Anda di halaman 1dari 20

Memilih dan Menentukan

Berbagai Instrumen Non Tes


ANGGOTA :
1. Alifia Yuandani (K7120024)
2. Della Ayu Novitasari (K7120069)
3. Inggrit Daniella Dewenty (K7120136)
4. Joko Tri Widianto (K7120145)
5. Muhammad Edo Ramadhana (K7120171)

Kelompok 4/ Kelas 4B
Konsep Instrument
Non-Test
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Edisi V Sudjana dalam Hutapea (2015: 159)

Instrumen adalah alat yang dipakai untuk mengerjakan Menjelaskan kelebihan non-tes ialah sifatnya lebih
sesuatu; sarana penelitian (berupa seperangkat tes dan komprehensif. Artinya, non-tes dapat digunakan untuk
sebagainya) untuk mengumpulkan data sebagai bahan menilai berbagai aspek dari peserta didik sehingga tidak
pengolahan. Pengertian instrumen non tes dapat hanya untuk menilai aspek kognitif, tetapi juga aspek
diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan data dengan afektif dan psikomotoris.
tidak menggunakan bentuk tes, melainkan bentuk skala
bertingkat (rating scale), kuesioner (quetioner), daftar
cocok (check list), wawancara (interview), pengamatan
(observation), dan riwayat hidup.
Fungsi Instrumen
Non Test
1. 2. 3.

Dalam menyusun laporan


Alat untuk mengetahui Umpan balik bagi perbaikan pengajuan belajar siswa
tercapai tidaknya tujuan proses belajar mengajar kepada para orang tuanya.
intruksional
Jenis Instrument
Non-Test
Pertanyaan dikotomi

1. Angket Pertanyaan dikotomi dalam angket hanya memuat 2 pilihan jawaban jawaban saja.
Pertanyaan ini digunakan jika peneliti ingin menanyakan kepada responden terkait
dengan variabel yang hanya memuat dua jawaban saja.

Pertanyaan terbuka
Sekumpulan pertanyaan
Angket berisi pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan pokok yang bisa
yang biasanya dalam dijawab atau direspon oleh responden secara bebas. Tidak ada anak pertanyaan
ataupun rincian yang memberikan arah dalam pemberian jawaban atau respon.
bentuk tertulis kemudian Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai
dengan persepsinya.
diberikan kepada Pertanyaan berstruktur
responden.
Pertanyaan atau pernyataan sudah disusun secara berstruktur di samping ada
pertanyaan pokok atau pertanyaan utama, juga ada anak pertanyaan atau
subpertanyaan.
Lanjutan
Pertanyaan tertutup
Angket
Dalam angket tertutup, pertanyaan atau pernyataan-pernyataan telah memiliki alternatif jawaban (option) yang
tinggal dipilih oleh responden. Responden tidak bisa memberikan jawaban atau respon lain kecuali yang telah
tersedia sebagai alternatif jawaban. Penulisan angket yang baik perlu memperhatikan beberapa prinsip. Sugiyono
(2010 : 142-144) menyatakan ada 10 prinsip yang perlu diperhatikan.
1. Isi dan tujuan pertanyaan. 8. Urutan pertanyaan
2. Bahasa yang digunakan 9. Prinsip pengukuran
3. Tipe dan bentuk pertanyaan 10. Penampilan fisik angket.
4. Pertanyaan tidak mendua
5. Tidak menyakan yang sudah lupa
6. Pertanyan tidak menggiring.

7. Panjang pertanyaan
Jenis Instrument
Non-Test
Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara

2. Wawancara individual. Adakalanya juga wawancara dilakukan secara kelompok kalau memang
tujuannya untuk menghimpun data dari kelompok seperti wawancara dengan suatu
keluarga, pengurus yayasan, pembina pramuka, dll.

