Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ada beberapa hal yang mendasari pengelompokan unsur-unsur kimia yaitu sifat
logam, elektron valensi, dan jumlah kulit elektron. Berdasarkan sifat logamnya, unsur
kimia dikelompokan menjadi logam, semilogam, nonlogam, dan gas mulia. Berdasarkan
elektron valensinya unsur kimia dikelompokan menjadi golongan utama dan transisi.
Dimana golongan utama terdiri dari golongan, IA, IIA. IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA,dan
VIIIA. Adapun golongan tarnsisi dapat dibagi menjadi golongan transisi dalam,
lantanida dan aktinida. Berdasarkan jumlah kulit elektronyang dimilikinya, unsur kimia
dapat dikelompokan menjadi 7 periode yaitu periode 1 sampai 7.

Dalam hal ini, unsur-unsur periode ketiga memiliki sifat kimia dan sifat fisika
yang bervariasi. Unsur-unsur yang terdapat pada periode ketiga adalah Natrium (Na),
Magnesium (Mg), Aluminium (Al), Silikon (Si), Fosfor (P), Belerang (S), Klor (Cl), dan
Argon (Ar). Dari kiri (Natrium) sampai kanan (Argon), jari-jari unsur menyusut,
sedangkan energi ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan meningkat. Selain
itu, terjadi perubahan sifat unsur dari logam (Na, Mg, Al) menjadi
semilogam/metaloid(Si), nonlogam (P, S, Cl), dan gas mulia (Ar). Unsur logam
umumnya membentuk struktur kristalin, sedangkan unsur semilogam/metalloid
membentuk struktur molekul raksasa (makromolekul). Sementara, unsur nonlogam
cenderung membentuk struktur molekul sederhana. Sebaliknya,unsur gas mulia
cenderung dalam keadaan gas monoatomik. Variasi inilah yang menyebabkan unsur
periode ketiga dapat membentuk berbagai senyawa dengan sifat yang berbeda. Unsur-
unsur logam umumnya diperoleh sebagai biji logam dalam batuan. Alam Indonesia
sangat kayaakan sumber mineral bijih logam, karena itu perlu penguasaan teknologi
untuk mengolahnya menjadi logam yang dibutuhkan

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja kelimpahan dan sifat-sifat unsur periode 3?
2. Apa kegunaan dan bahaya dari unsur periode 3?
3. Bagaimana pembentukan unsur periode 3?
4. Bagaimana reaksi pada unsur periode 3?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kelimpahan dan sifat unsur periode 3
2. Untuk mengetahui kegunaan dan bahaya dari unsur periode 3
3. Untuk mengetahui pembentukan unsur periode 3.
4. Untuk mengetahui reaksi pada unsur periode 3.

ii
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kelimpahan dan Sifat-Sifat Unsur Periode 3


a. Kelimpahan Unsur Periode 3
1. Natrium (Na)

Natrium atau sodium adalah unsur kimia dalam table periodik yang memiliki
simbol Na dan nomor atom 11. Natrium adalah logam reaktif yang lunak, keperakan,
dan seperti lilin yang termasuk ke logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa
alam (terutama halite). Natrium sangat reaktif, apinya berwarna kuning, beroksidasi
dalam udara, dan bereaksi kuat dengan air, sehingga harus disimpan dalam minyak.
Karena sangat reaktif, natrium hampir tidak pernah ditemukan dalam bentuk unsur
murni. Natrium banyak ditemukan di berbagai mineral logam misalnya sebagai NaCl,
amphibole, kriolit, soda niter, dan zeolit. Natrium juga merupakan elemen terbanyak
keempat di bumi, terkandung sebanyak 2,6% di kerak bumi. Natrium banyak terdapat di
bintang yang ada di luar angkasa berdasarkan spektra garis D-nya.

2. Magnesium (Mg)

Magnesium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki


simbol Mg dan nomor atom 12 serta berat atom 24,31. Magnesium adalah elemen
terbanyak kedelapan yang membentuk 2% berat kulit bumi, serta merupakan unsur
terlarut ketiga terbanyak pada air laut. Magnesium (Mg) banyak dijumpai di alam pada
lapisan-lapisan batuan dalam bentuk mineral seperti dolomit (CaCO3.MgCO3),
magnesit (MgCO3), & epsomit (MgSO4.7H2O).

