Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Alam semesta ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini,
unsur-unsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Ada beberapa hal yang mendasari
pengelompokan unsur-unsur kimia, yaitu sifat logam,elektron valensi, dan jumlah
kulit elektron. Brdasarkan sifat logamnya, unsur kimia dikelompokan menjadi logam,
semilogam, nonlogam, dan gas mulia. Berdasarkan elektron valensinya unsur kimia
dikelompokan menjadi golongan utama dan transisi. Golongan utama terdiri dari
golongan, IA, IIA. IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIIIA. Adapun golongan tarnsisi
dapat dibagi lagi menjadi golongan transisi dalam, lantanida dan aktinida.
Berdasarkan jumlah kulit elektron yang dimilikinya, unsur kimia dapat dikelompokan
menjadi 7 periode yaitu periode 1 sampai 7. sifat logam unsur-unsur seperiode dari
kiri kekanan semakin bersifat nonlogam.
Dalam hal ini, Unsur-unsur periode ketiga memiliki sifat kimia dan sifat
fisika yang bervariasi. Unsur-unsur yang terdapat pada periode ketiga adalah Natrium
(Na), Magnesium (Mg), Aluminium (Al), Silikon (Si), Fosfor (P), Belerang (S), Klor
(Cl), dan Argon (Ar). Dari kiri (Natrium) sampai kanan (Argon), jari-jari unsur
menyusut, sedangkan energi ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan
meningkat. Selain itu, terjadi perubahan sifat unsur dari logam (Na, Mg, Al) menjadi
semilogam/metaloid (Si), nonlogam (P, S, Cl), dan gas mulia (Ar). Unsur logam
umumnya membentuk struktur kristalin, sedangkan unsur semilogam/metaloid
membentuk struktur molekul raksasa (makromolekul). Sementara, unsur nonlogam
cenderung membentuk struktur molekul sederhana. Sebaliknya, unsur gas mulia
cenderung dalam keadaan gas monoatomik. Variasi inilah yang menyebabkan unsur
periode ketiga dapat membentuk berbagai senyawa dengan sifat yang
berbedaUnsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai bijih logam dalam batuan.
Alam Indonesia sangat kaya akan sumber mineral bijih logam, karena itu perlu
penguasaan teknologi untuk mengolahnya menjadi logam yang dibutuhkan.
BAB II
ISI
2.1 Definisi
 Natrium atau sodium (Na)
adalah logam reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti lilin, yang
termasuk ke logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa alam. Dia
sangat reaktif, apinya berwarna kuning, beroksidasi dalam udara, dan bereaksi
kuat dengan air. Natrium memiliki nomor atom 11 dan berat atom 22,99.
 Magnesium (Mg)
adalah elemen terbanyak kedelapan yang membentuk 2% berat kulit
bumi, serta merupakan unsur terlarut ketiga terbanyak pada air laut.
Magnesium memiliki nomor atom 12 dan berat atom 24,31.
 Aluminium (Al)
adalah elemen yang berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi dan
paling Sulfur atau belerang (S) berlimpah ketiga.Alumunium memiliki nomor
atom 13 dan berat atom 26,98.
 Silikon (Si)
adalah elemen terbanyak kedelapan di alam semesta dari segi massanya.
Lebih dari 90% kerak bumi terdiri dari mineral silikat, menjadikan silikon
sebagai unsur kedua paling melimpah di kerak bumi (sekitar 28% massa)
setelah oksigen. Silikon memiliki nomor atom 14 dan berat massa 28,09.
 Fosfor (P)
berupa jenis senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka seperti
zink sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan zink silikat
(Zn2SiO4)yang dicampur dengan mangan. Fosfor memiliki nomor atom 15
dan berat massa 30,97.
adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam
amino. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa. Belerang, dalam bentuk
aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Belerang dapat ditemukan
sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfida dan sulfat.
Belerang memiliki nomor atom 16 dan berat massa 32,06

 Klor (Cl)
adalah pembentuk garam dan senyawa lain yang tersedia di alam dalam
jumlah yang sangat berlimpah dan diperlukan untuk pembentukan hampir
semua bentuk kehidupan, termasuk manusia. Unsur ini termasuk kelompok
halogen berbentuk gas, klorin berwarna kuning kehijauan, dan sangat beracun.
Klor memiliki nomor atom 17 dan berat massa 35,45.
 Argon (Ar)
adalah elemen yang hampir tidak mengalami reaksi kimia. Argon
merupakan kelompok golongan Gas mulia. Argon membentuk 1% dari
atmosfer bumi. Argon memiliki nomor atom 18 dan berat massa 39,95.

