Dosen Pengampu :
Drs. Yasifati Hia, M.Si.
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Untuk melakukan penilaian diperlukan instrument penilaian yang relevan atau sesuai
dengan tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan instrument yang sesuai, maka akan dapat
tercapai hasil penilaian yang optimal. Tujuan pembelajaran harus sesuai dengan tujuan
kurikulum harus sesuaidengan tujuan institusional danntujuan nasional. Untuk mengetahui
keberhasian proses pembelajaran tidak selalu dengan menggunakan alat tes, karena ada aspek
kemampuan lain yang tidak bisa dinilai dengan tes,misalnya tentang sikap, kebiasaan bekerja,
kejujuran dan lain-lain. Teknik penilaian non-tes berarti melaksanakan penilaian pada
pembelajaran dengan tidak melakukan es, tetapi menilai kepribadian anak keseluruhan yang
meliputi aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik. Selain aspek tersebut, penilaian juga dilakukan
melalui berbagai hal, seperti dari ucapan, riwayat hidup, sosial, dan lain sebagainya, yang
berhubungan dengan kegiatan belajar dalam ruang lingkup pendidikan, baik individu maupun
kelompok. Berikut inibeberapa jenis instrument non-tes.
A. Observasi
Pengamatan atau observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan oleh pendidik dengan
smenggunakan indera secara langsung yang menginventarisasikan data tentang sikap dan
kepribadian siswa dalam kegiatan belajarnya. Pengamatan atau observasi yang dilakukan dengan
cara menggunakan instrument yang sudah dirancang sebelumnya. Aspek penilaian pada pelajaran
Matematika misalnya aspek ketelitian dan kecepatan kerja. Alat atau instrument untuk penilaian
melalui pengamatan dapat menggunakan skala sikap. Data yang dihasilkan bersifat relatif, karena
dapat dipengaruhi oleh keadaan dan subyektivitas pengamat. Observasi merupakan suatu teknik
penilaian non-tes yang dilakukan secara langsung terhadap siswa dengan memperlihatkan tingkah
lakunya. Secara umum, observasiadalah cara menghimpun berbagai bahan keterangan (data) yang
dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena sebagai
sasaran yang dapat dilakukan di dalam ruang belajar (kelas), lapangan upacara, dan ruang
lingkup sekolah lainnya. Menurut jenisnya, observasi terbagi menjadi 3, yaitu observasi langsung,
dengan alat (tidak langsung), dan partisipasi. Sedangkan, menurut cara dan tujuannya, observasi
juga dibedakan menjadi 3 macam :
a. Observasi partisipan dan non-partisipan. Observasi partisipan merupakan observasi yang
dilakukan oleh pengamat, tetapi dalam pengamatan itu, pengamat memasuki dan mengikuti
kegiatan kelompok yang sedang diamati. Sedangkan, observasi nonpartisipan, observasi tidak
mengambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek atau evaluator yang berada “di
luar garis” seolah-olah sebagai penonton belaka.
b. Observasi sistematik dan observasi nonsistematik. Observasi sistematik merupakan observasi
di mana berbagai factor yang diamati sudah didaftarkan secara sistematis dan diatur menurut
kategorinya. Sedangkan, observasi nonsistematik adalah apabila dalam pengamatan tidak
terdapat struktur kategori yang akan diamati.
c. Observasi eksperimental. Observasi eksperimental terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi
dalam kelompok. Observasi eksperimental dilakukan secara nonpartisipasif, tetapi sistematis.
Berikut tujuan observasi sebagai alat evaluasi :
1. Menilai minat, sikap, dan nilai yang terkandung dalam diri siswa.
2. Melihat proses kegiatan yang dilakukan oleh siswa maupun kelompok
3. Suatu tes essay (objektif) tidak dapat menunjukkan seberapa jauh kemampuan siswa dapat
menjelaskan pendapatnya secara lisan, dalam bekerja kelompok dan mengumpulkan data.
Untuk mencapai tujuan tersebut, observasi yang baik dan tepat harus memilliki sifat-sifat
tertentu. Berikut sifat-sifat tersebut :
1. Hanya dilakukan sesuai tujuan pengajaran.
2. Direncanakan secara sistematis.
3. Hasilnya dicatat dan diolah sesuai tujuan.
4. Dapat diperiksa validitas, reabilitas, dan ketelitiannya.
Selain kelebihan tersebut, observasi juga memiliki kelemahan. Berikut kelemahan observasi:
1. Observasi tidak dapat mengungkapkan kehidupan pribadi seseorang yang sangat dirahasiakan.
Apabila seseorang yang diamati sengaja merahasiakan kehidupannya, tidak dapat diketahui
dengan observasi, misalnya mengamati anak yang menyanyi, ia kelihatan bergembira, lincah,
tetapi belum tentu hatinya gembira. Mungkin sebaliknya, ia sedih dan luka, tetapi
dirahasiakan.
2. Apabila objek yang diobservasi mengetahui bila sedang diobservasi, makan tidak mustahil
tingkah lakunya dibuat-buat agar observer merasa senang.
