Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SIFAT-SIFAT

UNSUR PERIODE KETIGA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3
ALIFIA RAJWAA DESIVA
CHANTIKA HERDONALD
ERVIANTIKA PRATIWI
M. FABEL ABYAZ RAVANOV
MUHAMMAD RAGIL
12 MIPA 3

SMAN 7 BANDAR LAMPUNG


TAHUN 2023/2024
SIFAT-SIFAT UNSUR PERIODE KETIGA

Pada tabel periodik terdapat 118 buah unsur yang disusun dalam dua lajur,
yaitu vertikal (tegak) dan horizontal (datar). Lajur vertikal disebut
dengan golongan, sedangkan lajur horizontal disebut periode. Unsur-unsur periode
ketiga adalah unsur-unsur yang memiliki 3 kulit. Dari kiri ke kanan sifat unsur
periode ketiga berubah dari logam, metaloid, non logam, dan gas mulia. Unsur-unsur
periode ketiga terdiri atas 8 unsur, yaitu Na (Natrium), Mg (Magnesium), Al
(Aluminium), Si (Silikon), P (Phosphorus/Fosfor), S (Sulphur/ Belerang), Cl
(Chlorine/Klor), dan Ar (Argon).
Natrium, magnesium, serta aluminum adalah unsur logam. Lalu, silikon
adalah unsur peralihan dari logam ke non logam, atau disebut metaloid. Fosfor,
belerang, serta klorin adalah unsur nonlogam. Dan yang terakhir argon adalah gas
mulia. Pada golongan yang sama, baik logam maupun nonlogam memiliki
kemiripan sifat meskipun dengan kadar sifat berbeda. Kemiripan sifat tersebut
disebabkan adanya kesamaan jumlah elektron valensi yang dimiliki oleh unsur-
unsur tersebut, sedangkan perbedaan kadar sifat disebabkan oleh perbedaan jari-jari
atom.
Elektron valensi unsur-unsur periode tiga dari kiri ke kanan bertambah
secara teratur. Dengan demikian, sifat unsur periode tiga juga berubah secara
teratur. Sifat-sifat unsur periode tiga terdiri dari sifat umum, sifat logam dan non
logam, sifat reduksi dan oksidasi, sifat basa hidroksida, dan sifat-sifat senyawa.

