Secara fisis, unsur-unsur periode ketiga dikelompokan ke dalaam 3 sifat, yaitu logam,
semilogam, dan non logam. Sifat dari unsur logam adalah mengilap, massa jenis tinggi, titik
lebur tinggi, dapat dibentuk, dan mempunyai kekerasan serta daya hantar listrik tinggi. Unsur
nonlogam bersifat tidak mengilap, rapuh, kekerasan rendah, massa jenis dan titik leburnya
rendah, serta daya hantar listrik kecil. Sedangkan unsur semilogam memiliki sebagian sifat
unsur logam dan non logam.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan sifat logam semakin berkurang. Oleh karenanya unsur-
unsur periode ketiga dikelompokan menjadi 3 berikut.
Berkurangnya sifat logam unsur-unsur periode ketiga dari kiri ke kanan disebabkan oleh
harga keelektronegatifannya semakin besar, sehingga semakin sukar membentuk ion positif.
Maka dari itu, sifat logamnya semakin ke kanan semakin berkurang.
Sifat keperiodikan unsur-unsur periode ketiga meliputi jari-jari atom, energi ionisasi,
kelektronegatifan, titik leleh, dan titik didih.
No Sifat Na Mg Al Si P S Cl Ar
Keperiodikan
1 Jari-jari atom (pm)157 136 125 117 110 104 99 -
2 Energi Ionisasi (kJ 495 738 577 787 1.060 1.000 1.260 1.520
mol-1)
3 Kelektronegatifan 100 1,25 1,45 1,75 2,05 2,45 2,85 -
(skala pauling)
4 Titik Leleh 98 651 660 1.410 44 119 -101 -189
o
5 Titik Didih ( C) 892 1.107 2.467 2.355 280 445 -35 -186
Sifat reduktor dan oksidator berkaitan dengan jari-jari atom. Dalam satu periode, dari kiri ke
kanan jari-jari atom semakin kecil. Oleh karena itu, semakin sukar melepaskan elektron atau
semakin sukar teroksidasi. Berarti sifat reduktornya semakin lemah. Sebaiknya, atom dengan
jari-jari kecil akan mudah menerima elektron atau semakin mudah tereduksi. Artinya sifat
oksidatornya semakin kuat.
Sifat reduktor dan oksidator juga dapat ditentukan dari besarnya harga potensial reduksi
standar (EO) masing-masing unsur dalam periode ketiga.
Unsur Periode Na Mg Al Si P S Cl
ketiga
Potensial -2,71 -2,38 -1,66 -0,86 -0,51 +0,36 +1,36
reduksi
standar
Kekuatan Sangat kuat Agak Agak lemah Sangat Sangat-
reduktor kuat kuat lemah lemah sangat
lemah
Kekuatan Sangat- Sangat lemah Agak Agak Kuat Sangat
oksidator sangat lemah lemah kuat lemah
lemah
Harga potensial reduksi standar semakin ke kanan semakin positif. Akibatnya unsur-unsur
tersebut semakin ke kanan semakin mudah mengalami reaksi reduksi. Oleh karenanya, sifat
oksidatornya semakin bertambah dan sifat reduktornya semakin berkurang.
Sifat asam dan basa unsur-unsur periode ketiga dapat dipelajari dari senyawa yang
mengandung gugus: L-O-H, karena senyawa semacam itu dapat bertindak sebagai asam
ataupun basa. Sifat asam atau basa tergantung senyawa berikut:
1. Bertindak sebagai asam jika senyawa tersebut cenderung melepaskan ion hidrogen (H+)
ketika dilarutkan dalam air.
2. Bertindak sebagai basa jika senyawa itu cenderung melepaskan ion hidrogen (OH-)
ketika dilarutkan dalam air.
a. Jika energi ionisasi unsur L kecil, berarti L lebih mudah melepaskan elektron sehingga
terjadi pemusatan elektron di sekeliling atom O dan menyebabkan atom O bersifat negatif.