3. Aluminium (Al)

Aluminum ialah unsur kimia dengan lambang Al dan nomor atom 13. Aluminium
ialah logam paling berlimpah. Unsur logam ini biasa dijumpai dalam kerak bumi yang
terdapat dalam batuan seperti felspar dan mika. Umumnya juga aluminium dalam bentuk
aluminium silikat dan campurannya dalam logam lain seperti natrium, kalium, furum,
kalsium & magnesium. Aluminium merupakan konduktor yang baik. Dapat ditempa
menjadi lembaran,ditarik menjadi kawat dan diekstrusi menjadi batangan dengan
bermacam-macam penampang. Aluminium juga tahan korosi karena adanya lapisan
oksida pada permukaan aluminium yang cepat terbentuk ketika permukaan logam Al
terpapar dengan oksigen diudara.

ii
4. Silikon (Si)

Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Si
dan nomor atom 14. Merupakan unsur terbanyak kedua di bumi. Senyawa yang dibentuk
bersifat paramagnetik. Unsur kimia ini dtemukan oleh Jöns Jakob Berzelius. Silikon
hampir 25.7% mengikut berat. Biasanya dalam bentuk silikon dioksida (silika) dan silikat.
Silikon sering digunakan untuk membuat serat optik dan dalam operasi plastik digunakan
untuk mengisi bagian tubuh pasien dalam bentuk silikone.

5. Fosfor (P)

Fosfor ialah zat yang dapat berpendar karena mengalami fosforesens (pendaran
yang terjadi walaupun sumber pengeksitasinya telah disingkirkan). Fosfor berupa
berbagai jenis senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka seperti zink sulfida
(ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan zink silikat (Zn2SiO4)yang dicampur
dengan mangan. Kegunaan fosfor yang paling umum ialah pada ragaan tabung sinar
katoda (CRT) dan lampu fluoresen, sementara fosfor dapat ditemukan pula pada berbagai
jenis mainan yang dapat berpendar dalam gelap (glow in the dark).

6. Sulfur (S)

Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau
dan multivalent. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning.
Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral
sulfide dan sulfate. Sulfur adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam
dua asam amino. Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer namun juga dalam
bubuk mesiu, korek api, insektisida dan fungisida.

7. Klorin(Cl)

ii
Klor (bahasa Yunani: Chloros, "hijau pucat"), adalah unsur kimia dengan simbol
Cl dan nomor atom 17. Dalam tabel periodik, unsur ini termasuk kelompok halogen
(VIIA). Dalam bentuk ion klorida, unsur ini adalah pembentuk garam dan senyawa lain
yang tersedia di alam dalam jumlah yang sangat berlimpah dan diperlukan untuk
pembentukan hampir semua bentuk kehidupan, termasuk manusia. Dalam bentuk gas,
klorin berwarna kuning kehijauan, dan sangat beracun. Dalam bentuk cair atau padat,
klor sering digunakan sebagai oksidan, pemutih, atau desinfektan.

8. Argon (Ar)

Argon adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ar dan
nomor atom 18. Gas mulia ke-3, di periode 8, argon membentuk 1% dari atmosfer bumi.
Nama "argon" berasal dari kata Yunani αργον berarti "malas" atau "yang tidak aktif",
sebuah referensi untuk fakta bahwa elemen hampir tidak mengalami reaksi kimia. Oktet
lengkap (delapan elektron) di kulit atom terluar membuat argon stabil dan tahan terhadap
ikatan dengan unsur-unsur lainnya. Titik triple suhu 83,8058 K adalah titik tetap yang
menentukan dalam Skala Suhu Internasional 1990.

