Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KIMIA

UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Kimia

Disusun oleh :

Halimah

Khusnul Maylinda Priyana

Melisa Auliya Putri

Nabila Marzuqa

Nanda Alsa Teguh

Rakha Wahyu Hendriaji

Kelas : XII MIPA 1

Tahun Ajaran 2023-2024

Madrasah Aliyah Negeri 2 Tangerang

Jl. Raya Serang No.24, Talagasari, Kec. Balaraja, Kabupaten Tangerang, Banten 15610
UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA

A. PENGERTIAN
Unsur-unsur periode ketiga adalah unsur-unsur yang memiliki jumlah kulit yang sama
yaitu tiga kulit, sedangkan jumlah elektron valensinya berbeda dimulai satu sampai
delapan. Hal ini yang menyebabkan unsur periode 3 memiliki sifat kimia yang berbeda.
Dari kiri kekanan unsur periode 3 meliputi natrium (Na), magnesium (Mg), alumunium
(Al), silikon (Si), fosforus atau fosfor (P), belerang (S), klorin (Cl) dan argon (Ar).

B. KELIMPAHAN UNSUR PERIODE 3

Unsur-unsur periode 3 di alam tidak terdapat dalam bentuk unsur bebas melainkan
dalam bentuk senyawa mineralnya (kecuali S dan Ar).

C. SIFAT-SIFAT UNSUR PERIODE III

1. Sifat Fisika

Beberapa sifat unsur-unsur periode 3 dapat diperhatikan pada tabel berikut :


Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa :
a. Jari-Jari Atom

Jari – jari atom adalah jarak antara inti atom ke kulit terluar yang ditempati
elektron. Jari-jari atom unsur periode 3 dari Na ke Ar semakin kecil, karena dari
kiri ke kanan jumlah nomor atom bertambah dan tidak diikuti pertambahan
jumlah kulit sehingga nomor kulit unsur di periode 3. Hal ini menyebabkan
jumlah elektron valensi bertambah sehingga gaya tarik menarik antar inti dengan
elektron- elektronnya semakin kuat. Oleh karena itu jari-jari atom unsur-unsur
perioda ketigadari kiri ke kanan semakin berkurang.
b. Energi ionisasi

Energi Ionisasi adalah energi yang dibutuhkan untuk melepaskan satu


elektron pada kulit terluar yang terikat lemah ke inti dalam fasa gas. Energi
ionisasi dari Na ke Ar cenderung semakin besar. Namun terjadi penyimpangan
pada Al dan S. Seharusnya energi ionisasi Al > Mg dan energi ionisasi S > P.
Tapi kenyataannya energi ionisasi Al < Mg dan energi ionisasi S < P. Hal ini
terjadi karena unsur Mg memiliki elektron valensi 3s2 yang menunjukkan orbital
3s terisi penuh sehingga stabil dan P memiliki elektron valensi 3s2 3p3 yang
menunjukkan orbital 3s terisi penuh dan orbital 3p terisi setengah penuh sehingga
stabil. Oleh karena itu, Mg dan P membutuhkan energi yang lebih besar untuk
melepaskan elektronnya.

c. Afinitas elektron

Afinitas elektron adalah energi yang dilepaskan satu atom netral dalam
wujud gas ketika menerima satu elektron dari atom lain untuk membentuk anion
(ion negatif). Afinitas elektron dari Na ke Cl terjadi penyimpangan pada Al dan P.
Hal inikarena muatan inti yang semakin positif dan jari – jari atom semakin kecil.
Keadaanini menyebabkan gaya tarik menarik antara inti dengan elektron yang
ditambahkan semakin kuat sehingga afinitas elektronnya bertambah.
d. Kelektronegatifan

Keelektronegatifan adalah suatu ukuran kemampuan suatu atom untuk


menarik elektron dalam suatu ikatan kimia. Keelektronegatifan unsur-unsur
periode ketiga dari kiri ke kanan (Na ke Cl) semakin besar. Hal ini karena muatan
inti bertambah positif dan jari – jari atom berkurang, keadaan ini menyebabkan
gaya tarik menarik inti terhadap elektron semakin kuat, akibatnya kemampuan
atom untuk menarik elektron semakin besar. Unsur-unsur yang kelektronegatifan
kecil cenderung bersifat logam (elektropositif), Jadi, sifat logam Na ke Ar semakin
berkurang, karenakeelektronegatifannya semakin besar.