A. Sifat Umum
1. Jari-jari atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom hingga elektron terluar.
Jari-jari atom bisa didapatkan dengan mengukur setengah dari jarak antara
dua buah atom yang berapitan. Unsur-unsur dalam satu periode memiliki
jumlah kulit yang sama, sehingga perubahan jari-jari atom tidak dipengaruhi
oleh jumlah kulitnya. Pertambahan nomor atom dalam satu periode
mengakibatkan muatan inti bertambah, sehingga elektorn-elektron valensi
yang tertarik ke inti atom semakin kuat. Akibatnya, jari-jari atom dalam
periode ketiga dari kiri ke kanan semakin kecil. Namun, terdapat
penyimpangan pada gas mulia. Karena argon tidak membentuk ikatan.
2. Energi ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan untuk melepaskan
satu elektron. Semakin pendek jari-jari, maka elektron akan semakin dekat
dengan dengan inti dan semakin susah untuk dilepaskan. Artinya, semakin
berkurang jari-jari, semakin besar energi ionisasi yang dibutuhkan. Dalam
satu periode, jumlah elektron valensi bertambah besar (Na memiliki 1
elektron valensi, sedangkan Ar memiliki 8 elektron valensi). Semakin
banyak jumlah elektron valensi maka usaha yang dibutuhkan suatu unsur
untuk melepaskan 1 elektron valensinya semakin tinggi. Dengan kata lain,
dari kiri ke kanan energi ionisasi suatu unsur semakin besar.
Secara umum unsur periode ketiga dari kiri ke kanan semakin besar
elektron valensi, gaya tarik inti semakin kuat, dan energi ionisasi semakin
besar. Akan tetapi energi ionisasi Al lebih rendah dari energi ionisasi Mg
dan energi ionisasi silikon lebih rendah dari P. Penyimpangan ini terjadi
karena unsur golongan I A (magnesium) dan golongan VA (fosfor)
mempunyai konfigurasi elektron yang relatif stabil, yaitu konfigurasi penuh
dan setengah penuh atom. Mg memiliki konfigurasi elektron yang lebih
stabil sebab memenuhi aturan duplet. Di lain pihak, Al dan S mempunyai
satu elektron yang terikat agak lemah.
Mg 1s2 2s2 2p6 3s2
Konfigurasi penuh: 3s2
Al 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1
Elektron terikat agak lemah: 3p1
P 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3
Konfigurasi setengah penuh: 3s3
S 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4
Satu elektron 3p cenderung mudah lepas untuk mencapai
konfigurasi setengah penuh.
3. Titik didih dan titik leleh
Semakin ke kanan, ikatan logamnya semakin kuat dan titik didihnya
semakin tinggi. Titik leleh dan titik didih unsur-unsur periode ketiga dari kiri
ke kanan meningkat secara bertahap dan mencapai puncaknya pada silikon
kemudian turun secara drastis pada fosfor. Jadi, titik leleh tertinggi dimilki
oleh silkon, sedangkan titik leleh terendah dimilki oleh argon. Ikatan kovalen
silikon sangat solid sehingga titik didih dan lelehnya lebih besar jika
dibandingkan dengan unsur-unsur periode ketiga lainnya.
Ikatan antara partikel pada unsur silikon adalah ikatan kovalen. Pada
1 atom silikon mampu mengikat 4 atom silikon lain, dan terus seperti itu.
Karena ikatannya solid, titik leleh dan titik didihnya adalah yang paling
besar jika dibandingkan dengan unsur-unsur lain di periode ketiga.
Selanjutnya, fosfor dan sulfur ikatannya simetris, titik didihnya jauh turun
dari titik didih silikon. Sedangkan klor dan argon lebih rendah daripada
silikon, fosfor dan sulfat.

B. Sifat Logam dan Nonlogam


Dalam satu periode dari kiri ke kanan, sifat logam semakin berkurang.
Berkurangnya sifat logam unsur-unsur periode tiga dari kiri ke kanan disebabkan
oleh nilai keelektronegatifannya semakin besar sehingga semakin sulit
membentuk ion positif. Sifat logam berhubungan dengan kemampuan suatu atom
melepas elektron atau menjadi bermuatan positif (membentuk kation). Sedangkan
sifat non logam berhubungan dengan kecenderungan suatu atom untuk menerima
elektron atau menjadi bermuatan negatif (membentuk anion).

Tabel 1.1 Warna unsur-unsur periode ketiga.


Natrium, magnesium, dan aluminium termasuk logam yang lunak dan
mengilap dan bersifat konduktor. Logam natrium mudah diris, sedangkan logam
magnesium dan aluminium mudah dibengkokkan. Silikon berwarna abu-abu,
gelap, dan sangat keras. Hal ini berkaitan dengan jumlah elektron valensi sebanyak
4 buah. Jadi, unsur ini sukar melepaskan dan menerima elektron. Silikon, Seperti
halnya intan, membentuk struktur molekul yang besar. Silikon bersifat
semikonduktor. Fosfor, belerang, dan klor termasuk unsur nonlogam dalam
keadaan bebas.
1. Sifat logam
a. Memiliki reflektivitas yang tinggi (kilau logam)
b. Mempunyai konduktivitas listrik yang tinggi
c. Memiliki konduktivitas termal yang tinggi
d. Dapat ditempa
2. Sifat nonlogam
a. Warnanya tidak mengkilap
b. Penghantar listrik yang rendah
c. Tidak dapat ditempa

