Kelompok 4/ Kelas 4B
Konsep Instrument
Non-Test
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Edisi V Sudjana dalam Hutapea (2015: 159)
Instrumen adalah alat yang dipakai untuk mengerjakan Menjelaskan kelebihan non-tes ialah sifatnya lebih
sesuatu; sarana penelitian (berupa seperangkat tes dan komprehensif. Artinya, non-tes dapat digunakan untuk
sebagainya) untuk mengumpulkan data sebagai bahan menilai berbagai aspek dari peserta didik sehingga tidak
pengolahan. Pengertian instrumen non tes dapat hanya untuk menilai aspek kognitif, tetapi juga aspek
diartikan sebagai alat untuk mengumpulkan data dengan afektif dan psikomotoris.
tidak menggunakan bentuk tes, melainkan bentuk skala
bertingkat (rating scale), kuesioner (quetioner), daftar
cocok (check list), wawancara (interview), pengamatan
(observation), dan riwayat hidup.
Fungsi Instrumen
Non Test
1. 2. 3.
1. Angket Pertanyaan dikotomi dalam angket hanya memuat 2 pilihan jawaban jawaban saja.
Pertanyaan ini digunakan jika peneliti ingin menanyakan kepada responden terkait
dengan variabel yang hanya memuat dua jawaban saja.
Pertanyaan terbuka
Sekumpulan pertanyaan
Angket berisi pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan pokok yang bisa
yang biasanya dalam dijawab atau direspon oleh responden secara bebas. Tidak ada anak pertanyaan
ataupun rincian yang memberikan arah dalam pemberian jawaban atau respon.
bentuk tertulis kemudian Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon sesuai
dengan persepsinya.
diberikan kepada Pertanyaan berstruktur
responden.
Pertanyaan atau pernyataan sudah disusun secara berstruktur di samping ada
pertanyaan pokok atau pertanyaan utama, juga ada anak pertanyaan atau
subpertanyaan.
Lanjutan
Pertanyaan tertutup
Angket
Dalam angket tertutup, pertanyaan atau pernyataan-pernyataan telah memiliki alternatif jawaban (option) yang
tinggal dipilih oleh responden. Responden tidak bisa memberikan jawaban atau respon lain kecuali yang telah
tersedia sebagai alternatif jawaban. Penulisan angket yang baik perlu memperhatikan beberapa prinsip. Sugiyono
(2010 : 142-144) menyatakan ada 10 prinsip yang perlu diperhatikan.
1. Isi dan tujuan pertanyaan. 8. Urutan pertanyaan
2. Bahasa yang digunakan 9. Prinsip pengukuran
3. Tipe dan bentuk pertanyaan 10. Penampilan fisik angket.
4. Pertanyaan tidak mendua
5. Tidak menyakan yang sudah lupa
6. Pertanyan tidak menggiring.
7. Panjang pertanyaan
Jenis Instrument
Non-Test
Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara
2. Wawancara individual. Adakalanya juga wawancara dilakukan secara kelompok kalau memang
tujuannya untuk menghimpun data dari kelompok seperti wawancara dengan suatu
keluarga, pengurus yayasan, pembina pramuka, dll.
Kelebihan : Kelemahan :
1) Wawancara dapat memberikan keterangan keadan pribadi 1) Keberhasilan wawancara dapat dipengaruhi oleh
hal ini tergantung pada hubungan baik antara pewawancara kesediaan, kemampuan individu yang diwawancarai.
dengan objek. 2) Kelancaran wawancara dapat dipengaruhi oleh keadaan
2) Wawancara dapat dilaksanakan untuk setiap umur dan sekitar pelaksaan wawancara.
mudah dalam pelaksaannya. 3) Wawancara menuntut penguasaan bahasa yang baik dan
3) Wawancara dapat dilaksanakan serempak dengan sempurna dari pewawancara.
observasi. 4) Adanya pengaruh subjektif dari pewawancara dapat
4) Wawancara dapat menimbulkan hubungan yang baik mempengaruhi hasil wawancara.
antara si pewawancara dengan objek.
Hal yang perlu diperhatikan
pewawancara
1.
Guru yang akan mengadakan wawancara harus mempunyai
Ada dua jenis wawancara
background tentang apa yang akan ditanyakan.
yang dapat pergunakan
sebagai alat evaluasi, yaitu: 2.
1) Wawancara terpimpin Guru harus menjalankan wawancara dengan baik tentang maksud
(Guided Interview) wawancara tersebut.
2) Wawancara tidak terpimpin
(Un-Guided Interview) 3.
Dalam penelitian kuantitatif, pedoman observasi dibuat lebih rinci. Terkait dengan
Teknik atau cara mengumpulkan hal itu, minimal ada dua macam bentuk atau format pedoman observasi untuk
data dengan jalan mengadakan penelitian kuantitatif. Pertama, berisi butir-butir pokok kegiatan yang akan
diobservasi dan yang edua, berisi butir-butir kegiatan yang mungkin diperlihatkan
pengamatan terhadap kegiatan oleh individu-individu yang diamati.
yang sedang berlangsung.
Dalam pencatatan observasi pengamat hanya tinggal membubuhkan tanda cek
terhadap perilaku atau kegiatan yang diperlihatkan oleh individu-individu yang
diamati. Pedoman observasi dapat juga disusun dalam bentuk skala. Skala ini dapat
berbentuk skala deskriptif seperti: baik sekali-baik-cukup-kurang-kurang sekali
atau sering sekali-sering-kadang-kadang-jarang-jarang sekali.
Kelebihan dan Kelemahan
Observasi
Kelebihan : Kelemahan :
1) Data yang didapat dapat lebih bersifat obyektif dalam 1) Observasi sebagai salah satu alat penilaian hasil belajar
melukiskan aspek-aspek kepribadian peserta didik tidak selalu dapat dilakukan dengan baik dan benar oleh
menurut keadaaan yang senyata-nyatanya. para pengajar.
2) Data hasil observasi dapat mencangkup berbagai aspek 2) Kepribadian dari observer juga seringkali mewarnai
kepribadian masing-masing individu peserta didik, atau menyelinap masuk kedalam penilaian yang
dengan demikian maka didalam pengolahannya tidak dilakukan dengan cara observasi.
berat sebelah atau hanya menekankan pada salah satu 3) Data yang diperoleh dari kegiatan observasi umumnya
segi saja dari kecakapan atau prestasi belajar mereka. baru dapat mengungkap kepribadian luarnya saja
Jenis Instrument Non-Test
Dokumen dihimpun dipilih sesuai dengan tujuan dan fokus masalah. Kalau fokus
penelitiannya berkenaan dengan kebijakan pendidikan, dan tujuannya mengkaji
kebijakan pendidikan untuk pengembangan karakter bangsa, maka yang dicari
adalah dokumen-dokumen undang-undang, Kepres, PP, Kepmen, Kurikulum,
4. Dokumentasi
pedoman yang berkenaan dengan kebijakan pengembangan karakter bangsa.
Jenis Instrument
Non-Test
Jenis Instrument
Non-Test Daftar Cek
8. Penilaian Pada penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat
nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai.
Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya
Contoh Pengembangan
Instrument Non-Test
Daftar Pustaka
Disnawati, H. A. PENDAHULUAN.
Djemari, M. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen tes dan non tes. Yogyakarta: Mitra Cendekia.
Hutapea, R. H. (2019). Instrumen Evaluasi Non-Tes dalam Penilaian Hasil Belajar Ranah Afektif dan Psikomotorik. BIA': Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen
Kontekstual, 2(2), 151-165.
Irawati, H., Saifuddin, M. F., & Ma'rifah, D. R. (2017). Pengembangan Instrumen Tes Dan Non Tes Dalam Rangka Menyiapkan Penilaian Autentik Pada Kurikulum
2013 Di SMP/MTs Muhammadiyah Se-Kabupaten Bantul. Jurnal Pemberdayaan: Publikasi Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), 503-506.
Mulyadi, Evaluasi Pendidikan .Malang: UIN MALIKI Press, 2010.
Rivaldo,Muhamad Galang dkk.2020. INSTRUMEN NON TES DALAM PENELITIAN PENDIDIKAN.Makalah
Rusilowati, A. (2013). Pengembangan Instrumen Nontes. In Makalah. Seminar Nasional Evaluasi Pendidikan Di Universitas Negeri Semarang.
Sudijono,Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1995.
Sudji Munadi, dkk. (2010). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukardi. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011.
Sukardi. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan ( Kompetensi dan Praktiknya ). Jakarta: Bumi Aksara.
Uno, Hamzah B, dkk. Assessment Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013.
TERIMA KASIH