2. Sifat Kimia
a. Sifat reduktor/oksidator

Jari-jari atom dari Na ke Cl semakin kecil berarti semakin sukar melepaskan


elektron. Semakin mudah melepaskan elektron semakin kuat pereduksinya,
sebaliknya semakin sukar melepaskan elektron semakin kuat oksidasi. Dengan
demikian semakin ke kiri reduktor makin kuat.

b. Sifat logam dan nonlogam

Sesuai dengan sifat reduktornya, maka semakin ke kiri sifat logam semakin kuat.

c. Sifat asam dan basa

Sesuai dengan kekuatan logam, semakin ke kiri semakin kuat, maka


sifat basa semakin ke kiri semakin kuat.

D. REAKSI YANG MENYANGKUT

1. Reaksi Dengan Udara

Hanya natrium yang bereaksi dengan udara pada suhu kamar. Setidaknya
periode 3 lainnya tidak reaktif dengan air murni pada suhu kamar dan pada tekanan
normal satu atmosfer. Natrium bereaksi keras dengan udara untuk membentuk zat
dasar yang kuat, natrium hidroksida:
2Na + 2H2O → 2NaOH + H2

Magnesium hanya bereaksi kuat dengan udara pada suhu tinggi. Misalnya, bereaksi
dengan uap untuk membentuk magnesium oksida. Hidrogen juga dilepaskan dalam
reaksi berikut:
Mg + H2O → MgO + H2
Magnesium juga dapat bereaksi dengan udara pada suhu yang lebih rendah, tetapi
prosesnya sangat lambat. Reaksi membentuk magnesium hidroksida :
Mg + 2H2O → Mg(OH)2 + H2.

2. Reaksi Dengan Oksigen

Kecuali argon, yang merupakan gas mulia, semua unsur periode 3 bereaksi
dengan oksigen pada berbagai perbandingan dan kondisi. Klorin dan belerang
dapat membentuk lebih dari satu jenis oksida, berdasarkan keadaan oksidasi.
Berikut adalah daftar reaksi unsur periode 3 dengan oksigen:
4Na + O2 → 2Na2O

2Mg + O2 → 2MgO

4Al + 3O2 → 2Al2O3


Si + O2 → SiO2
P4 + 5O2 → P4O10
S8 + O2 → 8SO2
3. Oksida Basa

Beberapa oksida membentuk larutan basa dalam udara ketika ion-ionnya


terpisah. Oksida unsur periode 3 bereaksi dengan udara membentuk senyawa
baru. Berikut beberapa contohnya:
Na2O+ H2O → 2NaOH

Na2O + H2SO4 → Na2SO4 + H2O


MgO + H2O → Mg(OH)2
MgO + 2HCl → MgCl2 + H2O

4. Oksida asam

Beberapa oksida membentuk larutan asam dalam udara sebagai ion terpisah
dan bereaksi dengan udara. Berikut beberapa contohnya:
P4O10 + 6H2O → 4H3PO4
SO2+ H2O → H2SO3
SO3 + H2O → H2SO4

Seperti yang kita lihat, oksida logam membentuk senyawa basa saat bereaksi
dengan udara. Sedangkan oksida semilogam dan nonlogam membentuk larutan
atau senyawa yang bersifat asam. Reaksi lain akan memerlukan kondisi khusus
untuk terjadi, seperti suhu yang lebih tinggi.
Dalam beberapa kasus, reaktan tidak dikonsumsi sepenuhnya. Kekuatan asam
atau basa tidak berbanding lurus dengan konsentrasi pH. Ukuran yang lebih akurat
dari kekuatan asam atau basa adalah konstanta disosiasi, yang mengacu pada
sejauh mana ion terdisosiasi dalam udara.

