Anda di halaman 1dari 9

KIMIA UNSUR GOLONGAN VIA

SIFAT FISIS DAN SIFAT KIMIA GOLONGAN VI A


Unsur kimia golongan 16 atau VI A dari tabel periodik merupakan golongan kalkogen.
Golongan ini terdiri dari unsur oksigen (O), belerang (S), selenium (Se), telurium (Te), dan elemen
radioaktif polonium (Po).

1. Sifat Fisika

Sifat Keperiodikan O S Se Te Po

Nomor atom 8 16 34 52 84

Konfigurasi elektron [He] 2s2 [Ne] 3s2 [Ar] 3d10 [Kr] 4d10 [Xe] 4f14

Valensi 2p4 3p4 4s2 4p4 5s2 5p4 5d10 6s2 6p4

Jenis Nonlogam Nonlogam Nonlogam Metaloid Metaloid

Wujud (25oC) Gas Padatan Padatan Padatan Padatan

Densitas (g/cm )3 0,001429 2,07 4,79 6,24 9,4


pada 20oC

Titik leleh (oC) -218,4 115,21 217 449,5 254

Titik didih (oC) -182,7 444,6 684 989,9 962

Jari-jari atom (pm) 65 109 122 142 153

Energi ionisasi 1.314 999 941 889 812


pertama (kJ/mol)

Energi ionisasi kedua 3.387 2.250 2.044 1.798 8.42


(kJ/mol)

elektronegativitas 3,44 2,58 2,55 2,1 2,0

2. Sifat Kimia
a. Oksigen membentuk senyawa dengan semua unsur kecuali He, Ne dan mungkin Ar dikenal.
Molekul oksigen (dioksigen, O2) bereaksi dengan semua unsur lain kecuali halogen, beberapa
logam mulia, dan gas-gas mulia baik dalam suhu ruangan atau pada pemanasan. Kimia oksigen
menyangkut pemenuhan konfigurasi. Biasanya oksigen bereaksi dengan logam membentuk
ikatan yang bersifat ionic dan bereaksi dengan bukan logam membentuk ikatan yang bersifat
kovalen sehingga akan membentuk oksida.

b. Belerang dapat bergabung dengan kebanyakan logam pada pemanasan,bereaksi langsung


dengan unsure-unsur bukan logam

c. Selenium berada dalam bebrapa bentuk allotrop, walaupun hanya dikenal tiga bentuk. Selenium
bisa didapatkan baik dalam struktur amorf maupun Kristal. Selenium amorf biasanya berwarna
merah (bentuk serbuk) atau hitam (dalam bentuk seperti kaca). Selenium Kristal monoklinik
berwarna merah tua, sedangkan selenium Kristal heksagonal, yang merupakan jenis paling
stabil berwarna abu-abu metalik. Selenium menunjukkan sifat fotovoltaik, yakni mengubah
cahaya menjadi listrik, dan sifat fotokonduktif, yakni menunjukkan penurunan hambatan listrik
dengan meningkatkan cahaya dari luar (menjadi penghantar listrik ketika terpapar cahaya
dengan energy yang cukup). Sifat-sifat ini membuat selenium sangat berguna dalam produksi
fotosel dan exposuremeter untuk tujuan fotografi, seperti sel matahari. Dibawah titik cair,
selenium adalah semikonduktor tipe p dan memiliki banyak kegunaan dalam penerapan
elektronik. Selenium telah dikatakan non toksik, dan menjadi kebutuhan unsur yang penting
dalam jumlah sedikit. Namun asam selenida dan senyawa selenium lainnya adalah racun dan
reaksi fisiologisnya menyerupai arsen.

