Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA

Guru pembimbing : J. Purba

Disusun oleh :

RAPIKA YULIANA

Kelas XII IPA 1

SMA NEGERI 1 TANAH JAWA


T.A. 2021/2022
BAB I

Unsur-unsur periode ketiga


Unsur dalam satu periode tidaklah mempunyai sifat-sifat yang mirip, tetapi sifat-
sifatnya berubah secara beraturan. Perubahan sifat unsur-unsur dalam satu
periode dapat dilihat pada unsur-unsur periode ketiga. Dari kiri ke kanan sifat
unsur periode ketiga berubah dari logam-metaloid-non logam dan gas mulia.

Tabel 3.13 Beberapa sifat unsur-unsur periode ketiga


A. Sifat-sifat fisis
1) Titik cair dan didih
Seperti dapat dilihat pada Tabel 3.13, titik cair dan titik didih unsur-unsur periode
ketiga dari kiri ke kanan meningkat secara bertahap dan mencapai puncaknya
pada golongan IVA (silikon), kemudian turun secara drastis pada golongan VA
(fosforus). Jadi, titik cair tertinggi dimiliki oleh silikon, sedangkan titik cair
terendah dimiliki oleh argon (lihat gambar 3.6).
Kecenderungan titik cair dan titik didih unsur periode ketiga dapat
dipahami sebagai berikut.

Gambar 3.6 Grafik titik leleg unsur-unsur periode ketiga

Gambar 3.7 Grafik energi ionisasi unsur-unsur periode ketiga

Natrium, magnesium, dan alumunium mempunyai ikatan logam. Seiring


dengan bertambahnya jumlah elektron valensi, kekuatan ikatan logam
meningkat dari natrium hingga alumunium. Oleh karena itu, titik cair dan titik

didihnya meningkat.
Silikon mempunyai struktur kovalen raksasa (seperti intan), setiap atom silikon
terikat secara kovalen pada empat atom silikon. Zat dengan struktur kovalen

raksasa mempunyai titik leleh serta titik didih yang sangat tinggi.
Fosforus, belerang, klorin dan argon terdiri dari molekul-molekul nonpolar,

sehingga hanya dikukuhkan oleh gaya van der waals yang relatif lemah.oleh

karena itu, titik leleh serta titik didihnya relatif rendah. Sebagaimana anda

ketahui, gaya van der waals bergantung pada molekul masa relatif.

2) Energi ionisasi

Kecenderungan energi ionisasi unsur-unsur periode ketiga


diberikan pada Gambar 3.7. gambar terebut menunjukkan bahwa dari kiri
ke kanan energi ionisasi cenderung bertambah.
Hal itu merupakan akibat bertambahnya muatan inti, sehingga daya tarik inti

terhadap elektron terluar makin besar. Data tersebut juga menunjukkan bahwa energi

ionisasi magnesium lebih besar daripada alumunium, dan energi ionisasi fosforus

lebih besar daripada belerang. Penyimpangan ini terjadi karena unsur golongan IIA

(magnesium) dan golongan VA (fosforus) mempunyai konfigurasi elektron yang relatif

stabill, yaitu konfigurasi setengah penuh. Di lain pihak, alumunium dan belerang

mempunyai satu elektrin yang terikat agak lemah.

Mg 1s2 2s2 2p6 3s2

Konfigurasi penuh : 3s2

Al 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1


Elektron 3p1 terikat agak lemah

P 1s2 2s2 2p6 3s2 3p3

Konfigurasi setengah penuh : 3p3

S 1s2 2s2 2p6 3s2 3p4


Satu elektron 3p harus berpasangan sehingga cenderung mudah lepas.

3) Sifat logam dan nonlogam

Natrium, magnesium, dan alumunium merupakan logam sejati. Ketiga


unsur itu merupakan konduktor listrik dan panas yang baik, serta menunjukkan
kilap logam yang khas. Senyawa-senyawa natrium dan magnesium bersifat ionik,
demikian juga sebagian besar senyawa alumunium. Natrium, magnesium, dan

alumunium larut dalam asam membentuk kation tunggal Na +, Mg2+, Al3+.