2.2 Proses Pembuatan Unsur periode Ketiga


a. Unsur Natrium diperoleh dengan cara elektrolisis NaCl yang dicairkan
dengan katode besi dan anode karbon. Sel yang digunakan adalah sel Downs.
Natrium cair terbentuk pada katode, selanjutnya dialirkan dan ditampung
dalam wadah berisi minyak tanah. Dalam proses ini bejana elektrolisis
dipanaskan dari luar dan dijaga agar natrium yang terbentuk tidak
bersinggungan dengan udara, karena akan terbakar. Hasil samping elektrolisis
ini adalah klorin
b. Unsur Magnesium diperoleh dengan cara elektrolisis lelehan magnesium
klorida. Sekarang ini, Mg juga dapat diperoleh dari air. Selain itu Mg
diperoleh juga dari reduksi MgO dengan karbon.
c. Unsur Aluminium diperoleh dari elektrolisis bauksit yang dilarutkan dalam
kriolit cair. Proses ini dikenal dengan proses Hall. Pada proses ini bauksit
ditempatkan dalam tangki baja yang dilapisi karbon dan berfungsi sebagai
katode. Adapun anode berupa batang-batang karbon yang dicelupkan dalam
campuran.
d. Unsur silikon dapat dibuat dari reduksi SiO2 murni dengan serbuk aluminium
pada suhu tinggi.
e. Unsur Fosfor diperoleh melalui reaksi batuan fosfat dengan batu bara dan
pasir dalam pembakaran listrik. Fosfor didistilasi dan terkondensasi di bawah
air sebagai P4.
f. Unsur Belerang, cara untuk mengekstrak belerang yang dikenal dengan cara
Frasch. Pada proses ini pipa logam berdiameter 15 cm yang memiliki dua pipa
konsentrik yang lebih kecil ditanam sampai menyentuh lapisan belerang. Uap
air yang sangat panas dipompa dan dimasukkan melalui pipa luar, sehingga
belerang meleleh, selanjutnya dimasukkan udara bertekanan tinggi melalui
pipa terkecil, sehingga terbentuk busa belerang yang keluar mencapai 99,5%.
g. Unsur Klor diperoleh dari garam klorida dengan mereaksikan zat oksidator
atau lebih sering dengan proses elektrolisis
h. Unsur Argon dihasilkan dari penyulingan bertingkat udara cair karena
atmosfer mengandung 0.94% Argon.

2.3 Sifat Fisis dan Sifat Kimia Unsur Periode Ketiga


2.3.1 Sifat Fisis Unsur Periode Ketiga

Tabel Titik leleh dan titik didih


Senyawa Na Mg Al Si P S Cl Ar
Titik leleh 97,81 648,8 660,37 1,410 44,1 119,0 -101 -184,2
Titik didih 903,8 1,105 2467 2,355 280 44,67 -35 -185,7

Berdasarkan tebel tersebut, diketahui bahwa unsur Na, Mg, Al, Si, P, dan S berwujud
padat pada suhu ruangan karegafna unsur-unsur tersebut memilliki harga titik leleh
dan titik didih di atas suhu ruangan (250C). Unsur Cl dan Ar berwujud gas karena
memiliki harga titik leleh dan titik didih di bawah suhu ruangan.

2.3.2 Sifat Kimia Unsur Periode Ketiga


2.3.2.1 Sifat Pereduksi dan Sifat Pengoksidasi

“Dari kiri ke kanan, Sifat reduktor berkurang dan sifat oksidator bertambah”

Sifat pereduksi semakin bertambah, sedangkan sifat pengoksidasi unsure-unsur


periode ke tiga ini dapat anda lihat dari harga potensial reduksinya.
Tabel potensial reduksi standart unsur-unsur periode ketiga.

