PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada beberapa hal yang mendasari pengelompokan unsur-unsur kimia yaitu sifat
logam, elektron valensi, dan jumlah kulit elektron. Berdasarkan sifat logamnya, unsur
kimia dikelompokan menjadi logam, semilogam, nonlogam, dan gas mulia. Berdasarkan
elektron valensinya unsur kimia dikelompokan menjadi golongan utama dan transisi.
Dimana golongan utama terdiri dari golongan, IA, IIA. IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA,dan
VIIIA. Adapun golongan tarnsisi dapat dibagi menjadi golongan transisi dalam,
lantanida dan aktinida. Berdasarkan jumlah kulit elektronyang dimilikinya, unsur kimia
dapat dikelompokan menjadi 7 periode yaitu periode 1 sampai 7.
Dalam hal ini, unsur-unsur periode ketiga memiliki sifat kimia dan sifat fisika
yang bervariasi. Unsur-unsur yang terdapat pada periode ketiga adalah Natrium (Na),
Magnesium (Mg), Aluminium (Al), Silikon (Si), Fosfor (P), Belerang (S), Klor (Cl), dan
Argon (Ar). Dari kiri (Natrium) sampai kanan (Argon), jari-jari unsur menyusut,
sedangkan energi ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan meningkat. Selain
itu, terjadi perubahan sifat unsur dari logam (Na, Mg, Al) menjadi
semilogam/metaloid(Si), nonlogam (P, S, Cl), dan gas mulia (Ar). Unsur logam
umumnya membentuk struktur kristalin, sedangkan unsur semilogam/metalloid
membentuk struktur molekul raksasa (makromolekul). Sementara, unsur nonlogam
cenderung membentuk struktur molekul sederhana. Sebaliknya,unsur gas mulia
cenderung dalam keadaan gas monoatomik. Variasi inilah yang menyebabkan unsur
periode ketiga dapat membentuk berbagai senyawa dengan sifat yang berbeda. Unsur-
unsur logam umumnya diperoleh sebagai biji logam dalam batuan. Alam Indonesia
sangat kayaakan sumber mineral bijih logam, karena itu perlu penguasaan teknologi
untuk mengolahnya menjadi logam yang dibutuhkan
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja kelimpahan dan sifat-sifat unsur periode 3?
2. Apa kegunaan dan bahaya dari unsur periode 3?
3. Bagaimana pembentukan unsur periode 3?
4. Bagaimana reaksi pada unsur periode 3?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kelimpahan dan sifat unsur periode 3
2. Untuk mengetahui kegunaan dan bahaya dari unsur periode 3
3. Untuk mengetahui pembentukan unsur periode 3.
4. Untuk mengetahui reaksi pada unsur periode 3.
ii
BAB II
PEMBAHASAN
Natrium atau sodium adalah unsur kimia dalam table periodik yang memiliki
simbol Na dan nomor atom 11. Natrium adalah logam reaktif yang lunak, keperakan,
dan seperti lilin yang termasuk ke logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa
alam (terutama halite). Natrium sangat reaktif, apinya berwarna kuning, beroksidasi
dalam udara, dan bereaksi kuat dengan air, sehingga harus disimpan dalam minyak.
Karena sangat reaktif, natrium hampir tidak pernah ditemukan dalam bentuk unsur
murni. Natrium banyak ditemukan di berbagai mineral logam misalnya sebagai NaCl,
amphibole, kriolit, soda niter, dan zeolit. Natrium juga merupakan elemen terbanyak
keempat di bumi, terkandung sebanyak 2,6% di kerak bumi. Natrium banyak terdapat di
bintang yang ada di luar angkasa berdasarkan spektra garis D-nya.