E. PEMBUATAN UNSUR-UNSUR PERIODE III

a. Natrium

Dibuat dengan cara elektrolisis leburan NaCl melalui proses Downs. Natrium
tidak dapat dibuat dengan elektrolisis air laut. Natrium disimpan dalam minyak
tanah.
b. Magnesium

Dibuat dengan cara elektrolisis lelehan MgCl2 melalui proses Downs

c. Aluminium

Alumunium merupakan logam yang paling banyak dikandung oleh kulit bumi.
Meliputi 7,8% massa kulit bumi, alumunium menempati peringkat ketiga sebagai
unsur penyusun kulit bumi terbanyak sesuai oksigen dan silikon. Oleh karna
alumunium cukup reaktif, logam ini banyak dijumpai di alam berupa unsur bebas,
melainkan dalam wujud senyawa-senyawanya, bijih alumunium yang utama adalah
bauksit (Al2O3.2H2O)

Dibuat dengan elektrolisis dari bauksit yang murni. Proses ini dikenal dengan
proses Hall Heroult. Al2O3 murni dicampur dengan Na3AIF (kriolit) untuk
menurunkan titik leleh Al2O3dan bertindak sebagai pelarut untuk pemurnian Al2O3,
kemudian dielektrolisis.
Reaksi:

Al2O3 → Al3+ + O2–

Katode (grafit) : 4Al3+ + 12e → 4Al

Anode (grafit) : 3C + 6O2– → 3CO2 + 12e

3C + 4Al3+ + 6O2– → 4Al + 3CO2


Anoda sedikit demi sedikit akan habis.

d. Silikon

Silikon merupakan unsur peringkat kedua terbanyak sesudah oksigen pada kulit
bumi. Meliputi sekitar 28% dari berat kulit bumi, silikon terdapat sebagai silikat
(SiO2) dan senyawa-senyawa silikat (SiO2). Jika unsur karbon merupakan kunci
dunia kehidupan (organik), maka unsur silikon boleh dikatakan kunci dunia mineral
(anorganik).

Pasir yang banyak dijumpai dimana-mana adalah silika yang tidak murni,
sedangkan silika yang lebih murni dapat berupa batu api (flint) dan baiduri (opal).
Bentuk silika yang paling murni adalah kuarsa, komponen peralatan optik yang
terkenal. Ada juga silikon jenis kie-selguhr yang diperoleh dari ganggang diatomi.
Kiesel-guhr digunakan pada pembuatan dinamit, sebab mampu menyerap zat
peledak nitrogliserin dengan baik.

Dalam industri slikon dibuat dengan mereduksi SiO2 dengan karbon dalam
tanur listrik dengan suhu tinggi 3000°c
SiO2(s) + C(s) → Si(s) + 2CO(s)

Dalam laboratorium silicon dibuatan dengan memanaskan silika dengan serbuk


magnesium dalam krus.
SiO2(s) + Mg (s) → Si (s)+ 2MgO(s)

e. Fosfor

Pada kulit bumi, fosforus terdapat sebagai batuan fosfat: fosforit, Ca3(PO4)2,
dan fluoroap, CaF2.3Ca3(PO4)2. Fosforus merupakan unsur bukan logam yang
cukup reaktif, sehingga dapat ditemukan di alam dalam keadaan bebas. Unsur
fosforus pertama kali disintesis pada tahun 1669 oleh seorang ilmuwan Jerman,
Henning Brand. Oleh karna unsur ini dapat bersinar dalam gelap, maka diberi nama
“fosforus” (bahasa Yunani: phosphoros = pembawa cahaya).

Dalam tubuh makhluk hidup, senyawa-senyawa fosforus memegang peranan


penting. Fosfat merupakan bagian dari DNA (senyawa pembawa informasi
genetika), ATP (senyawa penyimpan energi yang dihasilkan metabolisme makanan),
dan fosfolipid (senyawa penyusun membran sel). Tulang dan gigi mengandung
fosfat, sedangkan dalam plasma darah terlarut dalam ion H2PO4- dan HPO42- yang
berfungsi sebagai buffer agar Ph darah konstan.