Sifat Senyawa Na Mg Al Si P S Cl Ar
Potensial reduksi -2,711 -2,375 -1,706 - - -0,508 +1,358 -

Natrium merupakan pereduksi yang reaktif terhadap air. Sifat pereduksi


magnesium lebih lemah dibandingkan natrium. Sehingga logam Mg hanya dapat
bereaksi dengan air panas. Contoh :

Mg (5) + H2O (l) (tidak bereaksi)

Mg (5) + 2H2O (l) (panas) Mg (OH)2 + H2 (g)

Sedangkan silikon memiliki sifat pereduksi lebih lemah dibandingkan aluminium


sehingga silicon yang bereaksi dengan oksidator kuat, seperti oksigen dan klorin.

Contoh :

Si (5) + O2 (g) Si O2(5)

Si (5) + 2Cl2 (g) Si Cl4 (l)

2.3.2.2 Asam dan Basa

Unsur – unsur dalam satu periode makin ke kanan makin kuat menarik
elektron. Jadi unsur periode ketiga, “Semakin ke kanan, sifat basa makin berkurang,
dan sifat asam makin bertambah”. Sifat asam adalah sifat yang berkaitan dengan sifat
nonlogam, sedangkan sifat basa adalah sifat yang berkaitan dengan sifat logam.
M = semua unsur periode ketiga kecuali Argon
Senyawa yang dapat bertindak sebagai basa dengan memutuskan MOH sehingga
terbentuk ion hidroksida ( OH- ).
M-OH M+ ( aq ) + OH- ( aq)

Senyawa dengan struktur diatas dapat pula bertindak sebagai asam dengan
memutuskan ikatan MO-H sehingga berbentuk ion hidrogen ( H+ ).
M-OH M- ( aq ) + OH+ ( aq)

2.3.2.3 Sifat Logam dan Non Logam

Unsur-unsur periode ketiga, seperti Na, Mg, dan Al merupakan unsur logam ,
sedangkan unsur-unsur P, S, dan Cl merupakan unsur nonlogam. Adapun Si
merupakan unsur yang memilih sifat peralihan antara logam nonlogam sehingga
disya ebut unsur meteloid (semi logam). Ar termasuk golongan gas mulia yanng
bersifat inert ( sulit bereaksi) sehingga tidak dibahas lebih lanjut dalam unit ini.

Logam memiliki sifat dapat menghantarkan listrik, padatannya dapat ditempa,


dan permukaannya memiliki kilap khas logam. Adapun nonlogam umumnya
tidak memiliki sifat-sifat tersebut. Unsur logam cenderung membentuk ion
positif, sedangkan unsur nonlogam cenderung membentuk ion negatif. Sifat
logam unsur-unsur periode ketiga, dan kiri ke kanan semakin lemah. Hal ini
berhubungan dengan harga keeletronegatifannya yang semakin bertambah.

Na Mg Al Si P S Cl
Keeloktronegatifan dan sifat nonlogam semakin bertambah

2.4 Reaksi - reaksi pada periode ke-3

2.4.1 Reaksi dengan Air

1. Natrium
Natrium mengalami reaksi yang sangat eksoterm dengan air dingin
menghasilkan hidrogen dan larutan NaOH yang tak berwarna.

2. Magnesium
Magnesium mengalami reaksi yang sangat lambat dengan air dingin, tetapi
terbakar dalam uap air. Lempeng magnesium yang sangat bersih dimasukkan ke
dalam air dingin akhirnya akan tertutup oleh gelembung gas hidrogen yang akan
mengapungkan lempeng magnesium ke permukaan. Magnesium hidroksida akan
terbentuk sebagai lapisan pada lempengan magnesium dan ini cenderung akan
menghentikan reaksi.
Magnesium terbakar dalam uap air dengan nyala putih yang khas membentuk
magnesium oksida dan hidrogen.

3. Aluminium
Serbuk alumunium dipanaskan dalam uap air menghasilkan hidrogen dan alumunium
oksida. Reaksinya berlangsung relatif lambat karena adanya lapisan alumunium
oksida pada logamnya, membentuk oksida yang lebih banyak selama reaksi.

