Anda di halaman 1dari 20

Makalah Geografi

EVALUASI PEMBELAJARAN
“KONSEP DASAR EVALUASI PEMBELAJARAN”

Makalah

diajukan untuk melengkapi tugas-tugas


mata pelajaran geografi

Guru Mata Pelajaran:


Dedi Irawan, S.Pd.

Oleh:

MUHAMMAD
2009200050017

SMA LABORATORIUM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2022
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan
nikmat kesehatan, ilmu pengetahuan dan keikhlasan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Manajemen Sarana Dan Prasarana
Pendidikan” Shalawat dan salam penulis sanjungkan kepangkuan Nabi Besar
Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan kepada
alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.

Penulis ingin mengucapkan terimakasih yang tak terhingga dan tulus kepada
bapak Dedi Irawan, S.Pd., sebagai guru pada mata pelajaran Geografi , teman-teman dan
semua pihak yang telah terlibat. Penulis hanya bisa berharap dan berdoa semoga
kebaikan dan partisipasi semua pihak menjadi amal dan mendapat imbalan dari Allah
SWT. Penulis sadar bahwa tulisan dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
penulis berharap kepada pembaca untuk memberikan kritikan dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penulisan ini. Demikianlah yang dapat penulis
sampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.

Banda Aceh, 25 Juli 2022

Kelompok I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3
2.1 Pengukuran, Penelilaian dan Evaluasi ..........................................................3
2.2 Manfaat Evaluasi ...........................................................................................5
2.3 Karakteristik Evaluasi ...................................................................................7
2.4 Subjek dan Objek Evaluasi ...........................................................................7
2.5 Ciri-ciri Penilaian...........................................................................................10
BAB III PENUTUP .................................................................................................15
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................15
4.2 Saran ..............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Evaluasi merupakan subsistem yang sangat penting dan sangat dibutuhkan

dalam setiap sistem pendidikan, evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh

perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan. Dengan evaluasi, maka maju mundurnya

kualitas pendidikan dapat diketahui dengan evaluasi. Setiap perbuatan dan tindakan

dalam pendidikan selalu menghendaki hasil. Pendidik selalu berharap bahwa hasil yang

diperoleh sekarang lebih baik dan memuaskan dari hasil yang diperoleh sebelumnya,

untuk menentukan dan membandingkan antara satu hasil dengan lainnya diperlukan

adanya evaluasi.

Diakui bahwa kritik-kritik sering muncul tentang sistem pendidikan yang sering

berubah dan tidak seimbang. Kurikulum yang kurang tepat dengan mata pelajaran yang

terlalu banyak dan tidak berfokus pada hal-hal yang seharusnya diberikan dan lain

sebagainya. untuk mengatasimasalah yang seperti ini perlu adanya evaluasi pendidikan,

agar setiap kekurangan ataupunkegagalan pada kurikulum yang diajarkan bisa diperbaiki

pada kurikulum yang akan datang.Ruang lingkup pendidikan sangat luas, mulai dari

masukan(input), proses sampaihasil (output) yang diperoleh.

Ketika proses pembelajaran dipandang sebagai proses perubahan tingkah laku

siswa, peran penilaian dalam proses pembelajaran menjadi sangat penting. Penilaian

dalam proses pembelajaran merupakan suatu proses untuk mengumpulkan, menganalisa


dan menginterpretasi informasi untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan

pembelajaran. untuk mengetahui apakah proses yang dilakukan itu sudah sesuai

dengantujuannya maka harus dilakukan umpan balik.