Percakapan dengan maksud


tertentu, percakapan itu Sebelum melakukan wawancara peneliti menyiapkan disebut pedoman wawancara.
Pedoman ini berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang meminta untuk
dilakukan oleh dua pihak yaitu dijawab oleh responden. Isi pertanyaan atau pernyataan mencakup fakta, data,
pewawancara (interviewer) yang pengetahuan, konsep, pendapat, persepsi atau evaluasi responden berkenaan dengan
mengajukan pertanyaan dan fokus masalah atau variabel-variabel yang dikaji dalam penelitian.

terwawancara (interviewee) yang


Sebelum memulai berwawancara, pewawancara harus membina persahabatan,
memberikan jawaban atas keakraban dengan responden, menumbuhkan apresiasi dan kepercayaan responden
pertanyaan itu. kepada pewawancara. Selama berlangsungnya wawancara, hal-hal di atas harus
terus dipelihara. Rusaknya kepercayaan dan hubungan baik dengan responden
dapat mengakibatkan kegagalan wawancara.
Kelebihan dan Kelemahan
Wawancara

Kelebihan : Kelemahan :
1) Wawancara dapat memberikan keterangan keadan pribadi 1) Keberhasilan wawancara dapat dipengaruhi oleh
hal ini tergantung pada hubungan baik antara pewawancara kesediaan, kemampuan individu yang diwawancarai.
dengan objek. 2) Kelancaran wawancara dapat dipengaruhi oleh keadaan
2) Wawancara dapat dilaksanakan untuk setiap umur dan sekitar pelaksaan wawancara.
mudah dalam pelaksaannya. 3) Wawancara menuntut penguasaan bahasa yang baik dan
3) Wawancara dapat dilaksanakan serempak dengan sempurna dari pewawancara.
observasi. 4) Adanya pengaruh subjektif dari pewawancara dapat
4) Wawancara dapat menimbulkan hubungan yang baik mempengaruhi hasil wawancara.
antara si pewawancara dengan objek.
Hal yang perlu diperhatikan
pewawancara
1.
Guru yang akan mengadakan wawancara harus mempunyai
Ada dua jenis wawancara
background tentang apa yang akan ditanyakan.
yang dapat pergunakan
sebagai alat evaluasi, yaitu: 2.
1) Wawancara terpimpin Guru harus menjalankan wawancara dengan baik tentang maksud
(Guided Interview) wawancara tersebut.
2) Wawancara tidak terpimpin
(Un-Guided Interview) 3.

Harus menjaga hubungan yang baik.


Jenis Instrument
Non-Test
3. Observasi
Seperti halnya dalam wawancara, sebelum melakukan pengamatan sebaiknya
peneliti atau pengamat menyiapkan pedoman observasi. Dalam penelitian kualitatif,
pedoman observasi ini hanya berupa garis-garis besar atau butir-butir umum
kegiatan yang akan diobservasi.

Dalam penelitian kuantitatif, pedoman observasi dibuat lebih rinci. Terkait dengan
Teknik atau cara mengumpulkan hal itu, minimal ada dua macam bentuk atau format pedoman observasi untuk
data dengan jalan mengadakan penelitian kuantitatif. Pertama, berisi butir-butir pokok kegiatan yang akan
diobservasi dan yang edua, berisi butir-butir kegiatan yang mungkin diperlihatkan
pengamatan terhadap kegiatan oleh individu-individu yang diamati.
yang sedang berlangsung.
Dalam pencatatan observasi pengamat hanya tinggal membubuhkan tanda cek
terhadap perilaku atau kegiatan yang diperlihatkan oleh individu-individu yang
diamati. Pedoman observasi dapat juga disusun dalam bentuk skala. Skala ini dapat
berbentuk skala deskriptif seperti: baik sekali-baik-cukup-kurang-kurang sekali
atau sering sekali-sering-kadang-kadang-jarang-jarang sekali.
Kelebihan dan Kelemahan
Observasi

Kelebihan : Kelemahan :
1) Data yang didapat dapat lebih bersifat obyektif dalam 1) Observasi sebagai salah satu alat penilaian hasil belajar
melukiskan aspek-aspek kepribadian peserta didik tidak selalu dapat dilakukan dengan baik dan benar oleh
menurut keadaaan yang senyata-nyatanya. para pengajar.
2) Data hasil observasi dapat mencangkup berbagai aspek 2) Kepribadian dari observer juga seringkali mewarnai
kepribadian masing-masing individu peserta didik, atau menyelinap masuk kedalam penilaian yang
dengan demikian maka didalam pengolahannya tidak dilakukan dengan cara observasi.
berat sebelah atau hanya menekankan pada salah satu 3) Data yang diperoleh dari kegiatan observasi umumnya
segi saja dari kecakapan atau prestasi belajar mereka. baru dapat mengungkap kepribadian luarnya saja
Jenis Instrument Non-Test
Dokumen dihimpun dipilih sesuai dengan tujuan dan fokus masalah. Kalau fokus
penelitiannya berkenaan dengan kebijakan pendidikan, dan tujuannya mengkaji
kebijakan pendidikan untuk pengembangan karakter bangsa, maka yang dicari
adalah dokumen-dokumen undang-undang, Kepres, PP, Kepmen, Kurikulum,
4. Dokumentasi
pedoman yang berkenaan dengan kebijakan pengembangan karakter bangsa.

Suatu teknik pengumpulan


Dokumen-dokumen tersebut diurutkan sesuai dengan sejarah kelahiran, kekuatan
dan kesesuaian isinya dengan tujuan pengkajian. Isinya dianalisis, dibandingkan,
data dengan menghimpun dan
dan dipadukan membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh. Jadi menganalisis dokumen-
studi dokumenter tidak sekadar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan
dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumen.
dokumen, baik dokumen
tertulis, gambar maupun
elektronik.
Yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis terhadap dokumen-dokumen
tersebut, bukan dokumen-dokumen mentah (dilaporkan tanpa analisis).
Jenis Instrument
Non-Test
5. Skala Skala penilaian adalah skala yang mengukur penampilan atau prilaku orang lain
oleh seseorang melalui pernyataan perilaku individu pada suatu titik kontinum atau
suatu kategori yang bermakna nilai.
Alat yang digunakan untuk
mengukur nilai, sikap, minat, dan
perhatian yang disusun dalam
Sedangkan skala sikap digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek
bentuk pernyataaan utuk dinilai tertentu. Hasilnya berupa kategori sikap, yakni mendukung, menolak, dan netral.
oleh responden dan hasilnya
dalam bnetuk rentangan nilai
sesuai dengan kriteria yang
Sikap pada hakikatnya adalah kecenderungan berperilaku pada seseorang. Sikap
ditentukan. juga dapat diartikan sebagai reaksi seseorang terhadap stimulus yang datang kepada
dirinya.
Jenis Instrument
Non-Test
6. Studi Kasus Kasus tersebut dipelajari secara mendalam dan dalam kurun waktu yang lama.
Tekanan utama dalam studi kasus adalah mengapa individu melakukan apa yang
dilakukannya dan bagaimana tingkah lakunya dalam kondisi dan pengaruh dalam
Mempelajari secara intensif lingkungan.
seseorang individu yang
dipandang mengalami suatu
kasus tertentu. Misalnya
Kelebihan studi kasus dari studi lainnya adalah bahwa subjek yang dapat dipelajari
mempelajari secara khusus anak secara mendalam dan menyeluruh.
nakal, anak yang tidak bisa
bergaul dengan orang lain, anak
yang selalu gagal belajar, atau
Kelemahannya sesuai dengan sifat studi kasus bahwa informasi yang diperoleh
anak pandai, anak yang paling sifatnya subjektif, artinya hanya untuk individu yang bersangkutan, dan belum
disukai teman-temannya. tentu dapat digunakan untuk kasus yang sama pada individu yang lain
7. Jurnal

Jurnal merupakan catatan pendidikan didalam dan diluar


kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang
kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan
dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa dikatakan sebagai
catatan berkesinambung dari hasil observasi.

Jenis Instrument
Non-Test
Jenis Instrument
Non-Test Daftar Cek

8. Penilaian Pada penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat
nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai.
Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya

Antarteman Skala Rentang


benar-salah, dapat diamati-tidak dapat diamati.

Penilaian dengan cara meminta


peserta didik untuk saling Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skal rentang memungkinkan penilaian
memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian
menilai temannya terkait dengan nilai secara kontinu, dimana pilihan kategori nilai lebih dari dua.
pencapaian kompetensi, sikap,
dan perilaku keseharian peserta Sosiometri
didik. Instrumen yang digunakan Dengan teknik sosiometri dapat diketahui posisi seorang siswa dalam hubungan
berupa lembar penilaian antar sosialnya dengan siswa lain. Misalnya diketahui siswa yang terisolasi dari teman-
temannya, siswa yang paling disenangi teman-temannya, siswa yang akrab dengan
peserta didik. beberapa siswa, dan siswa yang memiliki hubungan mata rantai.
Langkah Penyusunan
Instrument Non-Test
Langkah-langkah mengembangkan instrumen baik tes
maupun non tes sebagai berikut (Retnawati, 2016: 3-6) :

1) Menentukan tujuan 2) Mencari teori yang relevan atau 3) Menyusun indikator


penyusunan instrument cakupan materi butir instrumen/soal

4) Menyusun butir 6) Revisi berdasarkan


5) Validasi Isi masukan validator
instrument

7) Melakukan ujicoba kepada 8) Melakukan analisis


responden yang bersesuaian
(reliabilitas, tingkat kesulitan, 9) Merakit Instrument
untuk memperoleh data respons
peserta dan daya pembeda)
Contoh Pengembangan
Instrumen Nontes
1 2 3

Menentukan Tujuan Menyusun indikator butir instrumen.


Penyusunan Menentukan Teori yang
Instrumen. Relevan.
Tujuan penyusunan Misalnya, menurut
instrumen ini adalah Zumbrunn, dkk
mengembangkan mengungkapkan bahwa
instrumen self self regulated learning
regulated learning mencakup 3 fase,
(SRL). meliputi forethought and
planningphase,
performance monitoring
phase, dan reflection on
performance phase
(Retnawati, 2016: 13).
4. Menyusun Butir-Butir Instrument

Contoh Pengembangan
Instrument Non-Test
Daftar Pustaka
Disnawati, H. A. PENDAHULUAN.
Djemari, M. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen tes dan non tes. Yogyakarta: Mitra Cendekia.
Hutapea, R. H. (2019). Instrumen Evaluasi Non-Tes dalam Penilaian Hasil Belajar Ranah Afektif dan Psikomotorik. BIA': Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen
Kontekstual, 2(2), 151-165.
Irawati, H., Saifuddin, M. F., & Ma'rifah, D. R. (2017). Pengembangan Instrumen Tes Dan Non Tes Dalam Rangka Menyiapkan Penilaian Autentik Pada Kurikulum
2013 Di SMP/MTs Muhammadiyah Se-Kabupaten Bantul. Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), 503-506.
Mulyadi, Evaluasi Pendidikan .Malang: UIN MALIKI Press, 2010.
Rivaldo,Muhamad Galang dkk.2020. INSTRUMEN NON TES DALAM PENELITIAN PENDIDIKAN.Makalah
Rusilowati, A. (2013). Pengembangan Instrumen Nontes. In Makalah. Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Di Universitas Negeri Semarang.
Sudijono,Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995.
Sudji Munadi, dkk. (2010). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukardi. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011.
Sukardi. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan ( Kompetensi dan Praktiknya ). Jakarta: Bumi Aksara.
Uno, Hamzah B, dkk. Assessment Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013.
 
TERIMA KASIH  

Anda mungkin juga menyukai