4. Silikon

Umumnya silikon abu-abu yang berkilat dengan keadaan agak seperti logam hampir
tidak reaktif.Banyak sumber menyatakan bahwa bentuk silikon ini bereaksi dengan
uap air pada suhu tinggi menghasilkan silikon dioksida dan hidrogen.api juga
mungkin untuk membuatnya menjadi bentuk silikon yang lebih reaktif yang akan
bereaksi dengan air dingin menghasilkan produk yang sama.

5. Fosfor dan sulfur


Fosfor dan sulfur tidak bereaksi dengan air.

6. Klor
MMMMKlor dapat larut dalam air untuk beberapa tingkat membentuk larutan
berwarna hijau. Terjadi reaksi reversibel (dapat balik) menghasilkan asam klorida
dan asam hipoklorit.

7. Argon
Argon tidak bereaksi dengan air

2.5 Reaksi dengan Klor

1. Natrium
Natrium terbakar dalam klor dengan nyala jingga menyala. Padatan NaCl akan
terbentuk.
2. Magnesium
Magnesium terbakar dengan nyala putih yang kuat menghasilkan magnesium
klorida.

3. Aluminium
Alumunium seringkali bereaksi dengan klor dengan melewatkan klor kering di atas
alumunium foil yang dipanaskan sepanjang tabung. Alumunium terbakar dalam
aliran klor menghasilkan alumunium klorida yang kuning sangat pucat. Alumunium
klorida ini dapat menyublim (berubah dari padatan ke gas dan kembali lagi) dan
terkumpul di bagian bawah tabung saat didinginkan.

4. Silikon
Jika klor dilewatkan di atas serbuk silikon yang dipanaskan di dalam tabung, akan
bereaksi menghasilkan silikon tetraklorida. Silikon tetraklorida adalah cairan
yang tak berwarna yang berasap dan dapat terkondensasi.

5. Fosfor
Fosfor putih terbakar di dalam klor menghasilkan campuran dua klorida. Fosfor
(III) klorida dan fosfor (V) klorida (fosfor triklorida dan fosfor pentaklorida).
Fosfor (III) klorida adalah cairan tak berwarna yang berasap.

Fosfor (V) klorida adalah padatan putih (hampir kuning).

6. Sulfur
Jika aliran klor dilewatkan di atas sulfur yang dipanaskan, akan bereaksi
menghasilkan cairan berwarna jingga dengan bau tak sedap, disulfur diklorida,
S2Cl2.

 Klor dan Argon


Tidak bermanfaat bila kita membicarakan klor bereaksi dengan klor lagi dan argon
tidak bereaksi dengan klor.
a. Reaksi dengan Oksida
Unsur-unsur periode ketiga dapat membentuk oksida melalui reaksi pembakaran
dengan gas oksigen. Reaksi yang terjadi pada masing-masing unsur adalah sebagai
berikut :

1. Natrium Oksida
Natrium mengalami reaksi hebat dengan oksigen. Logam Natrium yang terpapar
di udara dapat bereaksi spontan dengan gas oksigen membentuk oksida berwarna
putih yang disertai nyala berwarna kuning.

4 Na(s) + O2(g) ——> 2 Na2O(s)

2. Magnesium Oksida
Magnesium juga bereaksi hebat dengan udara (terutama gas oksigen)
menghasilkan nyala berwarna putih terang yang disertai dengan pembentukan
oksida berwarna putih.

2 Mg(s) + O2(g) ——> 2 MgO(s)

3. Aluminium Oksida
Alumunium akan terbakar dalam oksigen jika bentuknya serbuk, sebaliknya
lapisan oksidanya yang kuat pada alumunium cenderung menghambat reaksi. Jika
kita taburkan serbuk alumunium ke dalam nyala bunsen, maka akan kita dapatkan
percikan. Alumunium oksida yang berwana putih akan terbentuk. Oksida ini
berwarna putih.
 Al(s) + 3 O2(g) ——> 2 Al2O3(s)

4. Silikon Oksida (Silika)

Si(s) + O2(g) ——> SiO2(s)

5. Fosfor (V) Oksida


Fosfor putih secara spontan menangkap api di udara, terbakar dengan nyala putih
dan menghasilkan asap putih campuran fosfor (III) oksida dan fosfor (V) oksida.

