Anda di halaman 1dari 14

D.

PERIODE 3 A
1. Pengertian Periode 3 A
Unsur-unsur periode ketiga memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang bervariasi. Unsur-
unsur yang terdapat pada periode ketiga adalah Natrium (Na), Magnesium (Mg), Aluminium
(Al), Silikon (Si), Fosfor (P), Belerang (S), Klor (Cl), dan Argon (Ar). Dari kiri (Natrium)
sampai kanan (Argon), jari-jari unsur menyusut, sedangkan energi ionisasi, afinitas elektron, dan
keelektronegatifan meningkat. Selain itu, terjadi perubahan sifat unsur dari logam (Na, Mg, Al)
menjadi semilogam/metaloid (Si), nonlogam (P, S, Cl), dan gas mulia (Ar). Unsur logam
umumnya membentuk struktur kristalin, sedangkan unsur semilogam/metaloid membentuk
struktur molekul raksasa (makromolekul). Sementara, unsur nonlogam cenderung membentuk
struktur molekul sederhana. Sebaliknya, unsur gas mulia cenderung dalam keadaan gas
monoatomik. Variasi inilah yang menyebabkan unsur periode ketiga dapat membentuk berbagai
senyawa dengan sifat yang berbedaUnsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai bijih logam
dalam batuan. Alam Indonesia sangat kaya akan sumber mineral bijih logam, karena itu perlu
penguasaan teknologi untuk mengolahnya menjadi logam yang dibutuhkan.
2. Sifat - Sifat Unsur Periode 3 A
a. Sifat – Sifat Fisis
1) Struktur/konfigurasi elektronik
Pada periode ketiga, orbital 3s dan 3p terisi oleh elektron. (Ne = 1s2, 2s2, 2p6)
Unsur Konfigurasi Unsur Konfigurasi
11 Na [Ne] 3s1 15 P [Ne] 3s2 3p3
12 Mg [Ne] 3s2 16 S [Ne] 3s2 3p4
13 Al [Ne] 3s2 3p1 17 Cl [Ne] 3s2 3p5
14 Si [Ne] 3s2 3p2 18 Ar [Ne] 3s2 3p6
2) Jari-jari atom
Jari-jari atom unsur periode ke-3 “dari kiri ke kanan, jari-jari atom makin kecil”.
Meskipun sama – sama terdiri atas tiga lapis kulit, “jumlah proton dan jumlah elektron
dalam masing – masing atom makin ke kanan makin banyak”. Hal itu menyebabkan gaya
tarik inti atom terhadap elektron – elektron makin kuat, sehingga elektron – elektron
tertarik lebih dekat kearah inti atom.
perubahan jari-jari atom pada unsur-unsur periode 3

Perubahan tersebut berdasarkan pada:


 Jari-jari metalik / ionik untuk Na, Mg dan Al
 Jari-jari kovalen untuk Si, P, S dan Cl;
 Jari-jari van der Waals untuk Ar, karena Ar tidak dapat membentuk ikatan yang
kuat.
Wajar jika kita membandingkan jari-jari metalik dengan jari-jari kovalen karena
keduanya menunjukkan ikatan yang sangat rapat. Akan tetapi tidak wajar bila kita
membandingkan jari-jari metalik dan jari-jari kovalen dengan jari-jari van der Waals.
Kecenderungan secara umum menunjukkan atom makin kecil sepanjang periode
kecuali pada Argon. Kita tidak dapat membandingkan hal yang tidak sejenis. Sebaiknya,
kita mengabaikan Argon pada diskusi selanjutnya.
3) Daya hantar arus listrik (konduktor)
 Penghantar / konduktor arus listrik yang baik : Natrium, Magnesium dan
Alumunium
 Semikonduktor : Silikon
 Sisanya bukan merupakan konduktor.
Tiga logam pertama, sudah pasti merupakan penghantar listrik karena adanya
delokalisasi elektron (suatu keadaan dimana elektron valensi logam tidak tetap posisinya
pada 1 atom) yang bebas bergerak / berpindah sepanjang padatan atau cairan logam.
Silikon memiliki struktur seperti intan. Jadi kita tidak dapat memperkirakan
silikon dapat menghantarkan arus listrik, tapi silikon memang dapat menghantarkan arus
listrik. Sisanya tidak menghantarkan arus listrik karena merupakan senyawa dengan
molekul sederhana. Tidak ada elektron yang dapat bebas bergerak.
4) Titik leleh dan titik didih
Tabel Titik leleh dan titik didih
Senyawa Na Mg Al Si P S Cl Ar
Titik leleh 97,81 648,8 660,37 1,410 44,1 119,0 -101 -184,2
Titik didih 903,8 1,105 2467 2,355 280 44,67 -35 -185,7
- Struktur metalik
Titik didih dan titik leleh meningkat sepanjang tiga logam pertama karena
meningkatnya kekuatan ikatan metalik. Jumlah elektron pada masing-masing atom
menyumbang untuk meningkatkan delokalisasi elektron. Atom-atom juga menjadi lebih
kecil dan memiliki jumlah proton yang lebih banyak dari natrium hinggga magnesium
dan alumunium.

