Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alam semesta ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini, unsur-unsur
kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan berdasarkan kesamaan
sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu golongan A (golongan utama) dan golongan B
(golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi unsur logam,
nonlogam, semilogam, dan gas mulia
Beberapa usur logam dan nonlogam, dalam bentuk unsur maupun senyawa, banyak
dimanfaatkan didalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan beberapa unsur logam dan nonlogam
meningkat dengan berkembang pesatnya industri, baik sebagai alat, bahan dasar, maupun sumber
energi.
Unsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai bijih logam dalam batuan. Alam
Indonesia sangat kaya akan sumber mineral bijih logam, karena itu perlu penguasaan teknologi
untuk mengolahnya menjadi logam yang dibutuhkan.
Unsur Logam yang sudah akrab dengan kehidupan kita sehari-hari diantaranya adalah,
besi, tembaga, atau perak. Ternyata unsur natrium pun bersifat logam. Namun, karena tak stabil
dalam keadaan unsurnya, ia lebih banyak kita temui dalam bentuk senyawanya.
Keberadaan

unsur-unsur

kimia

di

alam

sangat

melipah.

Sumber

unsur-

Unsur kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut, dan atmosfer, baik dalam bentuk unsur bebas,
senyawa ataupun campurannya. Unsur-unsur kimia yang terdapat di alam dalam bentuk unsur
bebasnya (tidak bersenyawa dengan unsur lainnya), diantaranya logam platina (Pt), emas (Au),
karbon (C), gas nitrogen (N2), oksigen (O2), dan gas-gas mulia. Adapun unsur-unsur lainnya
ditemukan dalam bentuk bijih logam. Bijih logam merupakan campuran antara mineral yang
mengandung unsur-unsur kimia dan pengotornya. Mineral-mineral tersebut berbentuk senyawa
oksida, halida, fosfat, silikat, karbonat, sulfat, dan sulfida. Logam platina (Pt) dan emas (Au)
disebut logam mulia. Sumber logam mulia dan mineral-mineral dapat ditemukan di kerak bumi,
sedangkan sumber gas oksigen, nitrogen, dan gas mulia (kecuali He) terdapat di lapisan atmosfer.
Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua benda yang ada
di alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya,
senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat, beberapa
unsur kimia memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan

dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari sifat
yang dimiliki unsur-unsur tersebut. Melalui makalah ini kami harapkan pembaca dapat
memahami dan mengetahui kimia unsur lebih spesifik lagi terutama pada periode ketiga dan
keempat.
C.
1.
a.
b.
c.
d.
e.

Tujuan Penulisan
Unsur-unsur periode ketiga:
Untuk mengetahui bagaimana sifat fisik dari unsur-unsur periode ketiga!
Untuk mengetahui bagaimana sifat kimia dari unsur-unsur periode ketiga!
Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan unsur-unsur periode ketiga!
Untuk mengetahui bagaimana kegunaan unsur-unsur periode ketiga dan senyawanya!
Untuk mengetahui keberadaan unsur-unsur periode ketiga di alam dan meneralnya!

BAB II
PEMBAHASAN MATERI

A. Unsur-Unsur Periode 3
Unsur-unsur periode ketiga memiliki jumlah kulit elektron yang sama yaitu tiga kulit. Akan
tetapi konfigurasi elektron dari masing-masing unsur berbeda, hal ini akan menyebabkan sifatsifat kimia yang berbeda. Dari kiri ke kanan unsur periode ketiga berturut-turut adalah natrium
(Na),magnesium (Mg), aluminium (Al), silikon (Si), fosfor (P), belerang (S), klor(Cl) dan argon
(Ar). Na, Mg, dan Al merupakan unsur logam, Si semilogam, P, S dan Cl nonlogam, Ar gas
mulia. Unsur-unsur tersebut mempunyai konfigurasi elektron sebagai berikut:
Tabel 1.1 Konfigurasi elektron Unsur-Unsur Periode Ketiga
Unsur
Konfigurasi Elektron
[Ne] 3s1
11Na
[Ne] 3s2
12Mg
[Ne] 3s2 3p1
13Al
[Ne] 3s2 3p2
14Si
[Ne] 3s2 3p3
15P
[Ne] 3s2 3p4
16S
[Ne] 3s2 3p5
17Cl
[Ne] 3s2 3p6
18Ar
Sifat-Sifat Unsur Periode Ketiga
a. Sifat Logam dan Non Logam Unsur-Unsur periode ketiga
Secara fisis, unsur-unsur periode ketiga dikelompokan ke dalaam 3 sifat, yaitu logam,
semilogam, dan non logam. Sifat dari unsur logam adalah mengilap, massa jenis tinggi, titik
lebur tinggi, dapat dibentuk, dan mempunyai kekerasan serta daya hantar listrik tinggi. Unsur
nonlogam bersifat tidak mengilap, rapuh, kekerasan rendah, massa jenis dan titik leburnya
rendah, serta daya hantar listrik kecil. Sedangkan unsur semilogam memiliki sebagian sifat unsur
logam dan non logam.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan sifat logam semakin berkurang. Oleh karenanya unsurunsur periode ketiga dikelompokan menjadi 3 berikut.
1. Kelompok unsur logam : Na, Mg, Al
2. Kelompok unsur semilogam : Si
3. Kelompok unsur nonlogam : P, S, Cl, dan Ar.
Berkurangnya sifat logam unsur-unsur periode ketiga dari kiri ke kanan disebabkan oleh
harga keelektronegatifannya semakin besar, sehingga semakin sukar membentuk ion positif.
Maka dari itu, sifat logamnya semakin ke kanan semakin berkurang.
a. Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur-unsur Periode Ketiga
Sifat keperiodikan unsur-unsur periode ketiga meliputi jari-jari atom, energi ionisasi,
kelektronegatifan, titik leleh, dan titik didih.