B. Sifat-Sifat Unsur Periode 3

1. Sifat Fisik Unsur Periode Ketiga


Data sifat periodic unsur-unsur periode ketiga
Sifat Senyawa Na Mg Al Si P S Cl Ar
Nomor atom 11 12 13 14 15 16 17 18
Elektron valensi 35 352 3523p1 352p32 3523p3 3523p4 3523p5 3523p6
Jari-jari atom 1,86 1,60 1,43 1,17 1,10 1,04 0,99 0,97
Energi ionisasi(Kj/ma) 495,8 737,7 577,6 786,4 1011,7 999,6 1251,1 1520,4
Keelektronegatifan 0,93 1,31 1,61 1,90 2,19 2,58 3,16 -
Titik leleh (0C) 97,81 648,8 660,37 1,410 44,1 119,0 -100,98 -189,2
Titik didih 903,8 1,105 2467 2,355 280 44,67 -34,6 -185,7
Sifat Senyawa Na Mg Al Si P S Cl Ar

Berdasarkan tabel tersebut, kita dapat mengetahui bahwa dari kiri ke kanan,
jumlah elektron valensi semakin banyak, sedangkan jumlah kulitnya tetap. Akibatnya,
jari-jari atom semakin kecil sehingga semakin sukar melepaskan elektron (ionisasinya
semakin besar). Harga keelektronegatifan unsur periode ketiga dari kiri ke kanan semakin
besar dan sebaliknya, harga keelektropositifan semakin kecil. Unsur Na, Mg, Al, Si, P, S
berwujud padat pada suhu kamar karena unsur-unsur tersebut memiliki harga (t.l) dan
(t.d) di atas suhu ruangan (di atas 250C). Sedangkan unsur Cl dan Ar berwujud gas karena
memiliki (t.l) dan (t.d) di bawah suhu ruangan. Dalam periode ketiga, letak logam
disebelah kiri, makin ke kiri sifat logam semakin reaktif, Na >Mg> Al. Jadi Na paling
reaktif.

C. Sifat Kimia Unsur Periode Ketiga


Unsur – unsur periode ketiga memiliki keteraturan sifat secara berurutan dari kiri
kekanan sebagai berikut :
a. Sifat Pereduksi dan Sifat Pengoksidasi
Sifat pereduksi semakin bertambah, sedangkan sifat pengoksidasi unsur - unsur
periode ke tiga ini dapat anda lihat dari harga potensial reduksinya.

ii
Table potensial reduksi standart unsur-unsur periode ketiga :
Sifat Senyawa Na Mg Al Si P S Cl Ar
-2,711 -2,375 -1,706 -0,13 -0,276 -0,508 +1,358 -
Dari kiri ke kanan unsur periode ketiga memiliki harga potensial reduksi 5 standar
yang semakin positif sehingga sifat pereduksinya semakin berkurang dan sifat
pengoksidasinya semakin bertambah.
Natrium merupakan pereduksi yang reaktif terhadap air. Sifat pereduksi
magnesium lebih lemah dibandingkan natrium. Sehingga logam Mg hanya dapat bereaksi
dengan air panas.
Contoh :
2Na (5) + 2H O (l) 2Na OH (ag) + H2 (g)
Sedangkan silicon memiliki sifat pereduksi lebih lemah dibandingkan aluminium
sehingga silicon yang bereaksi dengan oksidator kuat, seperti oksigen dan klorin.

Contoh :
Si (5) + O2 (g) →Si O2 (5)

b. Sifat Logam dan Nonlogam


Unsur-unsur periode ketiga, seperti Na, Mg, dan Al merupakan unsur logam,
sedangkan unsur-unsur P, S, dan Cl merupakan unsur nonlogam. Adapun Si
merupakan unsur yang memiliki sifat peralihan antara unsur logam dan nonlogam
sehingga disebut unsur metalloid (semi logam). Argon (Ar) termasuk golongan gas
mulia yang bersifat insert (sulit bereaksi).

c. Sifat Asam-Basa
Sifat asam berkaitan dengan sifat non logam,sedangkan sifat basa berkaitan
dengan logam. Sifat basa atau sifat asam dari suatu unsur bergantung pada konfigurasi
electron dan harga ionisasi unsur - unsur tersebut.