Tarikan dan titik leleh serta titik didih pada strukur metalik meningkat karena:
 Inti atom memiliki muatan positif yang semakin besar
 Elektron makin bermuatan negatif
 Elektron makin dekat ke inti dan tertarik makin kuat.
Keterlibatan elektron pada struktur metalik:
 Dalam natrium hanya ada satu elektron yang terlibat dalam ikatan metalik.
 Dalam magnesium, kedua elektron terluarnya terlibat.
 Dalam alumunium, ketiga elektron terluarnya terlibat.
Cara penyusunan atom dalam kristal logam pada struktur metalik:
 Natrium mengalami koordinasi-8 di mana masing-masing atom natrium
bersentuhan dengan 8 atom natrium yang lain.
 Magnesium dan alumunium mengalami koordinasi-12 (meskipun dengan cara
yang berbeda). Ini adalah cara yang lebih efisien dalam menyusun atom untuk
mengurangi pemborosan tempat dalam struktur logam dan ikatan logam yang
lebih kuat.
- Silikon
Silikon memiliki titik leleh dan titik didih yang lebih tinggi karena memiliki
struktur kovalen raksasa. Kita harus memutuskan ikatan kovalen yang kuat itu sebelum
akhirnya meleleh atau mendidih. Bagian terkecil dari struktur dapat dilihat seperti di
bawah ini:
Strukturnya terikat dengan ikatan kovalen yang kuat dalam tiga dimensi.
- Empat unsur molekuler
Fosfor, sulfur, klor dan argon adalah senyawa molekuler sederhana yang hanya
dipengaruhi gaya van der Waals (gaya tarik-menarik yang lemah) di antara molekul-
molekulnya. Titik leleh dan titik didihnya akan semakin rendah dari pada empat unsur
pertama dalam periode 3.
Ukuran titik leleh dan titik didih dipengaruhi oleh ukuran molekul.
Ingat struktur molekul:

5) Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah ukuran kecenderungan atom untuk menarik
pasangan elektron ikatan. Harga keelektronegatifan unsur – unsur periode ke-3,“
makin ke kanan, makin besar “. Artinya, makin ke kanan kemampuan atom untuk
menarik elektron dari atom lain makin bertambah. Harga keelekrtonegatifan terbesar
dalam periode ketiga dimiliki oleh klorin, karna Argon dalam struktur elektronnya
sudah stabil dan tidak membentuk ikatan kovalen sehingga secara nyata tidak
memiliki keelektronegatifan.
6) Energi ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan untuk melepaskan satu elektron
yang terikat paling lemah dari satu mol atom dalam keadaan gas menjadi satu mol ion
dalam keadaan gas dengan muatan +1. Contoh :

Dibutuhkan energi untuk tiap perubahan 1 mol X.


Dengan jari – jari atom yang makin kecil ( makin kuatnya gaya tarik inti
atom), energi ionisasi unsur – unsur periode ketiga “dari kiri ke kanan, makin besar”.
Secara umum, kecenderungannya meningkat kecuali antara magnesium dan
alumunium serta antara fosfor dan sulfur yang menurun.
 Sifat - sifat kimia
 Pereduksi dan Pengoksidasi
“Dari kiri ke kanan, Sifat reduktor berkurang dan sifat oksidator bertambah”
Sifat pereduksi semakin bertambah, sedangkan sifat pengoksidasi unsure-
unsur periode ke tiga ini dapat anda lihat dari harga potensial reduksinya.
Tabel potensial reduksi standart unsur-unsur periode ketiga.
Sifat Senyawa Na Mg Al Si P S Cl Ar
Potensial reduksi -2,711 -2,375 -1,706 - - -0,508 +1,358 -
Natrium merupakan pereduksi yang reaktif terhadap air. Sifat pereduksi
magnesium lebih lemah dibandingkan natrium. Sehingga logam Mg hanya dapat bereaksi
dengan air panas.
Contoh :
Mg (5) + H2O (l) (tidak bereaksi)
Mg (5) + 2H2O (l) (panas) Mg (OH)2 + H2 (g)
Sedangkan silicon memiliki sifat pereduksi lebih lemah dibandingkan aluminium
sehingga silicon yang bereaksi dengan oksidator kuat, seperti oksigen dan klorin.
Contoh :
Si (5) + O2 (g) Si O2(5)
Si (5) + 2Cl2 (g) Si Cl4 (l)

3. Pembuatan Unsur Periode 3 A


a. Unsur Natrium diperoleh dengan cara elektrolisis NaCl yang dicairkan dengan katode
besi dan anode karbon. Sel yang digunakan adalah sel Downs. Natrium cair terbentuk
pada katode, selanjutnya dialirkan dan ditampung dalam wadah berisi minyak tanah.
Dalam proses ini bejana elektrolisis dipanaskan dari luar dan dijaga agar natrium yang
terbentuk tidak bersinggungan dengan udara, karena akan terbakar. Hasil samping
elektrolisis ini adalah klorin
b. Unsur Magnesium diperoleh dengan cara elektrolisis lelehan magnesium klorida.
Sekarang ini, Mg juga dapat diperoleh dari air. Selain itu Mg diperoleh juga dari
reduksi MgO dengan karbon.
c. Unsur Aluminium diperoleh dari elektrolisis bauksit yang dilarutkan dalam kriolit cair.
Proses ini dikenal dengan proses Hall. Pada proses ini bauksit ditempatkan dalam
tangki baja yang dilapisi karbon dan berfungsi sebagai katode. Adapun anode berupa
batang-batang karbon yang dicelupkan dalam campuran.
d. Unsur silikon dapat dibuat dari reduksi SiO 2 murni dengan serbuk aluminium pada
suhu tinggi.
e. Unsur Fosfor diperoleh melalui reaksi batuan fosfat dengan batu bara dan pasir dalam
pembakaran listrik. Fosfor didistilasi dan terkondensasi di bawah air sebagai P4.
f. Unsur Belerang, cara untuk mengekstrak belerang yang dikenal dengan cara Frasch.
Pada proses ini pipa logam berdiameter 15 cm yang memiliki dua pipa konsentrik
yang lebih kecil ditanam sampai menyentuh lapisan belerang. Uap air yang sangat
panas dipompa dan dimasukkan melalui pipa luar, sehingga belerang meleleh,
selanjutnya dimasukkan udara bertekanan tinggi melalui pipa terkecil, sehingga
terbentuk busa belerang yang keluar mencapai 99,5%.
g. Unsur Klor diperoleh dari garam klorida dengan mereaksikan zat oksidator atau lebih
sering dengan proses elektrolisis
h. Unsur Argon dihasilkan dari penyulingan bertingkat udara cair karena atmosfer
mengandung 0.94% Argon.
4. Senyawa Unsur Periode 3 A
a. Reaksi dengan Air
 Natrium
Natrium mengalami reaksi yang sangat eksoterm dengan air dingin menghasilkan
hidrogen dan larutan NaOH yang tak berwarna.

 Magnesium
Magnesium mengalami reaksi yang sangat lambat dengan air dingin, tetapi terbakar
dalam uap air. Lempeng magnesium yang sangat bersih dimasukkan ke dalam air dingin
akhirnya akan tertutup oleh gelembung gas hidrogen yang akan mengapungkan lempeng
magnesium ke permukaan. Magnesium hidroksida akan terbentuk sebagai lapisan pada
lempengan magnesium dan ini cenderung akan menghentikan reaksi.

Magnesium terbakar dalam uap air dengan nyala putih yang khas membentuk
magnesium oksida dan hidrogen.

 Aluminium
Serbuk alumunium dipanaskan dalam uap air menghasilkan hidrogen dan alumunium
oksida. Reaksinya berlangsung relatif lambat karena adanya lapisan alumunium oksida
pada logamnya, membentuk oksida yang lebih banyak selama reaksi.

 Silikon
Umumnya silikon abu-abu yang berkilat dengan keadaan agak seperti logam hampir
tidak reaktif.
Banyak sumber menyatakan bahwa bentuk silikon ini bereaksi dengan uap air pada
suhu tinggi menghasilkan silikon dioksida dan hidrogen.

Tapi juga mungkin untuk membuatnya menjadi bentuk silikon yang lebih reaktif
yang akan bereaksi dengan air dingin menghasilkan produk yang sama.
 Fosfor dan sulfur
Fosfor dan sulfur tidak bereaksi dengan air.
 Klor
Klor dapat larut dalam air untuk beberapa tingkat membentuk larutan berwarna
hijau. Terjadi reaksi reversibel (dapat balik) menghasilkan asam klorida dan asam
hipoklorit.

 Argon
Argon tidak bereaksi dengan air

b. Reaksi dengan Klor


 Natrium
Natrium terbakar dalam klor dengan nyala jingga menyala. Padatan NaCl
akan terbentuk.

 Magnesium
Magnesium terbakar dengan nyala putih yang kuat menghasilkan magnesium
klorida.

 Aluminium
Alumunium seringkali bereaksi dengan klor dengan melewatkan klor kering
di atas alumunium foil yang dipanaskan sepanjang tabung. Alumunium
terbakar dalam aliran klor menghasilkan alumunium klorida yang kuning
sangat pucat. Alumunium klorida ini dapat menyublim (berubah dari padatan
ke gas dan kembali lagi) dan terkumpul di bagian bawah tabung saat
didinginkan.

 Silikon
Jika klor dilewatkan di atas serbuk silikon yang dipanaskan di dalam tabung,
akan bereaksi menghasilkan silikon tetraklorida. Silikon tetraklorida adalah
cairan yang tak berwarna yang berasap dan dapat terkondensasi.

 Fosfor
Fosfor putih terbakar di dalam klor menghasilkan campuran dua klorida.
Fosfor (III) klorida dan fosfor (V) klorida (fosfor triklorida dan fosfor
pentaklorida).

Fosfor (III) klorida adalah cairan tak berwarna yang berasap.

Fosfor (V) klorida adalah padatan putih (hampir kuning).

 Sulfur
Jika aliran klor dilewatkan di atas sulfur yang dipanaskan, akan bereaksi
menghasilkan cairan berwarna jingga dengan bau tak sedap, disulfur
diklorida, S2Cl2.

 Klor dan Argon


Tidak bermanfaat bila kita membicarakan klor bereaksi dengan klor lagi dan
argon tidak bereaksi dengan klor.
c. Reaksi dengan Oksida
Unsur-unsur periode ketiga dapat membentuk oksida melalui reaksi
pembakaran dengan gas oksigen. Reaksi yang terjadi pada masing-masing unsur
adalah sebagai berikut :
 Natrium Oksida
Natrium mengalami reaksi hebat dengan oksigen. Logam Natrium yang
terpapar di udara dapat bereaksi spontan dengan gas oksigen membentuk
oksida berwarna putih yang disertai nyala berwarna kuning.
4 Na(s) + O2(g) ——> 2 Na2O(s)
 Magnesium Oksida
Magnesium juga bereaksi hebat dengan udara (terutama gas oksigen)
menghasilkan nyala berwarna putih terang yang disertai dengan pembentukan
oksida berwarna putih.
2 Mg(s) + O2(g) ——> 2 MgO(s)
 Aluminium Oksida
Alumunium akan terbakar dalam oksigen jika bentuknya serbuk, sebaliknya
lapisan oksidanya yang kuat pada alumunium cenderung menghambat reaksi.
Jika kita taburkan serbuk alumunium ke dalam nyala bunsen, maka akan kita
dapatkan percikan. Alumunium oksida yang berwana putih akan terbentuk.
Oksida ini berwarna putih.
4 Al(s) + 3 O2(g) ——> 2 Al2O3(s)
 Silikon Oksida (Silika)
Si(s) + O2(g) ——> SiO2(s)
 Fosfor (V) Oksida
Fosfor putih secara spontan menangkap api di udara, terbakar dengan nyala
putih dan menghasilkan asap putih campuran fosfor (III) oksida dan fosfor (V)
oksida.
Untuk fosfor (III) oksida:

Untuk fosfor (V) oksida:


s
 Sulfur / Belerang Dioksida dan Belerang Trioksida
Padatan Belerang mudah terbakar di udara saat dipanaskan dan akan
menghasilkan gas Belerang Dioksida (SO2). Oksida ini dapat direaksikan
lebih lanjut dengan gas oksigen berlebih yang dikatalisis oleh Vanadium
Pentaoksida (V2O5) untuk menghasilkan gas Belerang Trioksida (SO3).
Sulfur terbakar di udara atau oksigen dengan pemanasan perlahan dengan
nyala biru pucat. Ini menghasilkan gas sulfur dioksida yang tak berwarna.
S(s) + O2(g) ——>SO2(g)
2 SO2(g) + O2(g) ——> 2SO3(g)
 Klor (VII) Oksida dan Argon
Walaupun memiliki beberapa oksida, klor tidak langsung bereaksi dengan
oksigen.
2 Cl2(g) + 7 O2(g) ——> 2 Cl2O7(g)
 Argon
Argon tidak bereaksi dengan oksigen.
5. Kegunaan Unsur Periode 3 A
 Natrium
Kegunaan :
• Dipakai dalam pembuatan ester
• NaCl digunakan oleh hampir semua makhluk
• Na-benzoat dipakai dalam pengawetan makanan
• Na-glutamat dipakai untuk penyedap makanan
• Isi dari lampu kabut dalam kendaraan bermotor
• NaOH dipakai untuk membuat sabun, deterjen, kertas
• NaHCO3 dipakai sebagai pengembang kue
• Memurnikan logam K, Rb, Cs
• NaCO3 Pembuatan kaca dan pemurnian air sadah
Bahaya : jika natrium bercampur dengan air, akan bereaksi sangat cepat dan meledak!
Jika terjadi kontak dengan natrium hidroksida dalam keadaan kulit telanjang,
akan membentuk dan mulai larut melalui kulit
 Magnesium
Kegunaan:
• Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen.
• Untuk membuat konstruksi pesawat. Logamnya disebut magnalum.
• Pemisah sulfur dari besi dan baja.
• Dipakai pada lempeng yang digunakan di industri percetakan.
• Untuk membuat lampu kilat.
• Sebagai katalis reaksi organik.
Bahaya : Magnesium sangat mudah terbakar. pada waktu terbakar, ia melepaskan kalor
yang sangat besar mencapai ribuan derajat. Cahaya yang dipancarkan sangat
menyilaukan dan dapat membutakan mata.
 Alumunium
Kegunaan :
• Banyak dipakai dalam industri pesawat
• Untuk membuat konstruksi bangunan
• Dipakai pada berbagai macam aloi
• Untuk membuat magnet yang kuat
• Tawas sebagai penjernih air
• Untuk membuat logam hybrid yang dipakai pada pesawat luar angkasa
• Membuat berbagai alat masak
• Menghasilkan permata bewarna-warni : Sapphire, Topaz, dll.
Bahaya : Aluminium dapat merusak kulit, dalam bentuk bubuk dapat meledak di udara
jika dipanaskan , dan dalam bentuk Al2O3 jika di reaksikan dengan karbon
akan menyebabkan pemanasan global.
 Silikon
Kegunaan :
• Dipakai dalam pembuatan kaca
• Terutama dipakai dalam pembuatan semi konduktor
• Digunakan untuk membuat aloi bersama alumunium, magnesium, dan tembaga
• Untuk membuat enamel
• Untuk membuat IC
Bahaya : Silikon yang digunakan untuk kecantikan wajah dapat menyebabkan kerusakan
bentuk wajah dan melumpuhkan beberapa otot wajah.
 Fosfor
Kegunaan :
• Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen
• Untuk membuat konstruksi pesawat. Logamnya disebut magnalum
• Pemisah sulfur dari besi dan baja
• Dipakai pada lempeng yang digunakan di industri percetakan
• Untuk membuat lampu kilat
• Sebagai katalis reaksi organic
Bahaya : Jika biji fosfor diolah menjadi fosfat dan larutan dalam air akan menyebabkan
terjadinya limbah radioaktif.
 Belerang
Kegunaan :
• Dipakai sebagai bahan dasar pembuatan asam sulfat
• Digunakan dalam baterai
• Dipakai pada fungisida dan pembuatan pupuk
• Digunakan pada korek dan kembang api
• Digunakan sebagai pelarut dalam berbagai proses
Bahaya : Belerang dalam bentuk H2S sangat beracun dan dapat menyebabkan kematian,
sedangkan dalam bentuk H2SO4 dapat merusak kulit dan menyebabkan korosi.
 Klor
Kegunaan :
• Dipakai pada proses pemurnian air
• Cl2 dipakai pada disinfectan
• KCl digunakan sebagai pupuk
• ZnCl2 digunakan sebagai solder
• NH4Cl digunakan sebagai pengisi batere
• Digunakan untuk menghilangkan tinta dalam proses daur ulang kertas
• Dipakai untuk membunuh bakteri pada air minum
• Dipakai pada berbagai macam industry
Bahaya : Klor mengiritasi sistem pernafasan. Bentuk gasnya mengiritasi lapisan lendir
dan bentuk cairnya bisa membakar kulit. Baunya dapat dideteksi pada
konsentrasi sekecil 3.5 ppm dan pada konsentrasi 1000 ppm berakibat fatal
setelah terhisap dalam-dalam.
 Argon
Kegunaan :
• Sebagai pengisi bola lampu karena Argon tidak bereaksi dengan kawat lampu
• Dipakai dalam industri logam sebagai inert saat pemotongan dan proses lainnya
• Untuk membuat lapisan pelindung pada berbagai macam proses
• Untuk mendeteksi sumber air tanah
• Dipakai dalam roda mobil mewah

