PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alam semesta ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini, unsur-unsur
kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan berdasarkan kesamaan
sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu golongan A (golongan utama) dan golongan B
(golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi unsur logam,
nonlogam, semilogam, dan gas mulia
Beberapa usur logam dan nonlogam, dalam bentuk unsur maupun senyawa, banyak
dimanfaatkan didalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan beberapa unsur logam dan nonlogam
meningkat dengan berkembang pesatnya industri, baik sebagai alat, bahan dasar, maupun sumber
energi.
Unsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai bijih logam dalam batuan. Alam
Indonesia sangat kaya akan sumber mineral bijih logam, karena itu perlu penguasaan teknologi
untuk mengolahnya menjadi logam yang dibutuhkan.
Unsur Logam yang sudah akrab dengan kehidupan kita sehari-hari diantaranya adalah,
besi, tembaga, atau perak. Ternyata unsur natrium pun bersifat logam. Namun, karena tak stabil
dalam keadaan unsurnya, ia lebih banyak kita temui dalam bentuk senyawanya.
Keberadaan
unsur-unsur
kimia
di
alam
sangat
melipah.
Sumber
unsur-
Unsur kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut, dan atmosfer, baik dalam bentuk unsur bebas,
senyawa ataupun campurannya. Unsur-unsur kimia yang terdapat di alam dalam bentuk unsur
bebasnya (tidak bersenyawa dengan unsur lainnya), diantaranya logam platina (Pt), emas (Au),
karbon (C), gas nitrogen (N2), oksigen (O2), dan gas-gas mulia. Adapun unsur-unsur lainnya
ditemukan dalam bentuk bijih logam. Bijih logam merupakan campuran antara mineral yang
mengandung unsur-unsur kimia dan pengotornya. Mineral-mineral tersebut berbentuk senyawa
oksida, halida, fosfat, silikat, karbonat, sulfat, dan sulfida. Logam platina (Pt) dan emas (Au)
disebut logam mulia. Sumber logam mulia dan mineral-mineral dapat ditemukan di kerak bumi,
sedangkan sumber gas oksigen, nitrogen, dan gas mulia (kecuali He) terdapat di lapisan atmosfer.
Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua benda yang ada
di alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya,
senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat, beberapa
unsur kimia memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan
dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari sifat
yang dimiliki unsur-unsur tersebut. Melalui makalah ini kami harapkan pembaca dapat
memahami dan mengetahui kimia unsur lebih spesifik lagi terutama pada periode ketiga dan
keempat.
C.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
Tujuan Penulisan
Unsur-unsur periode ketiga:
Untuk mengetahui bagaimana sifat fisik dari unsur-unsur periode ketiga!
Untuk mengetahui bagaimana sifat kimia dari unsur-unsur periode ketiga!
Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan unsur-unsur periode ketiga!
Untuk mengetahui bagaimana kegunaan unsur-unsur periode ketiga dan senyawanya!
Untuk mengetahui keberadaan unsur-unsur periode ketiga di alam dan meneralnya!
BAB II
PEMBAHASAN MATERI
A. Unsur-Unsur Periode 3
Unsur-unsur periode ketiga memiliki jumlah kulit elektron yang sama yaitu tiga kulit. Akan
tetapi konfigurasi elektron dari masing-masing unsur berbeda, hal ini akan menyebabkan sifatsifat kimia yang berbeda. Dari kiri ke kanan unsur periode ketiga berturut-turut adalah natrium
(Na),magnesium (Mg), aluminium (Al), silikon (Si), fosfor (P), belerang (S), klor(Cl) dan argon
(Ar). Na, Mg, dan Al merupakan unsur logam, Si semilogam, P, S dan Cl nonlogam, Ar gas
mulia. Unsur-unsur tersebut mempunyai konfigurasi elektron sebagai berikut:
Tabel 1.1 Konfigurasi elektron Unsur-Unsur Periode Ketiga
Unsur
Konfigurasi Elektron
[Ne] 3s1
11Na
[Ne] 3s2
12Mg
[Ne] 3s2 3p1
13Al
[Ne] 3s2 3p2
14Si
[Ne] 3s2 3p3
15P
[Ne] 3s2 3p4
16S
[Ne] 3s2 3p5
17Cl
[Ne] 3s2 3p6
18Ar
Sifat-Sifat Unsur Periode Ketiga
a. Sifat Logam dan Non Logam Unsur-Unsur periode ketiga
Secara fisis, unsur-unsur periode ketiga dikelompokan ke dalaam 3 sifat, yaitu logam,
semilogam, dan non logam. Sifat dari unsur logam adalah mengilap, massa jenis tinggi, titik
lebur tinggi, dapat dibentuk, dan mempunyai kekerasan serta daya hantar listrik tinggi. Unsur
nonlogam bersifat tidak mengilap, rapuh, kekerasan rendah, massa jenis dan titik leburnya
rendah, serta daya hantar listrik kecil. Sedangkan unsur semilogam memiliki sebagian sifat unsur
logam dan non logam.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan sifat logam semakin berkurang. Oleh karenanya unsurunsur periode ketiga dikelompokan menjadi 3 berikut.