Akibatnya, atom O yang bersifat negatif mengikat atom H yang bermuatan positif sehingga
terbentuklah ion OH-. Hal ini berarti bahwa larutan tersebut bersifat basa.
b. Jika energi ionisasi unsur L besar, berarti L cenderung menarik elektron sehingga atom
O-nya menjadi bermuatan positif dan berakibat atom O tersebut menolak atom H sehingga
terbentuklah ion H+. Hal ini berarti bahwa larutan tersebut bersifat asam.
Unsur-unsur periode ketiga makin ke kanan memiliki harga energi ionosasi yang cenderung
bertambah. Hal ini berarti unsur-unsur tersebut makin kuat menarik elektron. Semakin kuat
suatu unsur menarik elektron, sifat basanya semakin berkurang dan sifat asamnya semakin
bertambah.
3. Mempunyai kerapatan 0.97 g/ml, sehingga bersifat lebih ringan daripada air.
Dibuat dengan cara elektrolisis leburan NaCl. Prosesnya disebut proses Downs, yaitu dengan
menambah 58% CaCl2 dan KF pada elektrolisis lelehan NaCL. Tujuan penambahan untuk
menurunkan titik lebur NaCl hingga mencapai 550 °C.
Natrium tidak dapat dibuat dengan elektrolisis air laut. Natrium disimpan dalam minyak
tanah.
Dialam unsur natrium terdapat sebagai senyawa garam natrium klorida (NaCl). Garam
natrium klorida merupakan sumber utama untuk memperoleh logamnya. Logam Na yang
berasal dari garamnya ini dapat diperoleh dengan cara elektrolisis. Elektrolisis garam NaCl
dilakukan dalam bentuk lelehannya dengan elektroda karbon. Sementara itu, NaCl sendiri
dapat dibuat dengan cara mereaksikan logam natrium dengan gas klorin sesuai persamaan
reaksi:
Selain dari garam NaCl, logam Na juga dapat diperoleh dari oksidasinya seperti Na2O atau
dari mineralnya yaitu kriolit (Na3AlF6).
b) Magnesium (Mg)
1. Nomor atom : 12
7. Elektronegatifitas : 1,25
8. Energi Ionisasi : 738 kJ/mol
Ø Sifat Kimia
Ø Cara Pembuatannya
Logam magnesium dapat diperoleh dengan cara mengektrolisis lelehan MgCl2 dengan
elektrode karbon.
Logam magnesium digunakan untuk membuat paduan logam atau aloi. Paduan logam atau
aloi ini dikenal juga dengan nama lakur. Beberapa logam yang banyak digunakan untuk
membuat lakur dengan magnesium adalah Al, Zn, dan Mn. Logam paduan magnesium
bersifat ringan tetapi keras, serta tahan terhadap korosi. Selain itu, kegunaan magnesium
yakni:
7. Untuk antasid (Mg(OH)2), pencahar (MgSO4), bata tahan api (MgO), tapal gigi dan
kosmetik (MgCO3).
Di alam magnesium ditemukan di dalam air laut dan dalam bentuk mineral-mineralnya.
Mineral magnesium yang banyak terdapat di alam yaotu dolomit (CaCO3.MgCO3) dan
karnalit (KCL.MgCl2.6H2O). Selain dalam bentuk mineral, magnesium dapat ditemukan
dalam bentuk garam sulfatnya yaitu MgSO4 dan oksidanya (MgO).
c) Aluminium (Al)
6. Tahan terhadap korosi karena mampu membentuk lapisan oksida pada permukaannya.
Oleh karenanya dapat mencegah reaksi oksidasi
lebih lanjut.
Ø Sifat kimia
1. Aluminium bersifat amfoter sehingga dapat bereaksi dengan asam dan basa.
3. Aluminium dalam bentuk bubuk mudah terbakar menghasilkan panas reasi sebesar 399
Kkal.