2Na(s) + 2H+(aq) → 2Na+(aq) + H2(g)

Mg(s) + 2H+(aq) → Mg2+(aq) + H2(g)

2Al(s) + 6H+(aq) → 2Al3+(aq) + 3H2(g)

Alumunium juga larut dalam larutan basa kuat membentuk anion

Al(OH)4- dan gas hidrogen.

2Al(s) + 2OH-(aq) + 6H2O(l) → 2Al(OH)4-(aq) + 3H2(g)

Berbeda dengan nantrium dan magnesium, alumunium praktis


tidak bereaksi debgab asam-asam oksidator seperti HNO3 dan H2SO4
yang pekat. Reaksi alumunium dengan asam-asam itu hanya
berlangsung sebentar kemudian terhenti karena terbentuknya lapisan
oksida Al2O3 pada permukaan logam itu yang bersifat inert.
Walaupun secara kimia sifat logam menurun dari natrium ke alumunium,
sifat-sifat fisisnya justru meningkat. Titik cair, itik didih, rapatan, dan kekerasan
meningkat dari natrium ke alumunium (lihat tabel 3.13). natrium merupakan
logam yang ringan dan lunak,magnesium lebih keras, tetapi agak rapuh,
sedangkan alumunium lebih kuat lagi. Peningkatan sifat fisis logam dari natrium
ke alumunium berkaitan dengan pertambahan elektron valensi, sehingga
kekuatan ikatan antar atom dalam logam meningkat.

Silikon tergolong metaloid dan bersifat semikonduktor. Fosforus,


belerang, dan klorin merupakan nonlogam. Padatan ketiga unsur itu tidak
menghantar listrik. Secara kmia, sifat nonlogam dari fosforus, belerang, dan
klorin tercermin dari kemampuannya membentuk ion negatif. Klorin dan

belerang membentuk anion tunggal, yaitu Cl- dan S2-. Adapun fosforus
hanya membentuk anion poliaom, seperti PO43- dan PO33-.
B. Sifat pereduksi dan pengoksidasi unsur periode ketiga

Daya pereduksi unsur-unsur periode ketiga berkurang dari kiri ke kanan,


sebaliknya daya pengoksidasinya bertambah. Jadi, pereduksi terkuat adalah
natrium, sedangkan pengoksidasi terkuat adalah klorin. Kecenderungan tersebut
sesuai dengan energi ionisasi yang cenderung bertambah dari kiri ke kanan.

2Na(s) → 2Na+(aq) + 2e Eo= +2,71 volt

2H2O(I) + 2e → 2OH-(aq) + H2 Eo= -0,83 volt

2Na(s) + 2H2O(I) → 2Na+(aq) + 2OH-(aq) + H2 Eo = +1,88

Reaksi sejenis dengan logam magnesium dan alumunium dengan air


mempunyai potensial standar berturut-turut +1,54 volt dan +0,83 volt. Akan
tetapi, pada kenyataannya magnesium hanya bereaksi lambat dengan air
pada suhu kamar dan sedikit lebih cepat dengan air mendidih.

Mg(s) + 2H2O(I) → Mg(OH)2(s) + H2(g)

Natrium, magnesium, dan alumunium tergolong preduksi kuat, tetapi


berkurang dari natrium ke alumunium. Daya pereduksi dari natrium,
magnesium, dan alumunium dapat diperbandingkan dari reaksi unsur-unsur
itu dengan air. Natrium bereaksi hebat dengan air (dengan mudah mereduksi
air) membentuk natrium hidroksida dan gas hidrogen.
Dari Na ke Cl dalam periode ketiga, sifat pereduksi berkurang dan sifat pengoksidasi bertambah

Reaksi magnesium dengan air terhambat lapisan endapan magnesium


hidroksida Mg(OH)2 yang menutupi permukaan logam itu,karena magnesium
hidroksida sukar larut dalam air. Alumunium sama sekali tidak bereaksi dengan
air tetapi beraksi dengan uap air panas membentuk (Al 2O3) dan gas hidrogen.

2Al(s) + 3H2O(g) → Al2O3(s) + 3H2(g)

C. Sifat asam-basa hidroksida unsur periode ketiga

Hidroksida unsur periode ketiga dapat dinyatakan sebagai M(OH) x,


dengan M = unsur periode ketiga (kecuali argon), dan x = nomor golongan.
Hidroksida unsur periode ketiga terdiri atas NaOH, Mg(OH) 2, Al(OH)3, Si(OH)4,
P(OH)5, S(OH)6, Cl(OH)7. Namun, Si(OH)4, P(OH)5, S(OH)6, dan Cl(OH)7 tidak
stabil.hidroksida-hidroksida itu melepas satu, dua, atau tiga molekul air.

Si(OH)4 → SiO(OH)2 atau H2SiO3

P(OH)5 → (PO(OH)3 atau H3PO4 + H2O

S(OH)6 → SO2(OH)2 atau H2SO4 + 2H2O

Cl(OH)7 → ClO3OH atau HClO4 + 3H2O

Sifat hidroksida unsur periode ketiga bergantung pada perbedaan


keelektronegatifan dari unsur periode ketiga dan oksigen. Jika perbedaan itu
besar, maka ikatan M-O akan bersifat ionik dan hidroksida bersifat basa,
dalam air melepas ion OH-.

MOH → M+ + OH-

Sebaliknya, jiga perbedaan itu kecil, maka ikatan M-O akan bersifat
kovalen dan tidak dapat lagi melepas ion OH-. Oleh karena itu O-H bersifat
polar, maka ikatan itu dapat mengalami hidrolisis, sehingga melepas ion H+
dan larutannya bersifat asam.

MOH → MO- + H+

Dari natrium ke klorin energi ionisasi bertambah. Oleh karena itu,


sifat basa berkurang dan sifat asam bertambah. Sifat asam-basa unsur
periode ketiga disimpulkan pada tabel 3.14

Penjelasan diatas merupakan sifat sifat secara keseluruhan, berikut sifat-sifat


unsur secara rinci :
1. Natrium
Sifat fisis

Nomor atom : 11

Konfigurasi e- : [Ne] 3s1


Massa Atom relatif : 22,98977

Jari-jari atom : 2,23 Å

Titik Didih :892 C

Titik Lebur :495 C

Elektronegatifitas : 1

Energi Ionisasi : 495 kJ/mol

Tingkat Oks. Max : 1+

Struktur Atom : Kristal Logam

Wujud : Padat

Sifa kimia
Merupakan logam reaktif, banyak terdapat dalam senyawa alam
(terutama halite)
Apinya berwarna kuning, beroksidasi dalam udara, dan bereaksi kuat
dengan air, sehingga harus disimpan dalam minyak.
Karena sangat reaktif, natrium hampir tidak pernah ditemukan dalam
bentuk unsur murni.
Natrium mengapung di air, menguraikannya menjadi gas hidrogen dan
ion hidroksida. Jika digerus menjadi bubuk, natrium akan meledak
dalam air secara spontan. Namun, biasanya ia tidak meledak di udara

bersuhu di bawah 388 K.


Natrium juga bila dalam keadaan berikatan dengan ion OH-
maka akan membentuk basa kuat yaitu NaOH

Kegunaan :

• Dipakai dalam pebuatan ester

• NACl digunakan oleh hampir semua makhluk

• Na-benzoat dipakai dalam pengawetan makanan

• Na-glutamat dipakai untuk penyedap makanan

• Isi dari lampu kabut dalam kendaraan bermotor

• NAOH dipakai untuk membuat sabun, deterjen, kertas


• NAHCO3 dipakai sebagai pengembang kue

• Memurnikan logam K, Rb, Cs

• NACO3 Pembuatan kaca dan pemurnian air sadah

Catatan :
Natrium Merupakan logam lunak, bewarna putih keperakan, reaktif
Bereaksi dengan cepat dengan air membentuk sodium hidroksida dan
hidrogen
Dapat bereaksi dengan Alkohol namun lebih lambat dibanding dengan
air
Tidak bereaksi terhadap nitrogen
Merupakan komponen terbesar kedua yang larut di
air laut Mudah ditemui pada sumber air alami

Dihasilkan dengan elektrolisis lelehan NaCl. Prosesnya


disebut proses Downs, yaitu dengan menambah 58% CaCl2 dan
KF pada elektrolisis lelehan NaCL. Tujuan penambahan untuk
menurunkan titik lebur NaCl hingga mencapai 550 C .

