Anda di halaman 1dari 4

a.

Transformasi Galileo Dan Transformasi Lorenrz Serta Penerapannya Dalam Fisika


1. Transformasi Galileo
Peristiwa dalam fisika didefinisikan sebagai segala sesuatu yang terjadi pada suatu titik
tertentu dalam ruang dan pada sautu waktu tertentu. Gerak sebuah benda merupakan sebuah
rentetan acuan pengamatan terhadap gerak benda tersebut. Tanpa sistem kerangka acuan
konsep gerak benda tidak ada artinya.
Apabila Anda hendak mempelajari benda yang sedang bergerak dalam arah horizontal,
Anda dapat memilih sebuah kerangka acuan yaitu suatu tempat tertentu yang diam terhadap
benda tersebut. Anda dapat pula memilih kerangka acuan lain, yang bergerak dengan
kecepatan tetap terhadap benda tersebut. Menurut seorang pengamat dalam kerangka acuan
ini, benda tersebut sedang melakukan gerakan dalam arah horizontaldengan kecepatan tetap.
Kerangka acuan yang diam atau bergerak dengan kecepatan tetap terhadap benda yang
sedang diamati tersebut dikenal dengan nama kerangka acuan inersial. Dengan demikian,
semua gerak akan dapat dinyatakan sebagai gerak relatif terhadap suatu kerangka acuan
tertentu yang melekat dengan pengamat atau sebagai tempat melakukan pengamatan. Pada
dasarnya, ada kebebasan untuk memilih kerangka acuan ini.
Akan tetapi, tentu saja dalam praktiknya Anda akan memilih kerangka acuan yang
memungkinkan penyelesaian persoalan dengan cara yang paling sederhana. Kerangka acuan
yang telah dipilih untuk menelaah suatu peristiwa fisika selalu dapat dikaitkan dengan suatu
sistem koordinat tertentu. Selanjutnya, hukum-hukum fisika yang berlaku dalam kerangka
acuan yang telah dipilih dinyatakan dalam sistem koordinat tersebut.
Prinsip relativitas Galileo dikenal pula sebagai prinsip relativitas klasik. Karena hanya
berkaitan dengan hukumhukum gerak Newton. Persoalan perambatan gelombang
elektromagnetik (cahaya) tidak ditinjau dalam prinsip ini. Prinsip relativitas Galileo tersebut
dibangun berdasarkan dua postulat antara lain sebagai berikut.
 Waktu adalah besaran mutlak.
 Hukum-hukum gerak Newton tidak berubah bentuk (invarian)
Selanjutnya kita akan menurunkan transformasi koordinat yang memenuhi prinsip
relativitas Galileo tersebut. Transformasi ini dikenal dengan nama transformasi Galileo.
Kita anggap suatu kerangka acuan K yang mempunyai koordinat kejadian saat t adalah x,
y, dan z. Pengamat yang berada pada kerangka acuan lain K' yang bergerak terhadap K
dengan kecepatan v akan mendapatkan koordinat saat kejadian t' adalah x', y', dan z'. Yang
dimaksud dengan transformasi adalah suatu aturan yang mengandung persamaan-persamaan
yang menghubungkan (x,y,z) dan t dengan(x',y',z') dan t'. Jika waktu kedua sistem diukur
dari saat ketika K dan K' berimpit, pengukuran dalam arak x yang dilakukan oleh K akan
melebihi yang di K' dengan vt yang menyatakan jarak yang ditempuh K' dalam arah x,
sehingga :
x' = x-vt ; y’ = y ; z’ = z ; dan t’ = t (1)
Jika diubah dalam bentuk kecepatan maka transformasi ini menjadi :
dx '
v ' x = ' =v x −v (2)
dt
'
dx
v ' y= '
=v y (3)
dt
dx '
v ' z= =v z (4)
dt '
Transformasi ini meupakan transformasi Galileo, yang tidak memenuhi dua butir dari
postulat Einsein tersebut. Postulat pertama mensyaratkan persamaan yang sama untuk
besaran fisika dalam kedua kerangka acuan K dan K', tetapi ternyata persamaan pokok dalam
kelistrikan dan kemagnetan mengambil bentuk yang sangat berbedabila kita pakai trans
formasi Galileo untuk mengubah kuantitas yang terukur pada suatu kerangka acuan ke
kuantitas yang setara dalam kerangka acuan yang lain. Persyaratan kedua mensyaratkan
bahwa kelajuan cahaya c baik ditentukan oleh K atau K' harus sama. Jika kita ukur kelajuan
cahaya dalam arah x dalam system K ternyata c dan dalam system K' akan menjadi c' = c-v.
Contoh Soal
Seorang penumpang kereta yang sedang berjalan dengan kecepatan 20 m/s melintasi seorang
pria yang sedang berdiri diperon stasiun pada t’ = t = 0. Sepuluh detik setelah kereta tersebut
melewatinya, pria diperon melihat seekor burung yang terbang dengan arah yang sama ke
sepanjang lintasan kereta tersebut yang telah pergi sejauh 400 m. seperti apakah koordinat
burung tersebut dipandang dari sisi penumpang kereta?
Penyelesaian:
(x, y, z, t) = (400m, 0, 0, 10s)
x' = t-vt = 400m-(20m/s)(10s)
= 400m-200m = 200m
(x’, y’, z’, t’)= (200m, 0, 0, 10s)