Unsur fosforus (P4) diperoleh melalui proses Wohler, yaitu memanaskan


campuran kalsium fosfat, pasir, dan karbon pada suhu 1300 derajat C dalam suatu
tanur listrik.

2Ca3(PO4)2 + 6 SiO2→ 6CaSiO3 + P4O10

P4O10 + 10C → P4 + 10 CO

Uap fosforus yang terbentuk dipadatkan melalui kondensasi. Untuk


menghindari reaksi dengan O2 di udara, unsur fosforus disimpan dalam air.

Fospor dikenal dalam 2 bentuk alotropi, yaitu fosfor putih dan fosfor
merah. Fosfor putih dibuat dengan cara memanaskan batuan fosfat, pasir, dan
kokas yaituProses Wohler. Adapun fosfor merah dibuat dengan cara memanaskan
fosfor putihpada suhu 240°C.
Reaksi 1300°C:

Ca3(PO4)2 + 3 SiO2 → 3 CaSiO3 + P2O52


P2O5 + 10 C → P4 + 10 CO

f. Belerang
Di samping argon, belerang merupakan unsur periode ketiga yang
ditemukan di alam dalam bentuk unsur bebas. Belerang sudah dikenal manusia sejak
zaman purba, dan hampir semua bahasa memiliki nama sendiri-sendiri untuk unsur
ini.
Unsur belerang kita temukan pada gunung berapi dan didalam tanah. Dalam
bentuk senyawa, belerang terdapat sebagai garam-garam sulfida (S2-) atau sulfar
(S042-) senyawa-senyawa belerang juga terdapat sebagai pengotor (impurities) pada
gas alam, minyak bumi, dan batu bara.
Pengambilan belerang dari depositnya dalam tanah dilakukan dengan
menggunakan apa yang disebut pompa frasch, yang dirancang oleh herman frasch
dari amerika serikat 1990 dengan pompa frasch, uap air yang sangat panas
dipompakan pada deposit belerang dalam tanah, dan hal ini meyebabkan belerang
meleleh. Kemudian campuran belerang air yang panas didorong keatas permukaan
tanah oleh udara yang bertekanan tinggi. Belerang yang diperoleh dengan cara ini
cukup murni untuk berbagai keperluan.

Frasch mengembangkan cara untuk mengekstrak belerang dan dikenal


dengan cara Frasch. Pada proses ini deposit belerang padat dalam tanah dilelehkan
di tempatnya dengan air sangat panas (super heated). Kemudian, lelehan belerang
ditekan keluar dengan udara, dan keluar menyerupai busa.

g. Klorin

Dapat dibuat dengan elektrolisis leburan NaCl atau elektrolisis larutan NaCl
dengan menggunakan diafragma, Proses Deacon (oksidasi) yaitu HCl dicampur
dengan udara, kemudian dialirkan melalui CuCl2 yang bertindak sebagai katalis.
Reaksi terjadi pada suhu ± 430°C dan tekanan 20 atm.
h. Argon

Argon dapat diperoleh dari atmosfer/udara bebas secara destilasi bertingkat.


F. KEGUNAAN UNSUR-UNSUR PERIODE III

a. Natrium

1. NaCl digunakan pengolahan dan pengawetan makanan, mencairkan salju,

2. Na-benzoat dipakai dalam pengawetan makanan

3. Na-glutamat dipakai untuk penyedap makanan

4. NaOH dipakai untuk membuat sabun, deterjen, kertas

5. NaHCO3 dipakai sebagai pengembang kue

6. Na2CO3 Pembuatan kaca, detergen, pelunak air (air sadah)


b. Magnesium

1. Untuk pembuatan paduan alloy (magnalium)

2. Untuk kerangka pesawat terbang , lampu kilat dalam fotografi, kembang api

c. Aluminium

1. Untuk alat-alat dapur, rangka bangunan, badan pesawat terbang, velg ban
mobil
2. Untuk kemasan (kaleng , aluminium foil)

