“PENDEKATAN SAINTIFIC”
Disusun oleh :
Kelas 3B
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pendekatan Saintific ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang
diberikan Dr. Sularmi, M.Pd pada mata kuliah Inovasi Pembelajaran. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang pendekatan saintific bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Sularmi, M.Pd selaku dosen mata kuliah
Inovasi Pembelajaran yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………2
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………4
1.1 Latar Belakang………………………………………………….5
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………5
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………..5
1.4 Manfaat Penulisan………………………………………………5
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………… .6
A. Pengertian Pendekatan santific...............…………………..6
B. Konsep Pendekatan Santific................…………………….7
C. Kriteria Pendekatan saintific.................................................9
D. Langkah-Langkah pendekatan saintific................................11
E. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan saintific.................14
A. Simpulan.………………………………………………………17
B. Saran…………………………………………………………...17
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………18
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendekatan saintifik ini suatu cara untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur
yang didasarkan pada suatu metode ilmiah. Proses pembelajaran harus terhindar dari
sifat-sifat atau nilai-nilai non-ilmiah. Pendekatan saintifik ini sudah mencakupdidalamnya
komponen: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan
menciptakan. Komponen-komponen ini harus dimunculkan saat setiap pembelajaran,
agarsiswa dapat berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran dikelasmaupun diluar
kelas.
Pendekatan saintific pembelajaran di SD/MI pada kelas tinggi sangat penting, karena
guru lebih mudah melakukan penilaian dan siswa juga lebih mudah memahami
pembelajaran.
Maka dari itu makalah ini kami buat agar kita mengetahui dan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca.
4
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan saintific?
2. Apa saja tujuan dari pendekatan saintific?
3. Apa saja langkah-langkah pendekatan saintific?
4. Apa saja kekurangan dan kelebihan pendekatan saintific?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
kegiatan pembelajaran dalam pendekatan scientific yaitu mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diperoleh definisi pendekatan scientific yaitu
titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran yang berbasis
penyelidikan ilmiah. Adapun proses pembelajaran berbasis penyelidikan ilmiah
diwujudkan dalam usaha sistematik untuk mendapatkan jawaban atas suatu
permasalahan melalui kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, dan mengomunikasikan.
7
mengandung makna pendekatan saintific mengembangkan pendekatan keragaman.
Pendekatan ini membawa konsekuensi siswa unik, kelompok siswa unik, termasuk
keunikan dari kompetensi, materi, instruktur, pendekatan dan metode mengajar, serta
konteks. Ketiga, metode ilmiah, yaitu teknik merumuskan pertanyaan dan
menjawabnya melalui kegiatan observasi dan melaksanakan percobaan.
Menurut Hosnan, 2014 terdapat beberapa prinsip pendekatan saintific dalam
kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran berpusat pada siswa,
2. Pembelajaran membentuk student self concept,
3. Pembelajaran terhindar dari verbalisme,
4. Pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasi
dan mengakomodasi konsep, hukum dan prinsip,
5. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berfikir
siswa,
6. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar
guru,
7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam
komunikasi,
8. Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum dan prinsip yang
dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya. ( Hosnan,2014 : 37)
8
dapat menyederhanakan penjelasan tentang suatu gejala, memprediksi, dan memandu
perumusan kerangka pemikiran untuk memahami masalah. Bersamaan dengan itu,
teori menyediakan konsep yang relevan sehingga teori menjadi dasar dan
mengarahkan perumusan pertanyaan penelitian.
9
Proses pembelajaran harus terhindar dari sifat-sifat atau nilai-nilai nonilmiah
yang meliputi intuisi, akal sehat, prasangka, penemuan melalui coba-coba, dan asal
berpikir kritis.
10
kritis itu umumnya dimiliki oleh orang yang berpendidikan tinggi. Orang seperti
ini biasanya pemikirannya dipercaya benar oleh banyak orang. Tentu saja hasil
pemikirannya itu tidak semuanya benar, karena bukan berdasarkan hasil
eksperimen yang valid dan reliabel karena pendapatnya itu hanya didasari atas
pikiran logis.
11
kegiatan mengamati ini adalah dengan membaca, mendengar, menyimak, atau
melihat (dengan atau tanpa alat). Dengan begitu, peserta didik dilatih untuk
bersungguh-sungguh, teliti, serta mencari informasi untuk memecahkan
permasalahan.
2. Menanya
Sedangkan kegiatan belajar pada tahap ini adalah mengajukan pertanyaan
tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan
untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. Adapun
kompetensi yang dikembangkan adalah kreatifitas, rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis akan perlunya hidup
cerdas dan belajar sepanjang hayat. Dengan demikian, kegiatan menanya ini
merupakan tindak lanjut dari mengamati dengan tujuan mendapatkan informasi
tambahan. Sehingga, peserta didik pun menjadi lebih kritis.
3. Mengumpulkan informasi
Pada langkah ini dilakukan dengan cara, membaca sumber lain (selain buku
teks), mengamati objek atau kejadian, juga wawancara dengan sumber yang
berkaitan. Sedangkan, kompetensi yang dikembangkan adalah sikap teliti, jujur,
sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan dalam berkomunikasi dan
mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, selain itu juga
mengembangkan kebiasaan belajar. Sehingga, pada tahap ini peserta didik
menjadi lebih banyak tahu dengan hal-hal yang baru dan berhubungan dengan apa
yang dibutuhkan.
4. Mengasosiasikan atau mengolah informasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata asosiasi bisa berarti pembentukan
hubungan atau pertalian antara gagasan, ingatan, atau kegiatan pancaindra.
Sedangkan, mengasosiasikan berarti menautkan sesuatu pada orang atau barang
lain. Adapun langkah pembelajaran mengasosiakan ini dilakukan dengan kegiatan
pembelajaran mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari
hasil kegiatan mengumpulkan informasi (langkah pembelajaran ketiga) maupun
hasil dari kegiatan mengamati (langkah pembelajaran kedua).
Pengolahan informasi yang dikumpulkan melalui langkah keempat ini bersifat
menambah keluasan dan kedalaman. Sampai pada pengolahan informasi yang
bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang
12
berbeda sampai pada pendapat yang bertentangan. Kompetensi yang
dikembangkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan,
kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif
serta deduktif dalam menyimpulkan .
5. Mengkomunikasikan
Pada langkah yang terakhir ini peserta didik menyampaikan hasil dari
pengamatan. Dengan kata lain, peserta didik menyampaikan kesimpulan
berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, ataupun media lainnya. Oleh
karena itu, kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan sikap jujur,
teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan
singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan
benar. Kesimpulannya, pada tahap ini peserta didik dilatih untuk menyusun
ucapan atau tulisan untuk mengkomuinikasikan hasil dari semua yang didapat.
13
mendapatkan info
atau jawaban dari
apa yang kurang
dipahami.
3. Mengumpulkan Mendorong peserta Memerlukan waktu
informasi atau didik untuk lebih yang agak lama untuk
eksplorasi aktif dalam mencari mendapatkan jawaban.
sumber lain (selain
buku)
Peserta didik
mendapatkan
jawaban dari apa
yang dipertanyakan
dengan usahanya
sendiri.
4. Mengasosiasi atau Melatih peserta Informasi yang
mengolah informasi didik untuk lebih diperoleh peserta didik
teliti dalam megolah terkadang kurang sesuai
data yang atau kurang tepat.
diperolehnya.
Meningkatkan
kemampuan dalam
hubungan sebab
akibat.
Pengetahuan yang
dihasilkan lebih
mendalam dan luas.
5. Mengkomunikasika Menumbuhkan Tidak semua peserta
n keberanian dalam didik siap
mengemukakan mengemukakan
pendapat atau hasil pendapat di depan.
kerja. Pendapat yang
Mengembangkan disampaikan terkadang
kemampuan tidak jelas.
14
berbahasa.
Mengembangkan
kemampuan
berkomunikasi
dengan singkat,
padat, dan jelas.
Melihat penjelasan itu semua maka dapat disimpulkan kelebihan dan kelemahan
dari implemantasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran secara umum adalah sebagai
berikut
1. Mendorong atau melatih peserta didik untuk lebih aktif dalam pembelajaran.
2. Mengembangkan kreatifitas berfikir atau menjadikan peserta didik berinovasi saat
pembelajaran berlangsung.
3. Melatih peserta didik dalam mengkomunikasikan ide-ide.
4. Penilaian hasil akhir dari pembelajaran didapat dari semua aspek, tidak sebatas
pengetahuan saja. Oleh karenanya, pembelajaran dengan pendekatan saintifik
diharapkan menjadikan peserta lebih berkarakter baik dan berpengatuhuan.
5. Karena proses pembelajarannya berpusat pada pesera didik dan dengan praktek secara
langsung maka, pengetahuan yang diperoleh peserta didik akan lebih melekat dalam
ingatan.
6. Mendorong pendidik untuk meningkatkan kualitasnya dalam penerapan pendekatan
saintifik.
15
BAB III
PENUTUP
16
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pendekatan saintifik merupakan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik,
bukan kepada guru. Guru hanya sebagai fasilitator. Pendekatan saintifik berisikan
proses pembelajaran yang didesain agar peserta didik mengalami belajar secara
aktif melalui suatu tahapan-tahapan.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan
makalah ini, baik dari segi penulisan maupun pemilihan kata. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bisa membangun dari para pembaca guna untuk
perbaikan makalah berikutnya. Penulis juga berharap makalah ini dapat berguna bagi
pendidikan Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
17