4
b. Proses bilik timbal
Bahan baku dalam proses ini sama seperti pada
proses kontak yaitu gas SO2. Katalis yang digunakan pada proses ini ialah gas NO
dan NO2.
Gas SO2, NO, NO2 dan uap air dialirkan ke dalam ruang yang bagian dalamnya
dilapisi Pb (timbal).
Reaksi yang terjadi:
2 S(s)+ 2O2(g) 2SO2(g)
2SO2(g)+ 2NO2(g) 2SO3(g)+ 2NO(g)
2SO3 (g)+ 2H2O(l) 2H2SO4(aq)
2NO(g) + O2(g) 2NO2(g)
Reaksi total:
2S(s)+ 2O2(g)+ 2H2O (l)+ 2H2O(l) 2H2SO4(aq)
2. Sifat-sifat asam sulfat
a. Asam sulfat murni merupakan cairan yang tidak berwarna
b.Merupakan asam kuat yang larut ke dalam air dengan menghasilkan suhu tinggi.
c.Merupakan oksidator dan dehidrator sehingga digunakan sebagai zat pengering.
3. Kegunaan asam sulfat.
a. Asam sulfat dengan kadar 25% digunakan sebagai elektrolit, untuk pengisi aki
pada kendaraan bermotor, dipasarkan dengan nama air aki (accu zuur)
b.Asam sulfat sebagai bahan pembersih logam pada galvanisasi dan penyepuhan.
c.Asam sulfat digunakan pada proses pemurnian minyak bumi dan pada pembuatan
berbagai produk industri seperti tekstil, penyamakan kulit, zat warna, atau obat-
obatan.
d.Asam sulfat sebagai bahan baku pembuaatan pupuk ZA (zwavel zuur ammonia).
e.Asam sulfat digunakan sebagai bahan baku untuk membuat senyawa-senyawa
sulfat seperti :
- NaHSO4 digunakan sebagai pembersih kamar mandi untuk melarutkan
endapan dan air sadah/air ledeng
- Na2SO4 (garam Glauber) dan MgSO4 (garam Inggris) sebagai obat pencahar
- ZnSO4 sebagai obat emesis (obat pembuat muntah)
- Al2(SO4)3 (tawas) sebagai zat penjernih air
- BaSO4 pigmen putih untuk membuat cat
- CaSO4 (gips) untuk menyambung tulang patah atau retak
- CuSO4.5H2O (terusi) sebagai fungisida atau pembasmi jamur pada tanaman
atau kayu
- FeSO4.7H2O sebagai bahan pembuat tinta
Ø Keberadaan belerang di alam dan mineralnya
Unsur belerang mudah ditemukan, baik dalam keadaan bebas maupun dalam
bentuk senyawa. Dalam bentuk unsur bebas, belerang banyak terdapat di dekat
kawah gunung berapi dan ada sebagian yang berada di dalam tanah. Di indonesia,
unsur belerang banyak ditemukan di daerah Dieng. Sementara itu, dalam bentuk
senyawa, belerang dapat ditemukan sebagai sulfida dan sulfat. Sulfida yang banyak
ditemukan yaitu timbal glans (PbS), seng blende (ZnS), tembaga kis (CuS), dan
yang paling banyak yaitu pirit (FeS). Sebagai senyawa sulfat, belerang ditemukan
dalam batu tahu atau gips anhidrit (CaSO4), barium sulfat (BaSO4), dan
magnesium sulfat (MgSO4). Selain ditemukan dalam keadaan bebas dan sebagai
sulfida dan sulfat belerang dapat juag ditemukan dalam hewan sebagai penyusun
putih telur dan tanah pertanian.
g) Klorin (Cl)
Ø Sifat Fisika klorin
1.Warna: hijau pucat
2.Titik lebur : -101 oC
3. Titik didih : -35 oC
Ø Sifat kimia
1. Klorin merupakan unsur nonlogam yang sangat reaktif terhadap logam.
2.Klorin bereaksi hebat dengan hidrogen dan menghasilkan ledakan jika berada di
bawah sinar matahari. Dalam keadaan gelap reaksi ini berjalan lambat.