1.2 Rumusan Masalah

Bedasar latar belakang masalah di atas dapat kita rumuskan maslah sebagai

berikut :

1. Apa perbedaan pengukuran, penilaian dan evaluasi?

2. Apa manfaat evaluasi bagi siswa, guru, orangtua, dan masyarakat?

3. Bagaimana karakteristik evaluasi?

4. Apa saja subjek dan oebjek evaluasi?

5. Apa saja ciri-ciri penilaian Pendidikan?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini dapat di uraikan sebagai berikut :

1. Memahami perbedaan pengukuran, penilaian dan evaluasi

2. Mengetahui manfaat evaluasi bagi siswa, guru, orangtua, dan masyarakat

3. Memahami karateristik evaluasi

4. Mengetahui subjek dan objek evaluasi

5. Mengetahui ciri-ciri penilaian Pendidikan


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi

2.1.1 Pengukuran

Pengukuran dapat diartikan dengan kegiatan untuk mengukur sesuatu. Pada

hakekatnya, kegiatan ini adalah membandingkan sesuatu dengan atau sesuatu yang lain

(Anas Sudijono, 1996: 3) Jika kita mengukur suhu badan seseorang dengan termometer,

atau mengukur jarak kota A dengan kota B, maka sesungguhnya yang sedang dilakukan

adalah mengkuantifikasi keadaan seseorang atau tempat ke dalam angka. karenanya,

dapat dipahami bahwa pengukuran itu bersifat kuantitatif.

Dalam dunia pendidikan, yang dimaksud pengukuran sebagaimana

disampaikan Cangelosi (1995: 21) adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan

empiris. Proses pengumpulan ini dilakukan untuk menaksir apa yang telah diperoleh

siswa setelah mengikuti pelajaran selama waktu tertentu. Proses ini dapat dilakukan

dengan mengamati kinerja mereka, mendengarkan apa yang mereka katakan serta

mengumpulkan informasi yang sesuai dengan tujuan melalui apa yang telah dilakukan

siswa.

Menurut Mardapi (2004: 14) pengukuran pada dasarnya adalah kegiatan

penentuan angka terhadap suatu obyek secara sistematis. Karakteristik yang terdapat

dalam obyek yang diukur ditransfer menjadi bentuk angka sehingga lebih mudah untuk

dinilai. aspek-aspek yang terdapat dalam diri manusia seperti kognitif, afektif dan
psikomotor dirubah menjadi angka. Karenanya, kesalahan dalam mengangkakan aspek-

aspek ini harus sekecil mungkin. Kesalahan yang mungkin muncul dalam melakukan

pengukuran khususnya dibidang ilmu-ilmu sosial dapat berasal dari alat ukur, cara

mengukur dan obyek yang diukur.

Pengukuran dalam bidang pendidikan erat kaitannya dengan tes. Hal ini

dikarenakan salah satu cara yang sering dipakai untuk mengukur hasil yang telah dicapai

siswa adalah dengan tes. Selain dengan tes, terkadang juga dipergunakan nontes. Jika tes

dapat memberikan informasi tentang karakteristik kognitif dan psikomotor, maka nontes

dapat memberikan informasi tentang karakteristik afektif obyek.

Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha

memperoleh deskripsi numeric dari suatu tingkatan dimana seseorang peserta didik telah

mencapai karakteristik tertentu. Pengukuran berkaitan erat dengan proses pencarian atau

penentuan nilai kuantitatif. Pengukuran diartikan sebagai pemberian angka kepada suatu

atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek tertentu

menurut aturan atau formulasi yang jelas. Berikut ini akan dikutip beberapa definisi

pengukuran yang dirumuskan oleh beberapa ahli pengukuran pendidikan dan psikologi

yang acap kali dijadikan acuan beberapa penulis.

2.1.2 Penilaian

Penilaian merupakan bagian penting dan tak terpisahkan dalam sistem

pendidikan saat ini. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilihat dari nilai-nilai yang

diperoleh siswa. Tentu saja untuk itu diperlukan sistem penilaian yang baik dan tidak

bias. Sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan gambaran tentang kualitas
pembelajaran sehingga pada gilirannya akan mampu membantu guru merencanakan

strategi pembelajaran. Bagi siswa sendiri, sistem penilaian yang baik akan mampu

memberikan motivasi untuk selalu meningkatkan kemampuannya.