1. Sifat Basa
Dari kiri ke kanan, unsur - unsur periode ketiga memiliki harga ionisasi
yang semakin besar sehingga semakin sukar melepas elektron. Penyebabnya
electron Dari unsur tersebut akan kurang tertarik kea rah atau oksigen sehingga
kecenderungan untuk membentuk ion OH menjadi berkurang.
Contoh :
M – OH→ M+ + OH-
Jadi, dari kiri kekanan sifat basa usnur periode ketiga semakin lemah.

2. Sifat Asam
Energi ionisasi unsur periode ketiga dari kiri ke kanan semakin besar
sehingga semakin mudah menarik electron dari atom oksigen. Jadi dari kiri ke kana
sifat asam unsur periode ketiga semakin kuat.
Contoh :
M – OH →MO- + H+
Senyawa asam unsur periode ketiga, yaitu : asam siukat (H2SiO3) asam
fosfat (H3DO4) asam sinfat (H2SO4) dan asam paklorat (HCO4). Senyawa
H2SiO3 merupakan asam sangat lemah sehingga mudah terurai menjadi senyawa
SiO2 dan H2O.

D. Kegunaan dan Bahaya dari Unsur Periode 3


a. Natrium
Kegunaan:
 Dipakai dalam pembuatan ester
 NaCl digunakan oleh hamper seluruh makhluk hidup
 Na-benzoat dipakai dalam pengawetan makanan

ii
Bahaya:
Jika natrium bercampur dengan air, akan bereaksi sangat cepat dan meledak! Jika
terjadi kontak dengan natrium hidroksida dalam keadaan kulit telanjang, akan
membentuk dan mulai larut melalui kulit.

b. Magnesium
Kegunaan:
 Digunakan dalam proses produksi logam, kaca dan semen
 Untuk membuat konstruksi pesawat,logamnya disebut magnulum
 Pemisah sulfur dari besi dan baja
Bahaya:
Magnesium sangat mudah terbakar. Pada waktu terbakar, ia melepaskan kalor
yang sangat besar mencapai ribuan derajat. Cahaya yang dipancarkan sangat
menyilaukan dan dapat membutakan mata.

c. Alumunium
Kegunaan
 Banyak digunakan dalam industry pesawat
 Untuk membuat konstruksi bangunan
 Digunakan dalam berbagai macam aloi
Bahaya:
Aluminium dapat merusak kulit, dalam bentuk bubuk dapat meledak di udara jika
dipanaskan , dan dalam bentuk Al2O3 jika di reaksikan dengan karbon akan
menyebabkan pemanasan global.

d. Silicon
Kegunaan:
 Dipakai dalam pembuatan kaca
 Terutama dipakai dalam pembuatan semi konduktor
 Digunkan untuk membuat aloi bersama alumunium,magnesium dan tembaga
Bahaya:
Silikon yang digunakan untuk kecantikan wajah dapat menyebabkan kerusakan
bentuk wajah dan melumpuhkan beberapa otot wajah.

e. Fosfor
Kegunaan:
 Untuk membuat asam fosfor
 Untuk membuat dinding dan kepala korek api
 Senyawa fosfor digunakan untuk produksi gelas pada lampu natrium
Bahaya:
Jika biji fosfor diolah menjadi fosfat dan larutan dalam air akan menyebabkan
terjadinya limbah radioaktif.

f. Sulfur
Kegunaan:
 Dipakai sebagai bahan dasar asam sulfat
 Digunakan dalam baterai
 Dipakai pada fungisida dan pembuatan pupuk
Bahaya:
Sulfur dalam bentuk H2S sangat beracun dan dapat menyebabkan kematian,
sedangkan dalam bentuk H2SO4 dapat merusak kulit dan menyebabkan korosi.

g. Clorin
Kegunaan:
 Digunakan untuk menghilangkan tinta dalam proses daur ulang kertas
 Digunakan untuk membunuh bakteri pada air minum

ii
 Dipakai dalam berbagai macam industry
Bahaya:
Klor mengiritasi sistem pernafasan. Bentuk gasnya mengiritasi lapisan lendir dan
bentuk cairnya bisa membakar kulit. Baunya dapat dideteksi pada konsentrasi sekecil
3.5 ppm dan pada konsentrasi 1000 ppm berakibat fatal setelah terhisap dalam-dalam.