1. Kelompok unsur logam : Na, Mg, Al
2. Kelompok unsur semilogam : Si
3. Kelompok unsur nonlogam : P, S, Cl, dan Ar.
Berkurangnya sifat logam unsur-unsur periode ketiga dari kiri ke kanan disebabkan oleh
harga keelektronegatifannya semakin besar, sehingga semakin sukar membentuk ion positif.
Maka dari itu, sifat logamnya semakin ke kanan semakin berkurang.
a. Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur-unsur Periode Ketiga
Sifat keperiodikan unsur-unsur periode ketiga meliputi jari-jari atom, energi ionisasi,
kelektronegatifan, titik leleh, dan titik didih.
Harga dari setiap sifat periodik tersebut dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut :
N Sifat
Na Mg
Al
Si
P
S
o
Keperiodikan
1
Jari-jari
atom 15 136
125
117
110
104
(pm)
7
2
Energi Ionisasi 49 738
577
787
1.06 1.00
(kJ mol-1)
5
0
0
3
Kelektronegatifa 10 1,25 1,45 1,75 2,05 2,45
n (skala pauling) 0
4
Titik Leleh
98 651
660
1.41 44
119
0
5
Titik Didih (oC) 89 1.10 2.46 2.35 280
445
2
7
7
5
Cl
Ar
99
1.26
0
2,85
1.52
0
-
-101
-189
-35
-186
Na
Kekuatan
oksidator
Cl
-2,71
-2,38
-1,66
-0,86
-0,51
+0,36
+1,36
Sangat
kuat
kuat
Agak
kuat
Agak
lemah
lemah
Sangat
lemah
Sangatsangat
lemah
Sanga
t
lemah
lemah
Agak
lemah
Agak
kuat
Kuat
Sangat
-sangat
lemah
Sangat
lemah
Harga potensial reduksi standar semakin ke kanan semakin positif. Akibatnya unsurunsur tersebut semakin ke kanan semakin mudah mengalami reaksi reduksi. Oleh karenanya,
sifat oksidatornya semakin bertambah dan sifat reduktornya semakin berkurang.
c.
1.
Bertindak sebagai asam jika senyawa tersebut cenderung melepaskan ion hidrogen (H+) ketika
dilarutkan dalam air.
LO H
LO-(aq) + H+(aq)
2.
Bertindak sebagai basa jika senyawa itu cenderung melepaskan ion hidrogen (OH-) ketika
dilarutkan dalam air.
L OH
L+(aq) + OH-(aq)
Na
Cl2 + 2 e-
Natrium tidak dapat dibuat dengan elektrolisis air laut. Natrium disimpan dalam minyak
tanah.
Kegunaan dan senyawanya
a) Dipakai dalam pebuatan ester
b) NACl digunakan oleh hampir semua makhluk
c) Na-benzoat dipakai dalam pengawetan makanan
d) Na-glutamat dipakai untuk penyedap makanan
e) Isi dari lampu kabut dalam kendaraan bermotor
f) NAOH dipakai untuk membuat sabun, deterjen, kertas
g) NAHCO3 dipakai sebagai pengembang kue
h) Memurnikan logam K, Rb, Cs
i) NACO3 Pembuatan kaca dan pemurnian air sadah
j) Mereduksi lelehan KCL, bertujuan untuk memperoleh logam kalium
k) Untuk membentuk Natrium Karbida (Na2C2)
Na + C2H2
Na + C2
Na2C2
Keberadaannya di alam dan mineralnya
Dialam unsur natrium terdapat sebagai senyawa garam natrium klorida (NaCl). Garam
natrium klorida merupakan sumber utama untuk memperoleh logamnya. Logam Na yang berasal
dari garamnya ini dapat diperoleh dengan cara elektrolisis. Elektrolisis garam NaCl dilakukan
dalam bentuk lelehannya dengan elektroda karbon. Sementara itu, NaCl sendiri dapat dibuat
dengan cara mereaksikan logam natrium dengan gas klorin sesuai persamaan reaksi:
2Na(S) + Cl
2NaCl(S).
Selain dari garam NaCl, logam Na juga dapat diperoleh dari oksidasinya seperti Na 2O atau
dari mineralnya yaitu kriolit (Na3AlF6).
b) Magnesium (Mg)
Sifat fisik magnesium
1. Nomor atom
: 12
2. Konfigurasi e
: [Ne] 3s2
3. Massa Atom relatif
: 24,305
4. Jari-jari atom
: 1,72
5. Titik Didih
: 1107 C
6. Titik Lebur
: 651 C
7. Elektronegatifitas
: 1,25
8. Energi Ionisasi
: 738 kJ/mol
9. Tingkat Oks. Max
: 2+
10. Struktur Atom
: Kristal Logam
11. Wujud
: Padat
12. Merupakan logam yang berwarna putih keperakan
Sifat Kimia
1. Mudah mengalami reaksi oksidasi oleh oksigen di udara membentuk MgO.
2.
Oksidasi magnesium mudah larut didalam air membentuk magnesium hidroksida (Mg(OH)2)
Cara Pembuatannya
Logam magnesium dapat diperoleh dengan cara mengektrolisis lelehan MgCl 2 dengan
elektrode karbon. Reaksi elektrolisis tersebut sebagai berikut:
MgCl2
Katode: Mg2+ + 2e-
Mg2+ +2ClMg
Anode:
2e-
+
MgCl2
2Cl-
Cl2
Mg + Cl2
Sifat kimia
1. Aluminium bersifat amfoter sehingga dapat bereaksi dengan asam dan basa.
Dengan asam : 2Al + 6HCl
2AlCl3 + 3H2
Dengan basa : 2Al + 2NaOH + 2H2O
2NaAlO2 + 3H2
2.
3.
Aluminium dalam bentuk bubuk mudah terbakar menghasilkan panas reasi sebesar 399 Kkal.
2Al + 3/2 O2
Al2O3
H = -339 Kkal
Cara pembuatan
Dalam industri, logam aluminium dibuat dengan cara elektrolisis lebburan aluminium oksida.
Cara ini ditemukan oleh Charles Martin Hall pada tahun 1886, sehingga prosesnya dikenal
dengan proses Hall. Oksida yang digunakan berupa bauksit yang dicampur dengan oksida-oksida
lain seperti besi oksida, dan silikon oksida.
Langkah pertama sebelum proses elektrolisis auminium adalah memperoleh aluminium
oksida dari bauksit. Bauksit kotor dicuci dengan larutan NaOH pekat untuk memisahkan Al 2O3
dari zat-zat lain yang ada dalam bauksit. Selanjutnya, larutan yang dihasilkan ditambahkan asam
agar terbentuk endapan (Al(OH)3). Kemudian, endapan Al(OH)3 dipanaskan agar agar terurai
menjadi Al2O3 murni. Leburan aluminium oksida yang diperoleh di elektrolisis.
Saat ini, penggunaan kreolit telah digantikan dengan material-material lain. Material ini
memungkinkan proses berjalan pada suhu rendah. Selain itu, lelehan yang terjadi lebih kecil
kerapatannya dibandingkan dengan lelehan yang terbentuk dari kreolit. Oleh karenanya lelehan
aluminium yang terdapat di dsar sel lebih mudah dipisahkan dari kelebihan campuran antara
Al2O3 dengan material penurunan suhu.
Kegunaan dan senyawanya
1. Banyak dipakai dalam industri pesawat terbang karena aluminium bersifat ringan.
2. Sebagai katalis pada industri plastik
3. Digunakan untuk mereduksi oksida-oksida logam seperti MnO2 dan CrO3.
4. Sebagai thermit, yaitu campuran antara serbuk aluminium dengan oksida besi, digunakan untuk
mengelas baja, karena reaksinya menghasilkan kalor yang cukup tinggi.
2Al + Fe2O3
Al2O3 + 2Fe
H = -185 Kkal
5.
Garam sulfatnya (Al2(SO4)3. 17H2O) digunakan dalam proses pewarnaan di industri tekstil dan
digunakan di industri kertas.
6. Untuk membuat logam campuran agar menghasilkan paduan yang lebih keras, lebih kuat, dan
lebih tahan karat. Contoh:
7.
8.
kuat
Magnalium ( 90% Al, 10% Mg)
Untuk membuat konstruksi bangunan
Dipakai pada berbagai macam aloi
9.
10.
11.
12.
: 14
: [Ne] 3s2 3p 2
: 28,0855
: 1,46
: 2355 C
: 1410 C
: 1,74
: 787 kJ/mol
: 4+
: Kristal Kovalen raksasa
: Padat
Selain dengan reduksi SiO2 silikon juga dapat diperoleh dengan cara memanaskan silikon
tertrahalida. Proses pemanasan ini dilakukan pada suhu tinggi dengan menggunakan pereduksi
gas hidrogen. Reaksi yang terjadi:
SiCl4 + 2H2
Si + 4HCl
Kegunaan dan senyawanya
1. Dipakai dalam pembuatan kaca
2. Terutama dipakai dalam pembuatan semi konduktor
3. Digunakan untuk membuat aloi bersama alumunium, magnesium, dan tembaga
4. Untuk membuat enamel
5. Untuk membuat IC
Senyawa-senyawa siikon yang penting yakni:
a. Gelas dan kaca
Gelas dan kaca merupakan senyawa silikon yang sudah dimanfaatkan sejak zaman
Mesompotamia dan Mesir purba.
Gelas dan kaca merupakan campuran senyawa-senyawa silikat. Gelas dibuat dengan cara
memanaskan campuran Na2CO3 dan CaCO3 dengan pasir (SiO2) pada suhu 1.500oC. proses ini
menghasilkan campuran natrium silikat dan kalsium silikat.
T
Na2CO3 + SiO2
Na2SiO3 + CO2
CaCO3 + SiO2
CaSiO3 + CO2
Campuran ini merupakan jenis gelas yang umum digunakan untuk membuat botol dan berbagai
peralatan kaca.
b. Semen
Semen merupakan senyawa silikon yang terdiri atas campuran kalsium dan kalsium aluminat.
Semen dibuat dengan cara memanaskan batuan yang mengandung batu kapur (CaCO 3) dengan
tanah liat (Al2O3.2SiO2.2H2O) dengan perbandingan tertentu pada suhu sekitar 1.500 oC. Reaksi
yang terjadi sebagai berikut.
T
CaCO3
CaO + CO2
Al2O3.2SiO2.2H2O + 3CaO
Ca(AlO2)2 + 2CaSiO3 +
2H2O
Semen
e) Fosfor (P)
Sifat-sifat fosfor
Fosfor memiliki dua bentuk alotrop, yaitu fosfor merah dan fosfor putih. Perbedaan sifat antara
fosfor merah dengan fosfor putih dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 1.4 perbedaan Sifat Fosfor Merah dengan Fosfor Putih
No
Sifat-sifat
Fosfor Merah
1
Bentuk
Amorf
kristal
2
Titik didih
Menyublim
tanpa
meleleh pada suhu 420 oC
3
Titik lebur
>44o C
4
Massa jenis
2,05 2,34 g/cm3
5
Kelarutan
Tidak larut dalam pelarut
eter, terpentin, atau CS2
a.
44,1oC
1,83 g/cm3
Larutan dalam CS2, atau
terpentin tetapi tidak
larut dalam air
Beracun
Sangat reaktif dan harus
disimpan dalam air
Tidak stabil pada suhu
tertentu
Sifat racun
Kereaktifan
Kestabilan
Stabil terhadap suhu
terhadap
suhu
Sifat dalam Tidak bersinar dalam Bersinar dalam gelap
keadaan
gelap
gelap
b.
280o
6
7
Tidak beracun
Tidak reaktif
Fosfor Putih
Tetrahedron
2P2O5
Oksidanya fosfor dengan air membentuk asam fosfat (H 3PO4) persamaan reaksinya:
P2O5 + 3H2O
2H3PO4
Pembuatan fosfor
a. Pembuatan fosfor putih
Fosfor putih pertama kali dibuat oleh Hening Brand pada tahun 1669. Ilmuan kimia ini
awalnya mebuat fosfor putih dengan cara memanaskan urine dan pasir kemudian
mengkondensasikan uapnya melalui air. Unsur yang diperoleh dapat mengeluarkan cahaya,
sehingga unsur tersebut dinamakan phosphorus.
Selanjutnya, Wohler memperkenalkan cara modern untuk memperoleh fosfor putih.
Caranya dengan mereduksi kalsium fosfat, pasir dan batang karbon pada suhu 1.300 oC dalam
tungku pembakaran listrik. Fosfor yang diperoleh distilasi kemudian dikondensasikan di dalam
air sebagai molekul P4.
Reaksi utama terjadi adalah:
6CaSiO3 + 10CO + P4
Uap P4 dan CO selanjutnya dikondensasi kedalam air hingga diperoleh kristal fosfor
putih murni. Fosfor putih sangat reaktif terhadap oksigen sehingga terbakar dan menghasilkan
gelembung-gelembung. Oleh karena itu fosfor disimpan dalam air.
b. Pembuatan fosfor merah
Fosfor merah dibuat dengan cara memanaskan fosfor putih. Fosfor merah dalam keadaan murni
dapat diperoleh dengan cara kristalisasi larutanya menggunakan Pb. Namun, fosfor merah sulit
diperoleh dalam keadaan murni.
Kegunaan dan senyawanya
Fosfor mempunyai berbagai kegunaan yang bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari.
Kegunaan fosfor tersebut diantaranya sebagai berikut.
a. Digunakan untuk membuat dinding korek dalam indurtri korek api.
b. Untuk membuat asam fosfat
c. Sebagai bahan dasar pada pembuatan pupuk fosfat dan superfosfat, amhopos, atau NPK di
industri pupuk.
d. Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen
e. Untuk membuat konstruksi pesawat. Logamnya disebut magnalum
f. Pemisah sulfur dari besi dan baja
g. Dipakai pada lempeng yang digunakan di industri percetakan
h. Untuk membuat lampu kilat
i. Sebagai katalis reaksi organik
Keberadaannya dialam dan mineralnya.
Dialam fosfor ditemukan tidak dalam bentuk keadaan bebas melainkan dalam bentuk
senyawa. Sebagian besar fosfor ditemukan dalam bentuk mineral-mineral apatit seperti
Ca9(PO4)6.CaF2, Ca9(PO4)6.CaCl2, atau Ca9(PO4)6.Ca(OH)2. Selain itu fosfor juga ditemukan
dalam mineral fosforit seperti Ca3(PO4)2. Dalam jasad hidup, fosfor dapat kita jumpai dalam
putih telur, tulang, dan fosfolipid. Keberadaan fosfor dalam bahan-bahan tersebut sebagai
senyawa fosfat berperan penting dalam DNA dan pembentukan membran. Selain itu sennyawa
fosfat juga terdapat dalam tanah pertanian.
f) Belerang (S)
Sifat-sifat belerang
a. Belerang mempunyai dua bentuk alotropi, yaitu belerang monoklin dan belerang rhombik.
Belerang monoklin ditemukan diatas suhu 96oC dan dibawah suhu 96oC belerang lebih stabil
dalam bentuk rhombik. Keadaan seperti ini dinamakan sifat enantiotropi belerang. Suhu 96 oC
merupakan suhu peralihan dan pada suhu ini terjadi kesetimbangan dari belerang monoklin ke
belerang rhombik.
b. Larut dalam pelarut-pelarut organik seperti alkohol (C 2H5O4), karbon disulfida (CS2), dan eter
(CH3-O-OH3), tetapi tidak larut dalam air.
Pembuatan belerang
a. Cara Frasch
Pembuatan belerang dengan cara Frasch ditemukan oleh seorang ahli mesin Amerika yaitu H.
Frasch pada tahun 1890. Pengolahan belerang dengan cara Frasch dilakukan untuk mengambil
belerang cair dari dalam tanah. Caranya, tanah yang mengandung belerang di bor menggunakan
bor yang terdiri atas pipa-pipa yang mempunyai diameter berbeda dan disusun secara simetris.
b. Cara Clause
Pengolahan belerang dengan cara Clause menggunakan bahan baku gas asam sulfida (H 2S). Gas
H2S dapat diperoleh dari hasil pembakaran kokas. Prosesnya, gas H 2S dioksidasikan dengan
oksigen agar menghasilkan gas SO2. Gas SO2 yang dihasilkan dicampurkan dengan sebagian gas
H2S sehingga dihasilkan belerang cair.
H2S + 3/2 O2
SO2 + H2O
H= -123,9 Kkal
SO2 + 2H2S
3S + 2H2O
H= -34,2 Kkal
Pada suhu kamar, belerang trioksida berbentuk padat. Padatan SO3 mudah menguap. Apabila SO3
dilarutkan kedalam air akan menghasilkan asam sulfat (H2SO4).
SO3 + H2O
H2SO4
c. Asam sulfat (H2SO4)
1. Pembuatan asam sulfat
Dalam dunia industri asam sulfat dibuat de-ngan 2 cara, yaitu:
a) Menurut proses kontak.
b) Menurut proses bilik timbal/kamar timbal.
Proses kontak dengan proses kamar timbal mempunyai persamaan dan perbedaan.
Persamaan : bahan dasar SO2 dari pembakaran belerang.
Perbedaan : katalis yang digunakan pada proses kamar timbal adalah campuran NO dan NO 2 (uap
nietreusa).
Hasil kemurniannya:
1) Proses kontak : 98100%
2) Proses kamar timbal : 77%
a.
Proses kontak
Pembuatan asam sulfat melalui proses kontak menggunakan bahan baku belerang dioksida.
Belerang dioksida diperoleh dengan cara membakar belerang di udara. Selanjutnya belerang
dioksida dioksidasi hingga diperoleh belerang trioksida. Proses oksidasi ini menggunakan katalis
vanadium pentaoksida (V2O5).
Bahan baku asam sulfat adalah gas SO2 yang diperoleh dengan pemanggangan pirit atau
pembakaran arang. Reaksinya:
4FeS2 + 11O2
2Fe2O3 + 8SO2
atau: S + O2
SO2
Gas belerang dioksidasi yang terjadi dicampur dengan udara dialirkan melalui katalisator kontak
(V2O5) pada suhu 400 C.Dalam tanur kontak, gas SO 2 + O2 diembuskan ke dalam tanur hingga
bersentuhan dengan lempeng-lempeng yang dilapis V2O5 dalam tanur tersebut sebagai zat kontak.
Reaksi yang terjadi:
SO2 + V2O5
SO3 + V2O4
V2O4 + O2
SO2 + O2
V2O5
SO3
Dalam reaksi ini V2O5 tidak hanya bertindak sebagai katalis, tetapi juga bertindak sebagai
oksidator. Oleh karena itu, dalam proses kontak V2O5 bertindak sebagai katalis oksidator.
Gas SO3 yang terjadi dialirkan ke dalam larutan asam sulfat encer, sehingga terjadi asam
pirosulfat.
Reaksinya: SO3 + H2O
H2S2O7
Dengan menambahkan air ke dalam campuran ini diperoleh asam sulfat pekat (98%).
2H2SO4
2SO3(g)+ 2NO(g)
2H2SO4(aq)
2NO(g) + O2(g)
2NO2(g)
Reaksi total:
2S(s)+ 2O2(g)+ 2H2O (l)+ 2H2O(l)
2H2SO4(aq)
kis (CuS), dan yang paling banyak yaitu pirit (FeS). Sebagai senyawa sulfat, belerang ditemukan
dalam batu tahu atau gips anhidrit (CaSO4), barium sulfat (BaSO4), dan magnesium sulfat
(MgSO4). Selain ditemukan dalam keadaan bebas dan sebagai sulfida dan sulfat belerang dapat
juag ditemukan dalam hewan sebagai penyusun putih telur dan tanah pertanian.
g) Klorin (Cl)
Sifat Fisika klorin
1. Warna: hijau pucat
2. Titik lebur : -101 oC
3. Titik didih : -35 oC
Sifat kimia
1. Klorin merupakan unsur nonlogam yang sangat reaktif terhadap logam.
2. Klorin bereaksi hebat dengan hidrogen dan menghasilkan ledakan jika berada di bawah sinar
matahari. Dalam keadaan gelap reaksi ini berjalan lambat.
3. Dengan asam hipoklorit (HClO), klorin bereaksi sangat lambat. Reaksi ini menghasilkan
oksigen dan ozon.
Cl2(g) + H2O(l)
H+(aq) + Cl-(aq) + HclO(aq)
2HclO(aq)
4.
