O L E H
T.A. 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
Alam semesta ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini, unsur-unsur kimia
berjumlah sekitar 114 unsur. Ada beberapa hal yang mendasari pengelompokan unsur-unsur
kimia, yaitu sifat logam,elektron valensi, dan jumlah kulit elektron. Brdasarkan sifat
logamnya, unsur kimia dikelompokan menjadi logam, semilogam, nonlogam, dan gas mulia.
Berdasarkan elektron valensinya unsur kimia dikelompokan menjadi golongan utama dan
transisi. Golongan utama terdiri dari golongan, IA, IIA. IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan
VIIIA. Adapun golongan tarnsisi dapat dibagi lagi menjadi golongan transisi dalam, lantanida
dan aktinida. Berdasarkan jumlah kulit elektron yang dimilikinya, unsur kimia dapat
dikelompokan menjadi 7 periode yaitu periode 1 sampai 7. sifat logam unsur-unsur seperiode
dari kiri kekanan semakin bersifat nonlogam.
Dalam hal ini, Unsur-unsur periode ketiga memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang
bervariasi. Unsur-unsur yang terdapat pada periode ketiga adalah Natrium (Na), Magnesium
(Mg), Aluminium (Al), Silikon (Si), Fosfor (P), Belerang (S), Klor (Cl), dan Argon (Ar). Dari
kiri (Natrium) sampai kanan (Argon), jari-jari unsur menyusut, sedangkan energi ionisasi,
afinitas elektron, dan keelektronegatifan meningkat. Selain itu, terjadi perubahan sifat unsur
dari logam (Na, Mg, Al) menjadi semilogam/metaloid (Si), nonlogam (P, S, Cl), dan gas
mulia (Ar). Unsur logam umumnya membentuk struktur kristalin, sedangkan unsur
semilogam/metaloid membentuk struktur molekul raksasa (makromolekul). Sementara, unsur
nonlogam cenderung membentuk struktur molekul sederhana. Sebaliknya, unsur gas mulia
cenderung dalam keadaan gas monoatomik. Variasi inilah yang menyebabkan unsur periode
ketiga dapat membentuk berbagai senyawa dengan sifat yang berbedaUnsur-unsur logam
umumnya diperoleh sebagai bijih logam dalam batuan. Alam Indonesia sangat kaya akan
sumber mineral bijih logam, karena itu perlu penguasaan teknologi untuk mengolahnya
menjadi logam yang dibutuhkan.
BAB II
ISI
A. Definisi
Natrium atau sodium (Na) adalah logam reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti
lilin, yang termasuk ke logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa alam. Dia
sangat reaktif, apinya berwarna kuning, beroksidasi dalam udara, dan bereaksi kuat
dengan air. Natrium memiliki nomor atom 11 dan berat atom 22,99.
Magnesium (Mg) adalah elemen terbanyak kedelapan yang membentuk 2% berat kulit
bumi, serta merupakan unsur terlarut ketiga terbanyak pada air laut. Magnesium
memiliki nomor atom 12 dan berat atom 24,31.
Aluminium (Al) adalah elemen yang berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi dan
paling berlimpah ketiga.Alumunium memiliki nomor atom 13 dan berat atom 26,98.
Silikon (Si) adalah elemen terbanyak kedelapan di alam semesta dari segi massanya.
Lebih dari 90% kerak bumi terdiri dari mineral silikat, menjadikan silikon sebagai
unsur kedua paling melimpah di kerak bumi (sekitar 28% massa) setelah oksigen.
Silikon memiliki nomor atom 14 dan berat massa 28,09.
Fosfor(P) berupa jenis senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka seperti zink
sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak, dan zink silikat (Zn2SiO4)yang
dicampur dengan mangan. Fosfor memiliki nomor atom 15 dan berat massa 30,97.
Sulfur atau belerang (S) adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam
dua asam amino. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa. Belerang, dalam
bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Belerang dapat ditemukan
sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfida dan sulfat. Belerang
memiliki nomor atom 16 dan berat massa 32,06
Klor (Cl) adalah pembentuk garam dan senyawa lain yang tersedia di alam dalam
jumlah yang sangat berlimpah dan diperlukan untuk pembentukan hampir semua
bentuk kehidupan, termasuk manusia. Unsur ini termasuk kelompok halogen
berbentuk gas, klorin berwarna kuning kehijauan, dan sangat beracun. Klor memiliki
nomor atom 17 dan berat massa 35,45.
Argon (Ar) adalah elemen yang hampir tidak mengalami reaksi kimia. Argon
merupakan kelompok golongan Gas mulia. Argon membentuk 1% dari atmosfer
bumi. Argon memiliki nomor atom 18 dan berat massa 39,95.
a. Unsur Natrium diperoleh dengan cara elektrolisis NaCl yang dicairkan dengan katode besi
dan anode karbon. Sel yang digunakan adalah sel Downs. Natrium cair terbentuk pada
katode, selanjutnya dialirkan dan ditampung dalam wadah berisi minyak tanah. Dalam proses
ini bejana elektrolisis dipanaskan dari luar dan dijaga agar natrium yang terbentuk tidak
bersinggungan dengan udara, karena akan terbakar. Hasil samping elektrolisis ini adalah
klorin
b. Unsur Magnesium diperoleh dengan cara elektrolisis lelehan magnesium klorida. Sekarang
ini, Mg juga dapat diperoleh dari air. Selain itu Mg diperoleh juga dari reduksi MgO dengan
karbon.
c. Unsur Aluminium diperoleh dari elektrolisis bauksit yang dilarutkan dalam kriolit cair.
Proses ini dikenal dengan proses Hall. Pada proses ini bauksit ditempatkan dalam tangki baja
yang dilapisi karbon dan berfungsi sebagai katode. Adapun anode berupa batang-batang
karbon yang dicelupkan dalam campuran.
d. Unsur silikon dapat dibuat dari reduksi SiO2 murni dengan serbuk aluminium pada suhu
tinggi.
e. Unsur Fosfor diperoleh melalui reaksi batuan fosfat dengan batu bara dan pasir dalam
pembakaran listrik. Fosfor didistilasi dan terkondensasi di bawah air sebagai P4.
f. Unsur Belerang, cara untuk mengekstrak belerang yang dikenal dengan cara Frasch. Pada
proses ini pipa logam berdiameter 15 cm yang memiliki dua pipa konsentrik yang lebih kecil
ditanam sampai menyentuh lapisan belerang. Uap air yang sangat panas dipompa dan
dimasukkan melalui pipa luar, sehingga belerang meleleh, selanjutnya dimasukkan udara
bertekanan tinggi melalui pipa terkecil, sehingga terbentuk busa belerang yang keluar
mencapai 99,5%.
g. Unsur Klor diperoleh dari garam klorida dengan mereaksikan zat oksidator atau lebih
sering dengan proses elektrolisis
h. Unsur Argon dihasilkan dari penyulingan bertingkat udara cair karena atmosfer
mengandung 0.94% Argon.
a. Struktur/konfigurasi elektronik
Pada periode ketiga, orbital 3s dan 3p terisi oleh elektron. (Ne = 1s2, 2s2, 2p6)
Unsur Konfigurasi Unsur Konfigurasi
11 Na [Ne] 3s1 15 P [Ne] 3s2 3p3
12 Mg [Ne] 3s2 16 S [Ne] 3s2 3p4
13 Al [Ne] 3s2 3p1 17 Cl [Ne] 3s2 3p5
14 Si [Ne] 3s2 3p2 18 Ar [Ne] 3s2 3p6
b. Jari-jari atom
Jari-jari atom unsur periode ke-3 “dari kiri ke kanan, jari-jari atom makin kecil”. Meskipun
sama – sama terdiri atas tiga lapis kulit, “jumlah proton dan jumlah elektron dalam masing –
masing atom makin ke kanan makin banyak”. Hal itu menyebabkan gaya tarik inti atom
terhadap elektron – elektron makin kuat, sehingga elektron – elektron tertarik lebih dekat
kearah inti atom.
perubahan jari-jari atom pada unsur-unsur periode 3
Penjelasan kecenderungan
Jari-jari metalik dan kovalen menunjukkan jarak dari inti ke pasangan elektron ikatan.