Harga dari setiap sifat periodik tersebut dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut :
N Sifat
Na Mg
Al
Si
P
S
o
Keperiodikan
1
Jari-jari
atom 15 136
125
117
110
104
(pm)
7
2
Energi Ionisasi 49 738
577
787
1.06 1.00
(kJ mol-1)
5
0
0
3
Kelektronegatifa 10 1,25 1,45 1,75 2,05 2,45
n (skala pauling) 0
4
Titik Leleh
98 651
660
1.41 44
119
0
5
Titik Didih (oC) 89 1.10 2.46 2.35 280
445
2
7
7
5

Cl

Ar

99

1.26
0
2,85

1.52
0
-

-101

-189

-35

-186

b. Sifat Reduktor dan Oksidator Unsur-Unsur Periode Ketiga


Sifat reduktor dan oksidator berkaitan dengan jari-jari atom. Dalam satu periode, dari kiri ke
kanan jari-jari atom semakin kecil. Oleh karena itu, semakin sukar melepaskan elektron atau
semakin sukar teroksidasi. Berarti sifat reduktornya semakin lemah. Sebaiknya, atom dengan
jari-jari kecil akan mudah menerima elektron atau semakin mudah tereduksi. Artinya sifat
oksidatornya semakin kuat.
Sifat reduktor dan oksidator juga dapat ditentukan dari besarnya harga potensial reduksi
standar (EO) masing-masing unsur dalam periode ketiga.
Unsur
Periode
ketiga
Potensial
reduksi
standar
Kekuatan
reduktor

Na

Kekuatan
oksidator

Perhatikan Tabel 1.3 berikut


Mg
Al
Si
P

Cl

-2,71

-2,38

-1,66

-0,86

-0,51

+0,36

+1,36

Sangat
kuat

kuat

Agak
kuat

Agak
lemah

lemah

Sangat
lemah

Sangatsangat
lemah

Sanga
t
lemah

lemah

Agak
lemah

Agak
kuat

Kuat

Sangat
-sangat
lemah
Sangat
lemah

Harga potensial reduksi standar semakin ke kanan semakin positif. Akibatnya unsurunsur tersebut semakin ke kanan semakin mudah mengalami reaksi reduksi. Oleh karenanya,
sifat oksidatornya semakin bertambah dan sifat reduktornya semakin berkurang.
c.

Sifat Asam-Basa Unsur-Unsur Periode Ketiga


Sifat asam dan basa unsur-unsur periode ketiga dapat dipelajari dari senyawa yang
mengandung gugus: L-O-H, karena senyawa semacam itu dapat bertindak sebagai asam ataupun
basa. Sifat asam atau basa tergantung senyawa berikut:

1.

Bertindak sebagai asam jika senyawa tersebut cenderung melepaskan ion hidrogen (H+) ketika
dilarutkan dalam air.
LO H
LO-(aq) + H+(aq)

2.

Bertindak sebagai basa jika senyawa itu cenderung melepaskan ion hidrogen (OH-) ketika
dilarutkan dalam air.
L OH
L+(aq) + OH-(aq)

Kecenderungan senyawa dengan gugus L O H bertindak sebagai asam ataupun basa


sangat tergantung pada besarnya energi ionosasi yang dimiliki oleh unsur L.
a. Jika energi ionisasi unsur L kecil, berarti L lebih mudah melepaskan elektron sehingga terjadi
pemusatan elektron di sekeliling atom O dan menyebabkan atom O bersifat negatif. Akibatnya,
atom O yang bersifat negatif mengikat atom H yang bermuatan positif sehingga terbentuklah ion
OH-. Hal ini berarti bahwa larutan tersebut bersifat basa.
b. Jika energi ionisasi unsur L besar, berarti L cenderung menarik elektron sehingga atom O-nya
menjadi bermuatan positif dan berakibat atom O tersebut menolak atom H sehingga terbentuklah
ion H+. Hal ini berarti bahwa larutan tersebut bersifat asam.
Unsur-unsur periode ketiga makin ke kanan memiliki harga energi ionosasi yang cenderung
bertambah. Hal ini berarti unsur-unsur tersebut makin kuat menarik elektron. Semakin kuat suatu
unsur menarik elektron, sifat basanya semakin berkurang dan sifat asamnya semakin bertambah.
Unsur-Unsur Periode Ketiga
a) Natrium (Na)
Sifat fisik natrium
1. Logam natrium berwarna putih keperakan
2. Merupakan logam lunak
3. Mempunyai kerapatan 0.97 g/ml, sehingga bersifat lebih ringan daripada air.
Sifat kimia natrium
1. Cepat bereaksi dengan air membentuk NaOH, dengan reaksi:
2Na + 2H2O
2NaOH + H2
2.
3.
4.

Merupakan reduktor yang sangat kuat.


Larut dalam air raksa (Hg) membentuk natrium amalgam.
Mudah teroksidasi oleh oksigen di udara membentuk Na 2O untuk menghindarinya logam
natrium selalu disimpan dalam minyak tanah.

Cara Pembuatan natrium


Dibuat dengan cara elektrolisis leburan NaCl. Prosesnya disebut proses Downs, yaitu dengan
menambah 58% CaCl2 dan KF pada elektrolisis lelehan NaCL. Tujuan penambahan untuk
menurunkan titik lebur NaCl hingga mencapai 550 C.
Reaksi : NaCl(l)
Na+ + ClKatode : Na+ + eAnode : 2 Cl

Na
Cl2 + 2 e-

Natrium tidak dapat dibuat dengan elektrolisis air laut. Natrium disimpan dalam minyak
tanah.
Kegunaan dan senyawanya
a) Dipakai dalam pebuatan ester
b) NACl digunakan oleh hampir semua makhluk
c) Na-benzoat dipakai dalam pengawetan makanan
d) Na-glutamat dipakai untuk penyedap makanan
e) Isi dari lampu kabut dalam kendaraan bermotor
f) NAOH dipakai untuk membuat sabun, deterjen, kertas
g) NAHCO3 dipakai sebagai pengembang kue
h) Memurnikan logam K, Rb, Cs
i) NACO3 Pembuatan kaca dan pemurnian air sadah
j) Mereduksi lelehan KCL, bertujuan untuk memperoleh logam kalium
k) Untuk membentuk Natrium Karbida (Na2C2)
Na + C2H2
Na + C2
Na2C2
Keberadaannya di alam dan mineralnya
Dialam unsur natrium terdapat sebagai senyawa garam natrium klorida (NaCl). Garam
natrium klorida merupakan sumber utama untuk memperoleh logamnya. Logam Na yang berasal
dari garamnya ini dapat diperoleh dengan cara elektrolisis. Elektrolisis garam NaCl dilakukan
dalam bentuk lelehannya dengan elektroda karbon. Sementara itu, NaCl sendiri dapat dibuat
dengan cara mereaksikan logam natrium dengan gas klorin sesuai persamaan reaksi:
2Na(S) + Cl
2NaCl(S).
Selain dari garam NaCl, logam Na juga dapat diperoleh dari oksidasinya seperti Na 2O atau
dari mineralnya yaitu kriolit (Na3AlF6).
b) Magnesium (Mg)
Sifat fisik magnesium
1. Nomor atom
: 12
2. Konfigurasi e
: [Ne] 3s2
3. Massa Atom relatif
: 24,305
4. Jari-jari atom
: 1,72
5. Titik Didih
: 1107 C
6. Titik Lebur
: 651 C
7. Elektronegatifitas
: 1,25
8. Energi Ionisasi
: 738 kJ/mol
9. Tingkat Oks. Max
: 2+
10. Struktur Atom
: Kristal Logam
11. Wujud
: Padat
12. Merupakan logam yang berwarna putih keperakan
Sifat Kimia
1. Mudah mengalami reaksi oksidasi oleh oksigen di udara membentuk MgO.

2.

Oksidasi magnesium mudah larut didalam air membentuk magnesium hidroksida (Mg(OH)2)

Cara Pembuatannya
Logam magnesium dapat diperoleh dengan cara mengektrolisis lelehan MgCl 2 dengan
elektrode karbon. Reaksi elektrolisis tersebut sebagai berikut:
MgCl2
Katode: Mg2+ + 2e-

Mg2+ +2ClMg
Anode:

2e-

+
MgCl2

2Cl-

Cl2

Mg + Cl2

Kegunaan dan senyawanya


Logam magnesium digunakan untuk membuat paduan logam atau aloi. Paduan logam atau
aloi ini dikenal juga dengan nama lakur. Beberapa logam yang banyak digunakan untuk
membuat lakur dengan magnesium adalah Al, Zn, dan Mn. Logam paduan magnesium bersifat
ringan tetapi keras, serta tahan terhadap korosi. Selain itu, kegunaan magnesium yakni:
1. Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen
2. Untuk membuat konstruksi pesawat. Logamnya disebut magnalum
3. Pemisah sulfur dari besi dan baja
4. Dipakai pada lempeng yang digunakan d industri percetakan
5. Untuk membuat lampu kilat
6. Sebagai katalis reaksi organik
7. Untuk antasid (Mg(OH)2), pencahar (MgSO4), bata tahan api (MgO), tapal gigi dan kosmetik
(MgCO3).
Keberadaanya di alam dan mineralnya
Di alam magnesium ditemukan di dalam air laut dan dalam bentuk mineral-mineralnya.
Mineral magnesium yang banyak terdapat di alam yaotu dolomit (CaCO 3.MgCO3) dan karnalit
(KCL.MgCl2.6H2O). Selain dalam bentuk mineral, magnesium dapat ditemukan dalam bentuk
garam sulfatnya yaitu MgSO4 dan oksidanya (MgO).
c) Aluminium (Al)
Sifat fisik Aluminium
1. Titik leleh 660oC
2. Titik didih 2.400oC
3. Sebagai konduktor panas dan listrik yang baik
4. Kerapatannya 2,7 g/ml
5. Merupakan logam putih keperakan
6. Tahan terhadap korosi karena mampu membentuk lapisan oksida pada permukaannya. Oleh
karenanya dapat mencegah reaksi oksidasi
lebih lanjut.

Sifat kimia
1. Aluminium bersifat amfoter sehingga dapat bereaksi dengan asam dan basa.
Dengan asam : 2Al + 6HCl
2AlCl3 + 3H2
Dengan basa : 2Al + 2NaOH + 2H2O

2NaAlO2 + 3H2

2.

Aluminium merupakan reduktor kuat


Al
Al3+ + 3e- EO = 1,66 V

3.

Aluminium dalam bentuk bubuk mudah terbakar menghasilkan panas reasi sebesar 399 Kkal.
2Al + 3/2 O2
Al2O3
H = -339 Kkal

Cara pembuatan
Dalam industri, logam aluminium dibuat dengan cara elektrolisis lebburan aluminium oksida.
Cara ini ditemukan oleh Charles Martin Hall pada tahun 1886, sehingga prosesnya dikenal
dengan proses Hall. Oksida yang digunakan berupa bauksit yang dicampur dengan oksida-oksida
lain seperti besi oksida, dan silikon oksida.
Langkah pertama sebelum proses elektrolisis auminium adalah memperoleh aluminium
oksida dari bauksit. Bauksit kotor dicuci dengan larutan NaOH pekat untuk memisahkan Al 2O3
dari zat-zat lain yang ada dalam bauksit. Selanjutnya, larutan yang dihasilkan ditambahkan asam
agar terbentuk endapan (Al(OH)3). Kemudian, endapan Al(OH)3 dipanaskan agar agar terurai
menjadi Al2O3 murni. Leburan aluminium oksida yang diperoleh di elektrolisis.
Saat ini, penggunaan kreolit telah digantikan dengan material-material lain. Material ini
memungkinkan proses berjalan pada suhu rendah. Selain itu, lelehan yang terjadi lebih kecil
kerapatannya dibandingkan dengan lelehan yang terbentuk dari kreolit. Oleh karenanya lelehan
aluminium yang terdapat di dsar sel lebih mudah dipisahkan dari kelebihan campuran antara
Al2O3 dengan material penurunan suhu.
Kegunaan dan senyawanya
1. Banyak dipakai dalam industri pesawat terbang karena aluminium bersifat ringan.
2. Sebagai katalis pada industri plastik
3. Digunakan untuk mereduksi oksida-oksida logam seperti MnO2 dan CrO3.
4. Sebagai thermit, yaitu campuran antara serbuk aluminium dengan oksida besi, digunakan untuk
mengelas baja, karena reaksinya menghasilkan kalor yang cukup tinggi.
2Al + Fe2O3
Al2O3 + 2Fe
H = -185 Kkal
5.

Garam sulfatnya (Al2(SO4)3. 17H2O) digunakan dalam proses pewarnaan di industri tekstil dan
digunakan di industri kertas.
6. Untuk membuat logam campuran agar menghasilkan paduan yang lebih keras, lebih kuat, dan
lebih tahan karat. Contoh:

Duralumin (96% Al, 4% Cu)


sangat tahan karat

7.
8.

Alnico (50% Fe, 20% Ni, 20% Al, 10% Co)

Magnet yang sangat

kuat
Magnalium ( 90% Al, 10% Mg)
Untuk membuat konstruksi bangunan
Dipakai pada berbagai macam aloi

Membuat pesawat terbang

9.
10.
11.
12.

Tawas sebagai penjernih air


Untuk membuat logam hybrid yang dipakai pada pesawat luar angkasa
Membuat berbagai alat masak
Menghasilkan permata bewarna-warni: Sapphire, Topaz, dll

Keberadaan di alam dan mineralnya


Di alam aluminium banyak dijumpai dalam bentuk silikat, yaitu aluminium silikat (KalSi 3O6)
dengan mineral karolit (Na3AlF6). Aluminium silikat dalam keadaan murni dikenal dengan tanah
liat proselin atau kaolin. Sementara itu, aluminium silikat kurang disebut tanah liat.
Selain dalam bentuk silikat dan mineral, aluminium dapat juga ditemukan dalam bentuk
oksidasinya yaitu Al2O3. Oksida aluminium ini mempunyai berbagai bentuk, diantaranya sebagai
batu permata yang mengandung air dan batu yang sangat kasar. Batu kasar ini dikenal dengan
baukasit.
d) Silikon (Si)
Sifat fisik silikon
1. Nomor atom
2. Konfigurasi e3. Massa Atom relatif
4. Jari-jari atom
5. Titik Didih
6. Titik Lebur
7. Elektronegatifitas
8. Energi Ionisasi
9. Tingkat Oks. Max
10. Struktur Atom
11. Engan

: 14
: [Ne] 3s2 3p 2
: 28,0855
: 1,46
: 2355 C
: 1410 C
: 1,74
: 787 kJ/mol
: 4+
: Kristal Kovalen raksasa
: Padat

Sifat Kimia Silikon


Silikon bersifat semikonduktor sehingga banyak digunakan untuk membuat transistor,
kalkulator, mikrokomputer, dan serat sel-sel energi matahari. Untuk dapat membuat alat-alat
tersebut diperlukan silikon ultra murni. Silikon murni dapat diperoleh dengan cara mereduksi
campuran pasir dengan gas klorin sambil dipanaskan. Reduksi ini menghasilkan cairan SiCl 4
yang titik didihnya cukup rendah (58OC). Selanjutnya SiCl4 yang terbentuk diuapkan dan uap
SiO4 segera direaksikan dengan gas H2 agar tereduksi kembali menjadi silikon yang betul-betul
murni. Persamaan reaksinya:
T
SiCl4(g) + 2H2(g)
Si(s) + 4HCl(s)
Cara Pembuatan
Secara komersial, silikon diperoleh dengan cara mereduksi SiO2. Reaksi reduksi ini
dilakukan dalam tungku pembakaran listrik dengan batang karbon atau kalsium karbida (CaC 2).
Didalam tungku ini, batang karbon di aliri alur listrik hingga berpijar sehingga kristal SiO 2
tereduksi. Reaksi yang terjadi adalah SiO2(S) + 2C(s) T
Si(s) + 2CO(g)

Selain dengan reduksi SiO2 silikon juga dapat diperoleh dengan cara memanaskan silikon
tertrahalida. Proses pemanasan ini dilakukan pada suhu tinggi dengan menggunakan pereduksi
gas hidrogen. Reaksi yang terjadi:
SiCl4 + 2H2
Si + 4HCl
Kegunaan dan senyawanya
1. Dipakai dalam pembuatan kaca
2. Terutama dipakai dalam pembuatan semi konduktor
3. Digunakan untuk membuat aloi bersama alumunium, magnesium, dan tembaga
4. Untuk membuat enamel
5. Untuk membuat IC
Senyawa-senyawa siikon yang penting yakni:
a. Gelas dan kaca
Gelas dan kaca merupakan senyawa silikon yang sudah dimanfaatkan sejak zaman
Mesompotamia dan Mesir purba.
Gelas dan kaca merupakan campuran senyawa-senyawa silikat. Gelas dibuat dengan cara
memanaskan campuran Na2CO3 dan CaCO3 dengan pasir (SiO2) pada suhu 1.500oC. proses ini
menghasilkan campuran natrium silikat dan kalsium silikat.
T
Na2CO3 + SiO2
Na2SiO3 + CO2
CaCO3 + SiO2

CaSiO3 + CO2

Campuran ini merupakan jenis gelas yang umum digunakan untuk membuat botol dan berbagai
peralatan kaca.
b. Semen
Semen merupakan senyawa silikon yang terdiri atas campuran kalsium dan kalsium aluminat.
Semen dibuat dengan cara memanaskan batuan yang mengandung batu kapur (CaCO 3) dengan
tanah liat (Al2O3.2SiO2.2H2O) dengan perbandingan tertentu pada suhu sekitar 1.500 oC. Reaksi
yang terjadi sebagai berikut.
T
CaCO3
CaO + CO2
Al2O3.2SiO2.2H2O + 3CaO

Ca(AlO2)2 + 2CaSiO3 +

2H2O
Semen

Keberadaanya di alam dan mineralnya


Dialam silikon ditemukan dalam bentuk mineral. Mineral-mineral silikon yang banyak
ditemukan diantaranya ortoklase (K2O.Al2O3.6SiO2), kaoulin (Al2O3.SiO2.2H2O), atau albit
(Na2O.Al2O3.6SiO2). selain sebagai mineral juga dapat ditemukan sebagai silikat atau sebagai
silikon dioksida (SiO2). Senyawa silikon dioksida dapat ditemui dalam berbagai bentuk
diantaranya pasir kuarsa dan sebagai batu-batuan seperti akik dan opal. Tanah liat yang
digunakan sebagai bahan baku pembuatan keramik juga mengandung silikon. Sementara itu,
senyawa silikon yang berasal dari jasad renik misalnya tanah diatome.

e) Fosfor (P)
Sifat-sifat fosfor
Fosfor memiliki dua bentuk alotrop, yaitu fosfor merah dan fosfor putih. Perbedaan sifat antara
fosfor merah dengan fosfor putih dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 1.4 perbedaan Sifat Fosfor Merah dengan Fosfor Putih
No
Sifat-sifat
Fosfor Merah
1
Bentuk
Amorf
kristal
2
Titik didih
Menyublim
tanpa
meleleh pada suhu 420 oC
3
Titik lebur
>44o C
4
Massa jenis
2,05 2,34 g/cm3
5
Kelarutan
Tidak larut dalam pelarut
eter, terpentin, atau CS2

a.

44,1oC
1,83 g/cm3
Larutan dalam CS2, atau
terpentin tetapi tidak
larut dalam air
Beracun
Sangat reaktif dan harus
disimpan dalam air
Tidak stabil pada suhu
tertentu

Sifat racun
Kereaktifan

Kestabilan
Stabil terhadap suhu
terhadap
suhu
Sifat dalam Tidak bersinar dalam Bersinar dalam gelap
keadaan
gelap
gelap

Sifat umum dari fosfor yaitu:


Fosfor mudah beraksi dengan oksigen (O 2) membentukoksidanya. Reaksi yang terjadi:
P4 + 5O2

b.

280o

6
7

Tidak beracun
Tidak reaktif

Fosfor Putih
Tetrahedron

2P2O5
Oksidanya fosfor dengan air membentuk asam fosfat (H 3PO4) persamaan reaksinya:

P2O5 + 3H2O

2H3PO4

Pembuatan fosfor
a. Pembuatan fosfor putih
Fosfor putih pertama kali dibuat oleh Hening Brand pada tahun 1669. Ilmuan kimia ini
awalnya mebuat fosfor putih dengan cara memanaskan urine dan pasir kemudian
mengkondensasikan uapnya melalui air. Unsur yang diperoleh dapat mengeluarkan cahaya,
sehingga unsur tersebut dinamakan phosphorus.
Selanjutnya, Wohler memperkenalkan cara modern untuk memperoleh fosfor putih.
Caranya dengan mereduksi kalsium fosfat, pasir dan batang karbon pada suhu 1.300 oC dalam
tungku pembakaran listrik. Fosfor yang diperoleh distilasi kemudian dikondensasikan di dalam
air sebagai molekul P4.
Reaksi utama terjadi adalah:

2Ca3(PO4)2 + 6SiO2 + 10C

6CaSiO3 + 10CO + P4

Uap P4 dan CO selanjutnya dikondensasi kedalam air hingga diperoleh kristal fosfor
putih murni. Fosfor putih sangat reaktif terhadap oksigen sehingga terbakar dan menghasilkan
gelembung-gelembung. Oleh karena itu fosfor disimpan dalam air.
b. Pembuatan fosfor merah
Fosfor merah dibuat dengan cara memanaskan fosfor putih. Fosfor merah dalam keadaan murni
dapat diperoleh dengan cara kristalisasi larutanya menggunakan Pb. Namun, fosfor merah sulit
diperoleh dalam keadaan murni.
Kegunaan dan senyawanya
Fosfor mempunyai berbagai kegunaan yang bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari.
Kegunaan fosfor tersebut diantaranya sebagai berikut.
a. Digunakan untuk membuat dinding korek dalam indurtri korek api.
b. Untuk membuat asam fosfat
c. Sebagai bahan dasar pada pembuatan pupuk fosfat dan superfosfat, amhopos, atau NPK di
industri pupuk.
d. Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen
e. Untuk membuat konstruksi pesawat. Logamnya disebut magnalum
f. Pemisah sulfur dari besi dan baja
g. Dipakai pada lempeng yang digunakan di industri percetakan
h. Untuk membuat lampu kilat
i. Sebagai katalis reaksi organik
Keberadaannya dialam dan mineralnya.
Dialam fosfor ditemukan tidak dalam bentuk keadaan bebas melainkan dalam bentuk
senyawa. Sebagian besar fosfor ditemukan dalam bentuk mineral-mineral apatit seperti
Ca9(PO4)6.CaF2, Ca9(PO4)6.CaCl2, atau Ca9(PO4)6.Ca(OH)2. Selain itu fosfor juga ditemukan
dalam mineral fosforit seperti Ca3(PO4)2. Dalam jasad hidup, fosfor dapat kita jumpai dalam
putih telur, tulang, dan fosfolipid. Keberadaan fosfor dalam bahan-bahan tersebut sebagai
senyawa fosfat berperan penting dalam DNA dan pembentukan membran. Selain itu sennyawa
fosfat juga terdapat dalam tanah pertanian.

f) Belerang (S)
Sifat-sifat belerang
a. Belerang mempunyai dua bentuk alotropi, yaitu belerang monoklin dan belerang rhombik.
Belerang monoklin ditemukan diatas suhu 96oC dan dibawah suhu 96oC belerang lebih stabil
dalam bentuk rhombik. Keadaan seperti ini dinamakan sifat enantiotropi belerang. Suhu 96 oC
merupakan suhu peralihan dan pada suhu ini terjadi kesetimbangan dari belerang monoklin ke
belerang rhombik.
b. Larut dalam pelarut-pelarut organik seperti alkohol (C 2H5O4), karbon disulfida (CS2), dan eter
(CH3-O-OH3), tetapi tidak larut dalam air.

Pembuatan belerang
a. Cara Frasch
Pembuatan belerang dengan cara Frasch ditemukan oleh seorang ahli mesin Amerika yaitu H.
Frasch pada tahun 1890. Pengolahan belerang dengan cara Frasch dilakukan untuk mengambil
belerang cair dari dalam tanah. Caranya, tanah yang mengandung belerang di bor menggunakan
bor yang terdiri atas pipa-pipa yang mempunyai diameter berbeda dan disusun secara simetris.
b. Cara Clause
Pengolahan belerang dengan cara Clause menggunakan bahan baku gas asam sulfida (H 2S). Gas
H2S dapat diperoleh dari hasil pembakaran kokas. Prosesnya, gas H 2S dioksidasikan dengan
oksigen agar menghasilkan gas SO2. Gas SO2 yang dihasilkan dicampurkan dengan sebagian gas
H2S sehingga dihasilkan belerang cair.
H2S + 3/2 O2
SO2 + H2O
H= -123,9 Kkal
SO2 + 2H2S

3S + 2H2O

H= -34,2 Kkal

Kegunaan belerang dan senyawanya


Belerang merupakan salah satu unsur periode ketiga yang mempunyai banyak kegunaan.
Kegunaan belerang tersebut diantaranya sebagai berikut:
a. Sebagai bahan baku pembuatan asam sulfat.
Asam sulfat sangat diperlukan dalam berbagai industri, karena merupakan bahan baku di pabrik
obat, pupuk, detergen, atau pengolahan logam.
b. Sebagai bahan baku pembuatan korek api
c. Sebagai bahan pada proses vulkanisasi karet
d. Seng sulfida digunakan sebagai bahan pelapis pada layar televisi.
Beberapa senyawa belerang yang penting:
a. Belerang dioksida (SO2)
Belerang dioksida terbentuk dari reaksi pembakaran senyawa-senyawa belerang. Selain itu, dapat
juga dengan cara memanaskan sulfida-sulfida logam di udara. Sementara itu di laboratorium,
belerang dioksida diperoleh dengan cara mereaksikan garam-garam sulfit dengan asam kuat.
Misalnya : Na2SO3 + H2SO4
Na2SO4 + SO2 + H2O
Belerang dioksida banyak dihasilkan di negara-negara industri. Senyawa ini dibebaskan
ke udara dan sebagian teroksidasi menjadi belerang trioksida (SO 3). Apabila terjadi huajn, maka
baik SO2 dan SO3 akan terlarut dalam air hujan menghasilkan senyawa asam dan turun di bumi
sebagai hujan asam (acid rain).
Hujan asam membawa dampak negatif bagi lingkungan maupun ekosistem air. Hujan
asam dapat menurunkan pH air laut dan air sungai, sehingga mengakibatkan kerusakan bagi
ekosistem air dan tumbuh-tumbuhan. Hujan asam juga bersifat korosif sehingga dapat merusak
bangunan.
b. Belerang trioksida (SO3)
Belerang trioksida dihasilkan dengan cara mengoksidasi belerang dioksida dengan oksida.
2SO2 + O2
2CO3

Pada suhu kamar, belerang trioksida berbentuk padat. Padatan SO3 mudah menguap. Apabila SO3
dilarutkan kedalam air akan menghasilkan asam sulfat (H2SO4).
SO3 + H2O
H2SO4
c. Asam sulfat (H2SO4)
1. Pembuatan asam sulfat
Dalam dunia industri asam sulfat dibuat de-ngan 2 cara, yaitu:
a) Menurut proses kontak.
b) Menurut proses bilik timbal/kamar timbal.
Proses kontak dengan proses kamar timbal mempunyai persamaan dan perbedaan.
Persamaan : bahan dasar SO2 dari pembakaran belerang.
Perbedaan : katalis yang digunakan pada proses kamar timbal adalah campuran NO dan NO 2 (uap
nietreusa).
Hasil kemurniannya:
1) Proses kontak : 98100%
2) Proses kamar timbal : 77%
a.

Proses kontak
Pembuatan asam sulfat melalui proses kontak menggunakan bahan baku belerang dioksida.
Belerang dioksida diperoleh dengan cara membakar belerang di udara. Selanjutnya belerang
dioksida dioksidasi hingga diperoleh belerang trioksida. Proses oksidasi ini menggunakan katalis
vanadium pentaoksida (V2O5).
Bahan baku asam sulfat adalah gas SO2 yang diperoleh dengan pemanggangan pirit atau
pembakaran arang. Reaksinya:
4FeS2 + 11O2

2Fe2O3 + 8SO2

atau: S + O2

SO2

Gas belerang dioksidasi yang terjadi dicampur dengan udara dialirkan melalui katalisator kontak
(V2O5) pada suhu 400 C.Dalam tanur kontak, gas SO 2 + O2 diembuskan ke dalam tanur hingga
bersentuhan dengan lempeng-lempeng yang dilapis V2O5 dalam tanur tersebut sebagai zat kontak.
Reaksi yang terjadi:
SO2 + V2O5
SO3 + V2O4
V2O4 + O2
SO2 + O2

V2O5

SO3

Dalam reaksi ini V2O5 tidak hanya bertindak sebagai katalis, tetapi juga bertindak sebagai
oksidator. Oleh karena itu, dalam proses kontak V2O5 bertindak sebagai katalis oksidator.
Gas SO3 yang terjadi dialirkan ke dalam larutan asam sulfat encer, sehingga terjadi asam
pirosulfat.
Reaksinya: SO3 + H2O
H2S2O7
Dengan menambahkan air ke dalam campuran ini diperoleh asam sulfat pekat (98%).

Reaksinya: H2S2O7 + H2O


b.

2H2SO4

Proses bilik timbal


Bahan baku dalam proses ini sama seperti pada
proses kontak yaitu gas SO2. Katalis yang digunakan pada proses ini ialah gas NO dan NO2.
Gas SO2, NO, NO2 dan uap air dialirkan ke dalam ruang yang bagian dalamnya dilapisi Pb
(timbal).
Reaksi yang terjadi:
2 S(s)+ 2O2(g)
2SO2(g)
2SO2(g)+ 2NO2(g)

2SO3(g)+ 2NO(g)

2SO3 (g)+ 2H2O(l)

2H2SO4(aq)

2NO(g) + O2(g)

2NO2(g)

Reaksi total:
2S(s)+ 2O2(g)+ 2H2O (l)+ 2H2O(l)

2H2SO4(aq)

2. Sifat-sifat asam sulfat


a. Asam sulfat murni merupakan cairan yang tidak berwarna
b. Merupakan asam kuat yang larut ke dalam air dengan menghasilkan suhu tinggi.
c. Merupakan oksidator dan dehidrator sehingga digunakan sebagai zat pengering.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
-

Kegunaan asam sulfat.