2. Magnesium
Sifat fisis
Nomor atom : 12
Konfigurasi e- : [Ne] 3s2
Massa Atom relatif : 24,305
Jari-jari atom : 1,72 Å
Titik Didih : 1107 C
Titik Lebur :651 C
Elektronegatifitas : 1,25
Energi Ionisasi : 738 kJ/mol
Tingkat Oks. Max : 2+
Struktur Atom : Kristal Logam
Wujud : Padat

Senyawa yang terbentuk umumnya ikatan ion, namun ada juga


berupa ikatan kovalen
Magnesium umumnya dapat diperoleh melalui pengolahan air laut
sbg:
-Ca(OH)2 ditambahkan pada air laut agar meganesium mengendap
sebagai Mg(OH)2. Asam klorida kemudian ditambahkan sehingga
diperoleh kristal magnesium klorida Ca(OH)2 (S) + Mg2+ è Mg(OH)2
+ Ca 2+
(S)

Mg(OH)2 (s) + 2H+ + Cl- è MgCl2.6H2O


-Untuk menghindari terbentuknya MgO pada pemanasan
megnesium klorida, sebelum elektrolisis leburan kristal yang
terbentuk ditambahkan magnesium klorida yang mengalami
hidrolisis sebagian ke dalam campuran leburan natrium dan
kalsium klorida
-Magnesium akan diperoleh pada katoda
sedangkan pada anoda akan terbentuk Cl2-

Sifat kimia

1) Reaksi dengan air


Bila Magnesium bereaksi dengan air maka kan menghasilkan larutan
yang bersifat basa serta adanya pembebasan gas hidrogen.
Mg(s) + 2H2O(l) Mg(OH)2(aq) + H2(g)
2) Reaksi dengan Udara
Bila magnesium terbakar di udara maka akan menghasilkan padatan baru.
2Mg(s) + O2(g) MgO(s)
3Mg(s) + N2(g) Mg3N2(s)
3) Reaksi dengan halogen
Bila magnesium bereaksi dengan halogen maka akan membentuk
senyawa Magnesium (II) halida.
Mg(s) + F2(g) MgF2(aq)
Mg(s) + Cl2(g) MgCl2(aq)
Mg(s) + Br2(g) MgBr2(aq)
Mg(s) + I2(g) MgI2(aq)
4) Reaksi dengan Asam
Bila logam magnesium bereaksi dengan larutan asam encer maka akan
menghasilkan gas hidrogen
Mg(s) + H2SO4(aq) 2Mg2+(aq) + SO42-(aq) + H2(g)

Kegunaan :
Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen
Untuk membuat konstruksi pesawat. Logamnya disebut
magnalum Pemisah sulfur dari besi dan baja
Dipakai pada lempeng yang digunakan di industri
percetakan Untuk membuat lampu kilat
Sebagai katalis reaksi organik

Catatan :
Berupa logam bewarna putih keperakan dan sangat ringan
Banyak dipakai di industri karena ringan dan mampu membentuk
aloi yang kuat
Termasuk unsur reaktif
Sebagian besar logam dapat dihasilkan dengan bantuan magnesium
Banyak ditemukan di alam dan dalam mineral : dolomite, magnetite,
olivine, serpentine

3. Alumunium
Sifat fisis
Nomor atom : 13
Konfigurasi e- : [Ne] 3s2 3p 1
Massa Atom relatif : 26,98154
Jari-jari atom : 1,82 Å
Titik Didih : 2467 C
Titik Lebur :660 C
Elektronegatifitas : 1,45
Energi Ionisasi : 577 kJ/mol
Tingkat Oks. Max : 3+
Struktur Atom : Kristal Logam
Wujud : Padat

Sifat kimia

Aluminium merupakan unsur yang sangat reaktif sehingga mudah


teroksidasi. Karena sifat kereaktifannya maka Aluminium tidak ditemukan
di alam dalam bentuk unsur melainkan dalam bentuk senyawa baik dalam
bentuk oksida Alumina maupun Silikon.
v Sifat-sifat Aluminium yang lebih unggul bila dibandingkan dengan
logam lain adalah sebagai berikut:
Ringan