Dari Natrium hingga Argon, ikatan elektron semuanya berada di kulit ke-3. Peningkatan
jumlah proton dalam inti sepanjang perioda akan meningkatkan tarikan elektron menjadi
lebih dekat ke inti.
Silikon memiliki struktur seperti intan. Jadi kita tidak dapat memperkirakan silikon dapat
menghantarkan arus listrik, tapi silikon memang dapat menghantarkan arus listrik.
Sisanya tidak menghantarkan arus listrik karena merupakan senyawa dengan molekul
sederhana. Tidak ada elektron yang dapat bebas bergerak.
Silikon
Silikon memiliki titik leleh dan titik didih yang lebih tinggi karena memiliki struktur kovalen
raksasa. Kita harus memutuskan ikatan kovalen yang kuat itu sebelum akhirnya meleleh atau
mendidih. Bagian terkecil dari struktur dapat dilihat seperti di bawah ini:
Strukturnya terikat dengan ikatan kovalen yang kuat dalam tiga dimensi.
- Empat unsur molekuler
Fosfor, sulfur, klor dan argon adalah senyawa molekuler sederhana yang hanya dipengaruhi
gaya van der Waals (gaya tarik-menarik yang lemah) di antara molekul-molekulnya. Titik
leleh dan titik didihnya akan semakin rendah dari pada empat unsur pertama dalam periode 3.
Ukuran titik leleh dan titik didih dipengaruhi oleh ukuran molekul.
Ingat struktur molekul:
Penjelasan :
Untuk molekul fosfor, anda tidak dapat memecahkan ikatan kovalennya. Molekul dengan
gaya van der Waals antar molekulnya yang lemah.
Molekul sulfur berbentuk cincin, lebih besar dari pada molekul fosfor dengan gaya van der
Waals yang lebih kuat, hal ini penting untuk menjelaskan titik leleh dan titik didih yang lebih
tinggi.
Klor adalah molekul yang lebih kecil dengan gaya van der Waals yang lebih lemah dan klor
memiliki titik leleh dan titik didih yang lebih rendah dari sulfur dan fosfor.
Molekul argon hanya terdiri dari satu atom. Jangkauan gaya van der Waals antar atom-
atomnya sangat terbatas serta titik leleh dan titik didih argon paling rendah.
e. Keelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah ukuran kecenderungan atom untuk menarik pasangan elektron
ikatan. Harga keelektronegatifan unsur – unsur periode ke-3, “ makin ke kanan, makin besar
“. Artinya, makin ke kanan kemampuan atom untuk menarik elektron dari atom lain makin
bertambah. Harga keelekrtonegatifan terbesar dalam periode ketiga dimiliki oleh klorin,
karna Argon dalam struktur elektronnya sudah stabil dan tidak membentuk ikatan kovalen
sehingga secara nyata tidak memiliki keelektronegatifan.
Penjelasan kecenderungan
Kecenderungan dijelaskan dengan cara yang sama seperti kecenderungan pada jari-jari atom.
Sepanjang periode, elektron ikatan selalu berada pada kulit yang sama yaitu kulit ke-3, dan
selalu diperisai oleh elektron dalam yang sama.
Semuanya berbeda dalam hal jumlah proton yang terus meningkat dan tarikan pasangan
elektron ikatan makin mendekati inti.
f. Energi ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan untuk melepaskan satu elektron yang terikat
paling lemah dari satu mol atom dalam keadaan gas menjadi satu mol ion dalam keadaan gas
dengan muatan +1. Contoh :
Dengan jari – jari atom yang makin kecil ( makin kuatnya gaya tarik inti atom), energi
ionisasi unsur – unsur periode ketiga “dari kiri ke kanan, makin besar”. Secara umum,
kecenderungannya meningkat kecuali antara magnesium dan alumunium serta antara fosfor
dan sulfur yang menurun.
Penjelasan
Energi ionisasi dipengaruhi oleh:
• Muatan dalam inti
• Jarak elektron terluar dari inti
• Banyaknya pemerisaian oleh elektron yang lebih dalam
• Apakah elektron dalam orbital berpasangan atau tidak.
Kecenderungan meningkat
Dalam semua unsur-unsur periode 3, elektron terluar berada pada kulit orbital ke-3.
Semuanya memiliki jarak yang sama dari inti dan diperisai oleh elektron yang sama yaitu
elektron pada kulit pertama dan kedua.
Perbedaan yang paling utama adalah meningkatnya jumlah proton dalam inti mulai dari
natrium hingga argon. Hal inilah yang menyebabkan tarikan inti terhadap elektron terluarnya
makin besar sehingga meningkatkan energi ionisasi.
G. Kelogaman
Sifat kelogaman unsur-unsur periode ketiga, “dari kiri ke kanan, makin berkurang” :
Unsur logam : Natrium ( Na ), magnesium ( Mg ), dan aluminium( Al )
Unsur metaloid : Silikon ( Si )
Unsur non logam : Fosfor ( P ), belerang ( S ), dan klor ( Cl )
Gas mulia : Argon (Ar ) (Bukan logam)
Natrium merupakan pereduksi yang reaktif terhadap air. Sifat pereduksi magnesium lebih
lemah dibandingkan natrium. Sehingga logam Mg hanya dapat bereaksi dengan air panas.
Contoh :
Mg (5) + H2O (l) (tidak bereaksi)
Mg (5) + 2H2O (l) (panas) Mg (OH)2 + H2 (g)
Sedangkan silicon memiliki sifat pereduksi lebih lemah dibandingkan aluminium sehingga
silicon yang bereaksi dengan oksidator kuat, seperti oksigen dan klorin.
Contoh :
Si (5) + O2 (g) Si O2(5)
Si (5) + 2Cl2 (g) Si Cl4 (l)
Senyawa dengan struktur diatas dapat pula bertindak sebagai asam dengan memutuskan
ikatan MO-H sehingga berbentuk ion hidrogen ( H+ ).
b. Magnesium
Magnesium mengalami reaksi yang sangat lambat dengan air dingin, tetapi terbakar dalam
uap air. Lempeng magnesium yang sangat bersih dimasukkan ke dalam air dingin akhirnya
akan tertutup oleh gelembung gas hidrogen yang akan mengapungkan lempeng magnesium
ke permukaan. Magnesium hidroksida akan terbentuk sebagai lapisan pada lempengan
magnesium dan ini cenderung akan menghentikan reaksi.
Magnesium terbakar dalam uap air dengan nyala putih yang khas membentuk magnesium
oksida dan hidrogen.
c. Aluminium
Serbuk alumunium dipanaskan dalam uap air menghasilkan hidrogen dan alumunium oksida.
Reaksinya berlangsung relatif lambat karena adanya lapisan alumunium oksida pada
logamnya, membentuk oksida yang lebih banyak selama reaksi.
d. Silikon
Umumnya silikon abu-abu yang berkilat dengan keadaan agak seperti logam hampir tidak
reaktif.
Banyak sumber menyatakan bahwa bentuk silikon ini bereaksi dengan uap air pada suhu
tinggi menghasilkan silikon dioksida dan hidrogen.