C. Daya Oksidasi dan Reduksi


Harga energi ionisasi unsur-unsur periode ketiga dari kiri ke kanan semakin
besar. Hal ini berarti bahwa unsur periode ketiga semakin ke kanan semakin sukar
melepaskan elektron dan menyebabkan sifat reduktornya semakin berkurang,
sebaliknya sifat oksidatornya semakin bertambah. Selain ditinjau dari harga energi
ionisasinya, sifat reduktor dan oksidator unsur periode ketiga juga dapat dilihat
dari besarnya harga potensial reduksi standar (E0) dari tiap-tiap unsurnya.
Na++e- Na E0= -2,71 volt
Mg2++2e- Mg E0= -2,38 volt
Al3++3e- Al E0= -1.66 volt
Si4++4e- Si E0= -0,86 volt
P5++5e- P E0= -0,51 volt
S+2e- S2- E0= +0,36 volt
Cl+2e- 2Cl- E0= +1,36 volt
Berkurangnya sifat reduktor dan bertambahnya sifat oksidatornya unsur-
unsur periode ketiga dari natrium ke klor dapat dilihat dari reaksi-reaksi unsur
periode ketiga berikut.
1. Natrium
Natrium merupakan reduktor terkuat. Hal ini dapat dibuktikan dari
reaksi antara unsur tersebut dengan air yang berlangsung sangat hebat.
2Na(s) + 2H2O(l) → 2Na+(aq) + 2OH-(aq) H2(g)
2. Magnesium
Magnesium mempunyai sifat reduktor yang lebih lemah bila
dibandingkan dengan natrium. Oleh karena itu, magnesium hanya dapat
beraksi dengan air panas.
Mg(s) + 2H2O(l) panas → Mg(OH)2(aq) + H2(g)
3. Alumunium
Alumunium merupakan reduktor yang lemah, oleh karena itu
alumunium tidak dapat bereaksi dengan air, tetapi dapat bereaksi dengan uap
air yang panas.
2Al(s) + 3H2O(g) panas → Al2O3(s) + 3H2(g)
4. Silikon
Silikon merupakan unsur semilogam. Sehingga sukar melepas
elektron dan sifat reduktornya sangat lemah sehingga silikon tidak dapat
bereaksi dengan air, tetapi dapat bereaksi dengan zat yang bersifat oksidator
kuat seperti oksigen dan klorin.
Si(s) + O2(l) → SiO2(s)
Si(s) + 2Cl2(g) → SiCl4(l)
5. Fosfor
Fosfor memiliki sifat pereduksi (reduktor) sangat lemah dan juga sifat
pengoksidasi (oksidator) yang lemah. Oleh karena itu, fosfor tidak dapat
bereaksi dengan air, tetapi dapat bereaksi dengan oksidator kuat (oksigen dan
klorin).
P4(s) + 5O2(g) → P4O10(s) (oksigen berlebih)
P4(s) + 3O2(g) → P4O10(g) (oksigen terbatas)
P4(s) + 10Cl2(g) → 4PCl5(g) (klorin berlebih)
P4(s) + 6Cl2(g) → 4PCl2(g) (klorin terbatas)
Selain Sebagai reduktor, fosfor juga merupakan oksidator yang
lemah, dapat mengoksidasikan reduktor-reduktor kuat seperti logam aktif.
Contoh: Ca.
6Ca(s) + P4(s) → 2Ca3P2(s)
6. Belerang
Belerang memiliki sifat reduktor yang lebih lemah dari pada fosfor,
tetapi memiliki sifat oksidator yang lebih kuat. Sehingga dapat bereaksi
dengan dengan logam.
7. Klorin
Klorin merupakan oksidator terkuat sehingga dapat bereaksi dengan
air, logam, atapun nonlogam.
S(s) + Cl2(g) → SCl2(s)
2Cl2(g) + 2H2O(l) → 4HCl(aq) + O2(g)
H2(g) + Cl2(g) → 2HCl(aq)
2Na(s) + Cl2(g) → 2NaCl(s)
Natrium merupakan reduktor terkuat sedangkan klor merupakan oksidator
terkuat. Meski natrium, magnesium, dan alumunium merupakan reduktor terkuat,
tetapi reaktifannya berkurang dari natrium ke alumunium. Silikon (reduktor yang
sangat lemah) hanya dapat bereaksi dengan oksidator-oksidator kuat, seperti klor
dan oksigen. Di lain sisi, fosfor juga merupakan oksidator lemah yang dapat
mengoksidasi reduktor kuat, seperti logam aktif. Sedangkan belerang yang daya
reduksinya lebih lemah dari fosfor mempunyai daya mengoksidasi lebih kuat dari
fosfor dan klor dapat mengoksidasi hampir semua logam karena klor adalah
oksidator kuat.

