Disusun oleh:
1. Harnanda Mita A. (K7120118)
2. Isvana Munawaroh (K7120143)
3. Medina Nurul Afifah (K7120164)
4. Reni Suryani (K7120219)
5. Wuri Putrianingsih (K7120272)
Kelompok 1/ 4B
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB Ⅰ
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kegiatan yang disengaja supaya menimbulkan suatu hasil
sesuai keinginan yang telah ditetapkan. Dalam proses mencapai tujuan atau keinginan ya
ng ingin dicapai dalam pendidikan tentunya tidak semua bisa terwujud dengan instan dan
mudah. Di dalam berproses untuk menggapai tujuan pendidikan pasti ada banyak rintang
an yang menghadang. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang
telah dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi. Evaluasi
merupakan subsistem yang sangat penting dan sangat dibutuhkan dalam setiap sistem pe
ndidikan, karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau kemaj
uan hasil pendidikan.Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui h
asil dari proses pembelajaran yang ia lakukan. Pentingnya diketahui hasil ini karena dapa
t menjadi salah satu patokan bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana proses pembel
ajaran yang dia lakukan dapat mengembangkanpotensi peserta didik. Dengan evaluasi, m
aka maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula,
kita dapat mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah
menjadi lebihbaik ke depan.
Evaluasi pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk mendapatkan i
nformasi data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau m
enafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan standar t
ertentu. Evaluasi yang dilakukan oleh pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil belajar da
n evaluasi pembelajaran.
Dengan evaluasi pendidikan, kemunduran ataupun kemajuan pendidikan dapat di
analisis melalui evaluasi. Dengan evaluasi pula kita juga dapat mengetahui titik lemah se
buah lembaga serta juga dapat mencari jalan keluar atau solusi yang didapat dari evaluasi.
Dalam dunia pendidikan, evaluasi menjadi hal sakral yang wajib dimiliki oleh setiap le
mbaga pendidikan. Dalam kesempatan ini kami sebagai pemakalah akan sedikit membah
as mengenai evaluasi pembelajaran diantaranya adalah mengenai konsep pengukuran, pe
nilaian, dan evaluasi pembelajaran, fungsi, tujuan, prinsip, ragam, dan teknik dalam eval
uasi pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dibuat, maka dapat ditarik beberapa rumusan mas
alah, antara lain:
a. Bagaimana konsep dari pengukuran, penilaian, dan evaluasi pembelajaran?
b. Bagaimana hubungan antara pengukuran, penilaian, dan evaluasi pembelajaran?
c. Apa saja fungsi dari evaluasi pembelajaran?
d. Apa saja tujuan dari evaluasi pembelajaran?
e. Apa aja prinsip-prinsip dari evaluasi pembelajaran?
f. Apa saja jenis-jenis penilaian dan evaluasi pembelajaran?
g. Apa saja teknik penilaian dan evaluasi pembelajaran?
1
C. Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut dapat diambil manfaat sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui konsep dari pengukuran, penilaian, dan evaluasi pembelajaran
b. Untuk mengetahui hubungan antara pengukuran, penilaian, dan evaluasi pembela
jaran
c. Untuk mengetahui fungsi dari evaluasi pembelajaran
d. Untuk mengetahui tujuan dari evaluasi pembelajaran
e. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dari evaluasi pembelajaran
f. Untuk mengetahui jenis-jenis penilaian dan evaluasi pembelajaran
g. Untuk mengetahui teknik penilaian dan evaluasi pembelajaran
2
BAB Ⅱ
PEMBAHASAN
A. Konsep Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi Pembelajaran
1. Pengukuran
Pengukuran dalam bahasa inggris yang memiliki istilah measurement mer
upakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dalam arti memberi angka terha
dap sesuatu yang disebut objek pengukuran atau objek ukur. Menurut Cangelosi
(1995), pengukuran adalah suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan e
mpiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah dit
entukan. Menurut Allen & Yen (1979: 2), pengukuran (measurement), adalah pe
netapan angka bagi individu dengan cara sistematis yang mencerminkan sifat (ka
rakteristik) dari individu. Sementara itu, Anas Sudijono (2011: 4), berpendapat b
ahwa pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan untuk mengukur sesuatu.
Pada hakekatnya, kegiatan pengukuran adalah membandingkan sesuatu d
engan atau atas dasar ukuran tertentu. Berdasarkan beberapa definisi tersebut, ma
ka dapat dikatakan bahwa pengukuran adalah proses pemberian angka atau deskri
psi numerik kepada individu. Hasil dari pengukuran adalah angka. Oleh karena it
u, dapat dipahami bahwa pengukuran bersifat kuantitatif.
Menurut Zainul dan Nasution (2001), pengukuran memiliki dua karakteri
stik utama yaitu:
1. Penggunaan angka atau skala tertentu
2. Menurut suatu aturan atau formula tertentu.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengukuran adalah suatu pros
es pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk membandingkan antara
alat ukur dan objek yang ukur dan hasilnya bersifat kuantitatif (bentuk skor).
2. Penilaian
Istilah penilaian merupakan alih bahasa dari istilah assessment. Sidin Ali
dan Khaeruddin (2012), mendefinisikan penilaian adalah proses penentuan kualit
as suatu objek dengan membandingkan antara hasil-hasil ukur dengan standar pe
nilaian tertentu.
Depdikbud (1994) mengemukakan “Penilaian adalah suatu kegiatan untu
k memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh me
ngenai proses dan hasil yang telah dicapai siswa”. Kata “menyeluruh” mengandu
ng arti bahwa penilaian tidak hanya ditujukan pada penguasaan salah satu bidang
tertentu saja, tetapi mencakup aspek pengetahuan keterampilan, sikap, dan nilai-n
ilai.
3
Selain itu, Grounlund mengartikan “Penilaian adalah suatu proses yang si
stematis dari pengumpulan, analisis, dan interpretasi informasi/data untuk menent
ukan sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran.”
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah suatu prose
s atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan info
rmasi tentang proses atau hasil belajar peserta didik yang hasilnya bersifat kualita
tif artinya diperoleh dari pengkategorian.
3. Evaluasi Pembelajaran
Ralph Tyler (1950) mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses
pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian ma
na tujuan pendidikan sudah tercapai. Definisi yang lebih luas dikemukakan oleh
dua orang ahli lain, yakni Cronbach dan Stufflebeam. Tambahan definisi tersebut
adalah bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan pendi
dikan sudah tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan.
Sejalan dengan pendapat di atas, Zainul dan Nasution (2001) menyatakan
bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan de
ngan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, b
aik menggunakan instrumen tes maupun non tes.
Namun, apabila memperhatikan penjelasan (Depdiknas, 2006), bahwa:
1) Evaluasi adalah “kegiatan mengidentifikasi untuk melihat apakah suatu prog
ram yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak,
dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya.
2) Evaluasi berhubungan dengan keputusan nilai (value judgement). Di bidang
pendidikan, kita dapat melakukan evaluasi terhadap kurikulum baru, suatu k
ebijakan pendidikan, sumber belajar tertentu, atau etos kerja guru. (Depdikn
as, 2006).
Dalam konteks ini, pada dasarnya evaluasi merupakan suatu proses yang si
stematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-
tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa. (Purwanto, 2002)
4
rkaitan yang erat antara satu sama lainnya. Adapun hubungan atau keterkaitan ter
sebut antara lain:
c. Ruang lingkup penilaian lebih sempit dan biasanya hanya terbatas pada salah sat
u komponen atau aspek saja, seperti prestasi belajar. Sedangkan ruang lingkup e
valuasi lebih luas yaitu mencangkup semua komponen termasuk komponen dala
m penilaian.
d. Gabel (1993) juga menyatakan bahwa hubungan ketiganya ialah evaluasi merupa
kan proses pemberian penilaian terhadap data atau hasil yang diperoleh melalui
pengukuran. Sehingga evaluasi mencakup kegiatan mengukur dan menilai, dua k
egiatan tersebut dilalui sebelum mengambil keputusan terhadap sesuatu.
5
1. Secara psikologis, peserta didik perlu mengetahui prestasi belajarnya, sehingga
ia merasakan kepuasan dan ketenangan. Untuk itu, guru/instruktur perlu melak
ukan penilaian terhadap prestasi belajar peserta didiknya.
2. Secara sosiologis, untuk mengetahui apakah peserta didik sudah cukup mampu
untuk terjun ke masyarakat. Mampu dalam arti dapat berkomunikasi dan berad
aptasi dengan seluruh lapisan masyarakat dengan segala karakteristiknya.
3. Menurut didaktis-metodis, evaluasi berfungsi untuk membantu guru/instruktur
dalam menempatkan peserta didik pada kelompok tertentu sesuai dengan kema
mpuan dan kecakapannya masing-masing.
4. Untuk mengetahui kedudukan peserta didik diantara teman-temannya, apakah i
a termasuk anak yang pandai, sedang atau kurang.
5. Untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik dalam menempuh program pen
didikannya.
6. Untuk membantu guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi, baik dalam r
angka menentukan jenis pendidikan, jurusan maupun kenaikan tingkat/kelas.
7. Secara administratif, evaluasi berfungsi untuk memberikan laporan tentang ke
majuan peserta didik kepada pemerintah, pimpinan/kepala sekolah, guru/instru
ktur, termasuk peserta didik itu sendiri.
Di samping itu, fungsi evaluasi dapat dilihat berdasarkan jenis evaluasi itu se
ndiri, yaitu :
1. Formatif, yaitu memberikan feed back bagi guru/instruktur sebagai dasar untuk
memperbaiki proses pembelajaran dan mengadakan program remedial bagi pes
erta didik yang belum menguasai sepenuhnya materi yang dipelajari.
2. Sumatif, yaitu mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pe
lajaran, menentukan angka (nilai) sebagai bahan keputusan kenaikan kelas dan
laporan perkembangan belajar, serta dapat meningkatkan motivasi belajar.
3. Diagnostik, yaitu dapat mengetahui latar belakang peserta didik (psikologis, fis
ik, dan lingkungan) yang mengalami kesulitan belajar.
4. Seleksi dan penempatan; yaitu hasil evaluasi dapat dijadikan dasar untuk meny
eleksi dan menempatkan peserta didik sesuai dengan minat dan kemampuanny
a.
Fungsi evaluasi bagi guru perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh
agar evaluasi yang diberikan benar-benar mengenai sasaran. Hal ini didasarka
n karena hampir setiap saat guru melaksanakan kegiatan evaluasi untuk menila
i keberhasilan belajar siswa serta program pengajaran
2. Tujuan Evaluasi Pembelajaran
Secara umum, dalam bidang pendidikan, evaluasi bertujuan untuk: a) Me
mperoleh data pembuktian yang akan menjadi petunjuk sampai di mana tingkat k
emampuan dan tingkat keberhasilan peserta didik dalam pencapaian tujuan-tujua
n kurikuler setelah menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu yang tel
ah ditentukan. b) Mengukur dan menilai sampai di manakah efektivitas mengajar
dan metode-metode mengajar yang telah diterapkan atau dilaksanakan oleh pendi
dik, serta kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh peserta. Adapun yang menjadi
tujuan khusus dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah: a) Untuk
6
merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program Pendidikan. b) Unt
uk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan peserta didik da
lam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan ke
luar atau cara-cara perbaikannya (Anas Sudijono, 2006; 17)
3. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pembelajaran
Prinsip diperlukan sebagai pemandu dalam kegiatan evaluasi. Di antara pr
insip- prinsip evaluasi adalah sebagai berikut: a) Prinsip Objektif Evaluasi harus
dilaksanakan secara objektif. Objektif artinya tanpa pengaruh, karena evaluasi ha
rus berdasarkan data-data yang nyata dan harus berdasarkan testing yang telah dil
aksanakan. b) Prinsip Kontinu Evaluasi harus dilaksanakan secara kontinu. Maks
udnya evaluasi itu harus dilaksa- nakan terus menerus. c) Prinsip komprehensif E
valuasi hendaknya dilaksanakan secara komprehensif. Artinya evaluasi itu henda
knya sejauh mungkin harus mengenai pada semua aspek kepribadian murid (Sub
ari, 1994; 172)
Prinsip evaluasi menurut standar penilaian pendidikan jenjang pendidikan
dasar dan menengah, prinsip tersebut mencakup (BSNP, 2007; 4-6):
a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemam
puan yang diukur. Oleh karena itu, instrumen yang digunakan perlu disus
un melalui prosedur sebagaimana dijelaskan dalam panduan agar memilik
i bukti kesahihan dan keandalan.
b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jela
s, tidak dipengaruhi subjektifitas penilai. Oleh karena itu, pendidik perl
u menggunakan rubrik atau pedoman dalam memberikan skor terhadap ja
waban peserta didik atas butir soal uraian dan tes praktik atau kinerja sehi
ngga dapat meminimalkan subjektifitas pendidik.
c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan dan tidak merugikan peserta
didik karena berkebutuhan khusus, perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, atau gender. Faktor-faktor ter
sebut tidak relevan di dalam penilaian, oleh karena itu perlu dihindari aga
r tidak berpengaruh terhadap hasil penilaian.
d. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen
yang tidak terpisahkan kegiatan pembelajaran. Hasil penilaian dalam hal i
ni benar-benar dijadikan dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran y
ang diselenggarakan oleh peserta didik. Jika hasil penilaian menunjukkan
banyak peserta didik yang gagal, sementara instrumen yang digunakan su
dah memenuhi persyaratan secara kualitatif, berarti proses pembelajaran k
urang baik. Dalam hal demikian, pendidik harus memperbaiki rencana da
n/atau pelaksanaan pembelajarannya.
e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengamb
ilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. Oleh kare
na itu, pendidik menginformasikan prosedur dan kriteria penilaian kepada
7
peserta didik, dan pihak yang berkepentingan dapat mengakses prosedur d
an kriteria penilaian serta dasar penilaian yang digunakan.
f. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua as
pek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang ses
uai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik. Oleh kare
na itu, penilaian bukan semata-mata untuk menilai prestasi peserta didik
melainkan harus mencakup semua aspek hasil belajar untuk tujuan pembi
mbingan dan pembinaan.
g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap den
gan mengikuti langkah-langkah baku. Oleh karena itu, penilaian dirancan
g dan dilakukan dengan mengikuti prosedur dan prinsip-prinsip yang ditet
apkan. Dalam penilaian kelas, misalnya, guru mata pelajaran agama meny
iapkan rencana penilaian bersamaan dengan menyusun silabus dan RPP.
h. Beracuan Kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian k
ompetensi yang ditetapkan. Oleh karena itu, instrumen penilaian disusun
dengan merujuk pada kompetensi (SKL, SK, dan KD). Selain itu, pengam
bilan keputusan didasarkan pada kriteria pencapaian yang telah ditetapkan.
1. Penilaian Formatif
Penilaian ini ditujukan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh ana
k didik setelah menyelesaikan program dalam satuan bahan pelajaran pada suatu
bidang studi/pelajaran tertentu.
a. Fungsi
8
Penilaian Formatif berfungsi untuk memperbaiki proses pembelajaran keara
h yang lebih baik atau memperbaiki program satuan pelajaran tersebut. Dari
hasil penilaian diperoleh akan dapat ditafsirkan apakah metode yang dipaka
i cocok atau apakah satuan bahasan pelajaran dari bidang studi pelajaran ya
ng bersangkutan benar-benar sudah sesuai untuk diberikan selama jam pelaj
aran yang telah ditetapkan dan lain-lain masalah yang sehubungan dengan
perbaikan proses pembelajaran
b. Tujuan
Penilaian formatif diutamakan untuk mengetahui hingga dimana penguasaa
n murid tentang bahan yang diajarkan dalam suatu program suatu pekerjaan
apakah sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditentukan. Dari has
il penilaian yang diperoleh akan dapat terjawab pertanyaan seperti: apakah
bahan pelajaran itu perlu diulang, apakah tercapai KD (Kompetensi Dasar),
dan pertanyaan lainnya.
c. Aspek-aspek yang dinilai
Dalam menyusun tes formatif biasanya/seharusnya adalah mempedomani K
D (Kompetensi Dasar) pada umumnya setiap KD mencakup pengetahuan, k
eterampilan dan penguasaan terhadap bahan pelajaran yang disajikan. Suda
h barang tentu tidak semua satuan pelajaran yang disajikan itu mencakup se
mua aspek tersebut. Dengan menganalisa KD secara baik dapatlah dibuat te
s yang benar-benar dapat mengungkapkan apakah KD tersebut sudah terca
pai atau belum. Dengan kata lain bahwa aspek yang dinilai dalam tes form
atif sesuai dengan aspek yang dikandungi oleh KD.
d. Waktu Pelaksanaan
Membaca tujuan penilaian formatif secara langsung telah menyinggung kap
an waktu pelaksanaannya. Secara tepat dikatakan bahwa waktu pelaksanaan
penilaian formatif adalah segera setelah selesai suatu pengajaran. Dengan p
erkataan lain bahwa penialaian formatif adalah suatu bagian dari suatu peng
ajaran pada sewaktu-waktu tertentu. Namun beberapa satuan pelajaran bara
ngkali karena satu dan lain hal perlu diberikan dalam beberapa pengajaran
(sub satuan pengajaran) untuk yang demikian maka penilaian formatif dilak
ukan setelah selesai beberapa waktu pengajaran sub satuan, baru diberikan
penilaian formatif.
2. Penilaian Sumatif
Penilaian Sumatif dilakukan mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh murid set
elah menyelesaikan program tersebut:
a. Fungsi
Pada umumnya penilaian ini berfungsi untuk menentukan angka-angka murid set
elah mengikuti program bahan pengajaran dalam satu catur wulan, semester akhir
tahun atau akhir dari semester program bahan pengajaran dari suatu satuan pendi
dikan.
9
b. Tujuan
Seperti dijelaskan di atas maka dapat dikatakan bahwa penilaian sumatif bertujua
n untuk mengetahui taraf hasil belajar yang dicapai oleh murid setelah menyelesa
ikan program bahan pengajaran dam satu catur wulan, semester, akhir tahun atau
akhir program bahan pengajaran pada suatu unit pendidikan. Hal ini dimaksudka
n untuk dapat menganalisa apakah seseorang murid dapat melanjutkan pelajaran/
studi pada program yang lebih tinggi.
c. Aspek-aspek yang dinilai
Sama dengan penilaian formatif, penilaian sumatif pun pada umumnya mencakup
penilaian atau aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan penguasaan siswa tent
ang materi pelajaran yang diberikan.
d. Waktu pelaksanaan
Penilaian sumatif dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuannya, yaitu untuk penila
ian catur wulan, semester, akhir tahun atau setelah selesai pengajaran program ba
han pengajaran dalam suatu unit pendidikan tertentu.
a. Fungsi
Untuk mengetahui keadaan anak termasuk keadaan pribadinya yang diperlukan a
gar anak dapat ditempatkan sesuai dengan kemampuan dan kepribadiannya. Hal
ini memang sudah menggambarkan secara sepintas kemampuan bakat yang dimil
iki, namun adalah lebih memberikan harapan kesuksesan yang lebih tepat apabila
dipedomani penilaian kemampuan, bakat dan aspek kepribadian lainnya.
b. Tujuan
Penilaian ini dimaksud untuk menempatkan anak didik pada kedudukan yang lebi
h tepat berdasarkan bakat, minat, kemampuan, kesanggupan serta keadaan-keada
an dari anak, sehingga anak tidak mengalami hambatan dalam mengikuti progra
m tertentu. Seperti yang dijelaskan di atas penempatan jurusan berdasarkan hasil
belajar masih sangat lemah mengingat bahwa tinggi rendahnya hasil belajar dapat
disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor guru, fasilitas, lingkungan dan faktor ke
pribadian. Bila tingginya hasil belajar itu adalah karena faktor sedang bakat, mina
t, kemampuan, tidak menunjang jelasnya bahwa kesuksesan mungkin tidak seting
gi yang diharapkan. Oleh karena itu adalah lebih baik apabila dalam hal penempa
tan ini test psikis yang sudah standar ikut memainkan peranan seperti inteligensi,
bakat, minat dan tes kepribadian lainnya.
c. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaanya adalah sedini mungkin atau sebelum anak mengikuti prose
s pembelajaran yang permulaan atau sebelum anak memasuki pendidikan pada su
atu tingkatan tertentu. Setelah anak/siswa menamatkan pelajarannya di SMA sede
rajat misalnya, bagi mereka yang akan melanjutkan studi di perguruan tinggi, hen
10
daknya terlebih dahulu dilakukan penilaian psikis yang menyangkut tes inteligens
i, test bakat, test minat sehingga dapat memilih lanjutan studi yang lebih tepat.
4. Penilaian Diagnostik
a. Fungsi
Masalah yang dihadapi seseorang anak sering diakibatkan oleh banyaknya faktor,
anak sering bolos dalam mata pelajaran matematika misalnya dapat diakibatkan o
leh karena guru yang memberikan mata pelajaran tersebut dibencinya atau dapat
karena memang bakat dan kemampuannya tidak cocok. Dalam hubungan inilah p
enilaian diagnostik perlu dilakukan, yaitu untuk mengetahui masalah-masalah ap
a yang diderita yang mengganggu anak, sehingga ia mengalami kesulitan, hambat
an atau gangguan dalam mengikuti program pengajaran pada suatu bidang studi t
ertentu atau pada program pendidikan tertentu. Dengan mengetahui faktor penyeb
abnya usaha untuk menyelesaikan masalah akan dapat dilaksanakan sebaik-baikn
ya.
b. Tujuan
Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa tujuan penilaian diagnostik ini adalah unt
uk mengatasi/ membantu pemecahan masalah yang dialami oleh anak didik.
c. Aspek-aspek yang dinilai
Sudah barang tentu aspek-aspek yang dinilai dalam penilaian diagnostik ini berga
ntung kepada jenis, masalah yang dihadapi dan faktor-faktor mana yang diperkira
kan yang menjadi sebab masalah yang dihadapi.
d. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan penilaian diagnostik dilakukan sesuai dengan keperluannya. Bisa dil
akukan sebagai pelengkap dari murid atau pada waktu masalah dihadapi oleh mur
id.
11
eleksi yang digunakan akan berhubungan dengan kemampuan. Keterampilan da
n pengetahuan tentang bank, seperti kemampuan menggunakan computer. Ketel
itian dan kecepatan menggunakan angka, kepribadian dan jenis kemampuan lain
nya yang berhubungan dengan bank. Demikian juga dengan tes seleksi penerim
aan mahasiswa baru. Melalui tes seleksi ini akan diterima sebagian besar calon
mahasiswa dan sebahagian lagi akan ditolak atau tidak dapat diterima. Calon ya
ng tidak diterima tidak mendapat perhatian dari institusi yang bersangkutan.
b. Tujuan
Tes seleksi bertujuan untuk mendapatkan peserta atau calon yang memiliki kema
mpuan sesuai dengan yang diharapkan. Hasil tes seleksi digunakan sebagai dasar
atau patokan untuk meramalkan keberhasilan orang atau sekelompok orang dala
m mengikuti atau Melakukan program yang dimasuki, dengan kata lain apabila di
terima maka diprediksi mereka akan berhasil mengikuti atau melakukan program
tersebut.
c. Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan Tes Seleksi pada saat atau awal penerimaan untuk memasuki sesuatu
program atau formasi tertentu. Tes seleksi akan menghasilkan sekelompok calon
diterima dan sekelompok lagi ditolak atau tidak diterima akan berhasil dengan ba
ik dan yang diterima akan gagal atau tidak berhasil
6. Teknik Penilaian
Berdasarkan jurnal teknik dan bentuk evaluasi belajar (H. Hasim,2021) berbagai
macam teknik penilaian dapat dilakukan secara komplementer (saling melengkapi) s
esuai dengan kompetensi yang dinilai. Teknik penilaian yang dimaksud antara lain
melalui tes, observasi, penugasan, inventori, jurnal, penilaian diri, dan penilaian ant
arteman yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan pes
erta didik. Teknik penilaian tersebut dijelaskan pada penjelasan di bawah ini.
12
Observasi adalah penilaian yang dilakukan melalui pengamatan terhadap pesert
a didik selama pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajara
n. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif sesu
ai dengan kompetensi yang dinilai, dan dapat dilakukan baik secara formal mau
pun informal. Penilaian observasi dilakukan antara lain sebagai penilaian akhir
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran ke
warganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, serta kelom
pok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.
c. Penilaian dengan Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik baik secara perorangan
maupun kelompok. Penilaian penugasan diberikan untuk penugasan terstruktur
dan kegiatan mandiri tidak terstruktur, dan dapat berupa praktik di laboratorium
tugas rumah, portofolio, projek, dan/atau produk.
d. Penilaian Portofolio
Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karyakarya peserta didik dalam bidan
g tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan prestasi
dan kreativitas peserta didik (Popham, 1999). Bentuk ini cocok untuk mengetah
ui perkembangan unjuk kerja peserta didik dengan menilai bersama karyakarya
atau tugastugas yang dikerjakannya. Peserta didik dan pendidik perlu melakuka
n diskusi untuk menentukan skor. Pada penilaian portofolio, peserta didik dapat
menentukan karya-karya yang akan dinilai, melakukan penilaian sendiri kemudi
an hasilnya dibahas. Perkembangan kemampuan peserta didik dapat dilihat pada
hasil penilaian portofolio. Teknik ini dapat dilakukan dengan baik apabila jumla
h peserta didik yang dinilai sedikit.
e. Penilaian dengan Projek/Tugas
Projek adalah tugas yang diberikan kepada peserta didik dalam kurun waktu tert
entu. Peserta didik dapat melakukan penelitian melalui pengumpulan, pengorga
nisasian, dan analisis data, serta pelaporan hasil kerjanya. Penilaian projek dilak
sanakan terhadap persiapan, pelaksanaan, dan hasil.
f. Penilaian Produk
Produk (hasil karya) adalah penilaian yang meminta peserta didik menghasilkan
suatu hasil karya. Penilaian produk dilakukan terhadap persiapan, pelaksanaan/p
roses pembuatan, dan hasil.
g. Penilaian Inventori
Inventori merupakan teknik penilaian melalui skala psikologis yang dipakai unt
uk mengungkapkan sikap, minat, dan persepsi peserta didik terhadap objek psik
ologis.
h. Penilaian dengan Jurnal
Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi info
rmasi hasil pengamatan terhadap kekuatan dan kelemahan peserta didik yang be
rkait dengan kinerja ataupun sikap dan perilaku peserta didik yang dipaparkan s
ecara deskriptif.
i. Penilaian Diri Sendiri
13
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik un
tuk menilai dirinya sendiri mengenai berbagai hal. Dalam penilaian diri, setiap p
eserta didik harus mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya secara juju
r.
j. Penilaian Antar Teman/Penilaian Teman Sejawat
Penilaian antar teman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam berbagai hal s
ecara jujur. Kombinasi penggunaan berbagai teknik penilaian di atas akan mem
berikan informasi yang lebih akurat tentang kemajuan belajar peserta didik.
14
BAB Ⅲ
PENUTUP
Simpulan
Evaluasi pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai pembelajara
n yang dilaksanakan, dengan melalui kegiatan pengukuran dan penilaian pembela
jaran. Pengukuran yang dimaksud disini adalah proses membandingkan tingkat k
eberhasilan pembelajaran dengan ukuran keberhasilan pembelajaran yang telah di
tentukan secara kuantitatif, sedangkan penilaian yang dimaksud di sini adalah pro
ses pembuatan keputusan nilai keberhasilan pembelajaran secara kualitatif. Evalu
asi merupakan sarana untuk mendapatkan informasi yang diperoleh dari proses p
engumpulan dan pengolahan data.
Terdapat beberapa teknik, jenis-jenis, dan syarat-syarat penyusunan evalu
asi pembelajaran yang dapat dilakukan dan diperhatikan oleh pendidik dalam mel
akukan evaluasi pembelajaran.
15
DAFTAR PUSTAKA
Elis Ratna Wulan dan H. A. Rusdiana. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia.
2015.
Hasim, H., Hasniah, H., & Arsyam, M. (2021, January 30). Teknik Dan Bentuk Evaluasi
Hasil Belajar. https://doi.org/10.31219/osf.io/m4yk5
Nuriyah, N. (2014). Evaluasi pembelajaran: Sebuah Kajian Teori. Jurnal Edueksos, 3(1),
73–86. https://doi.org/10.1165/rcmb.2013-0411OC
Qodir, Abdul. Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran. Yogyakarta: K-Media. 2017. ISBN
978-602-451-011-4 (In Press)
16