Ø Cara pembuatan
Dalam industri, logam aluminium dibuat dengan cara elektrolisis lebburan aluminium oksida.
Cara ini ditemukan oleh Charles Martin Hall pada tahun 1886, sehingga prosesnya dikenal
dengan proses Hall. Oksida yang digunakan berupa bauksit yang dicampur dengan oksida-
oksida lain seperti besi oksida, dan silikon oksida.
Saat ini, penggunaan kreolit telah digantikan dengan material-material lain. Material ini
memungkinkan proses berjalan pada suhu rendah. Selain itu, lelehan yang terjadi lebih kecil
kerapatannya dibandingkan dengan lelehan yang terbentuk dari kreolit. Oleh karenanya
lelehan aluminium yang terdapat di dsar sel lebih mudah dipisahkan dari kelebihan campuran
antara Al2O3 dengan material penurunan suhu.
1. Banyak dipakai dalam industri pesawat terbang karena aluminium bersifat ringan.
4. Sebagai thermit, yaitu campuran antara serbuk aluminium dengan oksida besi,
digunakan untuk mengelas baja, karena reaksinya menghasilkan kalor yang cukup tinggi.
6. Untuk membuat logam campuran agar menghasilkan paduan yang lebih keras, lebih
kuat, dan lebih tahan karat. Contoh:
ü Alnico (50% Fe, 20% Ni, 20% Al, 10% Co) => Magnet yang sangat kuat
ü Magnalium ( 90% Al, 10% Mg) => Bahan untuk membuat pesawat terbang
10. Untuk membuat logam hybrid yang dipakai pada pesawat luar angkasa
Selain dalam bentuk silikat dan mineral, aluminium dapat juga ditemukan dalam bentuk
oksidasinya yaitu Al2O3. Oksida aluminium ini mempunyai berbagai bentuk, diantaranya
sebagai batu permata yang mengandung air dan batu yang sangat kasar. Batu kasar ini
dikenal dengan baukasit.
d) Silikon (Si)
1. Nomor atom : 14
7. Elektronegatifitas : 1,74
Ø Cara Pembuatan
Secara komersial, silikon diperoleh dengan cara mereduksi SiO2. Reaksi reduksi ini dilakukan
dalam tungku pembakaran listrik dengan batang karbon atau kalsium karbida (CaC2).
Didalam tungku ini, batang karbon di aliri alur listrik hingga berpijar sehingga kristal
SiO2 tereduksi. Reaksi yang terjadi adalah SiO2(S) + 2C(s) ---> Si(s) + 2CO(g)
Selain dengan reduksi SiO2 silikon juga dapat diperoleh dengan cara memanaskan silikon
tertrahalida. Proses pemanasan ini dilakukan pada suhu tinggi dengan menggunakan
pereduksi gas hidrogen. Reaksi yang terjadi:
5. Untuk membuat IC
Gelas dan kaca merupakan senyawa silikon yang sudah dimanfaatkan sejak zaman
Mesompotamia dan Mesir purba.
Gelas dan kaca merupakan campuran senyawa-senyawa silikat. Gelas dibuat dengan cara
memanaskan campuran Na2CO3 dan CaCO3dengan pasir (SiO2) pada suhu 1.500oC. proses ini
menghasilkan campuran natrium silikat dan kalsium silikat.
Campuran ini merupakan jenis gelas yang umum digunakan untuk membuat botol dan
berbagai peralatan kaca.
b. Semen
Semen merupakan senyawa silikon yang terdiri atas campuran kalsium dan kalsium aluminat.