Massa jenis Aluminium pada suhu kamar (29oC) sekitar 2,7 gr/cm3.
Kuat
Aluminium memiliki daya renggang 8 kg/mm3, tetapi daya ini dapat
berubah menjadi lebih kuat dua kali lipat apabila Aluminium tersebut
dikenakan proses pencairan atau roling. Aluminium juga menjadi lebih
kuat dengan ditambahkan unsur-unsur lain seperti Mg, Zn, Mn, Si.
Ketahanan Terhadap Korosi
Aluminium mengalami korosi dengan membentuk lapisan oksida yang
tipis dimana sangat keras dan pada lapisan ini dapat mencegah karat
pada Aluminium yang berada di bawahnya. Dengan demikian logam
Aluminium adalah logam yang mempunyai daya tahan korosi yang
lebih baik dibandingkan dengan besi dan baja lainnya.
Daya Hantar Listrik Yang Baik
Aluminium adalah logam yang paling ekonomis sebagai penghantar listrik
karena massa jenisnya dari massa jenis tembaga, dimana kapasitas arus
dari Aluminium kira-kira dua kali lipat dari kapasitas arus pada tembaga.
Anti Magnetis
Aluminium adalah logam yang anti magnetis.
Toksifitas
Aluminium adalah logam yang tidak beracun dan tidak berbau.
Kemudahan dalam proses
Aluminium mempunyai sifat yang baik untuk proses mekanik dari
kemampuan perpanjangannya, hal ini dapat dilihat dari proses penuangan,
pemotongan, pembengkokan, ekstrusi dan penempaan Aluminium
Sifat dapat dipakai kembali
Aluminium mempunyai titik lebur yang rendah, oleh karena itu kita
dapat memperoleh kembali logam Aluminium dari scrap.
Kegunaan :
Banyak dipakai dalam industri pesawat
Untuk membuat konstruksi bangunan
Dipakai pada berbagai macam aloi
Untuk membuat magnet yang kuat
Tawas sebagai penjernih air
Untuk membuat logam hybrid yang dipakai pada pesawat luar
angkasa Membuat berbagau alat masak
Menghasilkan permata bewarna-warni: Sapphire, Topaz, dll

Catatan :
Berupa logam lunak bewarna perak
Merupakan penghantar panas yang sangat baik da dapat menghantar
listrik
Sulit terkorosi karena membentuk lapisan oksida di
permukaannya Tidak beracun, non-magnetik dan sulit terbakar
Sumber utamanya adalah biji bauksit
Alumunium dapat diperoleh melalui proses Hall, yaitu:
-biji bauksit dimurnikan dengan menambah NaOH dan HCl
sehingga diperoleh Al2O3
Al2O3 (s) + 2NAOH (aq) è 2NaAIO2 (aq) + H2O
2NaAIO (aq) +HCL (aq) è Al(OH)3 + NaCl (aq)
Al(OH)3 è Al2O3 (s) + 3H20
-Al2O3 yang diperoleh kemudian disaring
dan dilelehkan baru kemudian dielektrolisis
Anoda : 3O2- è O2(g) + 6e
Katoda : 2Al3 + 6e è 2Al
-Sebelum elektrolisis, ditambahkan kriolit (NaAIF6)
untuk menurunkan titik leleh AL2O3

4. Silikon
Sifat fisis
Nomor atom : 14
Konfigurasi e- : [Ne] 3s2 3p 2
Massa Atom relatif : 28,0855
Jari-jari atom : 1,46 Å
Titik Didih : 2355 C
Titik Lebur: 1410 C
Elektronegatifitas : 1,74
Energi Ionisasi : 787 kJ/mol
Tingkat Oks. Max : 4+
Struktur Atom : Kristal Kovalen raksasa
Wujud : Padat
Sifat kimia
Kegunaan :
Dipaki dalam pembuatan kaca
Terutama dipakai dalam pembuatan semi konduktor
Digunakan untuk membuat aloi bersama alumunium, magnesium, dan
tembaga
Untuk membuat enamel
Untuk membuat IC
Catatan :
Merupakan unsur elektropositif yang paling banyak dijumpai
Isotop alaminya terdiri atas isotop 28 (92,2%), isotop 29 (4,7%), isotop 30
(3,1%)
Memiliki sifat kimia seperti logam yang lain
Kemampuan semikonduktor akan meningkat jika ditambahkan pengotor
suhu
Ditemukan pada banyak senyawa dioksida dan berbagai macam
silicate yang ada di alam
5. Posfor
Sifat fisis
Nomor atom : 15
Konfigurasi e- : [Ne] 3s2 3p 3
Massa Atom relatif : 30,97376
Jari-jari atom : 1,23 Å
Titik Didih : 280 C
Titik Lebur: 44 C
Elektronegatifitas : 2,05
Energi Ionisasi : 1060 kJ/mol
Tingkat Oks. Max : 5+
Struktur Atom : molekul Poliatom
Wujud : Padat
Sifat kimia
Catatan :
Berupa logam bewarna putih keperakan dan sangat ringan
Banyak dipakai di industri karena ringan dan mampu membentuk aloi yang
kuat
Termasuk unsur reaktif
Sebagian besar logam dapat dihasilkan dengan bantuan magnesium
Banyak ditemukan di alam dan dalam mineral : dolomite, magnetite,
olivine, serpentine
Senyawa yang terbentuk umumnya ikatan ion, namun ada juga
berupa ikatan kovalen

Kegunaan :

Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen


Untuk membuat konstruksi pesawat. Logamnya disebut
magnalum Pemisah sulfur dari besi dan baja
Dipakai pada lempeng yang digunakan di industri
percetakan Untuk membuat lampu kilat
Sebagai katalis reaksi organik

6. Sulfur
Sifat fisis
Nomor atom : 16
Konfigurasi e- : [Ne] 3s2 3p 4
Massa Atom relatif : 32,066
Jari-jari atom : 1,09 Å
Titik Didih : 445 C
Titik Lebur: 119 C
Elektronegatifitas : 2,45
Energi Ionisasi : 1000 kJ/mol
Tingkat Oks. Max : 6+
Struktur Atom : molekul poliatom
Wujud : Padat

Sifat kimia

Kegunaan:
Dipakai sebagai bahan dasar pembuatan
asam sulfat Digunakan dalam baterai
Dipakai pada fungisida dan pembuatan pupuk
Digunakan pada korek dan kembang api
Digunakan sebagai pelarut dalam berbagai proses
Catatan :
-Zat murninya tidak berbau dan tidak berasa
-Memiliki struktur yang beragam, tergantung konsisi
sekitar -Secara alami banyak terdapat di gunung berapi
-Komponen murninya tidak beracun namun senyawa yang terbentuk
kebanyakan berbahaya bagi manusia
-Senyawa sulfur yang utama adalah SO2, dan SO3. SO2 berupa gas yang
mudah larut dalam air sehigga menyebabkan hujan asam
-Efek yang ditimbulkan dapat sikurangi dengan cara
melewatkan air yang terkontaminasi pada padatan CaCO 3.
SO3 merupakan bahan utama membuat asam sulfat
SO3 diperoleh dari oksidasi SO2 dengan katalis vanadium

7. Chlor
Sifat fisis
Nomor atom : 17
Konfigurasi e- : [Ne] 3s2 3p 5
Massa Atom relatif : 35,4527
Jari-jari atom : 0,97 Å
Titik Didih : -35 C
Titik Lebur: -101 C
Elektronegatifitas : 2,85
Energi Ionisasi : 1260 kJ/mol
Tingkat Oks. Max : 7+
Struktur Atom : molekul diatom
Wujud : gas

Sifat kimia
Kegunaan :
Dipakai pada proses pemurnian
air Cl2 dipakai pada disinfectan
KCl digunakan sebagai pupuk
ZnCl2 digunakan sebagai solder
NH4Cl digunakan sebagai pengisi batere
Digunakan untuk menghilangkan tinta dalam proses daur
ulang kertas Dipakai untuk membunuh bakteri pada air minum
Dipakai pada berbagai macam industri

Catatan :
Merupakan gas diatomik bewarna
kehijauan Termasuk gas yang beracun
Dalam bentuk padat dan cair merupakan oksidator
yang kuat Mudah bereaksi dengan unsur lain
Merupakan zat yang paling banyak terkandung di
air laut Terdapat juga dalam carnalite dan silvite
Diperoleh dengan cara mengelektrolisis larutan NaCl
8. Argon
Sifat fisis
Nomor atom : 18

Konfigurasi e- : [Ne] 3s2 3p 6


Massa Atom relatif : 39,948
Jari-jari atom : 0,88 Å
Titik Didih : -186 C
Titik Lebur: -189 C
Elektronegatifitas : -
Energi Ionisasi : 1520 kJ/mol
Tingkat Oks. Max : -
Struktur Atom : molekul monoatom
Wujud : gas
Sifat kmia
Kegunaan :
Sebagai pengisi bola lampu karena Argon tidak bereaksi dengan kawat
lampu
Dipakai dalam industri logam sebagai inert saat pemotongan dan proses
lainnya
Untuk membuat lapisan pelindung pada berbagai macam
proses Untuk mendeteksi sumber air tanah
Dipakai dalam roda mobil mewah

Catatan :
Merupakan gas yang tidak bewarna dan berasa
Tidak reaktif seperti halnya gas mulia yang lain
Dapat diperoleh dengan cara memaskan udarea
dengan CaC2 Terdapat sekitar 1% argon di atmosfer
Terbentuk di atmosfer sebagai akibat dari proses sinar kosmik

Unsur-unsur transisi
A. Sifat-sifat umum transisi
Unsur transisi mempunyai sifat-sifat khas yang membedakannya dari
unsur golongan utama, antara lain :
1. Sifat logam, semua unsur transisi tergolong logam dengan titik cair dan titik
didih yang relatif tinggi.
2. Bersifat paramagnetik (sedikit tertarik kedalam medan magnet).
3. Membentuk senyawa-senyawa yang berwarna
4. Mempunyai beberapa tingkatan oksidasi
5. Membentuk berbagai macam ion kompleks
6. Berdaya katalitik, banyak unsur transisi atau senyawa yang berfungsi
sebagai katalis, baik dalam proses industri maupun dalam metabolisme.

Zink dan unsur-unsur golongan IIB lainnya (Cd dan Hg) seringkali
memperlihatkan sifat yang berbeda dari unsur transisi pada
umumnya.mereka mempunyai titik leleh dan titik didih yang relatif rendah
(raksa bahkan adalah satu-satunya logam yang berupa cairan pada suhu
kamar); tidak paramagnetik, melainkan bersifat diamagnetik (sedikit ditolak
keluar medan magnet); dan senyawa-senyawanya tidak berwarna (putih).
Zink hanya mempunyai satu tingkat oksidasi, yaitu +2.
Sifat-sifat khas unsur transisi tersebut dapat dijelaskan berdasarkan
konfigurasin elektronnya. Sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 3.8,
unsur-unsur transisi periode keempat mengisi subkulit 3d, mulai dari d 1
untuk skandium hingga d10 untuk zink. Perhatikan konfigurasi elektron
dari kromium dan tembaga yang mana subkulit 4s berisi satu elektron.
Konfigurasi elektron kromium dan tembaga itu menunjukkan kestabilan
subkulit d yang terisi penuh atau setengah penuh.
Sifat-sifat khas unsur transisi berkaitan dengan adanya subkulit d
yang terisi tidak penuh. Oleh karena itu, ada pendapat yang mengatakan
bahwa unsur transisi adalah unsur yang mempunyai subkulit d terisi
tidak penuh paling tidak pada salah satu tingkat oksidasinya.semua
unsur transisi periode keempat memenuhi definisi ini, kecuali zink. Pada
tingkat oksidasi nol (sebagai unsur), maupun tingkat oksidasi +2 (satu-
satunya tingkat oksidasi zink), subkulit 3d-nya terisi penuh :

Tembaga, meskipun pada tingkat oksidasi nol mengisi penuh subkulit


3d, namun pada tingkat oksidasi +2, terisi tidak penuh.

Daftar pustaka
http://kuntar11.blogspot.co.id/2014/09/v-behaviorurldefaultvmlo.html
http://kafita1.blogspot.co.id/2013/02/sifat-kimia-dan-sifat-fisika-aluminium.html

Anda mungkin juga menyukai