3.Dengan asam hipoklorit (HClO), klorin bereaksi sangat lambat. Reaksi ini
menghasilkan oksigen dan ozon.
Cl2(g) + H2O(l) H+(aq) + Cl-(aq) + HclO(aq)
2HclO(aq) 2H+(aq) + 2Cl-(aq) + O2(g)
4.Senyawa-senyawa klorin mempunyai berbagai bilangan oksidasi seperti tabel
berikut.
Selain bilangan oksidasi dalam senyawa tersebut, klorin juga dapat mengahsilkan
empat macam asam oksi dengan bilangan oksidasi +7, +5,+3, dan +1. Asam oksi
tersebut asam perklorat (HClO4), asam klorat (HClO3), asam klorit (HClO2), dan
asam hipoklorit (HClO).
Ø Pembuatan klorin
a.Elektrolisis larutan garam dapur
Dalam perdagangan, klorin diproduksi secara besar-besaran dengan proses
elektrolisis larutan garam dapur. Proses ini menggunakan anode grafit dan katode
raksa. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
Katode (-): 2Cl- Cl2 + 2e-
Anode (+): 2H2O +2e- 2OH- +H2 +
2Cl- + 2H2O Cl2 + 2OH- + H2
b.Mereaksikan klorida dengan MnO2 dalam H2SO4 pekat
Pada proses reaksi ini, MnO2 berfungsi sebagai oksidator.
Reaksi yang terjadi :
MnO2(s) + 2Cl- (aq) + 4H+(aq) Cl2(g) + Mn2+(aq) + 2H2O(l)
Ø Kegunaan klorin dan senyawanya
a.Kegunaan klorin
Dalam kehidupan sehari-hari senyawa klorin memegang peranan penting dalam
bidang industri, pertanian, obat-obatan, dan dirumah tangga. Keguanaan tersebut di
antaranya sebagai berikut.
1.Senyawa natrium hipoklorit (NaHClO3) digunakan sebagai pemutih 2.
Sebagai bahan baku pembuatan kapur klorin (CaOCl2) dan kaporit (Ca(OCl)2).
Kedua bahan ini merupakan bahan pengelantang pakaian atau kain, sedangkang
kaporit sendiri digunakan sebagai desinfektan. 3. Kalium klorat (KclO3)
digunakan sebagai zat pengoksidasi, bahan-bahan pembuat petasan atau kembang
api, dan bahan untuk membuat kepala korek api.
b.Senyawa-senyawa klorin juga dapat digunakan sebagai pelarut, antiseptik
dan plastik.
1.Pelarut
Senyawa klorin yang digunakan sebagai pelarut adalah tetrakloro etena. Bahan ini
digunakan untuk pencucian kering (dry clean), untuk pencucian mesin. Sementara
itu, trikloro etena digunakan untuk tippex sebagai thinner.
2.Antiseptik (desinfektan)
Jenis desinfektan yang banyak digunakan saat ini TPT (Trikloro Phenol) dan dettol.
Kedua senyawa ini digunakan sebagai pembersih kamar mandi atau WC. Jenis
desinfektan lain yang sempat di produksi secara besar-besaran adalah DDT
( Dikloro difenit trikloro etana). Desinfektan ini dapat membunuh nyamuk, kecoa,
atau binatang-binatang kecil. Namun DDT sangat berbahaya bagi hewan dan
manusia karena dapat larut dalam lemak dan sulit diuraikan.
3.Plastik
Salah satu jenis plastik dari senyawa klorin yang sangat penting adalah PVC
(polivinil klorida). PVC banyak digunakan untuk membuat jas hujan, pita kaset,
isolator listrik, pipa saluran air (pralon), atau taplak meja.
Ø Keberadaan klorin di alam dan mineralnya
Unsur klorin merupakan salah satu unsur periode ketiga yang bersifat sangat reaktif.