Semen dibuat dengan cara memanaskan batuan yang mengandung batu kapur (CaCO3)
dengan tanah liat (Al2O3.2SiO2.2H2O) dengan perbandingan tertentu pada suhu sekitar
1.500 oC. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
Dialam silikon ditemukan dalam bentuk mineral. Mineral-mineral silikon yang banyak
ditemukan diantaranya ortoklase (K2O.Al2O3.6SiO2), kaoulin (Al2O3.SiO2.2H2O), atau albit
(Na2O.Al2O3.6SiO2). selain sebagai mineral juga dapat ditemukan sebagai silikat atau sebagai
silikon dioksida (SiO2). Senyawa silikon dioksida dapat ditemui dalam berbagai bentuk
diantaranya pasir kuarsa dan sebagai batu-batuan seperti akik dan opal. Tanah liat yang
digunakan sebagai bahan baku pembuatan keramik juga mengandung silikon. Sementara itu,
senyawa silikon yang berasal dari jasad renik misalnya tanah diatome.
e) Fosfor (P)
Ø Sifat-sifat fosfor
Fosfor memiliki dua bentuk alotrop, yaitu fosfor merah dan fosfor putih. Perbedaan sifat
antara fosfor merah dengan fosfor putih dapat dilihat dalam tabel berikut.
a.
Fosfor mudah beraksi dengan oksigen (O2) membentukoksidanya. Reaksi yang terjadi: P4 +
5O2 ---> 2P2O5
b.
Oksidanya fosfor dengan air membentuk asam fosfat (H3PO4) persamaan reaksinya: P2O5 +
3H2O ---> 2H3PO4
Ø Pembuatan fosfor
Fosfor putih pertama kali dibuat oleh Hening Brand pada tahun 1669. Ilmuan kimia ini
awalnya mebuat fosfor putih dengan cara memanaskan urine dan pasir kemudian
mengkondensasikan uapnya melalui air. Unsur yang diperoleh dapat mengeluarkan cahaya,
sehingga unsur tersebut dinamakan phosphorus.
Selanjutnya, Wohler memperkenalkan cara modern untuk memperoleh fosfor putih. Caranya
dengan mereduksi kalsium fosfat, pasir dan batang karbon pada suhu 1.300oC dalam tungku
pembakaran listrik. Fosfor yang diperoleh distilasi kemudian dikondensasikan di dalam air
sebagai molekul P4.
Uap P4 dan CO selanjutnya dikondensasi kedalam air hingga diperoleh kristal fosfor putih
murni. Fosfor putih sangat reaktif terhadap oksigen sehingga terbakar dan menghasilkan
gelembung-gelembung. Oleh karena itu fosfor disimpan dalam air.
Fosfor merah dibuat dengan cara memanaskan fosfor putih. Fosfor merah dalam keadaan
murni dapat diperoleh dengan cara kristalisasi larutanya menggunakan Pb. Namun, fosfor
merah sulit diperoleh dalam keadaan murni.
Fosfor mempunyai berbagai kegunaan yang bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari.
Kegunaan fosfor tersebut diantaranya sebagai berikut.
c. Sebagai bahan dasar pada pembuatan pupuk fosfat dan superfosfat, amhopos, atau NPK
di industri pupuk.
Dialam fosfor ditemukan tidak dalam bentuk keadaan bebas melainkan dalam bentuk
senyawa. Sebagian besar fosfor ditemukan dalam bentuk mineral-mineral apatit seperti
Ca9(PO4)6.CaF2, Ca9(PO4)6.CaCl2, atau Ca9(PO4)6.Ca(OH)2. Selain itu fosfor juga ditemukan
dalam mineral fosforit seperti Ca3(PO4)2. Dalam jasad hidup, fosfor dapat kita jumpai dalam
putih telur, tulang, dan fosfolipid. Keberadaan fosfor dalam bahan-bahan tersebut sebagai
senyawa fosfat berperan penting dalam DNA dan pembentukan membran. Selain itu
sennyawa fosfat juga terdapat dalam tanah pertanian.
f) Belerang (S)
Ø Sifat-sifat belerang
a. Belerang mempunyai dua bentuk alotropi, yaitu belerang monoklin dan belerang
rhombik. Belerang monoklin ditemukan diatas suhu 96oC dan dibawah suhu 96oC belerang
lebih stabil dalam bentuk rhombik. Keadaan seperti ini dinamakan sifat enantiotropi belerang.
Suhu 96oC merupakan suhu peralihan dan pada suhu ini terjadi kesetimbangan dari belerang
monoklin ke belerang rhombik.
b. Larut dalam pelarut-pelarut organik seperti alkohol (C2H5O4), karbon disulfida (CS2),
dan eter (CH3-O-OH3), tetapi tidak larut dalam air.
Ø Pembuatan belerang
a. Cara Frasch
Pembuatan belerang dengan cara Frasch ditemukan oleh seorang ahli mesin Amerika yaitu H.
Frasch pada tahun 1890. Pengolahan belerang dengan cara Frasch dilakukan untuk
mengambil belerang cair dari dalam tanah. Caranya, tanah yang mengandung belerang di bor
menggunakan bor yang terdiri atas pipa-pipa yang mempunyai diameter berbeda dan disusun
secara simetris.
b. Cara Clause
Pengolahan belerang dengan cara Clause menggunakan bahan baku gas asam sulfida (H2S).
Gas H2S dapat diperoleh dari hasil pembakaran kokas. Prosesnya, gas H2S dioksidasikan
dengan oksigen agar menghasilkan gas SO2. Gas SO2 yang dihasilkan dicampurkan dengan
sebagian gas H2S sehingga dihasilkan belerang cair
Belerang merupakan salah satu unsur periode ketiga yang mempunyai banyak kegunaan.
Kegunaan belerang tersebut diantaranya sebagai berikut:
Asam sulfat sangat diperlukan dalam berbagai industri, karena merupakan bahan baku di
pabrik obat, pupuk, detergen, atau pengolahan logam.
Belerang dioksida terbentuk dari reaksi pembakaran senyawa-senyawa belerang. Selain itu,
dapat juga dengan cara memanaskan sulfida-sulfida logam di udara. Sementara itu di
laboratorium, belerang dioksida diperoleh dengan cara mereaksikan garam-garam sulfit
dengan asam kuat.
Hujan asam membawa dampak negatif bagi lingkungan maupun ekosistem air.
Hujan asam dapat menurunkan pH air laut dan air sungai, sehingga mengakibatkan kerusakan
bagi ekosistem air dan tumbuh-tumbuhan. Hujan asam juga bersifat korosif sehingga dapat
merusak bangunan.
Belerang trioksida dihasilkan dengan cara mengoksidasi belerang dioksida dengan oksida.
-->2SO2 + O2 2CO3
Pada suhu kamar, belerang trioksida berbentuk padat. Padatan SO3mudah menguap. Apabila
SO3 dilarutkan kedalam air akan menghasilkan asam sulfat (H2SO4).
SO3 + H2O ---> H2SO4
Proses kontak dengan proses kamar timbal mempunyai persamaan dan perbedaan.
ü Perbedaan : katalis yang digunakan pada proses kamar timbal adalah campuran NO dan
NO2 (uap nietreusa).
Hasil kemurniannya:
a. Proses kontak
Pembuatan asam sulfat melalui proses kontak menggunakan bahan baku belerang dioksida.
Belerang dioksida diperoleh dengan cara membakar belerang di udara. Selanjutnya belerang
dioksida dioksidasi hingga diperoleh belerang trioksida. Proses oksidasi ini menggunakan
katalis vanadium pentaoksida (V2O5).
Bahan baku asam sulfat adalah gas SO2 yang diperoleh dengan pemanggangan pirit atau
pembakaran arang. Reaksinya:
Gas belerang dioksidasi yang terjadi dicampur dengan udara dialirkan melalui katalisator
kontak (V2O5) pada suhu ± 400 °C.Dalam tanur kontak, gas SO2 + O2 diembuskan ke dalam
tanur hingga bersentuhan dengan lempeng-lempeng yang dilapis V2O5 dalam tanur
tersebut sebagai zat kontak.