2. Magnesium (Mg)
3. Aluminium (Al)
Aluminum ialah unsur kimia dengan lambang Al dan nomor atom 13. Aluminium
ialah logam paling berlimpah. Unsur logam ini biasa dijumpai dalam kerak bumi yang
terdapat dalam batuan seperti felspar dan mika. Umumnya juga aluminium dalam bentuk
aluminium silikat dan campurannya dalam logam lain seperti natrium, kalium, furum,
kalsium & magnesium. Aluminium merupakan konduktor yang baik. Dapat ditempa
menjadi lembaran,ditarik menjadi kawat dan diekstrusi menjadi batangan dengan
bermacam-macam penampang. Aluminium juga tahan korosi karena adanya lapisan
oksida pada permukaan aluminium yang cepat terbentuk ketika permukaan logam Al
terpapar dengan oksigen diudara.
ii
4. Silikon (Si)
Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Si
dan nomor atom 14. Merupakan unsur terbanyak kedua di bumi. Senyawa yang dibentuk
bersifat paramagnetik. Unsur kimia ini dtemukan oleh Jöns Jakob Berzelius. Silikon
hampir 25.7% mengikut berat. Biasanya dalam bentuk silikon dioksida (silika) dan silikat.
Silikon sering digunakan untuk membuat serat optik dan dalam operasi plastik digunakan
untuk mengisi bagian tubuh pasien dalam bentuk silikone.
5. Fosfor (P)
Fosfor ialah zat yang dapat berpendar karena mengalami fosforesens (pendaran
yang terjadi walaupun sumber pengeksitasinya telah disingkirkan). Fosfor berupa
berbagai jenis senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka seperti zink sulfida
(ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan zink silikat (Zn2SiO4)yang dicampur
dengan mangan. Kegunaan fosfor yang paling umum ialah pada ragaan tabung sinar
katoda (CRT) dan lampu fluoresen, sementara fosfor dapat ditemukan pula pada berbagai
jenis mainan yang dapat berpendar dalam gelap (glow in the dark).
6. Sulfur (S)
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau
dan multivalent. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning.
Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral
sulfide dan sulfate. Sulfur adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam
dua asam amino. Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer namun juga dalam
bubuk mesiu, korek api, insektisida dan fungisida.
7. Klorin(Cl)
ii
Klor (bahasa Yunani: Chloros, "hijau pucat"), adalah unsur kimia dengan simbol
Cl dan nomor atom 17. Dalam tabel periodik, unsur ini termasuk kelompok halogen
(VIIA). Dalam bentuk ion klorida, unsur ini adalah pembentuk garam dan senyawa lain
yang tersedia di alam dalam jumlah yang sangat berlimpah dan diperlukan untuk
pembentukan hampir semua bentuk kehidupan, termasuk manusia. Dalam bentuk gas,
klorin berwarna kuning kehijauan, dan sangat beracun. Dalam bentuk cair atau padat,
klor sering digunakan sebagai oksidan, pemutih, atau desinfektan.
8. Argon (Ar)
Argon adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ar dan
nomor atom 18. Gas mulia ke-3, di periode 8, argon membentuk 1% dari atmosfer bumi.
Nama "argon" berasal dari kata Yunani αργον berarti "malas" atau "yang tidak aktif",
sebuah referensi untuk fakta bahwa elemen hampir tidak mengalami reaksi kimia. Oktet
lengkap (delapan elektron) di kulit atom terluar membuat argon stabil dan tahan terhadap
ikatan dengan unsur-unsur lainnya. Titik triple suhu 83,8058 K adalah titik tetap yang
menentukan dalam Skala Suhu Internasional 1990.
Berdasarkan tabel tersebut, kita dapat mengetahui bahwa dari kiri ke kanan,
jumlah elektron valensi semakin banyak, sedangkan jumlah kulitnya tetap. Akibatnya,
jari-jari atom semakin kecil sehingga semakin sukar melepaskan elektron (ionisasinya
semakin besar). Harga keelektronegatifan unsur periode ketiga dari kiri ke kanan semakin
besar dan sebaliknya, harga keelektropositifan semakin kecil. Unsur Na, Mg, Al, Si, P, S
berwujud padat pada suhu kamar karena unsur-unsur tersebut memiliki harga (t.l) dan
(t.d) di atas suhu ruangan (di atas 250C). Sedangkan unsur Cl dan Ar berwujud gas karena
memiliki (t.l) dan (t.d) di bawah suhu ruangan. Dalam periode ketiga, letak logam
disebelah kiri, makin ke kiri sifat logam semakin reaktif, Na >Mg> Al. Jadi Na paling
reaktif.