h. Argon
Kegunaan:
 Untuk membuat lapisan pelindung pada berbagai macam proses
 Untuk mendeteksi sumber air tanah
 Dipakai dalam roda mobil mewah
Bahaya:
Bila argon menggantikan oksigen diudara dapat menyebabkan sesak napas karena
udara yang mengandung oksigen kurang dari 16% sangat berbahaya.

E. Pembentukan Unsur Periode 3


a. Unsur Natrium
Diperoleh dengan cara elektrolisis NaCl yang dicairkan dengan katode besi dan
anode karbon. Sel yang digunakan adalah sel Downs. Natrium cair terbentuk pada
katode, selanjutnya dialirkan dan ditampung dalam wadah berisi minyak tanah. Dalam
proses ini bejana elektrolisis dipanaskan dari luar dan dijaga agar natrium yang
terbentuk tidak bersinggungan dengan udara, karena akan terbakar. Hasil samping
elektrolisis ini adalah klorin.

b. Unsur Magnesium
Diperoleh dengan cara elektrolisis lelehan magnesium klorida. Sekarang ini, Mg
juga dapat diperoleh dari air. Selain itu Mg diperoleh juga dari reduksi MgO dengan
karbon.

c. Unsur Aluminium
Diperoleh dari elektrolisis bauksit yang dilarutkan dalam kriolit cair. Proses ini
dikenal dengan proses Hall. Pada proses ini bauksit ditempatkan dalam tangki baja yang
dilapisi karbon dan berfungsi sebagai katode. Adapun anode berupa batang-batang
karbon yang dicelupkan dalam campuran.

d. Unsur Silikon
Dapat dibuat dari reduksi SiO2 murni dengan serbuk aluminium pada suhu
tinggi.

e. Unsur Fosfor
Diperoleh melalui reaksi batuan fosfat dengan batu bara dan pasir dalam
pembakaran listrik. Fosfor didistilasi dan terkondensasi di bawah air sebagai P4.

f. Unsur Sulfur
Cara untuk mengekstrak belerang yang dikenal dengan cara Frasch. Pada proses
ini pipa logam berdiameter 15 cm yang memiliki dua pipa konsentrik yang lebih kecil
ditanam sampai menyentuh lapisan belerang. Uap air yang sangat panas dipompa dan
dimasukkan melalui pipa luar, sehingga belerang meleleh, selanjutnya dimasukkan udara
bertekanan tinggi melalui pipa terkecil, sehingga terbentuk busa belerang yang keluar
mencapai 99,5%.

g. Unsur Klor
Diperoleh dari garam klorida dengan mereaksikan zat oksidator atau lebih sering
dengan proses elektrolisis.

ii
h. Unsur Argon
Dihasilkan dari penyulingan bertingkat udara cair karena atmosfer mengandung
0.94% Argon.