Untuk fosfor (III) oksida:

Untuk fosfor (V) oksida:

6. Sulfur / Belerang Dioksida dan Belerang Trioksida


adatan Belerang mudah terbakar di udara saat dipanaskan dan akan menghasilkan gas
Belerang Dioksida (SO2). Oksida ini dapat direaksikan lebih lanjut dengan gas
oksigen berlebih yang dikatalisis oleh Vanadium Pentaoksida (V2O5) untuk
menghasilkan gas Belerang Trioksida (SO3).
Sulfur terbakar di udara atau oksigen dengan pemanasan perlahan dengan nyala biru
pucat. Ini menghasilkan gas sulfur dioksida yang tak berwarna.

S(s) + O2(g) ——>SO2(g)

2SO2(g) + O2(g) ——> 2SO3(g)

7. Klor (VII) Oksida dan Argon


Walaupun memiliki beberapa oksida, klor tidak langsung bereaksi dengan
oksigen.
Cl2(g) + 7 O2(g) ——> 2 Cl2O7(g)

8. Argon
Argon tidak bereaksi dengan oksigen.
2.5 Kegunaan dan Bahaya Unsur-Unsur periode ketiga

2.5.1 Natrium
Kegunaan :
• Dipakai dalam pembuatan ester
• NaCl digunakan oleh hampir semua makhluk
• Na-benzoat dipakai dalam pengawetan makanan
• Na-glutamat dipakai untuk penyedap makanan
• Isi dari lampu kabut dalam kendaraan bermotor
• NaOH dipakai untuk membuat sabun, deterjen, kertas
• NaHCO3 dipakai sebagai pengembang kue
• Memurnikan logam K, Rb, Cs
• NaCO3 Pembuatan kaca dan pemurnian air sadah
Bahaya : jika natrium bercampur dengan air, akan bereaksi sangat cepat dan
meledak! Jika terjadi kontak dengan natrium hidroksida dalam keadaan kulit
telanjang, akan membentuk dan mulai larut melalui kulit.

2.5.2 Magnesium
Kegunaan:
• Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen.
• Untuk membuat konstruksi pesawat. Logamnya disebut magnalum.
• Pemisah sulfur dari besi dan baja.
• Dipakai pada lempeng yang digunakan di industri percetakan.
• Untuk membuat lampu kilat.
• Sebagai katalis reaksi organik.
Bahaya : Magnesium sangat mudah terbakar. Pada waktu terbakar, ia melepaskan
kalor yang sangat besar mencapai ribuan derajat. Cahaya yang dipancarkan sangat
menyilaukan dan dapat membutakan mata.

2.5.3 Alumunium
Kegunaan :
• Banyak dipakai dalam industri pesawat
• Untuk membuat konstruksi bangunan
• Dipakai pada berbagai macam aloi
• Untuk membuat magnet yang kuat
• Tawas sebagai penjernih air
• Untuk membuat logam hybrid yang dipakai pada pesawat luar angkasa
• Membuat berbagai alat masak
• Menghasilkan permata bewarna-warni : Sapphire, Topaz, dll.
Bahaya : Aluminium dapat merusak kulit, dalam bentuk bubuk dapat meledak di
udara jika dipanaskan , dan dalam bentuk Al2O3 jika di reaksikan dengan
karbon akan menyebabkan pemanasan global.
2.5.4 Silikon
Kegunaan :
• Dipakai dalam pembuatan kaca
• Terutama dipakai dalam pembuatan semi konduktor
• Digunakan untuk membuat aloi bersama alumunium, magnesium, dan tembaga
• Untuk membuat enamel
• Untuk membuat IC
Bahaya : Silikon yang digunakan untuk kecantikan wajah dapat menyebabkan
kerusakan bentuk wajah dan melumpuhkan beberapa otot wajah.

2.5.5 Fosfor
Kegunaan :
• Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen
• Untuk membuat konstruksi pesawat. Logamnya disebut magnalum
• Pemisah sulfur dari besi dan baja
• Dipakai pada lempeng yang digunakan di industri percetakan
• Untuk membuat lampu kilat
• Sebagai katalis reaksi organic
Bahaya : Jika biji fosfor diolah menjadi fosfat dan larutan dalam air akan
menyebabkan terjadinya limbah radioaktif.