d. Telurium memiliki warna putih keperak-perakan, dan dalam keadaan murninya menunjukkan
kilau logam. Cukup rapuh dan bisa dihaluskan dengan mudah. Telurium amorf ditemukan
dengan pengendapan telurium dari larutan asam tellurat. Apakah bentuk dari senyawa ini
adalah amorf atau terbentuk dari kristal, masih menjadi bahan pertanyaan. Telurium adalah
semikonduktor tipe-p, danmenunjukkan daya hantar yang lebih tinggi pada arah tertentu,
tergantung pada sfat kerataan atom. Daya hantarnya bertambah sedikit ketika unsur ini terpapar
dengan sinar matahari. Telurium bisa diberi dopan perak, tembaga, emas, timah atau unsur
lainnya. Di udara, telurium terbakar dengan nyala biru kehijau-hijauan, membentuk senyawa
dioksida. Telurium cair mengkorosi besi, tembaga dan baja tahan karat. Ketika kristal, telurium
adalah putih keperakan dan ketika dalam keadaan murni memiliki kilau metalik. Hal ini rapuh
dan mudah dilumatkan metalloid. Amorf telurium ditemukan oleh pengendapan dari larutan
atau asam tellurous telurik (Te (OH) 6). Telurium adalah semikonduktor tipe-p yang
menunjukkan konduktivitas listrik yang lebih besar dalam arah tertentu tergantung pada
penyelarasan atom; konduktivitas sedikit meningkat ketika terkena cahaya (fotokonduktivitas).
Ketika dalam keadaan cair nya, telurium adalah korosif terhadap tembaga, besi dan stainless
steel.Telurium mengadopsi struktur polimer, yang terdiri dari zig-zag rantai atom Te. Bahan
ini tahan oksidasi abu-abu dengan udara dan terbang.

e. Polonium mengeluarkan kilau biru yang disebabkan eksitasi di sekitar gas. Polonium mudah
larut dalam asam encer, tapi hanya sedikit larut dalam basa. Garam polonium dari asam organik
terbakar dengan cepat; halida amina dapat mereduksi nya menjadi logam. Sifat kimia polonium
adalah mirip dengan telurium dan bismut. Polonium mudah larut dalam asam encer, tetapi
hanya sedikit larut dalam alkali. Telah dilaporkan bahwa beberapa mikroba dapat membentuk
senyawa methylate polonium oleh aksi methylcobalamin . Hal ini mirip dengan cara di mana
merkuri , selenium dan telurium merupakan alkohol pada makhluk hidup untuk menciptakan
senyawa organologam. Sebagai hasil ketika mempertimbangkan pembentukan senyawa
biokimia dari polonium harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa polonium akan
mengikuti jalur biokimia yang sama seperti selenium dan telurium.

 Kecenderungan sifat fisika dan kimia dari golongan VI A secara umum dapat disimpulkan sebagai
berikut ini:
 Titik didih dari atas ke bawah semakin bertanbah  Jari-jari atom dari atas ke bawah
 Densitas atom dari atas ke bawah semakin bertambah semakin bertambah
 Energi ionisasi dari atas ke bawah semakin berkurang  Keelektronegatifan atom dari atas
 Afinitas elektron dari atas ke bawah semakin bertambah ke bawah semakin berkurang
PROSES PEMBUATAN UNSUR GOLONGAN IV A

a. Oksigen

Oksigen dibuat secara industri dengan cara sulingan bertingkat udara cair dan elektrolisis
air. Di laboratorium, oksigen diperoleh dengan pemanasan camporan MnO2 dan H2SO,
pemanasan HgO, pemanasan KCL3, atau pemanasan peroksida.