Oleh karena itu, unsur klorin jarang terdapat dalam keadaan bebas di alam,
melainkan dalam bentuk senyawa ion dengan logam-logam. Unsur klorin berbentuk
molekul diatomik dan berwujud gas. Contohnya natrium klorida (NaCl) dalam air
laut.
h)Argon (Ar)
Argon ditemukan pertama kali oleh Lord Rayleigh dan William Ramsay.
merupakan gas yang tidak bewarna dan berasa yang keluar dari gunung berapi dan
± 0,93%terdapat diudara. Argon bersifat tidak reaktif seperti halnya gas mulia yang
lain. Argon dapat diperoleh dengan cara memaskan udarea dengan CaC2. Terdapat
sekitar 1% argon di atmosfer. Terbentuk di atmosfer sebagai akibat dari proses sinar
kosmik.
Argon dapat digunakan sebagai pengisi bola lampu karena Argon tidak bereaksi
dengan kawat lampu. Adanya bahan ini membuat logam pijar pada lampu tidak
cepat rusak. Dipakai dalam industri logam sebagai inert saat pemotongan dan
proses lainnya. Untuk membuat lapisan pelindung pada berbagai macam proses.
Untuk mendeteksi sumber air tanah dan dipakai dalam roda mobil mewah.

Unsur-Unsur Periode Keempat


Unsur-unsur transisi di dalam sistem periodik unsur dinyatakan sebagai unsur
golongan B. Golongan ini dimulai dari IB, II, IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB, dan VIIIB.
Berdasarkan konfigurasi elektronya, unsur-unsur transisi terletak pada blok d dalam
sistem periodik unsur. Unsur-unsur transisi periode 4, yaitu Skandium (Sc)
Titanium (Ti), Vanadium (V), krom (Cr), mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co) nikel
(Ni), tembaga (Cu), dan seng (Zn).
Secara umum, unsur-unsur transisi periode 4 mempunyai sifat fisik sebagai
berikut:
 Unsur-unsur transisi merupakan unsur logam yang beerwujud padat pada
suhu ruangan dengan ikatan logam yang kuat.
 Memiliki beberapa bilangan oksidasi kecuali Sc dan Zn.
 Senyawa yag dibentuk dari unsur transisi memiliki warna yang menarik.
 Senyawanya dapat ditarik oleh medan magnet (paramagnetik).
 Unsur transisi dapat membentuk senyawa kompleks dan senyawa koordinasi.
 Memiliki titik lebur dan titik didih tinggi.
v Sifat fisika unsur-unsur periode keempat
1. Sifat Logam
Semua unsur transisi adalah logam, yang bersifat lunak, mengkilap, dan penghantar
listrik dan panas yang baik. Perak merupakan unsur transisi yang mempunyai
konduktivitas listrik paling tinggi pada suhu kamar dan tembaga di tempat kedua.
Dibandingkan dengan golongan IA dan IIA, unsur logam transisi lebih keras, punya
titik leleh, titik didih, dan kerapatan lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena unsur
transisi berbagi elektron pada kulit d dan s, sehingga ikatannya semakin kuat.
Kecuali seng logam-logam transisi memiliki elektron-elektron yang berpasangan.
Hal ini lebih memungkinkan terjadinya ikatan-ikatan logam dan ikatan kovalen
antaratom logam transisi. Ikatan kovalen tersebut dapat terbentuk antara elektron-
elektron yang terdapat pada orbital d. Dengan demikian, kisi kristal logam-logam
transisi lebih sukar dirusak dibanding kisi kristal logam golongan utama. Itulah
sebabnya logam-logam transisi memiliki sifat keras, kerapatan tinggi, dan daya
hantar listrik yang lebih baik dibanding logam golongan utama.
Karakteristik Logam Transisi Periode Keempat
2. Bilangan Oksidasi
Tidak seperti golongan IA dan IIA yang hanya mempunyai bilangan oksidasi +1
dan +2, unsur-unsur logam transisi mempunyai beberapa bilangan oksidasi. Seperti
vanadium yang punya bilangan oksidasi +2, +3, dan +4 (Keenan, dkk, 1992: 167).3.