Bahaya : Bila argon menggantikan oksigen diudara dapat menyebabkan sesak napas
karena udara yang mengandung oksigen kurang dari 16% sangat berbahaya.
6. Kelimpahan Unsur Periode 3 A
 Natrium, dengan massa 2,7%, dan kandungan mineral: sendawa chili (NaNO 3),
kriolit (Na3AlF6), bijih silikat (Na2SiO3).
 Magnesium, dengan massa 1,9%, dan kandungan mineral: dolomit
(MgCO3.CaCO3), magnesit (MgCO3), asbestor (CaMg3(SiO3)4), garam inggris
(MgSO4.7H2O)
 Aluminium, dengan massa 7,6%, dan kandungan mineral: Kryolit (Na 3AlF6),
Bauksit (Al2O3.nH2O), Kaolin/Tanah Liat (Al2O3.6SiO2.2H2O), Tawas
K2SO4Al2(SO4)3.24H2O
 Silikon, dengan massa 25,8%, dan kandungan mineral: Silika (pasir, kuarsa),
silikat (liat, mika)
 Phosphor, dengan massa 0,1%, dan kandungan mineral: Fosforit Ca 3(PO4)2,
Apatit 3Ca3(PO4)2.CaF2
 Sulfur, dengan massa < 0,1%, dan kandungan mineral: FeS 2 (pirit), ZnS
(sfaterit), PbS (galenit), CaSO4 (gips), BaSO4 (barit)
 Klor, dengan massa 0,2%, dan kandungan mineral: Senyawa halite (NaCl),
silvite (KCl), MgCl2 dan CaCl2
 Argon, dengan massa < 0,1%, dan tidak memiliki kandungan mineral.

KESIMPUNAN
unsur-unsur periode ketiga dapat dikelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya
ke dalam satu golongan, yaitu golongan A (golongan utama). Selain itu, unsur-
unsur periode ketiga dapat dikelompokkan menjadi unsur logam, nonlogam,
semilogam, dan gas mulia. Dalam kehidupan sehari-hari, unsur-unsur periode
ketiga banyak membantu kita dalam melaksanakan kegiatan. Sulit dibayangkan
jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua benda yang ada di alam
ini mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya,
senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan
manfaat, unsur-unsur periode ketiga memberikan dampak negatif terhadap
lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan dampak dari unsur-unsur kimia
beserta cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari sifat yang dimiliki
unsur-unsur tersebut.

Anda mungkin juga menyukai