b. Belerang

1. Proses Frasch, cadangan bawah tanah belerang biasanya terdapat pada kedalaman antara 150-
750 m dan tebalnya kira-kira 30 m. Pipa berdiameter 20 cm dimasukkan hingga ke dasar
endapan belerang. Pipa lain yang lebih kecil, berdiameter 10 cm dan lebih pendek dimasukkan
dalam pipa pertama. Pipa terakhir, bediameter 2,5 cm dimasukkan ke dalam pipa kedua. Pipa
terakhir mempunyai panjang setengah dari pipa pertama (lihat gambar di bawah ini).Mula-
mula air bersuhu 165oC dialirkan ke bawah melalui pipa pertama. Air panas ini akan
melelehkan belerang di sekitarnya dan mendorong cairan belerang naik melalui pipa. Air
bertekanan tinggi dipompa melalui pipa yang paling kecil, menghasilkan buih bermassa jenis
kecil yang akan naik ke permukaan tanah melewati pipa berukuran sedang. Buih ini
mengandung belerang, udara, dan air. Di permukaan tanah, campuran ini didinginkan dan
menghasilkan kristal belerang berwarna kuning dari cairannya yang berwarna ungu. Kristal
belerang dihancurkan dengan dinamit menjadi pecahan yang berukuran lebih kecil sehingga
mudah diangkut ke tempat lain.

2. Proses Claus, pada proses Claus mula-mula gas alam dialirkan dalam etanol amin,
HOCH2CH2NH2 dan terjadi reaksi:

HOCH2CH2NH2(l) + H2S(g) ⇆ HOCH2CH2NH3+ + HS-

Setelah dipisahkan, campuran kemudian dipanaskan sehingga H2S dilepaskan sebagai gas.
Gas ini kemudian dicampur dengan gas oksigen untuk membakar sepertiga H2S menjadi gas
SO2 dan air. Gas SO2 bereaksi dengan H2S sisa membentuk belerang dan air.

3. Pemanasan Pirit, pirit dipanaskan tanpa udara akan menyebabkan dekomposisi S22- menjadi
belerang dan FeS.

c. Selenium

Selenium diperoleh daari memanggang endapan hasil elektrolisis dengan soda atau asam
sulfat. Atau dengan meleburkan endapan tersebut dengan soda dan niter (mineral yang
mengandung kalium nitrat). Namun, dari sumber lainnya dikatakan bahwa selenium terjadi
secara alami di lingkungan. Sebagai salah satu elemen, selenium tidak dapat diciptakan ataupun
dihancurkan, meskipun selenium dapat berubah bentuk dalam lingkungan.

d. Telurium

Sumber utama telurium adalah dari lumpur anoda dihasilkan selama pemurnian secara
elektrolisa tembaga dari lecet. Ini adalah komponen dari debu ledakan tungku dari pemurnian
timah. 500 ton bijih tembaga pengobatan biasanya memproduksi satu pon (0,45 kg) telurium.
Telurium diproduksi terutama di Amerika Serikat, Peru, Jepang, dan Kanada. Untuk tahun 2006,
British Geological Survey memberikan nomor-nomor berikut: Amerika Serikat 50 t, 37 t Peru,
Jepang dan Kanada 11 24 t.

Deposisi anoda berisi selenides dan tellurides dari logam mulia dalam senyawa dengan
rumus M2Se atau M2Te (M = Cu, Ag, Au). Pada suhu 500 ° C anoda lumpur dipanggang dengan
karbonat natrium di bawah udara. Ion logam direduksi menjadi logam, sementara Telluride
diubah menjadi tellurite natrium.

Tellurites bisa kehabisan campuran dengan air dan biasanya hadir sebagai hydrotellurites
HTeO3-dalam larutan. Selenites juga terbentuk selama proses ini, tetapi mereka dapat dipisahkan
dengan menambahkan asam sulfat. Telurium hydrotellurites dioksida dikonversi menjadi larut
sementara selenites tinggal dalam larutan.

Pengurangan dengan logam dilakukan baik oleh elektrolisis atau dengan reaksi dioksida
telurium dengan belerang dioksida dalam asam sulfat.