2. Transformasi Lorentz
Transformasi Lorentz pertama kali dikemukaan oleh Hendrik A. Lorentz, seorang fisikawan
dari Belanda  pada tahun 1895. Kerangka acuan sendiri bisa dibagi menjadi 2 jenis, yaitu
inersia (bergerak relative dengan kecepatan konstan) dan non-inersia (mengalami percepatan,
bergerak melengkung, gerak rotasi dengan kecepatan sudut konstan). Istilah “transformasi
Lorentz ini hanya mengacu pada transformasi antar kerangka inersia, biasanya dalam konteks
relativitas khusus. Tidak seperti pada transformasi Galileo yang menyatakan bahwa waktu
bersifat mutlak yang berarti kejadian yang sama yang diamati oleh pengamat pada kerangka
acuan S dan pengamat pada kerangka acuan S yang bergerak relatif terhadap kerangka acuan
S adalah dalam selang waktu yang sama.
' ' '
x =Y ( x −v . t ) , y = y , z =z dan t ' ≠ t (1)
Misalkan kecepatan Hasan berjalan terhadap kerangka acuan S’ diganti dengan cahaya yaitu
v’  =  c, maka menurut postulat Einstein yang kedua  menyatakan bahwa pengamat pada
kerangka acuan S akan mendapatkan  v =  c, maka didapatkan bahwa :
x = c.t (2)
dan
x’ = c.t’  (3)
Bila nilai x’ dan t’ dimasukkan pada persamaan (3) didapatkan :

(4)
Berdasarkan persamaan ini bila yang  mengandung nilai  x dijadikan satu pada ruas kiri
didapat :

(5)
Sehingga transformasi Lorentz dituliskan menjadi :

Contoh Soal
Seorang pengamat yang diam di bumi mengamati sebuah benda langit pada jarak 16 x 10 8 m
dengan menggunakan sebuah teleskop. Jika sebuah pesawat antariksa melintasi pengamat
tersebut dengan kecepatan konstan 0,1c lurus kearah benda langit tersebut, tentukanlah jarak
benda langit dari pesawat antariksa setelah 10 sekon?
Pembahasan :
Diketahui :
x  = 16 x 108 m
v  = 0,1c
t   = 10s
jarak benda langit dari pesawat antariksa adalah

1 (16 ×10 8−0,1 ( 3 ×108 ) 10 ) 8


x = y ( x−vt )= =13,06× 10 m

√ 1−
( 0,1 c )
c2

Bibliography
Murtono. (2005). Mengenal Konsep Relativitas. Jurnal Kaunia , 137-149.
Uknown. (2021, Februari 11). Memahami Konsep Transformasi Lorentz. Retrieved Agustus 23,
2022, from Kelas Pintar: https://www.kelaspintar.id
Unknown. (2016, Desember 27). Transformasi Lorentz (relativitas Kecepatan). Retrieved
Agustus 23, 2022, from Golengku.blogspot: https://golengku.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai