Anda di halaman 1dari 10

RANGKUMAN TUPOKSI

UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA

Ketua :
Syarifah Ambar H (34)
Anggota :
1. Ahmad Zulfikar A.H (04)
2. Franscisca Feby (15)
3. Rosa Pramudita (28)
4. Satrio Winengku Y (30)

SMAN 1 MADIUN
Tahun Ajaran 2022/2023
RANGKUMAN

A. Pengertian Unsur-Unsur Periode Ketiga


Unsur-unsur periode ketiga adalah unsur-unsur yang berada pada periode ke-3
pada sistem periodik unsur dan memiliki jumlah kulit yang sama yaitu tiga kulit,
sedangkan jumlah elektron valensinya berbeda dimulai satu sampai delapan. Hal ini
yang menyebabkan unsur periode 3 memiliki sifat kimia yang berbeda. Dari kiri
kekanan unsur periode 3 meliputi Natrium (Na), Magnesium (Mg), Aluminium (Al),
Silikon (Si), Fosforus atau fosfor (P), Belerang (S), Klorin (Cl), dan Argon (Ar).

B. Kelimpahan Unsur-Unsur Periode

NO Unsur Mineral %Massa


1 Natrium NaCl dan Kriolit (Na2AIF6) 2,63%
2 Magnesium Dolomit (CaCO3.MgCO3), Karnalit 1,93%
(KCl.MgCl.6H2O), MgSO4, dan MgO
3 Alumunium Al2SiO5, Na3AlF6, dan Al2O3 7,5%
4 Silikon KAlSi3O8, Kaolin, Albit 25,7%
(Na2O.Al2O3.6SiO2), dan SiO2
5 Fosfor Ca3(PO4)2, Mineral Apatit, Tulang, dan 0,11%
Putih Telur.
6 Belerang S8, Senyawa Sulfida (PbS, ZnS, CuS, 0,06%
FeS), CaSO4, dan BaSo4.
7 Klor NaCl, Cl2, dan Senyawa Ion 0,19%

Sementara itu, argon berwujud gas yang dihasilkan dari gunung api. Kelimpahan unsur
argon di udara sebesar 0,93%.

C. Sifat-Sifat Unsur Periode Ketiga


1. Sifat Fisika
A. Sifat Keperiodikan Unsur-Unsur Periode Ketiga
Sifat keperiodikan unsur-unsur ketiga meliputi jari-jari atom, energi
ionisasi, keelektronegatifan, titik leleh, dan titik didih. Sifat keperiodikan
unsur ketiga sebagai berikut
1. Jari-jari atom dari kiri ke kanan makin kecil
2. Energi ionisai dari kanan makin besar
3. Dari kiri ke kanan pada sistem tabel periodic unsur, keelektronegatifan
cenderung makin besar, kecuali argon tidak mempunyai
keelektronegatifan
4. Titik leleh dan titik didih cenderung naik dari natrium hingga unsur
silikon. Setelah itu, titik didih dan titik leleh cenderung membeku.
B. Sifat Konduktor Fisika
Unsur Na, Mg dan Al dapat menghantarkan arus listrik, baik dalam bentuk
padat maupun lelehannya. Sementara itu, unsur P,S,Cl dan Ar tidak dapat
menghantarkan arus listrik karena bersifat nonlogam.

2. Sifat Kimia
A. Sifat Logam dan Nonlogam Unsur-Unsur Periode Ketiga
Dalam satu periode dari kiri ke kanan sifat logam makin berkurang. Oleh
karena itu, unsur-unsur periode ketiga dikelompokkan menjadi tiga sebagai
berikut.
1. Kelompok unsur logam : Na, Mg, dan Al
2. Kelompok unsur semilogam : Si
3. Kelompok unsur nonlogam : P, S, Cl, dan Ar
Berkurangnya sifat logam unsur-unsur periode ketiga dari
kiri ke kanan disebabkan oleh harga keelektronegatifannya makin besar
sehingga makin sukar membentuk ion positif. Pada kenyataanya,
unsur logam cenderung membentuk ion positif. Itulah sebabnya, sifat
logamnya makin ke kanan makin berkurang.
B. Sifat Reduktor dan Oksidator Unsur-Unsur Periode Ketiga
Sifat reduktor dan oksidator juga dapat ditentukan dari besarnya harga
potensial reduksi standart (E0) tiap-tiap unsur dalam periode ketiga. Harga
potensial reduksi standar makin ke kanan makin positif. Akibatnya, unsur-
unsur tersebut makin ke kanan makin mudah mengalami reaksi reduksi.
Oleh karenanya, sifat oksidatornya makin bertambah dan sifat reduktornya
makin berkurang.