Tapi juga mungkin untuk membuatnya menjadi bentuk silikon yang lebih reaktif yang akan
bereaksi dengan air dingin menghasilkan produk yang sama.
e. Fosfor dan sulfur
Fosfor dan sulfur tidak bereaksi dengan air.
f. Klor
Klor dapat larut dalam air untuk beberapa tingkat membentuk larutan berwarna hijau. Terjadi
reaksi reversibel (dapat balik) menghasilkan asam klorida dan asam hipoklorit.
g. Argon
Argon tidak bereaksi dengan air
a. Natrium
Natrium terbakar dalam klor dengan nyala jingga menyala. Padatan NaCl akan terbentuk.
b. Magnesium
Magnesium terbakar dengan nyala putih yang kuat menghasilkan magnesium klorida.
c. Aluminium
Alumunium seringkali bereaksi dengan klor dengan melewatkan klor kering di atas
alumunium foil yang dipanaskan sepanjang tabung. Alumunium terbakar dalam aliran klor
menghasilkan alumunium klorida yang kuning sangat pucat. Alumunium klorida ini dapat
menyublim (berubah dari padatan ke gas dan kembali lagi) dan terkumpul di bagian bawah
tabung saat didinginkan.
d. Silikon
Jika klor dilewatkan di atas serbuk silikon yang dipanaskan di dalam tabung, akan bereaksi
menghasilkan silikon tetraklorida. Silikon tetraklorida adalah cairan yang tak berwarna yang
berasap dan dapat terkondensasi.
e. Fosfor
Fosfor putih terbakar di dalam klor menghasilkan campuran dua klorida. Fosfor (III) klorida
dan fosfor (V) klorida (fosfor triklorida dan fosfor pentaklorida).
f. Sulfur
Jika aliran klor dilewatkan di atas sulfur yang dipanaskan, akan bereaksi menghasilkan cairan
berwarna jingga dengan bau tak sedap, disulfur diklorida, S2Cl2.
Unsur-unsur periode ketiga dapat membentuk oksida melalui reaksi pembakaran dengan gas
oksigen. Reaksi yang terjadi pada masing-masing unsur adalah sebagai berikut :
a. Natrium Oksida
Natrium mengalami reaksi hebat dengan oksigen. Logam Natrium yang terpapar di udara
dapat bereaksi spontan dengan gas oksigen membentuk oksida berwarna putih yang disertai
nyala berwarna kuning.
b. Magnesium Oksida
Magnesium juga bereaksi hebat dengan udara (terutama gas oksigen) menghasilkan nyala
berwarna putih terang yang disertai dengan pembentukan oksida berwarna putih.
c. Aluminium Oksida
Alumunium akan terbakar dalam oksigen jika bentuknya serbuk, sebaliknya lapisan
oksidanya yang kuat pada alumunium cenderung menghambat reaksi. Jika kita taburkan
serbuk alumunium ke dalam nyala bunsen, maka akan kita dapatkan percikan. Alumunium
oksida yang berwana putih akan terbentuk. Oksida ini berwarna putih.
4 Al(s) + 3 O2(g) ——> 2 Al2O3(s)
d. Silikon Oksida (Silika)
b. Magnesium
Kegunaan:
• Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen.
• Untuk membuat konstruksi pesawat. Logamnya disebut magnalum.
• Pemisah sulfur dari besi dan baja.
• Dipakai pada lempeng yang digunakan di industri percetakan.
• Untuk membuat lampu kilat.
• Sebagai katalis reaksi organik.
Bahaya : Magnesium sangat mudah terbakar. pada waktu terbakar, ia melepaskan kalor yang
sangat besar mencapai ribuan derajat. Cahaya yang dipancarkan sangat menyilaukan dan
dapat membutakan mata.
c. Alumunium
Kegunaan :
• Banyak dipakai dalam industri pesawat
• Untuk membuat konstruksi bangunan
• Dipakai pada berbagai macam aloi
• Untuk membuat magnet yang kuat
• Tawas sebagai penjernih air
• Untuk membuat logam hybrid yang dipakai pada pesawat luar angkasa
• Membuat berbagai alat masak
• Menghasilkan permata bewarna-warni : Sapphire, Topaz, dll.