D. Sifat Basa Hidroksida


Senyawa hidroksida bersifat basa jika senyawa tersebut dapat melepas ion
OH–. Senyawa hidroksida bersifat asam jika senyawa tersebut melepas ion H+.
Hidroksida unsur-unsur periode ketiga mempunyai rumus kimia yang teratur,
yaitu NaOH, Mg(OH)2, Al(OH)3, Si(OH), atau OSi(OH)2, P(OH), atau OP(OH)3,
S(OH) atau O,S(OH), dan CI(OH), atau O,CI(OH). Sifat hidroksidanya berubah
dari basa kuat (NaOH dan Mg(OH)2) menuju ke amfoter (Al(OH)3), kemudian
asam lemah OSi(OH)2 dan OP(OH)3, selanjutnya berubah ke asam kuat
O,CI(OH). Sifat amfoter dari Al(OH), ditunjukkan oleh reaksinya dengan asam
kuat dan basa kuat berikut.
Al(OH)3(s) + 3H(aq) Al3+(aq) + 3H2O(l)
Reaksi tersebut menunjukkan bahwa Al(OH), bersifat basa.
Al(OH)3(s) + OH(aq) → Al(OH)(aq)
Reaksi tersebut menunjukkan bahwa Al(OH), bersifat asam.
Jadi, Al(OH), dapat bersifat basa dalam lingkungan asam dan bersifat asam
dalam lingkungan asam. Dengan demikian, Al(OH), disebut sebagai hidroksida
yang bersifat amfoter.

Tabel 1.2 Hidroksida asam-basa unsur periode ketiga.


Hidroksida
Unsur Keterangan
asam-basa
Na NaOH NaOH adalah basa kuat karena memiliki nilai Kb yang sangat besar.
Mg(OH)2 adalah basa lemah karena sukar larut dalam air.
Mg Mg(OH)2
(Ksp = 1,8 x 10-11 mol3/L3)

Al(OH)3 merupakan Al(OH)3 basa yang sangat lemah sekaligus asam


yang sangat lemah karena sukar larut dalam air (Ksp = 2,0 x 10-
23mol4/L4). Karena Al(OH)3 dapat memiliki sifat asam dan basa, maka
disebut juga zat amfoter. Sifat asam basa Al(OH)3 dapat disimak dari
Al Al(OH)3 reaksi asam basanya berikut ini.
Al(OH)3(s) + NaOH(aq) → NaAl(OH)4(aq)
Asam Basa
Al(OH)3(s) + 3HCl(aq) → AlCl3(aq) + 3H2O(l)
Basa Asam
Si(OH)4 H2SiO3 merupakan asam lemah. H2SiO3 bersifat tidak stabil dan
Si
(H2SiO3) cenderung terurai menjadi SiO2 dan H2O.
P(OH)5 H3PO4 adalah asam lemah dengan nilai Ka1 = 7,5 x 10-3 dan Ka2 = 6,2
P
(H3PO4) x 10-6.
S(OH)6 H2SO4 adalah asam kuat dengan nilai Ka1 yang sangat besar dan Ka2 =
S
(H2SO4) 1,1 x 10-2.
Cl(OH)7 HClO4 adalah asam sangat kuat dengan nilai Ka1 yang sangat besar.
Cl
(HClO4)
E. Sifat-sifat Senyawa
Tabel 1.3 Sifat umum unsur-unsur periode ketiga.

Berdasarkan tabel di atas telah diketahui bahwa unsur Na, Mg, Al, Si, P, S
berwujud padat pada suhu ruangan karena unsur-unsur tersebut memiliki titik
leleh dan titik didih di atas suhu ruangan (25 °C). Sedangkan unsur Cl berwujud
gas karena memiliki titik leleh dan titik didih di bawah suhu ruangan.

Tabel 1.4 Sifat beberapa senyawa unsur periode ketiga.


1. Sifat fisis
a. Wujud pada suhu kamar: Natrium hingga belerang berwujud padat,
sementara sisanya klor dan argon berwujud gas.
b. Titik leleh dan titik didih: Cenderung meningkat dari kiri ke kanan dan
mencapai puncaknya pada silikon, kemudian cenderung turun. Hal ini
disebabkan perbedaan struktur antar atom masing-masing unsur, dimana
Na, Mg dan Al memiliki ikatan logam, Si memiliki struktur kovalen
raksasa sementara P, S, Cl dan Ar hanya memiliki gaya Van Der Waals
yang lemah untuk mengikat atom-atomnya.
c. Energi ionisasi: Kiri ke kanan cenderung meningkat.
d. Sifat logam: Kiri ke kanan cenderung menurun sesuai dengan
menurunnya kemampuan melepas elektron.
2. Sifat kimia
a. Sesuai dengan kecenderungan melepas elektron (mengalami oksidasi)
dari kiri ke kanan yang menurun, demikian pula sifat reduktor menurun
sementara sifat sebagai oksidator meningkat.
b. Sifat asam basa dari hidroksidanya. Sebagai basa, hidroksida dari unsur
periode ketiga dari kiri ke kanan cenderung menurun, karena semakin
mudahnya ion hidroksida (OH−) terlepas dalam larutan. Demikian pula
sebaliknya sifat keasaman hidroksida cenderung meningkat.
Unsur periode 3 memiliki banyak kegunaan dan manfaat yang sudah
digunakan dalam kehidupan, adapun kegunaan dari unsur-unsur periode 3
adalah sebagai berikut.
• Unsur natrium (Na). Unsur Na banyak digunakan dalam pembuatan TEL
(tetra etil lead), reduksi bijih besi, lampu kabut. Na dalam Natrium benzoat
digunakan sebagai pengawet makanan, dan Na dalam Natrium glutamat
dimanfaatkan untuk penyedap makanan.
• Unsur magnesium (Mg). Unsur Mg digunakan dalam memproduksi grafit
dalam cast iron, digunakan sebagai bahan tambahan dalam conventional
propellant, digunakan juga sebagai agen produksi dalam produksi uranium
murni dan berbagai logam lainnya yang berasal dari garam-garamnya.
• Unsur alumunium (Al). Unsur Al memiliki sifat tahan karat dan tahan
panas dengan membentuk lapisan oksida sehingga banyak digunakan
dalam alat-alat dapur. Unsur Mg juga merupakan salah satu kandungan
yang banyak ditemukan dan dimanfaatkan dalam obat maag. Logam Al
juga digunakan dalam kabel bertegangan tinggi. Selain itu dalam logam Al
banyak digunakan dalam pembuatan bingkat jendel dan rangka pesawat
terbang.
• Unsur silikon (Si). Unsur Si merupakan metaloid yang memiliki sifat
semikonduktor, bahan-bahan semikonduktor ini banyak digunakan dalam
kalkulator dan mikrokomputer. Selain itu silikon juga sering digunakan
dalam serat optik dan digunakan juga untuk operasi plastik.
• Unsur fosfor (P). Unsur P berperan penting dalam bidang pertanian,
diantaranya sebagai salah satu unsur yang banyak terkandung dalam
pupuk. Fosfor juga digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan gelas
spesial, seperti yang digunakan pada lampu sodium. Fosfor juga digunakan
untuk memproduksi baja dan perunggu fosfor.
• Unsur belerang (S). Unsur sulfur banyak digunakan dalam produksi kerta
sulfit dan kertas lainnya. Sulfur juga digunakan dalam mensterilkan alat
pengasap, serta digunakan sebagai salah satu bahan baku korek api.
• Unsur klorin (Cl). Unsur Cl dalam senyawanya banyak digunakan sebagai
disinfektan, pemutih kertas, dan pada proses pembuatan tekstil. Pada
konteks lain, unsur Cl juga banyak digunakan dalam industri air minum
untuk menghasilkan air yang terklorinasi.
• Unsur argon (Ar). Unsur Ar banyak dimanfaatkan dalam pembuatan bola
lampu pijar dan dalam las stainless steel.
KESIMPULAN