3. Untuk jaringan tegangan tinggi silikon

4. Sebagai semikonduktor, transistor, chip komputer

5. Untuk pembuatan kaca, gelas

6. Sebagai silika gel

d. Fosfor

1. Untuk pembuatan pupuk asan fosfat dan garamnya

2. Untuk pembuatan korek api(fosfor merah)

3. Untuk racun tikus (fosfor putih)

e. Belerang

1. Untuk bahan baku pembuatan asam sulfat (H2SO4)

2. Dalam pembuatan korek api

3. Pembuatan karbon disulfida CS2 (bahan baku serat rayon)

4. Proses vulkanisasi karet (ikatan silang blerang akan memperkuat polimer


karet).

5. Dalam industri untuk pembuatan pupuk, kertas, cat, plastik.

6. Untuk obat pemberantas jamur atau obat penyakit kulit

f. Klorin

1. Untuk pemurnian air, sanitasi limbah industry,kolam renag.

2. Sebagai bahan dasar industri plastik

3. Untuk pemutih, pulp kertas dan tekstil , desinfektan.


g. Argon

1. Sebagai pengisi bola lampu karena Argon tidak bereaksi dengan kawat lampu

2. Sebagai penyambung (las) logam

3. Sebagai gas inert atau gas pelindung untuk peralatan laboratorium

4. Untuk pengisi tabung fluorescence

5. Sebagai gas pelindung alat-alat kedokteran

G. DAMPAK UNSUR-UNSUR PERIODE III

a. Natrium

1. Dapat merusak ginjal dan meningkatkan kemungkinan tekanan darah tinggi


jika terlalu banyak mengonsumsi natrium.

2. Natrium hidroksida dapat mengiritasi kulit, mata, hidung, dan tenggorokan.


Seperti, kerusakan kulit, kehilangan penglihatan, sulit bernapas, batuk, dan
bronkitis.

b. Magnesium

1. Memicu kelemahan otot, lesu, dan kebingungan jika terlalu banyak


mengonsumsi suplemen magnesium.

2. Paparan uap magnesium oksida hasil pembakaran, pengelasan, atau


pencairan logam, dapat mengakibatkan berbagai keluhan. Seperti, demam,
mengigil, mual, muntah, dan nyeri otot.

3. Serbuk magnesium yang dicampur udara mengakibatkan ledakan.

c. Alumunium

1. Konsentrasi tinggi alumunium dapat menganggu kesehatan. Seperti,


sistem saraf pusat, kelesuan, dan demensia.

2. Mengalami penyakit paru-paru jika sering menghirup debu alumunium.

3. Berakibat kematian bagi penderita gagal ginjal ketika alumunium


memasuki tubuh selama proses cuci darah.

d. Silikon

1. Mengakibatkan efek pernapasan kronis, terutama dalam bentuk kristal


silika (silikon dioksida) yang apabila terhirup saat pernapasan
menyebabkan intasi pada paru-paru dan selaput lendir.

2. Mampu mengiritasi kulit dan mata.

e. Posfor

1. Posfor putih sangat beracun yang sifatnya mematikan dengan dosis fatal 50
mg.

2. Uap posfor putih dapat mengakibatkan kerusakan hati, jantung, atau ginjal.

f. Belerang

1. Uap belerang mengakibatkan pencemaran udara.

2. Belerang akan meningkatkan kadar senyawa asam jika larut dalam air yang
mengakibatkan banyak organisme akan mati.

3. Belerang oksida yang tercampur air hujan akan mengakibatkan hujan asam.

4. Belerang yang dihirip terus-menerus akan mengalami kesulitan bernapas.

g. Klorin

1. Uap klorin yang terhirup dapat menganggu pernapasan sehingga


menimbulkan batuk, nyeri dada, serta gangguan paru-paru.