Sifat Kemagnetan
Setiap atom dan molekul mempunyai sifat magnetik, yaitu paramagnetik, di mana
atom, molekul, atau ion sedikit dapat ditarik oleh medan magnet karena ada
elektron yang tidak berpasangan pada orbitalnya dan diamagnetik, di mana atom,
molekul, atau ion dapat ditolak oleh medan magnet karena seluruh elektron pada
orbitnya berpasangan. Sedangkan pada umumnya unsur-unsur transisi bersifat
paramagnetik karena mempunyai elektron yang tidak berpasangan pada orbital-
orbital d-nya. Sifat paramagnetik ini akan semakin kuat jika jumlah elektron yang
tidak berpasangan pada orbitalnya semakin banyak. Logam Sc, Ti, V, Cr, dan Mn
bersifat paramagnetik, sedangkan Cu dan Zn bersifat diamagnetik. Untuk Fe, Co,
dan Ni bersifat feromagnetik, yaitu kondisi yang sama dengan paramagnetik hanya
saja dalam keadaan padat (Brady, 1990: 698).
4.Titik Leleh dan Titik Didih
Unsur-unsur transisi umumnya memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi
karena ikatan antaratom logam pada unsur transisi lebih kuat. Titik leleh dan titik
didih seng jauh lebih rendah dibanding unsur transisi periode keempat lainnya
karena pada seng orbital d-nya telah terisi penuh sehingga antaratom seng tidak
dapat membentuk ikatan kovalen.
5.Ion Berwarna
Tingkat energi elektron pada unsur-unsur transisi yang hampir sama menyebabkan
timbulnya warna pada ion-ion logam transisi. Hal ini terjadi karena elektron dapat
bergerak ke tingkat yang lebih tinggi dengan mengabsorpsi sinar tampak. Pada
golongan transisi, subkulit 3d yang belum terisi penuh menyebabkan elektron pada
subkulit itu menyerap energi cahaya, sehingga elektronnya tereksitasi dan
memancarkan energi cahaya dengan warna yang sesuai dengan warna cahaya yang
dapat dipantulkan pada saat kembali ke keadaan dasar. Misalnya Ti2+ berwarna
ungu, Ti4+ tidak berwarna, Co2+ berwarna merah muda, Co3+ berwarna biru, dan
lain sebagainya.
Warna Senyawa Logam Transisi dengan berbagai bilangan oksidasi
v Sifat-sifat Kimia Unsur-unsur periode keempat
1. Kereaktifan
Dari data potensial elektroda, unsur-unsur transisi periode keempat memiliki harga
potensial elektroda negatif kecuali Cu (E° = + 0,34 volt). Ini menunjukkan logam-
logam tersebut dapat larut dalam asam kecuali tembaga. Kebanyakan logam transisi
dapat bereaksi dengan unsur-unsur nonlogam, misalnya oksigen, dan halogen.
2Fe(s) + 3O2(g) 2Fe2O3(s)
Skandium dapat bereaksi dengan air menghasilkan gas hidrogen.
2Se(s) + 6H2O(l) 3H2(g) + 2Sc(OH)3(aq)
2. Pembentukan Ion Kompleks
Semua unsur transisi dapat membentuk ion kompleks, yaitu suatu struktur dimana
kation logam dikelilingi oleh dua atau lebih anion atau molekul netral yang disebut
ligan. Antara ion pusat dengan ligan terjadi ikatan kovalen koordinasi, dimana ligan
berfungsi sebagai basa Lewis (penyedia pasangan elektron).
Contoh: [Cu(H2O)4]2+
[Fe(CN)6]4+
[Cr(NH3)4 Cl2]+
Senyawa unsur transisi umumnya berwarna. Hal ini disebabkan perpindahan
elektron yang terjadi pada pengisian subkulit d dengan pengabsorbsi sinar tampak.
Senyawa Sc dan Zn tidak berwarna.
v Kelimpahan unsur-unsur periode Keempat dialam dan mineralnya
Unsur-unsur transisi periode keempat di alam sebagian besar ditemukan dalam
bentuk senyawa oksida dan sulfida. Hal itu terjadi karena unsur-unsur transisi
periode keempat sangat mudah teroksidasi dan mempunyai afinitas yang cukup
besar terhadap oksigen dan belerang. Selain itu, okisigen dan belerang termasuk
unsur-unsur yang sangat reaktif terhadap logam dan tersebar di kerak bumi.
Keberadaan unsur-unsur transisi periode keempat di Indonesiav Unsur-unsur
periode keempat
a) Skandium (Sc)
Kelimpahan skandium di kulit bumi sekitar 0,0025%. Di dalam skandium terdapat
hanya sedikit bersama dengan unsur-unsur lantanida. Kandungan unsur ini dalam
mineral hanya berkisar 5 – 30 ppm dan sangat sulit dipisahkan dari mineralnya.
Akibatnya, produksi skandium hanya dalam satuan gram atau kilogram (tidak
sampai ton). Oleh karena itu, harganya sangat mahal sehingga sangat jarang
ditemukan dan dimanfaatkan.
Ion Sc3+ tidak
memiliki berwarna
reaktifitas yangdan bersifat
tinggi yang amfoter, mirip dengan
bersifat isotop Al3+.
radioaktif Skandium
dengan waktu paruh
yang singkat.
bersifat Skandium -45 merupakan satu-satunya isotop alami yang tidak
radioaktif.
Skandium digunakan sebagai komponen pada lampu berintensitas tinggi. Selain itu,
skandium dapat menghasilkan larutan asam pada proses hidrolisis [Sc(H2O)6]3+
dan membentuk senyawa Na3ScF6 yang mirip kriolit (Na3AlF6). Sakndium juga
dimanfaatkan sebagai bahan pembentuk gelatin hidroksida (Sc(OH)3) yang bersifat
amfoter. Logam skandium dibuat dengan elektrolisis cairan ScCl3 yang
dicampurkan dengan klorida-klorida lain.
b) Titanium (Ti)
Kelimpahan titanium dikulit bumi cukup banyak sekitar 0,6%. Selain rutil dan
ilmenit, mineral yang mengandung titanium yaitu perovskite (CaTiO3) dan titanit
(CaTiOSiO4). Densitas titanium rendah, kekuatan strukturnya tinggi pada suhu
tinggi, dan tahan terhadap korosi (karat). Oleh karena itu titanium banyak
digunakan dalam industri pesawat terbang, mesin turbin, dan peralatan kelautan.
Titanium juga bersifat amfoter, inert, putih cerah, tidak tembus cahaya, dan tidak
beracun (nontoksik). Sifat-sifat ini dimanfaatkan untuk membuat pemutih dan
pengilap kertas, pigmen putih dalam cat, keramik, kosmetik, kaca, plastik, dan
bahan-bahan lain dalam industri kimia.
Logam titan (Ti) diperoleh dengan jalan mengalirkan gas klorin pada TiO2
sehingga terbentuk TiCl4. Reaksikan
TiO2(s) + 2C(s) + 2Cl2(g) TiCl4(s) + 2CO(g)
TiCl4 yang terjadi direduksi dengan logam Mg pada suhu tinggi yang bebas
oksigen. Reaksinya :
TiCl4(s) + 2Mg(s) Ti(s) + 2MgCl2(s)
c) Vanadium (V)
Vanadium dikulit bumi terdapat 0,02%. Meskipun sedikit vanadium tersebar luas di
alam. Vanadium juga dapat diperoleh dari pembakaran oksidanya berupa vanadium
pentaoksida (V2O5) digunakan sebagai katalis pada pembuatan asam sulfat dalam
proses kontak. Sementara itu, vanadium dalam bentuk logam campuran (aliase)
dengan besi menghasilkan ferovanadium yang bersifat keras, kuat, dan tahan korosi.
Oleh karena itu, ferovanadium banyak digunakan dalam pembuatan peralatan
tehknik yang tahan getaran, misalnya pegas, per mobil, pesawat terbang, dan kereta
api.
Ferovanadium dihasilkan dari reduksi V2O5 dengan campuran silikon (Si) dan besi
(Fe). Reaksinya:
2V2O5(s) + 5Si(s) +Fe(s) 4V(+Fe)(s) + 5SiO2(s)
Ferofanadium
Senyawa SiO2 ditambah dengan CaO menghasilkan suatu terak CaSiO3 yaitu
bahan yang dihasilkan selama pemurnian logam. Reaksinya:
SiO2(s) + CaO(s) CaSiO3(s)
Terak

Anda mungkin juga menyukai