e. Polonium

Logam polonium telah dibuat dari polonium hidroksida dan senyawa polonium dengan
adanya ammonia cair anhidrat atau ammonia cair pekat. Diketahui ada dua modifikasi alotrop.
Polonium-210 meluruh dengan memancarkan partikel alpha. 1mg polonium 210 memancarkan
partikel alpha sebagai radium-226 sebanyak 5 g. energy yang dilepaskan sangatlah besar yaitu
140 watt/g. Peluruhan isotop Radon -222 (Rn-222), memancarkan partikel alfa.
KELIMPAHAN DIALAM UNSUR GOLONGAN VI A

a. Oksigen (O)
Oksigen merupakan unsur paling melimpah ketiga di alam semesta berdasarkan masa dan unsur
paling melimpah di kerak bumi. Merupakan komponen paling umum ke-2 dalam atmosfir bumi. Di
sekitar kita banyak senyawa yang mengandung oksigen seperti air, batuan, tumbuhan dan hewan
serta tubuh manusia sendiri. Oksigen di alam terdapat dalam keadaan bebas dan dalam persenyawaan.
Dalam keadaan bebas merupakan molekul diatomik (O2). 20,94% dari komposisi udara di atmosfer
adalah Oksigen dan dalam tubuh manusia terdapat sekitar 60%. Dalam udara kering (merupakan
peringkat kedua terbanyak sesudah nitrogen). Sedang dalam bentuk persenyawaan oksigen terikat
pada senyawa-senyawa nitrat, sulfat, fosfat, dan juga dalam bijih oksida logam

b. Belerang (S)
Kelimpahan unsur belerang di alam ada yang ditemukan dalam keadaan bebas dan dalam bentuk
persenyawaan (senyawa sulfida dan sulfat). Dalam keadaan bebas banyak ditemukan di daerah
pegunungan vulkanik (dalam jumlah sedikit (0,06%) di kedalaman ≥ 100 m bawah tanah dalam
bentuk endapan. Senyawa belerang dalam bentuk sulfida misalnya Besi Sulfida (FeS), dan Seng
Sulfida (ZnS). Dalam bentuk senyawa sulfat seperti gips atau gypsum (CaSO4.2H2O), barit (BaSO4),
dan garam epson (MgSO4.7H2O). Belerang juga terdapat dalam gas alam seperti H2S dan SO2.
c. Selenium (Se)
Ditemukan dalam beberapa mineral yang cukup langka seperti kruksit dan klausthalit.
Penyebaran selenium dikerak bumi tidaklah merata. Hal ini juga umumnya ditemukan dibebatuan
dan tanah. Selenium tidak sering ditemukan di lingkungan dalam bentuk mendasar, tetapi biasanya
dikombinasikan dengan zat lain.

d. Telurium (Te)
Kadang-kadang dapat ditemukan di alam, tapi lebih sering sebagai senyawa tellurida dari emas
(kalaverit), dan bergabung dengan logam lainnya. Telurium didapatkan secara komersil dari lumpur
anoda yang dihasilkan selama proses pemurnian elektrolisis tembaga panas. Amerika Serikat,
Kanada, Peru dan Jepang adalah penghasil terbesar unsur ini. Ada 30 isotop telurium yang telah
dikenali, dengan massa atom berkisar antara 108 hingga 137. Telurium di alam hanya terdiri dari
delapan isotop. Telurium dan senyawanya kemungkinan beracun dan harus ditangani dengan hati-
hati. Hanya boleh terpapar dengan telurium dengan konsentrasi serendah 0.01 mg/m 3, atau lebih
rendah, dan pada konsentrasi ini telurium memiliki bau khas yang menyerupai bau bawang putih.

e. Polonium (Po)
Polonium adalah unsur alam yang sangat jarang. Dalam bijih uranium hanya mengandung sekitar
100 mikrogram unsur polonium per tonnya. Ketersediaan polonium hanya sekitar 0.2% dari radium.
Para ahli menemukan bahwa ketika menembak bismut alam (209bi) dengan neutron, diperoleh 210bi
yang merupakan induk polonium.
MANFAAT (KEGUNAAN) UNSUR GOLONGAN VI A

a. Oksigen
Setiap makhluk hidup pasti membutuhkan gas ini, rata - rata setiap kali kita bernafas
membutuhkan sekitar 2 liter oksigen. Di bidangIndustri oksigen digunakan pada pengolahan besi
menjadi baja di tanur terbuka (tanur oksigen) saat dicampur dengan bahan bakar, digunakan untuk
pengelasan, pemotongan, pemanasan dan penyepuhan; untuk membuat methanol, etilin oksida,
titanium dioksida dan untuk memperkaya udara tungku untuk pencairan tembaga, seng, dan
sebagainya; di pabrik kertas oksigen digunakan untuk memutihkan pulp, oksidasi dari cairan
limbah pekat dan pemurnian limbah.
b. Sulfur
Belerang adalah komponen serbuk mesiu dan digunakan dalam proses vulkanisasi karet
alam dan juga berperan sebagai fungisida. Belerang digunakan besar-besaran dalam pembuatan
pupuk fosfat. Asam Sulfat (H2SO4) digunakan untuk berbagai keperluan, seperti pembersih
logam, bahan baku industri dan sebagai cairan pengisi akumulator. Berton-ton belerang digunakan
untuk menghasilkan asam sulfat, bahan kimia yang sangat penting. Belerang juga digunakan untuk
pembuatan kertas sulfit dan kertas lainnya, untuk mensterilkan alat pengasap, dan untuk
memutihkan buah kering.
c. Selenium
Selenium digunakan dalam xerografi untuk memperbanyak salinan dokumen, surat dan
lain-lain. Juga digunakan oleh industri kaca untuk mengawawarnakan kaca dan untuk membuat
kaca dan lapisan email gigi yang berwarna rubi. Juga digunakan sebagai tinta fotografi dan sebagai
bahan tambahan baja tahan karat.
d. Telurium
 Telurium digunakan dalam tellurida kadmium (CdTe) sebagai panel surya. Panel surya CdTe
ini digunakan untuk mencapai beberapa efisiensi sel tertinggi dalam pembangkit listrik tenaga
surya. Produksi panel surya CdTe untuk komersial dilakukan oleh Perusahaan First Solar.
 Telurium digunakan untuk memperbaiki kemampuan tembaga dan baja agar tahan terhadap
karat untuk digunakan dalam permesinan.
 Penambahan telurium pada timbal dapat mengurangi reaksi korosi timbal oleh asam sulfat, dan
juga memperbaiki kekuatan dan kekerasannya.
 Telurium dapat digunakan untuk mengvulkanisir karet. Karet yang dihasilkan dengan cara ini
mengalami peningkatan ketahanan panas.
e. Polonium
 Digunakan untuk menghasilkan radiasi sinar alfa.
 Digunakan pada peralatan mesin cetak dan fotografi.
 Digunakan pada alat yang dapat mengionisasi udara untuk menghilangkan akumulasi muatan -
muatan listrik .
 Digunakan sebagai sumber panas yang ringan sebagai sumber energi termoelektrik pada satelit
angkasa.
DAMPAK UNSUR GOLONGAN VI A