Dalam reaksi ini V2O5 tidak hanya bertindak sebagai katalis, tetapi juga bertindak sebagai
oksidator. Oleh karena itu, dalam proses kontak V2O5 bertindak sebagai katalis oksidator.
Gas SO3 yang terjadi dialirkan ke dalam larutan asam sulfat encer, sehingga terjadi asam
pirosulfat.
Dengan menambahkan air ke dalam campuran ini diperoleh asam sulfat pekat (98%).
proses kontak yaitu gas SO2. Katalis yang digunakan pada proses ini ialah gas NO dan NO2.
Gas SO2, NO, NO2 dan uap air dialirkan ke dalam ruang yang bagian dalamnya dilapisi Pb
(timbal).
Reaksi total:
b. Merupakan asam kuat yang larut ke dalam air dengan menghasilkan suhu tinggi.
a. Asam sulfat dengan kadar 25% digunakan sebagai elektrolit, untuk pengisi aki pada
kendaraan bermotor, dipasarkan dengan nama air aki (accu zuur)
b. Asam sulfat sebagai bahan pembersih logam pada galvanisasi dan penyepuhan.
c. Asam sulfat digunakan pada proses pemurnian minyak bumi dan pada pembuatan
berbagai produk industri seperti tekstil, penyamakan kulit, zat warna, atau obat-obatan.
d. Asam sulfat sebagai bahan baku pembuaatan pupuk ZA (zwavel zuur ammonia).
e. Asam sulfat digunakan sebagai bahan baku untuk membuat senyawa-senyawa sulfat
seperti :
- NaHSO4 digunakan sebagai pembersih kamar mandi untuk melarutkan endapan dan
air sadah/air ledeng
- Na2SO4 (garam Glauber) dan MgSO4 (garam Inggris) sebagai obat pencahar
- CuSO4.5H2O (terusi) sebagai fungisida atau pembasmi jamur pada tanaman atau kayu
Unsur belerang mudah ditemukan, baik dalam keadaan bebas maupun dalam bentuk
senyawa. Dalam bentuk unsur bebas, belerang banyak terdapat di dekat kawah gunung berapi
dan ada sebagian yang berada di dalam tanah. Di indonesia, unsur belerang banyak
ditemukan di daerah Dieng. Sementara itu, dalam bentuk senyawa, belerang dapat ditemukan
sebagai sulfida dan sulfat. Sulfida yang banyak ditemukan yaitu timbal glans (PbS), seng
blende (ZnS), tembaga kis (CuS), dan yang paling banyak yaitu pirit (FeS). Sebagai senyawa
sulfat, belerang ditemukan dalam batu tahu atau gips anhidrit (CaSO4), barium sulfat
(BaSO4), dan magnesium sulfat (MgSO4). Selain ditemukan dalam keadaan bebas dan
sebagai sulfida dan sulfat belerang dapat juag ditemukan dalam hewan sebagai penyusun
putih telur dan tanah pertanian.
g) Klorin (Cl)
Ø Sifat kimia
2. Klorin bereaksi hebat dengan hidrogen dan menghasilkan ledakan jika berada di bawah
sinar matahari. Dalam keadaan gelap reaksi ini berjalan lambat.
3. Dengan asam hipoklorit (HClO), klorin bereaksi sangat lambat. Reaksi ini
menghasilkan oksigen dan ozon.
Selain bilangan oksidasi dalam senyawa tersebut, klorin juga dapat mengahsilkan empat
macam asam oksi dengan bilangan oksidasi +7, +5,+3, dan +1. Asam oksi tersebut asam
perklorat (HClO4), asam klorat (HClO3), asam klorit (HClO2), dan asam hipoklorit (HClO).
Ø Pembuatan klorin
a. Kegunaan klorin
Dalam kehidupan sehari-hari senyawa klorin memegang peranan penting dalam bidang
industri, pertanian, obat-obatan, dan dirumah tangga. Keguanaan tersebut di antaranya
sebagai berikut.