ii
Table potensial reduksi standart unsur-unsur periode ketiga :
Sifat Senyawa Na Mg Al Si P S Cl Ar
-2,711 -2,375 -1,706 -0,13 -0,276 -0,508 +1,358 -
Dari kiri ke kanan unsur periode ketiga memiliki harga potensial reduksi 5 standar
yang semakin positif sehingga sifat pereduksinya semakin berkurang dan sifat
pengoksidasinya semakin bertambah.
Natrium merupakan pereduksi yang reaktif terhadap air. Sifat pereduksi
magnesium lebih lemah dibandingkan natrium. Sehingga logam Mg hanya dapat bereaksi
dengan air panas.
Contoh :
2Na (5) + 2H O (l) 2Na OH (ag) + H2 (g)
Sedangkan silicon memiliki sifat pereduksi lebih lemah dibandingkan aluminium
sehingga silicon yang bereaksi dengan oksidator kuat, seperti oksigen dan klorin.
Contoh :
Si (5) + O2 (g) →Si O2 (5)
c. Sifat Asam-Basa
Sifat asam berkaitan dengan sifat non logam,sedangkan sifat basa berkaitan
dengan logam. Sifat basa atau sifat asam dari suatu unsur bergantung pada konfigurasi
electron dan harga ionisasi unsur - unsur tersebut.
1. Sifat Basa
Dari kiri ke kanan, unsur - unsur periode ketiga memiliki harga ionisasi
yang semakin besar sehingga semakin sukar melepas elektron. Penyebabnya
electron Dari unsur tersebut akan kurang tertarik kea rah atau oksigen sehingga
kecenderungan untuk membentuk ion OH menjadi berkurang.
Contoh :
M – OH→ M+ + OH-
Jadi, dari kiri kekanan sifat basa usnur periode ketiga semakin lemah.
2. Sifat Asam
Energi ionisasi unsur periode ketiga dari kiri ke kanan semakin besar
sehingga semakin mudah menarik electron dari atom oksigen. Jadi dari kiri ke kana
sifat asam unsur periode ketiga semakin kuat.
Contoh :
M – OH →MO- + H+
Senyawa asam unsur periode ketiga, yaitu : asam siukat (H2SiO3) asam
fosfat (H3DO4) asam sinfat (H2SO4) dan asam paklorat (HCO4). Senyawa
H2SiO3 merupakan asam sangat lemah sehingga mudah terurai menjadi senyawa
SiO2 dan H2O.
ii
Bahaya:
Jika natrium bercampur dengan air, akan bereaksi sangat cepat dan meledak! Jika
terjadi kontak dengan natrium hidroksida dalam keadaan kulit telanjang, akan
membentuk dan mulai larut melalui kulit.
b. Magnesium
Kegunaan:
Digunakan dalam proses produksi logam, kaca dan semen
Untuk membuat konstruksi pesawat,logamnya disebut magnulum
Pemisah sulfur dari besi dan baja
Bahaya:
Magnesium sangat mudah terbakar. Pada waktu terbakar, ia melepaskan kalor
yang sangat besar mencapai ribuan derajat. Cahaya yang dipancarkan sangat
menyilaukan dan dapat membutakan mata.
c. Alumunium
Kegunaan
Banyak digunakan dalam industry pesawat
Untuk membuat konstruksi bangunan
Digunakan dalam berbagai macam aloi
Bahaya:
Aluminium dapat merusak kulit, dalam bentuk bubuk dapat meledak di udara jika
dipanaskan , dan dalam bentuk Al2O3 jika di reaksikan dengan karbon akan
menyebabkan pemanasan global.