a. Oksigen

 Oksigen Adalah Pensuport Pembakaran


Oksigen merupakan support pembakaran, dengan kelebihan oksigen, maka daya pembakar
menjadi lebih besar, itulah mengapa angin pembawa oksigen menjadi pembunuh nomor satu
belakangan ini di kota besar. Angin pembawa oksigen tersebut lantas membuat nyala api
semakin besar. Pada Konsentrasi 23 % dalam udara, situasi menjadi berbahaya terkait dengan
meningkatnya bahaya kebakaran.
 Oksigen Never Warning
Sifat dasar Gas Oksigen ini tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Sehingga
sulit bagi kita untuk mendeteksi kelebihan oksigen tanpa peralatan pendeteksi. Sehingga
ketika kita tidak was-was dalam mematik api, maka kejadian akan sangat fatal.
 Kekurangan Oksigen di dalam ruangan pun berbahaya. Karena sifat oksigen yang tidak
berwarna dan tidak berbau kekurangan oksigen tidak dapat di rasakan. Pada kondisi normal,
kita menghirup oksigen dan menghembuskan CO2. Akan tetapi dengan kandungan oksigen 0%
tarikan nafas yang kedua mengakibatkan kehilangan kesadaran tanpa adanya peringatan.
Secara cepat dapat mengakibatkan kematian.
b. Belerang
Belerang dioksida adalah zat berbahaya di atmosfer, sebagai pencemar udara. Gejala
kekurangan sulfur pada tanaman pada umumnya mirip kekurangan unsur nitrogen. misalnya
daun berwarna hijau mudah pucat hingga berwarna kuning, tanaman kurus dan kerdil,
perkembangannya lambat. Selain berguna untuk kehidupan, sulfur juga mempunyai dampak
yang berbahaya bagi kehidupan misalnya senyawa-senyawa belerang yang bertindak sebagai zat
pencemaran udara dan berbahaya seperti SO2 dan SO3.
Sulfur dioksida (SO2) adalah gas tidak berwarna. Berbau khas memerihkan mata dan dapat
merusak saluran pernapasan, sebab apabila terisap oleh pernapasan secara berlebihan akan
bereaksi dengan air dalam saluran pernapasan dan membentuk asam sulfit yang akan merusak
jaringan dan menimbulkan rasa sakit. Sulfur dioksida dapat terbentuk pada pembakaran batu
bara yang mengandung belerang, dan pemanggangan bijih sulfida. Sulfur dioksida dapat melarut
dengan baik dalam air. SO2(g) + H2O(l) → H2SO3 (aq). Sifat SO2 yang mudah larut dan
menghasilkan asam seperti dijelaskan di atas mengakibatkan persoalan lingkungan seperti
misalnya hujan asam.Terjadinya hujan asam yaitu dari pembakaran bahan bakar posil seperti
minyak dan batu bara akan di hasilkan NOx dan SOx juga partikel lain.
Polutan akan tinggal beberapa lama di udara dan kemudian musnah terdeposisi
kepermukaan bumi , selama polutan diudara, kualitas udara menurun yang dapat berakibat
langsung pada kesehatan manusia seperti sesak napas / gatal-gatal di kulit. Polutan seperti oksida
sulfur (SO2) dan dioksida nitrogen (NO2) melalui reaksi oksidasi dengan ozon akan berubah
menjadi (SO3) dan NO3 selanjutnya berubah menjadi senyawa sulfat dan senyawa nitrat.
Senyawa-senyawa tersebut akan berpindah dari atmosfer kepermukaan bumi melalui hujan dan
deposisi langsung sehingga di kenal dengan deposisi basah dan deposisi kering. Proses deposisi
basah terjadi dengan pembentukan awan dan akhirnya turun sebagai hujan salju atau kabut yang
mengandung asam. Deposisi asam yang terkandung dalam hujan dapat menggambarkan kondisi
keasaman air hujan dalam angka pH. Kategori angka pH mengindikasikan hujan basa atau asam.
Bila air hujan mempunyai nilai pH di bawah 5,6 di katakan telah terjadi hujan asam di daerah
tersebut.
Kerugian utama dari adanya sulfur adalah resiko korosi oleh asam sulfat yang terbentuk
selama dan sesudah pembakaran, dan pengembunan di cerobong asap, pemanas awal udara dan
economizer.
c. Selenium
Adapun bahaya dari Selenium antara lain sebagai berikut :
1. Toksisitas Kronis : toksisitas Selenium dapat menyebabkan gejala gastrointestinal, gangguan
neuromuskuler-psikiatri, perubahan dermatologi , disfungsi hati, disfungsi ginjal,
trombositopenia, dll.
2. Endokrin: efek awal keracunan selenium adalah gangguan fungsi endokrin, termasuk sintesis
hormon tiroid. Kekurangan Selenium juga dapat memperburuk gangguan tiroid yang
berkaitan dengan yodiumkekurangan.
3. Genitourinari : kadar selenium yang tinggi dapat menurunkan motilitas sperma.
4. Psikiatri: peneliti telah melaporkan selenium dengan kadar tinggi menyebabkan masalah
perilaku seperti lekas marah atau kelelahan pada anak.
5. Asam selenida pada konsentrasi 1.5 ppm tidak boleh ada dalam tubuh manusia.
6. Selenium dalam keadaan padat, dalam jumlah yang cukup dalam tanah, dapat memberikan
dampak yang fatal pada tanaman pakan hewan.
d. Telurium
Telurium dan senyawanya kemungkinan beracun dan harus ditangani hati-hati. Hanya boleh
terpapar dengan telurium dengan konsentrasi serendah 0,01 mg/m3atau lebih rendah, dan pada
konsentrasi ini telurium memiliki bau khas yang menyerupai bau bawang putih.

e. Polonium
Batas penyerapan polonium maksimum lewat jalan pernafasan yang masih diizinkan hanya
0.03 mikrocurie, yang sebanding dengan berat hanya 6.8 x 10-12 gram. Tingkat toksisitas
polonium ini sekitar 2.5 x 1011 kali daripada asam sianida. Sedangkan konsentrasi senyawa
polonium yang terlarut yang masih diizinkan adalah maksimal 2 x 10-11 mikrocurie/cm.
Kehadiran polonium dalam asap rokok telah dikenal sejak 1960-an. Beberapa perusahaan
terbesar di dunia tembakau diteliti cara menghapus substansi-untuk tidak menggunakan- selama
40 tahun tetapi tidak pernah dipublikasikan hasilnya. Radioaktif polonium-210 yang terkandung
dalam pupuk fosfat diserap oleh akar tanaman (seperti tembakau) dan disimpan dalam jaringan.
Tembakau tanaman yang dipupuk dengan fosfat alam yang mengandung polonium,-210 yang
memancarkan radiasi alpha diperkirakan menyebabkan kematian sekitar 11.700 kanker paru-
paru setiap tahun di seluruh dunia. Polonium juga ditemukan dalam rantai makanan, terutama di
laut.
DAFTAR PUSTAKA

Cotton dan Wilkinson, 1989, Kimia Anorganik Dasar, terjemahan Sahati Suharto, Penerbit UI
Press : Jakarta.

Hesloy L.B.dan P L. Robinson, 1961, Inorganic Chemistry, a guide to advance study, Elsevier
Publishing Company : London.

Greenwood, N.N dan Earnshaw, A, 1998, Chemistry of The Elements 2nd Edition, Pergamon Press :
England.

Lee, J.D, 1991, Concise Inorganic Chemistry 4th Edition, Chapman Hal Publishing : UK.

Miessler, G.L , Tarr, D.A, 1991, Inorganic Chemistry 3rd Edition, Pearson Prentice Hall : USA.

Redaksi chem-is-try.org, 2008, Selenium , http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/selenium/ ,


diakses tanggal 16 Mei 2012.

Redaksi chem-is-try.org, 2008, Sulfur, http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/sulfur/ , diakses


tanggal 16 Mei 2012.

Redaksi chem-is-try.org, 2008, Telurium, http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/telurium/ ,,


diakses tanggal 16 Mei 2012.

Redaksi chem-is-try.org, 2008, Polonium, http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/polonium/ ,


diakses tanggal 16 Mei 2012.

Saito, Taro, 1996, Kimia Anorganik, diterjemahkan oleh Prof. Dr. Ismunandar, Iwanami Shoten
Publisher : Japan.

Soetrisno, 2008, Oksigen, http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/oksigen/ , diakses tanggal 16


Mei 2012.

Utami, Budi, 2006, Sistem Periodik Unsur, Kegunaan, dan Kaitan dengan Aturan Aufbau,
, http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_sma1/kelas-2/sistem-periodik-unsur-kegunaan-
dan-kaitan-dengan-aturan-aufbau/ , diakses tanggal 16 Mei 2012.

Zumdahl, Steven dan Zumdahl, Susan, 2007, Chemistry Seventh Edition, Houghton Mifflin
Company : USA.

Anda mungkin juga menyukai