C. Sifat Asam Basa Unsur-Unsur Periode Ketiga


Unsur-unsur periode ketiga makin ke kanan memiliki harga energi ionisasi
yang cenderung bertambah. Hal ini berarti unsur-unsur tersebut makin kuat
menarik electron. Makin kuat suatu unsur menarik elektron, sifat basanya
makin berkurang dan sifat asamnya makin bertambah.

D. Pembuatan, Kegunaan, dan Dampak Penggunaan Unsur-Unsur Periode Ketiga


Selain memiliki sifat yang khas, setiap unsur periode ketiga dibuat dengan
cara yang berbeda-beda serta memiliki kegunaan dan dampak negative yang
berbeda-beda pula.

1) Natrium (Na)
a. Pembuatan Logam Natrium
Garam Natrium Klorida merupakan sumber utama untuk memperoleh logam
natrium. Logam natrium yang berasal dari garamnya ini dapat diperoleh dengan
cara elektrolisis. Elektrolisis garam NaCl dilakukan dalam bentuk lelehannya
dengan electrode karbon. Sementara itu, NaCl sendiri dapat dibuat dengan cara
mereaksikan logam natrium dengan gas klorin sesuai persamaan reaksi:
2Na(s) + Cl(g) 2NaCl(s)
Selain dari garam NaCl, logam natrium juga dapat diperoleh dari oksidasinya
seperti Na2O atau dari mineral kriolit (Na2AIF6).
b. Kegunaan Natrium
Kegunaan natrium sebagai berikut:
a) Berdasarkan sifat reduktornya, logam natrium digunakan untuk mereduksi lelehan
KCl.
b) Logam Natrium direaksikan dengan gas asetilana untuk membentuk natrium
karbida (Na2C2).
c. Dampak Penggunaan Logam Natrium
Meskipun natrium merupakan mineral yang penting bagi tubuh, terlalu banyak
mengonsumsi natrium dapat merusak ginjal dan meningkatkan tekanan darah
sehingga memicu hipertensi. Selain itu, natrium hidroksida dapat mengiritasi kulit,
mata, hidung, dan tenggorokan. Akibat yang paling parah dari natrium hidroksida
antara lain sulit bernapas, batuk, bronkitis, kerusakan kulit, dan kehilangan
penglihatan.

2) Magnesium (Mg)
a. Pembuatan Logam Magnesium
Logam magnesium dapat diperoleh dengan cara meng elektrolisis lelehan MgCl2
dengan electrode karbon. Reaksi elektrolisis tersebut sebagai berikut :
MgCl2 (ℓ) Mg2+(ℓ) + 2Cl-(ℓ)
Katode : Mg2+(ℓ) + 2e- Mg(s)
- -
Anode : 2Cl (ℓ) Cl2 (g) + 2e
+

Reaksi : MgCl2(ℓ) Mg(s) + Cl2(g)

b. Kegunaan Logam Magnesium


Logam magnesium digunakan membuat paduan logam atau aloi (lakur).
Beberapa logam yang banyak digunakan untuk membuat lakur dengan
magnesium adalah Al, Zn, dan Mn. Logam paduan magnesium bersifat ringan,
tetapi keras dan kuat serta tahan terhadap korosi.
c. Dampak Penggunaan Magnesium
Mengonsumsi suplemen magnesium secara berlebihan dapat memicu
kelemahan otot, lesu dan kebingungan. Paparan uap magnesium oksida hasil
pembakaran, pengelasan, atau pencairan logam dapat mengakibatkan berbagai
keluhan, seperti demam, menggigil, mual, muntah, dan nyeri otot. Serbuk
magnesium yang tercampur dengan udara juga dapat mengakibatkan ledakan.