2.5.6 Belerang
Kegunaan :
• Dipakai sebagai bahan dasar pembuatan asam sulfat
• Digunakan dalam baterai
• Dipakai pada fungisida dan pembuatan pupuk
• Digunakan pada korek dan kembang api
• Digunakan sebagai pelarut dalam berbagai proses
Bahaya : Belerang dalam bentuk H2S sangat beracun dan dapat menyebabkan
kematian, sedangkan dalam bentuk H2SO4 dapat merusak kulit dan
menyebabkan korosi.
2.5.7 Klor
Kegunaan :
• Dipakai pada proses pemurnian air
• Cl2 dipakai pada disinfectan
• KCl digunakan sebagai pupuk
• ZnCl2 digunakan sebagai solder
• NH4Cl digunakan sebagai pengisi batere
• Digunakan untuk menghilangkan tinta dalam proses daur ulang kertas
• Dipakai untuk membunuh bakteri pada air minum
• Dipakai pada berbagai macam industry
Bahaya : Klor mengiritasi sistem pernafasan. Bentuk gasnya mengiritasi lapisan
lendir dan bentuk cairnya bisa membakar kulit. Baunya dapat dideteksi pada
konsentrasi sekecil 3.5 ppm dan pada konsentrasi 1000 ppm berakibat fatal setelah
terhisap dalam-dalam.

2.5.8 Argon
Kegunaan :
• Sebagai pengisi bola lampu karena Argon tidak bereaksi dengan kawat lampu
• Dipakai dalam industri logam sebagai inert saat pemotongan dan proses lainnya
• Untuk membuat lapisan pelindung pada berbagai macam proses
• Untuk mendeteksi sumber air tanah
• Dipakai dalam roda mobil mewah
Bahaya : Bila argon menggantikan oksigen diudara dapat menyebabkan sesak napas
karena udara yang mengandung oksigen kurang dari 16% sangat berbahaya.

2.6 Keberadaan Alam Unsur Periode 3


Di alam aluminium banyak dijumpai dalam bentuk silikat, yaitu aluminium silikat
(KalSi3O6) dengan mineral karolit (Na3AlF6). Aluminium silikat dalam keadaan
murni dikenal dengan tanah liat proselin atau kaolin. Sementara itu, aluminium silikat
kurang disebut tanah liat.

Selain dalam bentuk silikat dan mineral, aluminium dapat juga ditemukan dalam
bentuk oksidasinya yaitu Al2O3. Oksida aluminium ini mempunyai berbagai bentuk,
diantaranya sebagai batu permata yang mengandung air dan batu yang sangat kasar.
Batu kasar ini dikenal dengan baukasit.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari uraian di atas kami dapat menyimpulakan bahwa unsur-unsur periode ketiga
dapat dikelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam satu golongan, yaitu
golongan A (golongan utama). Selain itu, unsur-unsur periode ketiga dapat
dikelompokkan menjadi unsur logam, nonlogam, semilogam, dan gas mulia. Dalam
kehidupan sehari-hari, unsur-unsur periode ketiga banyak membantu kita dalam
melaksanakan kegiatan. Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia
karena semua benda yang ada di alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam
bentuk logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa
dipungkiri, selain memberikan manfaat, unsur-unsur periode ketiga memberikan
dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan dampak dari
unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari sifat
yang dimiliki unsur-unsur tersebut.

3.2 Saran
Saran yang kami dapat berikan bagi pembaca yang senang dengan bahan-bahan
kimia, lebih baik anda lebih waspada dengan unsur-unsur yang belum anda kuasai.
Ketelitian itu penting dalam hal ini karna kesalahan kecil yang anda lakukan dapat
membuat kerusakan besar pada anda ataupun lingkungan anda. Jangan hanya
membaca dari satu sumber saja, karna ilmu pengetahuan terus berkembang setiap
waktunya.

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Sutresna, Nana dan Sustrinawati, Riani. 2006. Kimia untuk Kelas XII IPA
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah.Bandung: Grafindo Media Pratama

Sunardi. 2009. Makala Unsur Periode ke3.


http://sunardi.blogspot.com/2009/09/makala-unsurperodeke3.html.

Purba, Michael. 2007. Unsur-unsur Periode ke3

Anda mungkin juga menyukai