Unsur-unsur periode ketiga terdiri dari Natrium (Na), Magnesium (Mg),


Alumunium (Al), Silikon (Si), Fosfor (P), Klorin (Cl), dan Argon (Ar). Unsur-unsur
ini berada pada periode ke-3 dalam tabel periodik karena memiliki konfigurasi
elektron yang berakhir pada sub kulit 3s atau 3p.
Sifat fisis unsur periode ketiga beragam, terdiri dari logam, metaloid, dan
non-logam. Natrium, magnesium, dan alumunium memiliki wujud logam, silikon
adalah metaloid, sedangkan fosfor, belerang, klor, dan argon adalah non-logam.
Titik didih dan titik leleh meningkat dari Na ke Si, kemudian menurun dari P ke Ar.
Kemampuan daya hantar panas juga berbeda, dengan natrium, magnesium, dan
alumunium sebagai konduktor, sementara silikon, fosfor, belerang, klor, dan argon
sebagai isolator.
Sifat kimia unsur periode ketiga ditentukan oleh konfigurasi elektron dan
termasuk jari-jari atom, energi ionisasi, sifat oksidator, reduktor, dan keasaman.
Jari-jari atom cenderung semakin kecil dari Na ke Ar. Energi ionisasi meningkat
dari Na ke Ar, dengan pengecualian penurunan energi ionisasi dari Mg ke Al dan P
ke S. Sifat keasaman bervariasi, dengan natrium dan magnesium bersifat basa,
alumunium bersifat amfoter, dan silikon, fosfor, belerang, klor, dan argon bersifat
asam.
Unsur-unsur periode ketiga memiliki berbagai kegunaan dalam kehidupan,
seperti dalam industri, pertanian, dan bahan kimia. Masing-masing unsur memiliki
peran dan manfaatnya sendiri dalam berbagai aplikasi.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com/skola/read/2023/06/19/164500969/sifat-unsur-unsur-
periode-tiga

https://www.zenius.net/blog/sifat-unsur-periode-tiga-dan-contoh-soalnya

https://www.scribd.com/doc/295001242/Unsur-Periode-Ketiga

https://prezi.com/4basd06fuj9h/sifat-sifat-fisik-dan-kimia-unsur-unsur-periode-
ketiga/

https://tirto.id/sifat-unsur-dan-senyawa-periode-3-dari-natrium-hingga-argon-git4

https://tambahpinter.com/unsur-periode-3/

https://www.wardayacollege.com/_images/03-kimia2/03-03-kimia-unsur/03-03-
02-unsur-periode-ketiga-periode-keempat_modul.pdf

https://bisakimia.com/2020/06/23/6-sifat-unsur-periode-ketiga-sifat-fisika-dan-
kimia/

https://repositori.kemdikbud.go.id/20630/1/Kelas%20XII_Kimia_KD%203.8.pdf

https://www.sma-syarifhidayatullah.sch.id/2021/06/periode-3-dan-periode-4.html

https://saysyai.wordpress.com/2017/09/16/laporan-sifat-sifat-unsur-unsur-periode-
ketiga/

https://sainskimia.com/sifat-dan-reaksi-unsur-periode-3-dan-oksidanya/

Anda mungkin juga menyukai