3) Alumunium (Al)
Pembuatan, kegunaan, dan dampak penggunaan aluminum sebagai berikut.
a. Pembuatan Aluminium
Pembuatan alumunium terdiri atas dua tahap sebagai berikut.
1. Proses Bayer
Proses Bayer merupakan proses pemurnian bijih bauksit untuk memperoleh
alumunium oksida (alumina).
2. Proses Hall-Heroult
Proses Hall-Heroult merupakan proses peleburan alumunium oksida untuk
menghasilkan alumunium murni.
b. Kegunaan Logam Alumunium
Logam alumunium digunakan untuk beberapa kebutuhan berikut.
1. Digunakan di industri pesawat terbang karena alumunium bersifat ringan.
2. Sebagai katalis pada industri plastik.
3. Digunakan mereduksi oksida-oksida logam seperti MnO2 dan CrO3.
4. Sebagai termit yaitu campuran antara serbuk alumunium dengan oksida besi,
digunakan untuk mengelas baja.
5. Garam sulfatnya (Al2(SO4)3.17H2O) digunakan dalam proses pewarnaan di
industri tekstil dan digunakan di industri kertas.
6. Untuk membuat logam campuran agar menghasilkan paduan yang lebih keras,
lebih kuat, dan lebih tahan karat, misalnya sebagai berikut.
• Duralumin (96% Al, 4% Cu): sangat tahan karat.
• Alnico (50% Fe, 20% Ni, 20% Al, 10% Co): magnet yang sangat kuat.
• Magnalium (90% Al, 10% Mg) : membuat pesawat terbang.

c. Dampak Penggunaan Logam Alumunium


Papaparan alumunium dalam jangka panjang dengan konsentrasi tinggi
dapat mengakibatkan gangguan kesehatan, seperti kerusakan sistem saraf pusat,
kelesuan, dan demensia. Bagi pekerja pabrik yang berhubungan dengan
alumunium dapat mengalami masalah paru-paru ketika menghirup debu
alumunium. Alumunium juga menyebabkan masalah bagi penderita gagal ginjal
ketika alumunium memasuki tubuh selama proses cuci darah. Alumunium
mempunyai sifat asam basa yang berbeda disbanding unsur sebelum ataupun
sesudahnya dalam periode ketiga. Alumunium bersifat atmosfer yaitu dapat
bersifat asam atau basa dalam keadaan yang berbeda.

4) Silikon (Si)
Pembuatan, kegunaan, dan dampak penggunaan silikon sebagai berikut.
a. Pembuatan Silikon
Secara komersial, silikon diperoleh dengan cara mereduksi SiO2. Reaksi reduksi
ini dilakukan dalam tungku listrik dengan batang karbon atau kalsium karbida
(CaC2). Dalam tungku ini, batang karbon dialiri arus listrik dan berpijar sehingga
kristal SiO2 tereduksi. Reaksi yang terjadi :
SiO2 (s) + 2C(s) Si(s) + 2CO(g)
Selain dengan mereduksi SiO2, silikon juga dapat diperoleh dengan cara
memanaskan silikon tetrahalida. Proses pemanasan ini dilakukan pada suhu tinggi
menggunakan pereduksi gas hidrogen. Reaksi yang terjadi :
SiCl4(g) + 2H2(g) Si(g) + 4HCl(g)

b. Kegunaan Silikon
Silikon digunakan untuk membuat lem, pelumas, katup jantung, dan persendian
buatan. Silikon cair dalam dunia kedokteran digunakan untuk operasi retina yaitu
sebagai perekat saat pemasangan retina yang terlepas dari posisinya. Senyawa-
senyawa silikon seperti silikon oksida digunakan dalam pembuatan gelas, kaca, dan
semen.

c. Dampak Penggunaan Silikon


Silikon dapat mengakibatkan efek pernafasan kronis, terutama dalam bentuk kristal
slika (silikon dioksida). Kristal silika yang terhirup pernafasan dapat menyebabkan
iritasi pada paru-paru dan selaput lendir. Silikon dioksida umunya ditemukan di
daerah pertambangan granit, industri tembikar, dan industri yang melibatkan tanah
diatom. Kristal silika juga mampu mengiritasi kulit dan mata.

5) Fosfor (P)
Proses pembuatan fosfor tergantung pada jenis fosfor yaitu fosfor putih atau fosfor
merah.
a) Pembuatan Fosfor Putih
Wohler memperkenalkan cara modern untuk memperoleh fosfor putih. Caranya
dengan mereduksi kalsium fosfat, pasir, dan batang karbon pada suhu 1.300°C
dalam tungku listrik. Fosfor yang diperoleh didistilasi, lalu dikondensasikan di
dalam air sebagai molekul P4 Reaksi utama yang terjadi:
2Ca3(PO4)2(s)+6SiO2(s) + 10C(s→6CaSiO3 +10CO(g) + P(g)
Uap P, dan CO selanjutnya dikondensasi ke dalam air hingga diperoleh kristal
fosfor putih murni. Fosfor putih sangat reaktif terhadap oksigen sehingga mudah
terbakar dan menghasilkan gelembung-gelembung. Oleh karena itu, fosfor
disimpan di dalam air. b)
b) Pembuatan Fosfor Merah Fosfor merah dibuat dengan cara memanaskan fosfor
putih. Fosfor merah dalam keadaan murni dapat diperoleh dengan cara kristalisasi
larutannya menggunakan bantuan Pb. Namun, fosfor merah sulit diperoleh dalam
keadaan murni.
2) Kegunaan Fosfor
Fosfor memiliki beberapa kegunaan sebagai berikut.
a) Untuk membuat dinding kemasan dan kepala korek di industri korek api kayu.
b) Untuk membuat asam fosfat.
c) Sebagai bahan dasar pada pembuatan pupuk fosfat dan superfosfat, amohpos,
atau NPK di industri pupuk, pestisida, dan bom asap.
d) Senyawa fosfor digunakan untuk produksi gelas pada lampu natrium. e)
Sebagai bahan pembuat baja, perunggu fosfor, dan merupakan unsur penting
bagi tulang dan gigi.
3) Dampak Penggunaan Fosfor
Fosfor yang bersifat racun berupa fosfor putih. Fosfor putih bersifat mematikan
dengan dosis fatal 50 mg. Uap fosfor putih dapat mengakibatkan kerusakan hati,
jantung, atau ginjal.
6) Belerang (S)
Pembuatan, kegunaan, dan dampak penggunaan belerang sebagai berikut.
1) Pembuatan Belerang
Belerang dari alam dapat diolah secara industri melalui tiga cara yaitu cara
Sisilia, cara Frasch, dan cara Claus. Cara Sisilia digunakan untuk mengambil
belerang yang ada di permukaan tanah. Cara Frasch digunakan untuk mengolah
belerang yang ada di dalam tanah. Cara Claus mengolah belerang dari H.S.
2) Kegunaan Belerang
Belerang merupakan salah satu unsur periode ketiga yang mempunyai
banyak kegunaa Beberapa kegunaan belerang sebagai berikut.
a) Sebagai bahan baku pembuatan asam sulfat.
b) Sebagai bahan baku pembuatan korek api.
c) Sebagai bahan baku pada proses vulkanisasi karet.
d) Seng sulfida digunakan sebagai bahan pelapis pada layar televisi.
e) Digunakan di industri kimia seperti cat, plastik, kertas, aki, bahan peledak, dan ban
f) Digunakan di industri pertenunan, film dan fotografi, serta industri logam, besi, da
baja. Beberapa senyawa belerang yang penting sebagai berikut.
a) Belerang dioksida (SO)
b) Belerang trioksida (SO)
c) Asam sulfat (H₂SO)
3) Dampak Penggunaan Belerang
Adanya uap belerang di udara dapat mengakibatkan pencemaran. Jika larut
dalam air, belerang akan meningkatkan kadar senyawa asam dalam air sehingga
banyak organisme akan mati dan keseimbangan ekosistem terganggu. Selain itu,
belerang oksida yang bercampur air hujan akan mengakibatkan hujan asam
Seseorang yang menghirup belerang dalam jumlah banyak dapat mengalami
kesulitan bernapas.

7) Klor (Cl)
Pembuatan, kegunaan, dan dampak penggunaan klorin sebagai berikut 1) Pembuatan
Klorin.
Klorin dapat dibuat dengan dua cara berikut
a) Elektrolisis Larutan Garam Dapur Dalam dunia industri, klorin diproduksi
secara besar-besaran dengan proses elektrolisis larutan garam dapur. Proses ini
menggunakan anode grafit dan katode raksa.
b) Mereaksikan Klorida dengan MnO, dalam H, SO, Pekat Pada proses reaksi ini,
Mno, berfungsi sebagai oksidator.
Dalam kehidupan sehari-hari, senyawa klorin memegang peranan penting dalam
bidang industri, pertanian, obat-obatan, dan rumah tangga. Kegunaan klorin di
antaranya sebagai berikut.
a) Senyawa natrium hipoklorit (NaCIO) digunakan sebagai pemutih
b) Sebagai bahan baku pembuatan kapur klorin (CaOCl) dan kaporit (Ca(OCI)).
Kedua bahan ini merupakan bahan pengelantang pakaian atau kain, sedangkan
kaporit sendiri dapat digunakan sebagai disinfektan.
c) Kalium klorat (KCIO) digunakan sebagai zat pengoksidasi, bahan-bahan
pembuat petasan atau kembang api, dan bahan untuk membuat kepala korek api.
d) Cl, dipakai pada disinfektan. e) KCl digunakan sebagai pupuk.
f) ZnCl, digunakan sebagai solder.
g) NH, CI digunakan sebagai pengisi baterai.
Senyawa-senyawa klorin dapat juga digunakan sebagai pelarut, antiseptik, dan
plastik.
3) Dampak Penggunaan Klor
Klorin sangat berbahaya jika masuk ke dalam tubuh. Klorin dapat masuk ke dalam
tubuh bersama udara yang terhirup atau tertelan bersama makanan atau minuman yang
terkontaminasi. Uap klorin yang terhirup dapat mengganggu pernapasan sehingga
menimbulkan batuk, nyeri dada, serta gangguan paru-paru.

8) Argon
Argon tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan sedikit larut dalam air.
Argon digunakan sebagai bahan pengisi bola lampu pijar dan neon serta campuran gas
lain. Adanya bahan ini membuat logam pijar pada lampu tidak cepat rusak. Argon juga
digunakan sebagai gas inert yang melindungi dari bunga api listrik dalam proses
pengelasan, produksi titanium dan unsur reaktif lainnya, serta sebagai pelindung dalam
pembuatan kristal silikon dan germanium. Kelebihan unsur argon pada tanaman dapat
mengakibatkan keracunan akar. Keracunan akar oleh argon banyak dijumpai di tanah
persawahan.
TANYA JAWAB
Pertanyaan 1
✓ Nama : Laela Nur Hafidzah
✓ Absen : 19
✓ Pertanyaan : Mengapa Logam Na lebih mudah teroksidasi dari pada logam
………………….Mg?
Pertanyaan 2
✓ Nama : Nurul Aulia Azzahra
✓ Absen : 24
✓ Pertanyaan : Dari unsur periode ketiga, mana unsur yang bersifat pereduksi
…………………paling kuat?

Jawaban 1
✓ Nama : Rosa Pramudita
✓ Absen : 28
✓ Jawaban : Logam Natrium (Na) lebih mudah teroksidasi dari pada logam
…………………magnesium (Mg) karena Na memiliki jari-jari atom lebih besar
…………………sehingga elektron valensi pada Na terikat oleh gaya tarik inti
…………………yang lebih lemah.
Jawaban 2
✓ Nama : Satrio Winengku Yudoyuwono
✓ Absen : 30
✓ Jawaban : Unsur periode ketiga yang bersifat pereduksi paling kuat adalah
…………………Na. karena dalam satu periode, dari kiri ke kanan, harga
…………………potensial reduksi standar unsur semakin besar. Hal tersebut
…………………menunjukkan bahwa dari kiri ke kanana, sifat oksidator unsur
…………………bertambah dan sifat reduktor unsur berkurang. Unsur paling kiri
…………………pada periode ketiga adalah unsur Natrium (Na)
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai