Tes dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan atau tugas atau seperangkat tugas yang
direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait (sifat) atau atribut pendidikan atau
psikologik yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan
yang dianggap benar.dan non test adalah penilaian yang mengukur kemampuan siswa secara
langsung dengan tugas-tugas riil dalam proses pembelajaran.
Melalui Evaluasi teknik tes proses belajar baru dapat dilakukan dengan baik dan benar
apabila menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran yang menggunakan
tes sebagai alat ukurnya. Disamping itu juga tes dapat dijadikan sebagai bahan bantu guru
dalam mengukur sejauhmana peserta didik menguasai, memahami materi ajar.
Dan yang membuat evaluasi non tes yaitu: Teknik evaluasi non tes berarti melaksanakan
penilaian dengan tidak menggunakan tes. Teknik penialain ini umunya untuk menilai
kaepribadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah lau, sifat, sikap social,
ucapan, riwayat hidup dan lain-lain. Yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam
pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok.
Contoh dari tes dan kegunaannya yaitu:
1. Ketelitian dan persyaratan
Tes variasi dalam gaya ketelitian dan persyaratan. Misalnya, dalam tes yang close book siswa
biasanya diminta untuk mengandalkan memori untuk merespons item tertentu sedangkan
dalam open book, siswa dapat menggunakan satu atau lebih alat bantu tambahan seperti buku
referensi atau kalkulator ketika merespons.
Seperti keterampilan menulis untuk bahasa, percobaan laboratorium sains, bongkar pasang
mesin, teknik dan sebagainya.
1.Observasi (Observation)
Observasi merupakan suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif
dan rasional mengenati berbagai fenomena yang bertujuan untuk mengumpulkan data atau
informasi dan mengukur factor-faktor yang diamati khususnya kecakapan social. Berikut ini
beberapa karakteristik dari observasi, yaitu:
1. Mempunyai tujuan
2. Bersifat ilmiah
3. Terdapat aspek yang diamati
4. Praktis
Sedangkan secara lebih lanjut, terdapat tiga jenis observasi, yaitu:
1. Observasi partisipan, dimana pengamat ikut andil dalam kegiatan kelompok yang sedang
diamati.
2. Observasi sistematik merupakan observasi dengan menggunakan kerangka yang berisi faktor-
faktor yang ingin diteliti yang telah dikategorikan terlebih dahulu secara struktural.
3. Observasi Eksperimental meupakan observasi dimana pengamat tidak berpartisipasi dalam
kelompok yang diamati namun dapat mengendalikanunsur-unsur tertentu sehingga tercipta
tujuan yang sesuai dengan tujuan observasi. Observasi jenis ini memungkinkan evaluator untuk
mengamati sifat-sifat tertentu dengan cermat.
Adapun langkah-langkah penyusunan pedoman observasi adalah:
1. Kelemahan:
1).Pelaksanaannya sering terganggu keadaan cuaca atau kesan yang kurang baik dari observer
maupun observi.
2).Masalah yang sifatnya pribadi sulit diamati.
1. Kelebihan:
1). Observasi cocok dilakukan untuk berbagai macam fenomena.
3). Banyak aspek yang tidak dapat diukur dengan tes tetapi bisa diukur
dengan observasi.
2. Wawancara (Interview)
Wawancara merupakan salah satu bentuk instrument evaluasi jenis non tes yang dilakukan
melalui percakapan dan tanya jawab baik secara langsung tanpa alat perantara maupun secara
tidak langsung. Wawancara bertujuan untuk memperoleh informasi untukk menjelaskan suatu
kondisi tertentu, melengkapi penyelidikan ilmiah atau untuk mempengaruhi situasi atau orang
tertentu. Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Kelemahan:
1) Jika subjek yang ingin diteliti banyak maka akan memakan waktu yang banyak pula.
1. Kelebihan:
1) Dapat memperolehinformasi secara langsung sehingga objectivitas dapat diketahui.
3. Skala Sikap (Attitude Scale)
Sikap merupakan suatu kecenderungan tingkah laku untuk berbuat sesuatu dengan cara, metode,
teknik, dan pola tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa orang-orang maupun berupa
objek-objek tertentu. Sikap mengacu kepada perbuatan atau perilaku seseorang, tetapi tidak
berarti semua perbuatan identik dengan sikap. Perbuatan seseorang mungkin saja bertentangan
dengan sikapnya. Guru perlu mngetahui norma-norma yang ada pada peserta didik, bahkan sikap
peserta didik terhadap dunia sekitarnya, terutama terhadap mata pelajaran dan lingkungan
sekolah.
Salah satu model untuk mengukur sikap yaitu, dengan menggunakan skala sikap yang
dikembangkan oleh Likert. Dalam skala likert, peserta didik tidak disuruh memilih pernyataan-
pernyataan yang positif saja tetapi memilih juga pernyataan-pernyataan yang negatif .
(3) banyak hal yang tidak dapat diukur dengan tes, tetapi justru lebih tepat dengan observasi
(1) sering kali pelaksanaan observasi terganggu oleh keadaan cuaca, bahkan ada kesan yang
kurang menyenangkan dari observer ataupun observe itu sendiri
(3) jika proses yang diamati memakan waktu lama, maka observasi sering menjadi jenuh