2. Sebagai bahan baku pembuatan kapur klorin (CaOCl2) dan kaporit (Ca(OCl)2). Kedua
bahan ini merupakan bahan pengelantang pakaian atau kain, sedangkang kaporit sendiri
digunakan sebagai desinfektan.
b. Senyawa-senyawa klorin juga dapat digunakan sebagai pelarut, antiseptik dan plastik.
1. Pelarut
Senyawa klorin yang digunakan sebagai pelarut adalah tetrakloro etena. Bahan ini digunakan
untuk pencucian kering (dry clean), untuk pencucian mesin. Sementara itu, trikloro etena
digunakan untuk tippex sebagai thinner.
2. Antiseptik (desinfektan)
Jenis desinfektan yang banyak digunakan saat ini TPT (Trikloro Phenol) dan dettol. Kedua
senyawa ini digunakan sebagai pembersih kamar mandi atau WC. Jenis desinfektan lain yang
sempat di produksi secara besar-besaran adalah DDT ( Dikloro difenit trikloro etana).
Desinfektan ini dapat membunuh nyamuk, kecoa, atau binatang-binatang kecil. Namun DDT
sangat berbahaya bagi hewan dan manusia karena dapat larut dalam lemak dan sulit
diuraikan.
3. Plastik
Salah satu jenis plastik dari senyawa klorin yang sangat penting adalah PVC (polivinil
klorida). PVC banyak digunakan untuk membuat jas hujan, pita kaset, isolator listrik, pipa
saluran air (pralon), atau taplak meja.
Unsur klorin merupakan salah satu unsur periode ketiga yang bersifat sangat reaktif. Oleh
karena itu, unsur klorin jarang terdapat dalam keadaan bebas di alam, melainkan dalam
bentuk senyawa ion dengan logam-logam. Unsur klorin berbentuk molekul diatomik dan
berwujud gas. Contohnya natrium klorida (NaCl) dalam air laut.
h) Argon (Ar)
Argon ditemukan pertama kali oleh Lord Rayleigh dan William Ramsay. merupakan gas
yang tidak bewarna dan berasa yang keluar dari gunung berapi dan ± 0,93% terdapat diudara.
Argon bersifat tidak reaktif seperti halnya gas mulia yang lain. Argon dapat diperoleh dengan
cara memaskan udarea dengan CaC2. Terdapat sekitar 1% argon di atmosfer. Terbentuk di
atmosfer sebagai akibat dari proses sinar kosmik.
Argon dapat digunakan sebagai pengisi bola lampu karena Argon tidak bereaksi dengan
kawat lampu. Adanya bahan ini membuat logam pijar pada lampu tidak cepat rusak. Dipakai
dalam industri logam sebagai inert saat pemotongan dan proses lainnya. Untuk membuat
lapisan pelindung pada berbagai macam proses. Untuk mendeteksi sumber air tanah dan
dipakai dalam roda mobil mewah.
Unsur-unsur yang ada di dalam periode ketiga terdiri dari unsur logam (Na, Mg, Al),
metaloid (Si), nonlogam (P, S, Cl), dan gas mulia (Ar). Dari tabel dapat dilihat bahwa
keelektronegatifan unsur-unsur periode ketiga semakin ke kanan semakin besar diakibatkan
oleh jari-jari atomnya yang semakin ke kanan semakin mengecil. Kekuatan ikatan antar atom
dalam logam meningkat (dari Na ke Al). Hal ini berkaitan dengan pertambahan electron
valensinya. Dalam periode ketiga, letak logam disebelah kiri, makin ke kiri sifat logam
semakin reaktif, Na >Mg> Al. Jadi Na paling reaktif.
Unsur Na, Mg, Al, Si, P, S berwujud padat pada suhu kamar karena unsur-unsur tersebut
memiliki harga titik leleh dan titik didih di atas suhu ruangan (di atas 25 0C). Sedangkan unsur
Cl dan Ar berwujud gas karena memiliki titik leleh dan titik didih di bawah suhu ruangan.