Dalam sistem evaluasi hasil belajar, penilaian merupakan langkah lanjutan

setelah dilakukan pengukuran. informasi yang diperoleh dari hasil pengukuran

selanjutnya dideskripsikan dan ditafsirkan. Karenanya, menurut Djemari Mardapi (1999:

8) penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran.

Menurut Cangelosi (1995: 21) penilaian adalah keputusan tentang nilai. Oleh karena itu,

langkah selanjutnya setelah melaksanakan pengukuran adalah penilaian. Penilaian

dilakukan setelah siswa menjawab soal-soal yang terdapat pada tes. Hasil jawaban siswa

tersebut ditafsirkan dalam bentuk nilai.

2.1.3 Evaluasi

Ada tiga hal yang saling berkaitan dalam kegiatan evaluasi pembelajaran yaitu

evaluasi, pengukuran dan tes. Ketiga istilah itu sering disalahartikan sehingga tidak jelas

makna dan kedudukannya. Gronlund mengemukakan evaluasi adalah suatu proses yang

sistematis dari pengumpulan, analisis dan intrepretasi informasi/data untuk menentukan

sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran. Hopkins dan Antes

mengemukakan evaluasi adalah pemeriksaan secara terus menerus untuk mendapatkan

informasi yang meliputi siswa, guru, program pendidikan dan proses belajar mengajar

untuk mengetahui tingkat perubahan siswa dan ketepatan keputusan tentang gambaran

siswa dan efektivitas program.


Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi lebih

bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran, dan tes merupakan salah satu alat

atau bentuk dari pengukuran. Pengukuran lebih membatasi kepada gambaran yang

bersifat kuantitatif (berupa angka-angka) tentang kemajuan belajar siswa (learning

progress) sedangkan evaluasi atau penilaian bersifat kualitatif. Di samping itu, evaluasi

pada hakikatnya merupakan suatu proses membuat keputusan tentang nilai suatu objek.

Keputusan penilaian (value judgement) tidak hanya didasarkan kepada hasil pengukuran

(quantitative description), dapat pula didasarkan kepada hasil pengamatan (qualitative

description). Yang didasarkan kepada hasil pengukuran (measurement) dan bukan

didasarkan kepada hasil pengukuran (non-measurement) pada akhirnya menghasilkan

keputusan nilai tentang suatu objek yang dinilai.

Mursell mengatakan ada tiga hal pokok yang dapat di evaluasi dalam

pembelajaran, yaitu (a) hasil langsung dari usaha belajar, (b) transfer sebagai akibat dari

belajar, dan (c) proses belajar itu sendiri. Hasil dari usaha belajar nampak dalam bentuk

perubahan tingkah laku, baik secara subtantif maupun secara komprehensif. Perubahan

itu ada yang dapat diamanati secara langsung ada pula yang tidak dapat diamati secara

langsung. Perubahan itu juga ada yang terjadi dalam jangka pendek ada pula yang terjadi

dalam jangka panjang. Namun demikian, bagaimanapun baiknya alat evaluasi yang

digunakan hanya mungkin dapat mengungkap sebagian tingkah laku dari keseluruhan

hasil belajar yang sebenarnya. Evaluasi yang baik harus menilai hasil-hasil yang autentik

dan hal ini dilakukan dengan mengetes hingga manakah hal itu dapat ditransferkan.

Evaluasi harus dilakukan dengan tepat, teliti dan objektif terhadap hasil belajar sehingga
dapat menjadi alat untuk mengecek kemampuan siswa dalam belajarnya dan

mempertinggi prestasi belajarnya. Di samping itu evaluasi dapat menjadi alat pengontrol

bagi cara mengajar guru, serta dapat membimbing murid untuk memahami dirinya

(keunggulan dan kelemahannya).

2.2 Manfaat Evaluasi

Manfaat Evaluasi dapat mencangkup beberapa aspek, diantaranta :

1) Manfaat Bagi Siswa

Bagi siswa evaluasi yang dilakukan akan bermamfaat untuk mengukur pencapaian

keberhasilannya dalam mengikuti pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Dalam

hal ini ada dua kemungkinan :

a. Hasil bagi siswa yang memuaskan.

Jika siswa memperoleh hasil yang memuaskan, tentunya kepuasan ini ingin

diperolehnya kembali pada waktu yang akan datang. Untuk ini siswa akan

termotivasi untuk belajar lebih giat agar perolehannya sama bahkan meningkat

pada masa yang akan datang. Namun, dapat pula terjadi sebaliknya, setelah

memperoleh hasil yang memuaskan siswa tidak rajin belajar sehingga pada

waktu berikutnya hasilnya menurun.

b. Hasil bagi siswa yang tidak memuaskan

Jika siswa memperoleh hasil yang tidak memuaskan, maka pada kesempatan

yang akan datang dia akan berusaha memperbaikinya. Oleh karena itu, siswa

akan giat belajar. Tetapi bagi siswa yang kurang motivasi atau lemah

kemauannya akan menjadi putus asa.


2) Mamfaat evaluasi bagi guru

a. Bagi guru evaluasi merupakan hal yang sangat penting dilakukan, sebab

dengan adanya kegiatan tersebut sangat memudahkan guru untuk dapat

mengetahui siswa manakah yang menguasai pelajaran dan siswa mana pula

yang belum. Dalam hal ini hendaknya guru memberikan perhatian kepada

siswa yang belum berhasil sehingga pada akhirnya siswa mencapai

keberhasilan yang diharapkan.

b. Dapat mengetahui apakah tujuan dan materi pelajaran yang telah

disampaikan itu dikuasai oleh siswa atau belum.

c. Dapat mengetahui ketepatan metode yang digunakan dalam menyajikan

bahan pelajaran tersebut. Bila dari hasil evaluasi itu tidak berhasil, maka

dapat dijadikan bahan remidial. Jadi, evaluasi dapat dijadikan umpan balik

pengajaran.

d. Dapat mengetahui mana siswa berprestasi dan memahami pelajaran

e. Dapat mengetahui apakah siswa telah mengetahui dan menguasai materi

yang diajarkan

f. Untuk mengetahui apakah metode yang digunakan dalam mengajar sudah

tepat

g. Sebagai umpan balik pembelajaran


2.3 Karakteristik Evaluasi

a. Memiliki implikasi tidak lansung terhadap siswa yang dievalusi

b. Lebih bersifat tidak lengkap

c. Mempunyai sifat kebermaknaan relative

2.4 Subjek Dan Objek Evaluasi

Subjek atau pelaku evaluasi pendidikan adalah orang yang melakukan pekerjaan

evaluasi dalam pendidikan.bla sarana(objek)evaluasinya prestasi belajar,maka yang

menjadi subjek evaluasi adalah guru dan dosen.objek atau sasaran (pendidikan)adalah

segalal sesuatu yang bertalian dengan kegiatan (proses)penddikan,yang dijadikan titik

pusat perhatian atau pengamatan.untuk mengetahui objek dari evaluasi dapat disoroti 3

segi yaitu:

a. Segi input

Dari segi input ,maka objek evaluasi pendidikan evaluasi meliputi 3

aspek,yaitu:

1. Aspek kemampuan,menggunakan tes kemampuan

2. Aspek kepribadian,menggunakan tes kepribadian

3. Aspek sikap,menggunakan tes sikap

4. Segi trnspormasi

Dari segi tranformasi,maka objek evaluasi pendidikan meliputi:

1. Kurikulum atuau materi pelajaran

2. Metode mengajar dan teknik penil;aian


3. Sarana atau media Pendidikan

4. Guru dan unsure-unsur personal lainnya

5. Segi output

Dari segi output,maka objek evaluasi pendidikan adalah tngkat pencapaian atau

prestasi belajar yang berhasil diraih olh masing-masing peserta didik.