F. Reaksi pada Unsur Periode 3


a. Reaksi dengan Air
1. Natrium
Natrium mengalami reaksi yang sangat eksoterm dengan air dingin
menghasilkan hidrogen dan larutan NaOH yang tak berwarna.
2. Magnesium
Magnesium mengalami reaksi yang sangat lambat dengan air dingin,
tetapi terbakar dalam uap air. Lempeng magnesium yang sangat bersih
dimasukkan ke dalam air dingin akhirnya akan tertutup oleh gelembung gas
hidrogen yang akan mengapungkan lempeng magnesium ke permukaan.
Magnesium hidroksida akan terbentuk sebagai lapisan pada lempengan
magnesium dan ini cenderung akan menghentikan reaksi.
Magnesium terbakar dalam uap air dengan nyala putih yang khas
membentuk magnesium oksida dan hidrogen.
3. Aluminium
Serbuk alumunium dipanaskan dalam uap air menghasilkan hidrogen dan
alumunium oksida. Reaksinya berlangsung relatif lambat karena adanya lapisan
alumunium oksida pada logamnya, membentuk oksida yang lebih banyak selama
reaksi.
4. Silikon
Umumnya silikon abu-abu yang berkilat dengan keadaan agak seperti
logam hampir tidak reaktif.
Banyak sumber menyatakan bahwa bentuk silikon ini bereaksi dengan
uap air pada suhu tinggi menghasilkan silikon dioksida dan hidrogen. Tapi juga
mungkin untuk membuatnya menjadi bentuk silikon yang lebih reaktif yang akan
bereaksi dengan air dingin menghasilkan produk yang sama.
5. Fosfor dan sulfur
Fosfor dan sulfur tidak bereaksi dengan air.
6. Klor
Klor dapat larut dalam air untuk beberapa tingkat membentuk larutan
berwarna hijau. Terjadi reaksi reversibel (dapat balik) menghasilkan asam klorida
dan asam hipoklorit.
7. Argon
Argon tidak bereaksi dengan air

b. Reaksi dengan Klor


1. Natrium
Natrium terbakar dalam klor dengan nyala jingga menyala. Padatan NaCl akan
terbentuk.
2. Magnesium
Magnesium terbakar dengan nyala putih yang kuat menghasilkan magnesium
klorida.
3. Aluminium
Alumunium seringkali bereaksi dengan klor dengan melewatkan klor kering di
atas alumunium foil yang dipanaskan sepanjang tabung. Alumunium terbakar
dalam aliran klor menghasilkan alumunium klorida yang kuning sangat pucat.
Alumunium klorida ini dapat menyublim (berubah dari padatan ke gas dan
kembali lagi) dan terkumpul di bagian bawah tabung saat didinginkan.
4. Silikon
Jika klor dilewatkan di atas serbuk silikon yang dipanaskan di dalam tabung,
akan bereaksi menghasilkan silikon tetraklorida. Silikon tetraklorida adalah cairan
yang tak berwarna yang berasap dan dapat terkondensasi.

ii
5. Fosfor
Fosfor putih terbakar di dalam klor menghasilkan campuran dua klorida. Fosfor
(III) klorida dan fosfor (V) klorida (fosfor triklorida dan fosfor pentaklorida).
Fosfor (III) klorida adalah cairan tak berwarna yang berasap.
Fosfor (V) klorida adalah padatan putih (hampir kuning).

6. Sulfur
Jika aliran klor dilewatkan di atas sulfur yang dipanaskan, akan bereaksi
menghasilkan cairan berwarna jingga dengan bau tak sedap, disulfur diklorida,
S2Cl2.

7. Klor dan Argon


Tidak bermanfaat bila kita membicarakan klor bereaksi dengan klor lagi dan
argon tidak bereaksi dengan klor.
a. Reaksi dengan Oksida
Unsur-unsur periode ketiga dapat membentuk oksida melalui reaksi pembakaran
dengan gas oksigen. Reaksi yang terjadi pada masing-masing unsur adalah sebagai
berikut :
1. Natrium Oksida
Natrium mengalami reaksi hebat dengan oksigen. Logam Natrium yang
terpapar di udara dapat bereaksi spontan dengan gas oksigen membentuk
oksida berwarna putih yang disertai nyala berwarna kuning.
4 Na(s) + O2(g) ——> 2 Na2O(s)

2. Magnesium Oksida
Magnesium juga bereaksi hebat dengan udara (terutama gas oksigen)
menghasilkan nyala berwarna putih terang yang disertai dengan pembentukan
oksida berwarna putih.
2 Mg(s) + O2(g) ——> 2 MgO(s)

3. Aluminium Oksida
Alumunium akan terbakar dalam oksigen jika bentuknya serbuk,
sebaliknya lapisan oksidanya yang kuat pada alumunium cenderung
menghambat reaksi. Jika kita taburkan serbuk alumunium ke dalam nyala
bunsen, maka akan kita dapatkan percikan. Alumunium oksida yang
berwana putih akan terbentuk. Oksida ini berwarna putih.
Al(s) + 3 O2(g) ——> 2 Al2O3(s)

4. Silikon Oksida (Silika)


Si(s) + O2(g) ——> SiO2(s)

5. Fosfor (V) Oksida


Fosfor putih secara spontan menangkap api di udara, terbakar dengan nyala
putih dan menghasilkan asap putih campuran fosfor (III) oksida dan fosfor
(V) oksida.