2. Penipisan lapisan ozon dan pemanasan global.

3. Klorin dapat meledak jika dipanaskan.

4. Klorin yang bersifat asam sangatlah korosif yang menyebabkan iritasi kulit.

h. Argon

1. Jika terhirup pada ruangan tertutup mengakibatkan tubuh lemas karna


kekurangan oksigen.

2. Jika menghirup akan timbul pusing, sesak nafas, mual, dan muntah.

3. Paparan asap las dalam waktu lama dapat menyebabkan kerusakan paru-
paru.
PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Apa perbedaan dari fosfor putih dan fosfor merah?

Jawab :

2. Kenapa jari jari atom dari kiri ke kanan semakin mengecil?

Jawab : Karena peningkatan jumlah proton di inti atom, menyebabkan daya tarik elektron
terhadap inti menjadi lebih kuat, sehingga elektron cenderung berada lebih dekat dengan
inti atom, membuat jari-jari atom semakin kecil.

3. Pada periode ketiga ada unsur logam, nonlogam, dan semilogam. Nah, unsur apa yang
logamnya paling kuat?

Jawab : Unsur Na, karena dari kanan ke kiri unsur logamnya semakin kuat

4. Mengapa pada reaksi udara bagian magnesium hanya bereaksi kuat dengan udara pada saat
suhu tinggi?

Jawab : Reaksi kuat antara magnesium dan udara pada suhu tinggi terjadi karena pada suhu
tersebut energi kinetik atom magnesium mencukupi untuk mengaktifkan reaksi oksidasi
dengan oksigen udara.

5. Mengapa di energi ionisasi pada magnesium lebih besar dari aluminium dan juga pospor
lebih besar daripada sulfur?

Jawab : Karena sesuai sama elektron valensinya. Jika di subkulitnya terisi oleh orbital yang
penuh, maka energi ionisasinya semakin kuat dibanding yang setengah penuh.

6. Bagaimana cara membedakan unsur logam,nonlogam, ikatan kovalen raksasa dan


sederhana?

Jawab : Logam dan semilogam itu unsurnya berstruktur raksasa seperti unsur Na, Mg, Al
kalo semilogam Si. Sedangkan nonlogam berstruktur molekular P , Cl, Ar. Intinya, semakin
besar ikatan elektron terluarnya, maka semakin kuat sifat logamnya.

7. Pada kelimpahan unsur terdapat aluminium, jelaskan kegunaan alumunium!


Jawab : Alumunium digunakan untuk peralatan memasak seperti panci dan wajan karena
sifatnya yang tahan karat dan murah. Demikian juga karena logam alumunium merupakan
konduktor listrik dan panas yg baik, maka logam alumunium banyak digunakan sebagai
alat pemanas, alat memasak dan alat penghantar listrik.

8. Kenapa sifat basa semakin ke kiri semakin kuat?


Jawab : Karena jumlah proton di inti atom meningkat sementara jumlah lapisan elektron
yang sama. Ini menyebabkan peningkatan daya tarik positif di inti atom terhadap elektron
di lapisan terluar. Oleh karena itu, elektron yang ada di lapisan terluar cenderung lebih kuat
tertarik ke inti atom, sehingga lebih mudah untuk melepaskan ion OH- (hidroksida) dalam
reaksi kimia, membuatnya bertindak sebagai basa yang lebih kuat.

9. Pada sifat kimia aluminium, sifat reduktor akan berkurang atau bertambah?

Jawab : Pada alumunium sifat reduktor makin berkurang, reaksi alumunium dengan air
praktis tidak dapat berlangsung, meskipun pada suhu tinggi, sebab lapisan AL(OH)3 yang
terbentuk segera menyelimuti permukaan logam dan melindunginya dari reaksi yang lebih
lanjut.

10. Apa yg menyebabkan logam alumunium tidak mengalami korosi terus menerus seperti
logam besi?
Jawab : Karena akibat adanya oksidasi alumunium yang melindungi logamnya untuk
terus teroksidasi.

Anda mungkin juga menyukai