d. Silicon
Kegunaan:
Dipakai dalam pembuatan kaca
Terutama dipakai dalam pembuatan semi konduktor
Digunkan untuk membuat aloi bersama alumunium,magnesium dan tembaga
Bahaya:
Silikon yang digunakan untuk kecantikan wajah dapat menyebabkan kerusakan
bentuk wajah dan melumpuhkan beberapa otot wajah.
e. Fosfor
Kegunaan:
Untuk membuat asam fosfor
Untuk membuat dinding dan kepala korek api
Senyawa fosfor digunakan untuk produksi gelas pada lampu natrium
Bahaya:
Jika biji fosfor diolah menjadi fosfat dan larutan dalam air akan menyebabkan
terjadinya limbah radioaktif.
f. Sulfur
Kegunaan:
Dipakai sebagai bahan dasar asam sulfat
Digunakan dalam baterai
Dipakai pada fungisida dan pembuatan pupuk
Bahaya:
Sulfur dalam bentuk H2S sangat beracun dan dapat menyebabkan kematian,
sedangkan dalam bentuk H2SO4 dapat merusak kulit dan menyebabkan korosi.
g. Clorin
Kegunaan:
Digunakan untuk menghilangkan tinta dalam proses daur ulang kertas
Digunakan untuk membunuh bakteri pada air minum
ii
Dipakai dalam berbagai macam industry
Bahaya:
Klor mengiritasi sistem pernafasan. Bentuk gasnya mengiritasi lapisan lendir dan
bentuk cairnya bisa membakar kulit. Baunya dapat dideteksi pada konsentrasi sekecil
3.5 ppm dan pada konsentrasi 1000 ppm berakibat fatal setelah terhisap dalam-dalam.
h. Argon
Kegunaan:
Untuk membuat lapisan pelindung pada berbagai macam proses
Untuk mendeteksi sumber air tanah
Dipakai dalam roda mobil mewah
Bahaya:
Bila argon menggantikan oksigen diudara dapat menyebabkan sesak napas karena
udara yang mengandung oksigen kurang dari 16% sangat berbahaya.
b. Unsur Magnesium
Diperoleh dengan cara elektrolisis lelehan magnesium klorida. Sekarang ini, Mg
juga dapat diperoleh dari air. Selain itu Mg diperoleh juga dari reduksi MgO dengan
karbon.
c. Unsur Aluminium
Diperoleh dari elektrolisis bauksit yang dilarutkan dalam kriolit cair. Proses ini
dikenal dengan proses Hall. Pada proses ini bauksit ditempatkan dalam tangki baja yang
dilapisi karbon dan berfungsi sebagai katode. Adapun anode berupa batang-batang
karbon yang dicelupkan dalam campuran.
d. Unsur Silikon
Dapat dibuat dari reduksi SiO2 murni dengan serbuk aluminium pada suhu
tinggi.
e. Unsur Fosfor
Diperoleh melalui reaksi batuan fosfat dengan batu bara dan pasir dalam
pembakaran listrik. Fosfor didistilasi dan terkondensasi di bawah air sebagai P4.
f. Unsur Sulfur
Cara untuk mengekstrak belerang yang dikenal dengan cara Frasch. Pada proses
ini pipa logam berdiameter 15 cm yang memiliki dua pipa konsentrik yang lebih kecil
ditanam sampai menyentuh lapisan belerang. Uap air yang sangat panas dipompa dan
dimasukkan melalui pipa luar, sehingga belerang meleleh, selanjutnya dimasukkan udara
bertekanan tinggi melalui pipa terkecil, sehingga terbentuk busa belerang yang keluar
mencapai 99,5%.
g. Unsur Klor
Diperoleh dari garam klorida dengan mereaksikan zat oksidator atau lebih sering
dengan proses elektrolisis.
ii
h. Unsur Argon
Dihasilkan dari penyulingan bertingkat udara cair karena atmosfer mengandung
0.94% Argon.
ii
5. Fosfor
Fosfor putih terbakar di dalam klor menghasilkan campuran dua klorida. Fosfor
(III) klorida dan fosfor (V) klorida (fosfor triklorida dan fosfor pentaklorida).