Asam sulfat dengan kadar 25% digunakan sebagai elektrolit, untuk pengisi aki pada kendaraan
bermotor, dipasarkan dengan nama air aki (accu zuur)
Asam sulfat sebagai bahan pembersih logam pada galvanisasi dan penyepuhan.
Asam sulfat digunakan pada proses pemurnian minyak bumi dan pada pembuatan berbagai
produk industri seperti tekstil, penyamakan kulit, zat warna, atau obat-obatan.
Asam sulfat sebagai bahan baku pembuaatan pupuk ZA (zwavel zuur ammonia).
Asam sulfat digunakan sebagai bahan baku untuk membuat senyawa-senyawa sulfat seperti :
NaHSO4 digunakan sebagai pembersih kamar mandi untuk melarutkan endapan dan air sadah/air
ledeng
Na2SO4 (garam Glauber) dan MgSO4 (garam Inggris) sebagai obat pencahar
ZnSO4 sebagai obat emesis (obat pembuat muntah)
Al2(SO4)3 (tawas) sebagai zat penjernih air
BaSO4 pigmen putih untuk membuat cat
CaSO4 (gips) untuk menyambung tulang patah atau retak
CuSO4.5H2O (terusi) sebagai fungisida atau pembasmi jamur pada tanaman atau kayu
FeSO4.7H2O sebagai bahan pembuat tinta

Keberadaan belerang di alam dan mineralnya


Unsur belerang mudah ditemukan, baik dalam keadaan bebas maupun dalam bentuk
senyawa. Dalam bentuk unsur bebas, belerang banyak terdapat di dekat kawah gunung berapi
dan ada sebagian yang berada di dalam tanah. Di indonesia, unsur belerang banyak ditemukan di
daerah Dieng. Sementara itu, dalam bentuk senyawa, belerang dapat ditemukan sebagai sulfida
dan sulfat. Sulfida yang banyak ditemukan yaitu timbal glans (PbS), seng blende (ZnS), tembaga

kis (CuS), dan yang paling banyak yaitu pirit (FeS). Sebagai senyawa sulfat, belerang ditemukan
dalam batu tahu atau gips anhidrit (CaSO4), barium sulfat (BaSO4), dan magnesium sulfat
(MgSO4). Selain ditemukan dalam keadaan bebas dan sebagai sulfida dan sulfat belerang dapat
juag ditemukan dalam hewan sebagai penyusun putih telur dan tanah pertanian.
g) Klorin (Cl)
Sifat Fisika klorin
1. Warna: hijau pucat
2. Titik lebur : -101 oC
3. Titik didih : -35 oC
Sifat kimia
1. Klorin merupakan unsur nonlogam yang sangat reaktif terhadap logam.
2. Klorin bereaksi hebat dengan hidrogen dan menghasilkan ledakan jika berada di bawah sinar
matahari. Dalam keadaan gelap reaksi ini berjalan lambat.
3. Dengan asam hipoklorit (HClO), klorin bereaksi sangat lambat. Reaksi ini menghasilkan
oksigen dan ozon.
Cl2(g) + H2O(l)
H+(aq) + Cl-(aq) + HclO(aq)
2HclO(aq)
4.

2H+(aq) + 2Cl-(aq) + O2(g)

Senyawa-senyawa klorin mempunyai berbagai bilangan oksidasi seperti tabel berikut.


Bilangan
Contoh senyawa
oksidasi
+7
Cl2O7, NaClO4
+6
ClO3
+5
NaClO3
+4
ClO2
+3
KClO2
+1
ClO2. NaClO
0
Cl2
-1
NaCl
Selain bilangan oksidasi dalam senyawa tersebut, klorin juga dapat mengahsilkan empat
macam asam oksi dengan bilangan oksidasi +7, +5,+3, dan +1. Asam oksi tersebut asam
perklorat (HClO4), asam klorat (HClO3), asam klorit (HClO2), dan asam hipoklorit (HClO).

Pembuatan klorin
a. Elektrolisis larutan garam dapur
Dalam perdagangan, klorin diproduksi secara besar-besaran dengan proses elektrolisis
larutan garam dapur. Proses ini menggunakan anode grafit dan katode raksa. Reaksi yang terjadi
sebagai berikut.
Katode (-): 2ClCl2 + 2eAnode (+):
2OH- +H2