Wujud itu mempengaruhi kerapatannya masing-masing. Selain itu Mr juga mempengaruhi
kerapatan. Seperti yang kita tahu bahwa kerapatan benda Padat lebih besar dibanding Gas.
Meskipun P dan S memiliki wujud padat, tetapi tetap saja kerapatannya lebih renggang
dibanding Na sampai Si, karena strukturnya sederhana. Oleh karena itu, kerapatan Na sampai
Si akan meningkat kemudian turun lagi mulai dari P sampai Ar.
Jari-jari atom berkurang dari Na sampai Cl. Jumlahnya nomor kulit unsur di periode yang
sama adalah sama. Maka dari itu, jumlah nomor kulit di periode yang sama tidak berpengaruh
pada jari-jari. Tetapi, karena semakin kanan nomor atom akan semakin bertambah, maka
muatan inti akan semakin bertambah yang berakibat penarikan elektron valensi semakin kuat.
Hal itu membuat jari-jari semakin kecil. Jadi Nomor atom berbanding terbalik dengan jari-
jari. Kecuali Argon, karena argon tidak membentuk ikatan, maka kita hanya dapat
menghitung jari-jari van der waals.
Dari tabel diatas kita dapat menyimpulkan bahwa, Harga E°red dari kiri (Na) ke kanan (Cl)
terus meningkat. Berarti dari kiri ke kanan, kemungkinan direduksi akan bertambah yang
artinya unsur yang berada di kiri lebih sulit direduksi (oksidator lemah) dan yang kanan lebih
mudah direduksi (oksidator kuat).
Dapat dilihat bahwa natrium merupakan reduktor terkuat, sedangkan klorin merupakan
oksidator terkuat. Meskipun natrium, magnesium, dan aluminium merupakan reduktor kuat,
tapi kereaktifannya berkurang dari Na ke Al. Sedangkan silikon merupakan reduktor yang
sangat lemah, jadi hanya dapat bereaksi dengan oksidator-oksidator kuat, misalnya klorin dan
oksigen.
Di lain pihak selain sebagai reduktor, fosfor juga merupakan oksidator lemah yang dapat
mengoksidasi reduktor kuat, seperti logam aktif. Sedangkan belerang yang mempunyai daya
reduksi lebih lemah daripada fosfor ternyata mempunyai daya pengoksidasi lebih kuat
daripada fosfor. Sementara klorin dapat mengoksidasi hampir semua logam dan nonlogam
karena klorin adalah oksidator kuat.
Dari kiri kekanan umumnya energi ionisasi cenderung meningkat hal ini disebabkan karena
jumlah kulit yang terisi pada unsur-unsur periode tiga tetap sedangkan jumlah elektron
valensi yang mengisi kulit terluar semakin banyak sehingga gaya tarik inti semakin kuat dan
sehingga kereaktifannya juga menurun. Pada unsur Al (elektron 3p1 terikat tapi lemah) dan S
(elektron 3p4 cenderung melepas 1 elektron agar menjadi setengah penuh) terjadi
penyimpangan energi ionisasi yang disebabkan karena konfigurasi electron Al dan S kurang
stabil. Jadi, Mg akan lebih besar ionisasinya disbanding Al. P akan Lebih besar ionisasinya
dibanding S, karena stabil. Jadilah berikut grafiknya :
Energi Ionisasi juga berpengaruh pada sifat asam dan basa. Jika energi ionisasinya tinggi
maka semakin sukar melepas electron. Penyebabnya elektron dari unsur tersebut akan kurang
tertarik kearah atau oksigen sehingga kecenderungan untuk membentuk ion OH- menjadi
berkurang. Jadi, yang berenergi ionisasi tinggi akan cenderung berkurang sifat basanya. Pada
dasarnya sifat basa berkurang dari kiri ke kanan.