6. Sulfur / Belerang Dioksida dan Belerang Trioksida


Padatan Belerang mudah terbakar di udara saat dipanaskan dan akan
menghasilkan gas Belerang Dioksida (SO2). Oksida ini dapat direaksikan
lebih lanjut dengan gas oksigen berlebih yang dikatalisis oleh Vanadium
Pentaoksida (V2O5) untuk menghasilkan gas Belerang Trioksida (SO3).
Sulfur terbakar di udara atau oksigen dengan pemanasan perlahan dengan
nyala biru pucat. Ini menghasilkan gas sulfur dioksida yang tak berwarna.
S(s) + O2(g) ——>SO2(g)
2SO2(g) + O2(g) ——> 2SO3(g)

ii
7. Klor (VII) Oksida dan Argon
Walaupun memiliki beberapa oksida, klor tidak langsung bereaksi dengan
oksigen.
Cl2(g) + 7 O2(g) ——> 2 Cl2O7(g)

8. Argon
Argon tidak bereaksi dengan oksigen.

ii
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur periode ketiga dapat
dikelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam satu golongan, yaitu
golongan A (golongan utama). Selain itu, unsur-unsur periode ketiga dapat
dikelompokkan menjadi unsur logam, nonlogam, semilogam, dan gas mulia. Dalam
kehidupan sehari-hari, unsur-unsur periode ketiga banyak membantu kita dalam
melaksanakan kegiatan. Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia
karena semua benda yang ada di alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam
bentuk logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa
dipungkiri, selain memberikan manfaat, unsur-unsur periode ketiga memberikan
dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan dampak dari
unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari sifat
yang dimiliki unsur-unsur tersebut.

B. Saran
Saran yang kami dapat berikan bagi pembaca yang senang dengan bahan-bahan
kimia, lebih baik anda lebih waspada dengan unsur-unsur yang belum anda kuasai.
Ketelitian itu penting dalam hal ini karna kesalahan kecil yang anda lakukan dapat
membuat kerusakan besar pada anda ataupun lingkungan anda. Jangan hanya
membaca dari satu sumber saja, karna ilmu pengetahuan terus berkembang setiap
waktunya.

ii
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Sutresna, Nana dan Sustrinawati, Riani. 2006. Kimia untuk Kelas XII IPA Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah.Bandung: Grafindo Media Pratama
http://sunardi.blogspot.com/2009/09/makala-unsurperodeke3.html.
http:/purba.blogspot.com/2012/11/unsur-unsurperiode3.html.
http://chemistry35.blogspot.com/2011/10/unsur-unsur-periode-ketiga-periode-3.html

ii
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat Karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan makalah “UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA”.

Dalam penyusunan makalah ini, kami selaku penulis tidak lupa mengucapkan

banyak terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas

makalah ini sehinggga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dan tidak

lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Guru Pembimbing yang telah membimbing

penulis.

Dalam penyusunan makalah ini penulis berharap semoga makalah ini dapat

bermanfaat bagi penulis sendiri maupun kepada pembaca umumnya.

Lueng Putu, Januari 2024


Wassalam

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 2
A. Kelimpahan dan Sifat-Sifat Unsur Periode 3............................ 2
B. Sifat-Sifat Unsur Periode 3........................................................ 4
C. Sifat Kimia Unsur Periode Ketiga............................................. 4
D. Kegunaan dan Bahaya dari Unsur Periode 3............................. 5
E. Pembentukan Unsur Periode 3................................................... 7
F. Reaksi pada Unsur Periode 3..................................................... 8

BAB III PENUTUP...................................................................................... 11


A. Kesimpulan............................................................................... 11
B. Saran......................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 12

ii

Anda mungkin juga menyukai