3. Observer banyak tergantung pada berbagai factor yang tidak dapat dikontrol sebelumnya.
B. Wawancara
Wawancara merupakan teknik non tes secara lisan. Pertanyaan yang diungkapkan pada
umumnya menyangkut segi-segi sikap dan keperibadian siswa dalam proses belajarnya, sehingga
dapat disimpulkan bahwa wawancara adalah cara untuk menghimpun bahan-bahan keterangan
yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan
dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.
Wawancara dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1. Interview bebas (tidak berstruktur atau tidak terpimpin), dimana responden mempunyai
kebebesan untuk mengutarakan pendapatnya tanpa dibatasi oleh berbagai patokan yang telah
dibuat oleh subjek evaluasi (tanpa terikat oleh berbagai ketentuan yang telah dibuat oleh
pewawancara)
2. Interview terpimpin (terstruktur), yaitu interview yang dilakukan oleh subjek evaluasi dengan
cara mengajukan berbagai pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu. Jadi, pada waktu
menjawab pertanyaan, responden tinggal memilih jawaban yang sudah dipersiapkan.
Terkadang, pertanyaan itu bersifat sebagai yang memimpin, mengarahkan, dan penjawab
sudah dipimpin oleh sebuah daftar cocok, sehingga dalam menuliskan jawaban, ia tinggal
membubuhkan tanda cocok di tempat yang sesuai dengan keadaan responden.
C. Angket
Kuisioner (questionnaire) juga sering dikenal sebagai angket. Pada dasarnya, angket
adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden).
Dengan kuisioner ini, dapat diketahui keadaan atau data diri, pengalaman, pengetahuan, sikap,
attau pendapat seseorang. Pada umunya, tujuan penggunaan angket atau kuisioner dalam proses
pembelajaran adalah, terutama untuk memperoleh data mengenai latar belakang peserta didik
sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka.
Angket disusun dengan tujuan untuk menghimpun sejumlah informasi yang relevan
dengan dengan keperluan bimbingan dan onselinng, seperti identitas pribadi peserta didik,
keterangan tentang keluarga, riwayat kesehatan, riwayat pendidikan, kebiasaan belajar dirumah,
hobi atau informasi lainnya.
Berdasarkan kebebasan respondennya maka angket dapat diklasifikasikan menjadi 2 (dua)
yaitu :
a. Angket Terbuka Angket ini disebut terbuka karena respondenya bebas menjawab atas
pertanyaan yang tidak disediakan jawaban yang dipilih, sehinggga responden harus
menyusun sendiri jawaban yang dipandangnya relevan dengan materi yang
ditanyakan.
b. Angket Tertutup Angket tertutup yakni angket yang menyediakan jawaban dari
pertanyaan yang diberikan, sehingga responden hanya tinggal memilihnya.
Contoh angket sebagai berikut :
Angket
Nama/Identitas :
Mata Pelajaran :
Kelas :
Petunjuk Pengerjaan
1. Tuliskan identitas anda pada tempat yang tersedia
2. Bacalah pernyataan-pernyataan pada angket dibawah ini secara teliti dan cermat
3. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan keadaan anda, dengan memberi tanda (√) pada kolom
pilihan
4. Jawablah sesuai dengan kenyataan yang ada, sehingga kesimpulan yang diambil dari data ini
bisa benar.
5. Periksa kembali nomor pernyataan, jangan sampai ada yang terlewatkan.
Keterangan :
SS : Sangat setuju
S : Setuju
R : Ragu
TS : Tidak setuju
STS : Sangat tidak setuju
PERNYATAAN
Pilihan Jawaban
No Pertanyaan SS S R TR STS
1.
Saya suka membaca buku matematika setiap malam
2.
Buku matematika menarik untuk dibaca
3.
Saya tidak suka membaca buku matematika
4. Buku matematika tidak menarik
5. Saya selalu menyelesaikan tugas matematika tepat waktu
6.
Saya selalu mengerjakan soal dibuku cetak tanpa disuruh
oleh guru
7.
Saya suka mengerjakan soal yang berhubungan dengan
matematika
8.
Saya tidak suka mengerjakan tugas matematika sendiri
9.
Mengerjakan tugas tidak membantu meningkatkan
pemahaman saya tentang mata pelajaran matematika
10. Saya selalu belajara matematika dirumah sehari sebelum
pembelajaran matematika disekolah
11.
Saya selalu menggunakan media sosial untuk mencari
materi mengenai mata pelajaran matematika
12.
Saya suka mempelajari kembali materi matematika saat
tiba dirumah
13.
Pelajaran matematika tidak penting buat saya
14.
Saya berusaha membeli buku matematika walaupun
harganya mahal
15.
Saya tidak suka membeli buku matematika
19.
Saya tidak suka mencatat saat pembelajaran matematika
20.
Catatan matematika tidak perlu karena sudah ada buku
cetak
21.
Saya tidak pernah datang terlambat saat pelajaran
matematika
22. Saya selalu bertanya saat pembelajaran matematika
23.
Saya selalu naik mengerjakan soal dipapan tulis
24.
Saya selalu memperhatika penjelasan guru saat proses
pembelajaran matematika
25. Belajara secara berkelompok sangat membantu saya
untuk memahami materi matematika
26. Saya jarang bertanya kepada guru saat pembelajaran
matematika
27.
Saya sering mengantuk saat pelajaran matematika
30.
Pembelajaran matematika membosankan
DAFTAR PUSTAKA