Pembuatan klorin
a. Elektrolisis larutan garam dapur
Dalam perdagangan, klorin diproduksi secara besar-besaran dengan proses elektrolisis
larutan garam dapur. Proses ini menggunakan anode grafit dan katode raksa. Reaksi yang terjadi
sebagai berikut.
Katode (-): 2ClCl2 + 2eAnode (+):
2OH- +H2
2H2O +2e-
2Cl- + 2H2O
Cl2 + 2OH- + H2
cara memaskan udarea dengan CaC2. Terdapat sekitar 1% argon di atmosfer. Terbentuk di
atmosfer sebagai akibat dari proses sinar kosmik.
Argon dapat digunakan sebagai pengisi bola lampu karena Argon tidak bereaksi dengan
kawat lampu. Adanya bahan ini membuat logam pijar pada lampu tidak cepat rusak. Dipakai
dalam industri logam sebagai inert saat pemotongan dan proses lainnya. Untuk membuat lapisan
pelindung pada berbagai macam proses. Untuk mendeteksi sumber air tanah dan dipakai dalam
roda mobil mewah.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Unsur-unsur transisi di dalam sistem periodik unsur dinyatakan sebagai unsur golongan
B. Golongan ini dimulai dari IB, II, IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB, dan VIIIB. Berdasarkan
konfigurasi elektronya, unsur-unsur transisi terletak pada blok d dalam sistem periodik unsur.
Unsur-unsur transisi periode 4, yaitu Skandium (Sc) Titanium (Ti), Vanadium (V), krom (Cr),
mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co) nikel (Ni), tembaga (Cu), dan seng (Zn).
Secara umum, unsur-unsur transisi periode 4 mempunyai sifat fisik sebagai berikut:
Unsur-unsur transisi merupakan unsur logam yang beerwujud padat pada suhu ruangan dengan
ikatan logam yang kuat.
Memiliki beberapa bilangan oksidasi kecuali Sc dan Zn.
Senyawa yag dibentuk dari unsur transisi memiliki warna yang menarik.
Senyawanya dapat ditarik oleh medan magnet (paramagnetik).
Unsur transisi dapat membentuk senyawa kompleks dan senyawa koordinasi.
Memiliki titik lebur dan titik didih tinggi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa pada sistem periodik unsur,
yang termasuk dalam golongan transisi adalah unsur-unsur golongan B, dimulai dari IB VIIB
dan VIII. Sesuai dengan pengisian elektron pada subkulitnya, unsur ini termasuk unsur blok d,
yaitu unsur-unsur dengan elektron valensi yang terletak pada subkulit ddalam konfigurasi
elektronnya. Unsur transisi pada periode 4, yang terdiri dari skandium (Sc), titanium (Ti),
vanadium (V), krom (Cr), mangann), besi (Fe), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), dan seng
(Zn).
Sedangkan, yang termasuk dalam periode ketiga pada sistem periodik unsur adalah
dimulai dari golongan IA-VIIA. Unsur-unsur yang ada di dalam periode ketiga terdiri dari unsur
logam (Na, Mg, Al), metaloid (Si), nonlogam (P, S, Cl), dan gas mulia (Ar). Sedangkan unsur.
Unsur-unsur periode ketiga dan keempat mempunyai karakteristik yang berbeda disetisap
unsurnya. Hal tersebut dapat dilihat dari sifat fisik, sifat kimia maupun cara pembuatannya yang
berbeda. Selain itu, kelimpahan unsur-unsur tesebut di alam membuat unsur-unsur tersebut
banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Baik di dunia industri maupun kerajinankerajinan lainnya.
B. Saran
Mengingat banyaknya kegunaan unsur-unsur periode ketiga maupun keempat dalam
kehidupan sehari-hari, maka siswa harus benar-benar memahami mengenai unsur-unsur periode
ketiga dan keempat ini. Akan tetapi tidak hanya unsur-unsur diperiode ketiga dan kempat saja.
Siswa juga harus benar-benar memahami mengenai KIMIA UNSUR sehingga dapat menjadi
sebuah pengetahuan di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/35189708/Kelimpahan-Unsur-Di-Alam
4.
http://akatsukispread.wordpress.com/2011/05/24/kimia
5. Winarni. 2007. Kimia untuk SMA dan MA kelas XII IPA. Jakarta : Satubuku.
6. Rahardjo, Sentot Budi. 2008. KIMIA 3 Berbasis Eksperimen. Solo: Platinum
7.
www.wikipedia.org
8.
www.chem-is-try.org