Fosfor (III) klorida adalah cairan tak berwarna yang berasap.
Fosfor (V) klorida adalah padatan putih (hampir kuning).
6. Sulfur
Jika aliran klor dilewatkan di atas sulfur yang dipanaskan, akan bereaksi
menghasilkan cairan berwarna jingga dengan bau tak sedap, disulfur diklorida,
S2Cl2.
2. Magnesium Oksida
Magnesium juga bereaksi hebat dengan udara (terutama gas oksigen)
menghasilkan nyala berwarna putih terang yang disertai dengan pembentukan
oksida berwarna putih.
2 Mg(s) + O2(g) ——> 2 MgO(s)
3. Aluminium Oksida
Alumunium akan terbakar dalam oksigen jika bentuknya serbuk,
sebaliknya lapisan oksidanya yang kuat pada alumunium cenderung
menghambat reaksi. Jika kita taburkan serbuk alumunium ke dalam nyala
bunsen, maka akan kita dapatkan percikan. Alumunium oksida yang
berwana putih akan terbentuk. Oksida ini berwarna putih.
Al(s) + 3 O2(g) ——> 2 Al2O3(s)
ii
7. Klor (VII) Oksida dan Argon
Walaupun memiliki beberapa oksida, klor tidak langsung bereaksi dengan
oksigen.
Cl2(g) + 7 O2(g) ——> 2 Cl2O7(g)
8. Argon
Argon tidak bereaksi dengan oksigen.
ii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur periode ketiga dapat
dikelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam satu golongan, yaitu
golongan A (golongan utama). Selain itu, unsur-unsur periode ketiga dapat
dikelompokkan menjadi unsur logam, nonlogam, semilogam, dan gas mulia. Dalam
kehidupan sehari-hari, unsur-unsur periode ketiga banyak membantu kita dalam
melaksanakan kegiatan. Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia
karena semua benda yang ada di alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam
bentuk logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa
dipungkiri, selain memberikan manfaat, unsur-unsur periode ketiga memberikan
dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan dampak dari
unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari sifat
yang dimiliki unsur-unsur tersebut.
B. Saran
Saran yang kami dapat berikan bagi pembaca yang senang dengan bahan-bahan
kimia, lebih baik anda lebih waspada dengan unsur-unsur yang belum anda kuasai.
Ketelitian itu penting dalam hal ini karna kesalahan kecil yang anda lakukan dapat
membuat kerusakan besar pada anda ataupun lingkungan anda. Jangan hanya
membaca dari satu sumber saja, karna ilmu pengetahuan terus berkembang setiap
waktunya.
ii
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Sutresna, Nana dan Sustrinawati, Riani. 2006. Kimia untuk Kelas XII IPA Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah.Bandung: Grafindo Media Pratama
http://sunardi.blogspot.com/2009/09/makala-unsurperodeke3.html.
http:/purba.blogspot.com/2012/11/unsur-unsurperiode3.html.
http://chemistry35.blogspot.com/2011/10/unsur-unsur-periode-ketiga-periode-3.html
ii
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat Karunia-Nya penulis dapat
Dalam penyusunan makalah ini, kami selaku penulis tidak lupa mengucapkan
banyak terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas
makalah ini sehinggga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dan tidak
lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Guru Pembimbing yang telah membimbing
penulis.
Dalam penyusunan makalah ini penulis berharap semoga makalah ini dapat
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 2
A. Kelimpahan dan Sifat-Sifat Unsur Periode 3............................ 2
B. Sifat-Sifat Unsur Periode 3........................................................ 4
C. Sifat Kimia Unsur Periode Ketiga............................................. 4
D. Kegunaan dan Bahaya dari Unsur Periode 3............................. 5
E. Pembentukan Unsur Periode 3................................................... 7
F. Reaksi pada Unsur Periode 3..................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 12
ii