2H2O +2e-

2Cl- + 2H2O

Cl2 + 2OH- + H2

b. Mereaksikan klorida dengan MnO2 dalam H2SO4 pekat


Pada proses reaksi ini, MnO2 berfungsi sebagai oksidator.
Reaksi yang terjadi :
MnO2(s) + 2Cl- (aq) + 4H+(aq)
Cl2(g) + Mn2+(aq) + 2H2O(l)
Kegunaan klorin dan senyawanya
a. Kegunaan klorin
Dalam kehidupan sehari-hari senyawa klorin memegang peranan penting dalam bidang
industri, pertanian, obat-obatan, dan dirumah tangga. Keguanaan tersebut di antaranya sebagai
berikut.
1. Senyawa natrium hipoklorit (NaHClO3) digunakan sebagai pemutih
2. Sebagai bahan baku pembuatan kapur klorin (CaOCl2) dan kaporit (Ca(OCl)2). Kedua bahan ini
merupakan bahan pengelantang pakaian atau kain, sedangkang kaporit sendiri digunakan sebagai
desinfektan.
3. Kalium klorat (KclO3) digunakan sebagai zat pengoksidasi, bahan-bahan pembuat petasan atau
kembang api, dan bahan untuk membuat kepala korek api.
b. Senyawa-senyawa klorin juga dapat digunakan sebagai pelarut, antiseptik dan plastik.
1. Pelarut
Senyawa klorin yang digunakan sebagai pelarut adalah tetrakloro etena. Bahan ini digunakan
untuk pencucian kering (dry clean), untuk pencucian mesin. Sementara itu, trikloro etena
digunakan untuk tippex sebagai thinner.
2. Antiseptik (desinfektan)
Jenis desinfektan yang banyak digunakan saat ini TPT (Trikloro Phenol) dan dettol. Kedua
senyawa ini digunakan sebagai pembersih kamar mandi atau WC. Jenis desinfektan lain yang
sempat di produksi secara besar-besaran adalah DDT ( Dikloro difenit trikloro etana).
Desinfektan ini dapat membunuh nyamuk, kecoa, atau binatang-binatang kecil. Namun DDT
sangat berbahaya bagi hewan dan manusia karena dapat larut dalam lemak dan sulit diuraikan.
3. Plastik
Salah satu jenis plastik dari senyawa klorin yang sangat penting adalah PVC (polivinil klorida).
PVC banyak digunakan untuk membuat jas hujan, pita kaset, isolator listrik, pipa saluran air
(pralon), atau taplak meja.
Keberadaan klorin di alam dan mineralnya
Unsur klorin merupakan salah satu unsur periode ketiga yang bersifat sangat reaktif. Oleh
karena itu, unsur klorin jarang terdapat dalam keadaan bebas di alam, melainkan dalam bentuk
senyawa ion dengan logam-logam. Unsur klorin berbentuk molekul diatomik dan berwujud gas.
Contohnya natrium klorida (NaCl) dalam air laut.
h) Argon (Ar)
Argon ditemukan pertama kali oleh Lord Rayleigh dan William Ramsay. merupakan gas
yang tidak bewarna dan berasa yang keluar dari gunung berapi dan 0,93% terdapat diudara.
Argon bersifat tidak reaktif seperti halnya gas mulia yang lain. Argon dapat diperoleh dengan

cara memaskan udarea dengan CaC2. Terdapat sekitar 1% argon di atmosfer. Terbentuk di
atmosfer sebagai akibat dari proses sinar kosmik.
Argon dapat digunakan sebagai pengisi bola lampu karena Argon tidak bereaksi dengan
kawat lampu. Adanya bahan ini membuat logam pijar pada lampu tidak cepat rusak. Dipakai
dalam industri logam sebagai inert saat pemotongan dan proses lainnya. Untuk membuat lapisan
pelindung pada berbagai macam proses. Untuk mendeteksi sumber air tanah dan dipakai dalam
roda mobil mewah.

B. Unsur-Unsur Periode Keempat

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Unsur-unsur transisi di dalam sistem periodik unsur dinyatakan sebagai unsur golongan
B. Golongan ini dimulai dari IB, II, IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB, dan VIIIB. Berdasarkan
konfigurasi elektronya, unsur-unsur transisi terletak pada blok d dalam sistem periodik unsur.
Unsur-unsur transisi periode 4, yaitu Skandium (Sc) Titanium (Ti), Vanadium (V), krom (Cr),
mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co) nikel (Ni), tembaga (Cu), dan seng (Zn).
Secara umum, unsur-unsur transisi periode 4 mempunyai sifat fisik sebagai berikut:
Unsur-unsur transisi merupakan unsur logam yang beerwujud padat pada suhu ruangan dengan
ikatan logam yang kuat.
Memiliki beberapa bilangan oksidasi kecuali Sc dan Zn.
Senyawa yag dibentuk dari unsur transisi memiliki warna yang menarik.
Senyawanya dapat ditarik oleh medan magnet (paramagnetik).
Unsur transisi dapat membentuk senyawa kompleks dan senyawa koordinasi.
Memiliki titik lebur dan titik didih tinggi.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa pada sistem periodik unsur,
yang termasuk dalam golongan transisi adalah unsur-unsur golongan B, dimulai dari IB VIIB
dan VIII. Sesuai dengan pengisian elektron pada subkulitnya, unsur ini termasuk unsur blok d,
yaitu unsur-unsur dengan elektron valensi yang terletak pada subkulit ddalam konfigurasi
elektronnya. Unsur transisi pada periode 4, yang terdiri dari skandium (Sc), titanium (Ti),
vanadium (V), krom (Cr), mangann), besi (Fe), kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), dan seng
(Zn).
Sedangkan, yang termasuk dalam periode ketiga pada sistem periodik unsur adalah
dimulai dari golongan IA-VIIA. Unsur-unsur yang ada di dalam periode ketiga terdiri dari unsur
logam (Na, Mg, Al), metaloid (Si), nonlogam (P, S, Cl), dan gas mulia (Ar). Sedangkan unsur.
Unsur-unsur periode ketiga dan keempat mempunyai karakteristik yang berbeda disetisap
unsurnya. Hal tersebut dapat dilihat dari sifat fisik, sifat kimia maupun cara pembuatannya yang
berbeda. Selain itu, kelimpahan unsur-unsur tesebut di alam membuat unsur-unsur tersebut
banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Baik di dunia industri maupun kerajinankerajinan lainnya.

B. Saran
Mengingat banyaknya kegunaan unsur-unsur periode ketiga maupun keempat dalam
kehidupan sehari-hari, maka siswa harus benar-benar memahami mengenai unsur-unsur periode
ketiga dan keempat ini. Akan tetapi tidak hanya unsur-unsur diperiode ketiga dan kempat saja.
Siswa juga harus benar-benar memahami mengenai KIMIA UNSUR sehingga dapat menjadi
sebuah pengetahuan di masa depan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Muchtaridi.Sandri Justiana.2007.Kimia Tiga.Yudistira.Jakarta.


2. Harnanto. Ari. 2009. Kimia untuk SMA/MA kelas XII. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
3.

http://www.scribd.com/doc/35189708/Kelimpahan-Unsur-Di-Alam

4.

http://akatsukispread.wordpress.com/2011/05/24/kimia

5. Winarni. 2007. Kimia untuk SMA dan MA kelas XII IPA. Jakarta : Satubuku.
6. Rahardjo, Sentot Budi. 2008. KIMIA 3 Berbasis Eksperimen. Solo: Platinum
7.

www.wikipedia.org

8.

www.chem-is-try.org

9. www.google.com diakses Rabu, 31 November 2012.

Anda mungkin juga menyukai