Abdul azis menerangkan bahwa kompetensi dasar merupakan kompetensi setiap mata
pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari kompetensi inti. Kompetensi dasar adalah
konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang bersumber
pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan
dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata
pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat
terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi
hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi
konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau nondisiplin ilmu yang dibolehkan
menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresif, ataupun humanisme.
Dari uraian diatas, dapat kita rumuskan bahwa fungsi dan kegunaan kompetensi dasar dari
Kurikulum 2013 terdiri dari :
1. Spesifikasi dan Operasionalisasi Kompetensi Inti
Kompetensi dasar yang dikembangkan pada masing-masing mata pelajaran disusun
berdasarkan kompetensi inti. Ini artinya, pengembangan KD pada masing-masing mata pelajaran
ditujukan untuk menyumbang kompetensi bagi terkuasai dan dimilikinya kompetensi inti oleh
siswa pada tip tingkat kelas. KD memberikan penjabaran secara operasional dan spesifik
mengenai kompetensi inti sesuai ciri khas tiap mata pelajaran. Seperti diungkapkan Kunandar,
bahwa kompetensi dalam Kurikulum 2013 dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti (KI) kelas
dan diperinci lebih lanjut ke dalam kompetensi dasar (KD).
2. Sebagai Tujuan Pembelajaran pada Setiap Mata Pelajaran
Suatu kegiatan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan tujuan tertentu. Tujuan dalam
Kurikulum berbasis kompetensi, seperti halnya Kurikulum 2013, merupakan pencapaian suatu
kompetensi. Hal ini selaras dengan penjelasan Kunandar bahwa kurikulum berbasis kompetensi
adalah “outcomes-based curriculum” dan oleh karena itu pengembangan kurikulum diarahkan
pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
3. Sumber Rujukan dalam Pengembangan Indikator Hasil Belajar
Indikator adalah penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang
dapat diukur mencakup ranah atau dimensi pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik),
dan sikap (afektif). Setiap KD dikembangkan menjadi beberapa indikator (lebih dari dua).
Karakteristik dan Kriteria Kompetensi Dasar.
Tujuan pembelajaran haruslah spesifik, artinya apabila isi pokok bahasan sudah dipilih dan
sudah spesifik, maka sudah tentu tujuan pun harus sesuai dengan pokok bahasan yang telah
dipilih tersebut. Tujuan pembelajaran dapat menjadi pedoman bagi pengajar untuk menargetkan
siswa mencapai tujuan yang diinginkan sehingga setelah selesai pokok bahasan yang diajarkan,
siswa diharapkan dapat memiliki kemampuan yang telah ditentukan sebelumnya. Sesuai dengan
itu, maka kompetensi yang harus dimiliki atau dikuasai oleh siswa antara lain dalam kawasan
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
1. Kawasan Kognitif
Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan
proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi,
yakni evaluasi. Tujuan kognitif merupakan tujuan agar tercapainya kemampuan intelektual
yang terdiri dari 6 aspek, yaitu pengetahuan (ingatan), pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi.
a. Tingkat pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan ini dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menghafal,
mengingat kembali atau mengulang kembali pengetahuan yang pernah diterimanya.
b. Tingkat Pemahaman (Comprehension)
Pemahaman di sini diartikan kemampuan seseorang dalam menafsirkan,
menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri.
c. Tingkat Penerapan (Application)
Penerapan di sini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan
dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari dengan
menerapkan pemahaman berdasarkan ilmu yang dimiliki.
d. Analysis
Maksudnya adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam
memecahkan berbagai masalah dengan sistem analisis. Contoh: siswa dapat menganalisis
sejauh mana dalam dan luasnya pembahasan diskusi yang mereka laksanakan.
e. Synthesis
Sintesis ini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan
berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih
menyeluruh. Contoh: siswa dapat menyusun rencana belajar masing-masing sesuai dengan
kebijakan yang berlaku di sekolah.
f. Evaluation
Evaluasi di sini diartikan kemampuan seseorang dalam membuat perkiraan atau
keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau pengetahuan yang dimiliki. Contoh: siswa
dapat menilai unsur kepadatan isi, cakupan materi, kualitas analisis, dan gaya bahasa yang
dipakai oleh seorang penulis makalah tertentu.
Di samping kawasan kognitif di atas, biasanya dalam suatu perencanaan pembelajaran ada
mata pelajaran tertentu yang memiliki tuntutan untuk kerja yang dinilai adalah kawasan
afektif dan psikomotor.
2. Kawasan Afektif.
Kawasan afektif adalah satu domain yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai interes,
apresiasi (penghargaan), dan penyesuaian perasaan sosial. Tingkat afeksi ini ada lima dari
yang paling sederhana hingga ke yang kompleks antara lain: kemauan menerima, kemauan
menanggapi, berkeyakinan, penerapan karya, ketekunan dan ketelitian. Tujuan pengajaran
afektif adalah pemberian keterampilan suatu proses dan hasil belajar yang menekankan pada
bagaimana siswa bersikap dan bertingkah laku di dalam lingkungan dan masyarakatnya. Dan
beberapa ahli menekankan kematangan moral dan sosial anak didik.
3. Kawasan Psikomotorik
Domain psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan ketrampilan (skill) yang
bersifat manual atau motorik. Tujuannya memberikan pengalaman kepada siswa untuk
terampil mengerjakan sesuatu menggunakan motor yang dimilikinya. Sebagaimana kedua
domain yang lain, domain ini juga mempunyai berbagai tingkatan. Urutan tingkatan dari
yang paling sederhana sampai ke yang paling kompleks (tertinggi) antara lain: persepsi,
kesiapan melakukan suatu kegiatan, mekanisme, respons terbimbing, kemahiran, adaptasi,
dan originasi. Menurut Nana Sudjana, ada 6 aspek ranah psikomotorik yakni gerakan
refleks, keterampilan gerak dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan,
gerakan keterampilan kompleks, serta gerakan ekspressif dan interpretatif. Kriteria tujuan
pembelajaran yang baik, sebaiknya mencakup tiga elemen utama, yaitu:
a.Menyatakan apa yang seharunya dapat dikerjakan siswa selama belajar dan kemampuan
apa yang sebaiknya dikuasainya pada akhir pelajaran.
b.Perlu dinyatakan kondisi dan hambatan yang ada pada saat mendemonstrasikan perilaku
tersebut.
c.Perlu ada petunjuk yang jelas tentang standar penampilan minimum yang dapat diterima.