PERIODE 3 A
1. Pengertian Periode 3 A
Unsur-unsur periode ketiga memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang bervariasi. Unsur-
unsur yang terdapat pada periode ketiga adalah Natrium (Na), Magnesium (Mg), Aluminium
(Al), Silikon (Si), Fosfor (P), Belerang (S), Klor (Cl), dan Argon (Ar). Dari kiri (Natrium)
sampai kanan (Argon), jari-jari unsur menyusut, sedangkan energi ionisasi, afinitas elektron, dan
keelektronegatifan meningkat. Selain itu, terjadi perubahan sifat unsur dari logam (Na, Mg, Al)
menjadi semilogam/metaloid (Si), nonlogam (P, S, Cl), dan gas mulia (Ar). Unsur logam
umumnya membentuk struktur kristalin, sedangkan unsur semilogam/metaloid membentuk
struktur molekul raksasa (makromolekul). Sementara, unsur nonlogam cenderung membentuk
struktur molekul sederhana. Sebaliknya, unsur gas mulia cenderung dalam keadaan gas
monoatomik. Variasi inilah yang menyebabkan unsur periode ketiga dapat membentuk berbagai
senyawa dengan sifat yang berbedaUnsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai bijih logam
dalam batuan. Alam Indonesia sangat kaya akan sumber mineral bijih logam, karena itu perlu
penguasaan teknologi untuk mengolahnya menjadi logam yang dibutuhkan.
2. Sifat - Sifat Unsur Periode 3 A
a. Sifat – Sifat Fisis
1) Struktur/konfigurasi elektronik
Pada periode ketiga, orbital 3s dan 3p terisi oleh elektron. (Ne = 1s2, 2s2, 2p6)
Unsur Konfigurasi Unsur Konfigurasi
11 Na [Ne] 3s1 15 P [Ne] 3s2 3p3
12 Mg [Ne] 3s2 16 S [Ne] 3s2 3p4
13 Al [Ne] 3s2 3p1 17 Cl [Ne] 3s2 3p5
14 Si [Ne] 3s2 3p2 18 Ar [Ne] 3s2 3p6
2) Jari-jari atom
Jari-jari atom unsur periode ke-3 “dari kiri ke kanan, jari-jari atom makin kecil”.
Meskipun sama – sama terdiri atas tiga lapis kulit, “jumlah proton dan jumlah elektron
dalam masing – masing atom makin ke kanan makin banyak”. Hal itu menyebabkan gaya
tarik inti atom terhadap elektron – elektron makin kuat, sehingga elektron – elektron
tertarik lebih dekat kearah inti atom.
perubahan jari-jari atom pada unsur-unsur periode 3
Tarikan dan titik leleh serta titik didih pada strukur metalik meningkat karena:
Inti atom memiliki muatan positif yang semakin besar
Elektron makin bermuatan negatif
Elektron makin dekat ke inti dan tertarik makin kuat.
Keterlibatan elektron pada struktur metalik:
Dalam natrium hanya ada satu elektron yang terlibat dalam ikatan metalik.
Dalam magnesium, kedua elektron terluarnya terlibat.
Dalam alumunium, ketiga elektron terluarnya terlibat.
Cara penyusunan atom dalam kristal logam pada struktur metalik:
Natrium mengalami koordinasi-8 di mana masing-masing atom natrium
bersentuhan dengan 8 atom natrium yang lain.
Magnesium dan alumunium mengalami koordinasi-12 (meskipun dengan cara
yang berbeda). Ini adalah cara yang lebih efisien dalam menyusun atom untuk
mengurangi pemborosan tempat dalam struktur logam dan ikatan logam yang
lebih kuat.
- Silikon
Silikon memiliki titik leleh dan titik didih yang lebih tinggi karena memiliki
struktur kovalen raksasa. Kita harus memutuskan ikatan kovalen yang kuat itu sebelum
akhirnya meleleh atau mendidih. Bagian terkecil dari struktur dapat dilihat seperti di
bawah ini:
Strukturnya terikat dengan ikatan kovalen yang kuat dalam tiga dimensi.
- Empat unsur molekuler
Fosfor, sulfur, klor dan argon adalah senyawa molekuler sederhana yang hanya
dipengaruhi gaya van der Waals (gaya tarik-menarik yang lemah) di antara molekul-
molekulnya. Titik leleh dan titik didihnya akan semakin rendah dari pada empat unsur
pertama dalam periode 3.
Ukuran titik leleh dan titik didih dipengaruhi oleh ukuran molekul.
Ingat struktur molekul:
5) Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah ukuran kecenderungan atom untuk menarik
pasangan elektron ikatan. Harga keelektronegatifan unsur – unsur periode ke-3,“
makin ke kanan, makin besar “. Artinya, makin ke kanan kemampuan atom untuk
menarik elektron dari atom lain makin bertambah. Harga keelekrtonegatifan terbesar
dalam periode ketiga dimiliki oleh klorin, karna Argon dalam struktur elektronnya
sudah stabil dan tidak membentuk ikatan kovalen sehingga secara nyata tidak
memiliki keelektronegatifan.
6) Energi ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan untuk melepaskan satu elektron
yang terikat paling lemah dari satu mol atom dalam keadaan gas menjadi satu mol ion
dalam keadaan gas dengan muatan +1. Contoh :
Magnesium
Magnesium mengalami reaksi yang sangat lambat dengan air dingin, tetapi terbakar
dalam uap air. Lempeng magnesium yang sangat bersih dimasukkan ke dalam air dingin
akhirnya akan tertutup oleh gelembung gas hidrogen yang akan mengapungkan lempeng
magnesium ke permukaan. Magnesium hidroksida akan terbentuk sebagai lapisan pada
lempengan magnesium dan ini cenderung akan menghentikan reaksi.
Magnesium terbakar dalam uap air dengan nyala putih yang khas membentuk
magnesium oksida dan hidrogen.
Aluminium
Serbuk alumunium dipanaskan dalam uap air menghasilkan hidrogen dan alumunium
oksida. Reaksinya berlangsung relatif lambat karena adanya lapisan alumunium oksida
pada logamnya, membentuk oksida yang lebih banyak selama reaksi.
Silikon
Umumnya silikon abu-abu yang berkilat dengan keadaan agak seperti logam hampir
tidak reaktif.
Banyak sumber menyatakan bahwa bentuk silikon ini bereaksi dengan uap air pada
suhu tinggi menghasilkan silikon dioksida dan hidrogen.
Tapi juga mungkin untuk membuatnya menjadi bentuk silikon yang lebih reaktif
yang akan bereaksi dengan air dingin menghasilkan produk yang sama.
Fosfor dan sulfur
Fosfor dan sulfur tidak bereaksi dengan air.
Klor
Klor dapat larut dalam air untuk beberapa tingkat membentuk larutan berwarna
hijau. Terjadi reaksi reversibel (dapat balik) menghasilkan asam klorida dan asam
hipoklorit.
Argon
Argon tidak bereaksi dengan air
Magnesium
Magnesium terbakar dengan nyala putih yang kuat menghasilkan magnesium
klorida.
Aluminium
Alumunium seringkali bereaksi dengan klor dengan melewatkan klor kering
di atas alumunium foil yang dipanaskan sepanjang tabung. Alumunium
terbakar dalam aliran klor menghasilkan alumunium klorida yang kuning
sangat pucat. Alumunium klorida ini dapat menyublim (berubah dari padatan
ke gas dan kembali lagi) dan terkumpul di bagian bawah tabung saat
didinginkan.
Silikon
Jika klor dilewatkan di atas serbuk silikon yang dipanaskan di dalam tabung,
akan bereaksi menghasilkan silikon tetraklorida. Silikon tetraklorida adalah
cairan yang tak berwarna yang berasap dan dapat terkondensasi.
Fosfor
Fosfor putih terbakar di dalam klor menghasilkan campuran dua klorida.
Fosfor (III) klorida dan fosfor (V) klorida (fosfor triklorida dan fosfor
pentaklorida).
Sulfur
Jika aliran klor dilewatkan di atas sulfur yang dipanaskan, akan bereaksi
menghasilkan cairan berwarna jingga dengan bau tak sedap, disulfur
diklorida, S2Cl2.
Bahaya : Bila argon menggantikan oksigen diudara dapat menyebabkan sesak napas
karena udara yang mengandung oksigen kurang dari 16% sangat berbahaya.
6. Kelimpahan Unsur Periode 3 A
Natrium, dengan massa 2,7%, dan kandungan mineral: sendawa chili (NaNO 3),
kriolit (Na3AlF6), bijih silikat (Na2SiO3).
Magnesium, dengan massa 1,9%, dan kandungan mineral: dolomit
(MgCO3.CaCO3), magnesit (MgCO3), asbestor (CaMg3(SiO3)4), garam inggris
(MgSO4.7H2O)
Aluminium, dengan massa 7,6%, dan kandungan mineral: Kryolit (Na 3AlF6),
Bauksit (Al2O3.nH2O), Kaolin/Tanah Liat (Al2O3.6SiO2.2H2O), Tawas
K2SO4Al2(SO4)3.24H2O
Silikon, dengan massa 25,8%, dan kandungan mineral: Silika (pasir, kuarsa),
silikat (liat, mika)
Phosphor, dengan massa 0,1%, dan kandungan mineral: Fosforit Ca 3(PO4)2,
Apatit 3Ca3(PO4)2.CaF2
Sulfur, dengan massa < 0,1%, dan kandungan mineral: FeS 2 (pirit), ZnS
(sfaterit), PbS (galenit), CaSO4 (gips), BaSO4 (barit)
Klor, dengan massa 0,2%, dan kandungan mineral: Senyawa halite (NaCl),
silvite (KCl), MgCl2 dan CaCl2
Argon, dengan massa < 0,1%, dan tidak memiliki kandungan mineral.
KESIMPUNAN
unsur-unsur periode ketiga dapat dikelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya
ke dalam satu golongan, yaitu golongan A (golongan utama). Selain itu, unsur-
unsur periode ketiga dapat dikelompokkan menjadi unsur logam, nonlogam,
semilogam, dan gas mulia. Dalam kehidupan sehari-hari, unsur-unsur periode
ketiga banyak membantu kita dalam melaksanakan kegiatan. Sulit dibayangkan
jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua benda yang ada di alam
ini mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya,
senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan
manfaat, unsur-unsur periode ketiga memberikan dampak negatif terhadap
lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan dampak dari unsur-unsur kimia
beserta cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari sifat yang dimiliki
unsur-unsur tersebut.