2.5 Ciri-ciri Penilaian

Adapun ciri-ciri evaluasi melalui penilaian dalam pendidikan menurut

Suharsimi adalah sebagai berikut:

1. Ciri pertama yaitu bahwa penilaian dilakukan secara tidak langsung. Dalam

contoh ini kita menilai kepandaian melalui ukuran menyelesaikan soal.

2. Ciri kedua yaitu pengunaan ukuran kuantitatif. Penilaian bersifat kuantitatif

artinya mengunakan simbol bilangan sebagai hasil pertama pengukuran. Setelah

itu lalu diinterpretasikan ke bentuk kualitatif. Contoh: dari hasil pengukuran tia

mempunyai IQ 126 sedangkan budi 89. Maka tia dapat dikatagorikan sebagai

anak pandai sedangkan budi anak dibawah rata-rata.

3. Ciri ketiga yaitu bahwa penilaian pendidikan mengunakan, unit-unit atau satuan-

satuan yang tetap misalnya, IQ 126 menurut unit pengukurannya termasuk anak

yang pandai sedangkan 89 termasuk anak dibawah rata-rata.

4. Ciri keempat yaitu bersifat relatif artinya tidak selalu tetap dari waktu ke waktu

yang di sebabkan banyak faktor. contoh nilai ulangan MTK pertama tia adalah

90 namun ulangan keduanya hanya 40.


5. Ciri kelima bahwa dalam penilaian pendidikan sering terjadi kesalahan-

kesalahan.

Adapun kesalaan-kesalahan itu ditinjau dari berbagai faktor yaitu:

a. Terletak pada alat ukurnya. Alat yang digunakan untuk mengukur haruslah

baik namun sering kali terjadi kesalahan di alat ukurnya.

b. Terletak pada orang yang melakukan pengukurannya. Kesalahan pada orang

yang melakuan pengukuran bisa saja terjadi karena:

1) Kesalahan pada waktu penilaian karena factor subjektif penilai yang

telah terpengarus oleh hasil pengukuran, misalnya tulisan jelek atau

tidak jelas itu sering mempengaruhi subjektif penilaian. b).

kecenderungan dari penilai untuk memberikan nilai secara murah atau

mahal.

2) Ada guru yang mudah memberikan nilai ada yang sulit untuk

memberikan nilai.

3) Adanya Hello-effect, yakni adanya kesan penilai terhadap siswa.

4) Adanya pengaruh dari hasil sebelumnya.

c. Terletak pada anak yang dinilai.

1) Siswa adalah manusia yang berperasaan dan bersuasana hati. Suasana

hati sangat berpengaruh terhadap hasil penilaian.

2) Keadaan fisik ketika siswa sedang dinilai.


3) Nasib siswa kadang-kadang mempunyai peranan terhadap hasil

penilaian.

d. Terletak pada situasi dimana penilaian berlangsung

1) Suasana pada saat terjadinya penilaian. Keadaan yang gaduh akan

mempengaruhi penilaian yang sebenarnya karena siswa tidak dapat

konsenterasi.

2) Pengawasan dalam penilaian. Bentuk pengawasan yang tidak sesuai

akan berpengaruh pada keobjektifan hasil dari pengukuran yang ada.

Menurut Sudijono ciri-ciri evaluasi hasil belajar tidak jauh berbeda dari

Suharsimi, adapun ciri-ciri evaluasi yang dilakukan dalam proses belajar mengajar

tersebut adalah:

1. Penilaian dilakukan secara tidak langsung. Jadi untuk mengetahui taraf

kepandaian anak maka yang diukur bukan pandainya akan tetapi tanda-tanda

kepandaiannya. Menurut Carl Witherington tanda-tanda anak yang pandai

adalah:

a. Kemampuan untuk bekerja dengan angka-angka,

b. Kemampuan untuk menggunakan bahasa dengan baik dan benar,

c. Kemampuan untuk menangkap sesuatu yang baru,

d. Kemampuan untuk mengingat-ingat sesuatu,

e. Kemampuan untuk memahami hubungan antar gejala yang satu dengan yang

lain,
f. Kemampuan untuk berfantasi atau berfikir abstrak.

2. Menggunakan ukuran yang bersifat kuantitatif (simbul angka), setelah dianalisis

dengan metode statistik pada akhirnya data tersebut diberi interpretasi secara

kualitatif.

3. Pada umumnya menggunakan unit-unit atau satuan-satuan yang tetap.

4. Prestasi belajar yang dicapai oleh peserta didik dari waktu ke waktu bersifat

relatif. Artinya, hasil evaluasi pada umumnya tidak tetap.

5. Dalam melakukan penilaian sering terjadi kesalahan-kesalahan. Sedangkan

sumber-sumber kesalahan terletak pada alat ukur, penilai atau evaluator (guru),

yang dinilai (murid) dan situasi di mana penilaian berlangsung

6. Dalam hal ini guru atau evaluator dapat menyebabkan kekeliruhan itu sendiri

dikarenakan hal sebagai berikut:

a. Bertindak subjektif. Misalnya risau ketika mengoreksi, tulisan yang dihadapi

jelek dan lain-lain.

b. Cenderung pemura atau pelit dalam memberi nilai.

c. Terjadinya hallo effect, guru dalam memberi nilai terpengaruhi oleh berita,

informasi dan lain yang dating dari teman-teman atau hal-hal lain.

d. Adanya pengaruh dari hasil yang diperoleh terdahulu atau masa lalu.

7. Selanjutnya dalam hal kekeliruhan juga dapat berasal dari yang dinilai (murid),

penyebab munculnya antara lain:

a. Factor psikis, suasana batin yang mengikuti evaluasi yang dilaksanakan


b. Factor fisik, jasmani yang sedang terganggu sedang sakit, letih atau

kecapekan

c. Factor nasib, misalnya semua pelajaran yang telah di pelajari tiba-tiba hilang

dari ingatan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk

menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang,

maupun objek) berdasarkan kriteria tertentu. Dalam rangka kegiatan pendidikan,

evaluasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses sistematik dalam menentukan tingkat

pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

Evaluasi menjadi hal yang penting dalam proses belajar mengajar, karena tanpa

evaluasi akan susah sekali mengukur tingkat keberhasilannya. Peranan evaluasi dalam

pendidikan yakni menjadi dasar pembuatan keputusan dan pengambilan kebijakan,

mengukur tingkat keberhasilan guru dan prestasi siswa, mengevaluasi kurikulum,

mengakreditasi sekolah, memantau pemanfaatan dana masyarakat, memperbaiki materi

dan program pendidikan. Evaluasi pembelajaran berfungsi untuk pengembangan dan

akreditasi.

3.2 Saran

Sebagai manusia biasa, pasti makalah ini jauh kata kesempurnaan baik isi

maupun penulisannya. Masih banyak yang kurang tepat bila dilihat dari sudut

kebahasaan. Tetapi pemakalah berusaha mencoba menghasilkan makalah yang

bermanfaat bagi orang lain seperti :

a. Gunakan evaluasi sefektif mungkin.


b. Carilah evaluasi yang menarik bagi anak didik supaya anak didik merasa

nyaman dan tidak terbebani.

c. Jadikan evaluasi sebagai alat kontrol untuk kemajuan pendidikan di

Indonesia.


DAFTAR PUSTAKA

Norman E. Gronlund, Measurement and Evaluation in Teaching, Fifth Edition (New


York : McMillan Publising, 1985).

Charles D. Hopkins & Richard L. Antes, Clasroom Measurement and Evaluation, Third
Edition ( Indiana : F.E Peacok Publisher, Inc. , 1990)

James Mursell, Mengajar dengan Sukses, terjemahan S. Nasution (Bandung : C.V


Jemars)

Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung : P.T Remaja
Rosdakarya, 1990).

Anda mungkin juga menyukai