Bahaya : Aluminium dapat merusak kulit, dalam bentuk bubuk dapat meledak di udara jika
dipanaskan , dan dalam bentuk Al2O3 jika di reaksikan dengan karbon akan menyebabkan
pemanasan global.
d. Silikon
Kegunaan :
• Dipakai dalam pembuatan kaca
• Terutama dipakai dalam pembuatan semi konduktor
• Digunakan untuk membuat aloi bersama alumunium, magnesium, dan tembaga
• Untuk membuat enamel
• Untuk membuat IC
Bahaya : Silikon yang digunakan untuk kecantikan wajah dapat menyebabkan kerusakan
bentuk wajah dan melumpuhkan beberapa otot wajah.
e. Fosfor
Kegunaan :
• Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen
• Untuk membuat konstruksi pesawat. Logamnya disebut magnalum
• Pemisah sulfur dari besi dan baja
• Dipakai pada lempeng yang digunakan di industri percetakan
• Untuk membuat lampu kilat
• Sebagai katalis reaksi organic
Bahaya : Jika biji fosfor diolah menjadi fosfat dan larutan dalam air akan menyebabkan
terjadinya limbah radioaktif.
f. Belerang
Kegunaan :
• Dipakai sebagai bahan dasar pembuatan asam sulfat
• Digunakan dalam baterai
• Dipakai pada fungisida dan pembuatan pupuk
• Digunakan pada korek dan kembang api
• Digunakan sebagai pelarut dalam berbagai proses
Bahaya : Belerang dalam bentuk H2S sangat beracun dan dapat menyebabkan kematian,
sedangkan dalam bentuk H2SO4 dapat merusak kulit dan menyebabkan korosi.
g. Klor
Kegunaan :
• Dipakai pada proses pemurnian air
• Cl2 dipakai pada disinfectan
• KCl digunakan sebagai pupuk
• ZnCl2 digunakan sebagai solder
• NH4Cl digunakan sebagai pengisi batere
• Digunakan untuk menghilangkan tinta dalam proses daur ulang kertas
• Dipakai untuk membunuh bakteri pada air minum
• Dipakai pada berbagai macam industry
Bahaya : Klor mengiritasi sistem pernafasan. Bentuk gasnya mengiritasi lapisan lendir dan
bentuk cairnya bisa membakar kulit. Baunya dapat dideteksi pada konsentrasi sekecil 3.5
ppm dan pada konsentrasi 1000 ppm berakibat fatal setelah terhisap dalam-dalam.
h. Argon
Kegunaan :
• Sebagai pengisi bola lampu karena Argon tidak bereaksi dengan kawat lampu
• Dipakai dalam industri logam sebagai inert saat pemotongan dan proses lainnya
• Untuk membuat lapisan pelindung pada berbagai macam proses
• Untuk mendeteksi sumber air tanah
• Dipakai dalam roda mobil mewah
Bahaya : Bila argon menggantikan oksigen diudara dapat menyebabkan sesak napas karena
udara yang mengandung oksigen kurang dari 16% sangat berbahaya.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari uraian di atas kami dapat menyimpulakan bahwa unsur-unsur periode ketiga dapat
dikelompokkan berdasarkan kesamaan sifatnya ke dalam satu golongan, yaitu golongan A
(golongan utama). Selain itu, unsur-unsur periode ketiga dapat dikelompokkan menjadi unsur
logam, nonlogam, semilogam, dan gas mulia. Dalam kehidupan sehari-hari, unsur-unsur
periode ketiga banyak membantu kita dalam melaksanakan kegiatan. Sulit dibayangkan jika
kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua benda yang ada di alam ini mengandung
unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya, senyawanya, atau paduan
logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat, unsur-unsur periode ketiga
memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan. Kegunaan dan dampak dari
unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya tidak terlepas dari sifat yang
dimiliki unsur-unsur tersebut.
B.Saran
Saran yang kami dapat berikan bagi pembaca yang senang dengan bahan-bahan kimia, lebih
baik anda lebih waspada dengan unsur-unsur yang belum anda kuasai. Ketelitian itu penting
dalam hal ini karna kesalahan kecil yang anda lakukan dapat membuat kerusakan besar pada
anda ataupun lingkungan anda. Jangan hanya membaca dari satu sumber saja, karna ilmu
pengetahuan terus berkembang setiap waktunya.