EVALUASI PEMBELAJARAN
“KONSEP DASAR EVALUASI PEMBELAJARAN”
Makalah
Oleh:
MUHAMMAD
2009200050017
SMA LABORATORIUM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2022
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan
nikmat kesehatan, ilmu pengetahuan dan keikhlasan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Manajemen Sarana Dan Prasarana
Pendidikan” Shalawat dan salam penulis sanjungkan kepangkuan Nabi Besar
Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan kepada
alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.
Penulis ingin mengucapkan terimakasih yang tak terhingga dan tulus kepada
bapak Dedi Irawan, S.Pd., sebagai guru pada mata pelajaran Geografi , teman-teman dan
semua pihak yang telah terlibat. Penulis hanya bisa berharap dan berdoa semoga
kebaikan dan partisipasi semua pihak menjadi amal dan mendapat imbalan dari Allah
SWT. Penulis sadar bahwa tulisan dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
penulis berharap kepada pembaca untuk memberikan kritikan dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penulisan ini. Demikianlah yang dapat penulis
sampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kelompok I
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
perkembangan atau kemajuan hasil pendidikan. Dengan evaluasi, maka maju mundurnya
kualitas pendidikan dapat diketahui dengan evaluasi. Setiap perbuatan dan tindakan
dalam pendidikan selalu menghendaki hasil. Pendidik selalu berharap bahwa hasil yang
diperoleh sekarang lebih baik dan memuaskan dari hasil yang diperoleh sebelumnya,
untuk menentukan dan membandingkan antara satu hasil dengan lainnya diperlukan
adanya evaluasi.
Diakui bahwa kritik-kritik sering muncul tentang sistem pendidikan yang sering
berubah dan tidak seimbang. Kurikulum yang kurang tepat dengan mata pelajaran yang
terlalu banyak dan tidak berfokus pada hal-hal yang seharusnya diberikan dan lain
sebagainya. untuk mengatasimasalah yang seperti ini perlu adanya evaluasi pendidikan,
agar setiap kekurangan ataupunkegagalan pada kurikulum yang diajarkan bisa diperbaiki
pada kurikulum yang akan datang.Ruang lingkup pendidikan sangat luas, mulai dari
siswa, peran penilaian dalam proses pembelajaran menjadi sangat penting. Penilaian
pembelajaran. untuk mengetahui apakah proses yang dilakukan itu sudah sesuai
Bedasar latar belakang masalah di atas dapat kita rumuskan maslah sebagai
berikut :
PEMBAHASAN
2.1.1 Pengukuran
hakekatnya, kegiatan ini adalah membandingkan sesuatu dengan atau sesuatu yang lain
(Anas Sudijono, 1996: 3) Jika kita mengukur suhu badan seseorang dengan termometer,
atau mengukur jarak kota A dengan kota B, maka sesungguhnya yang sedang dilakukan
disampaikan Cangelosi (1995: 21) adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan
empiris. Proses pengumpulan ini dilakukan untuk menaksir apa yang telah diperoleh
siswa setelah mengikuti pelajaran selama waktu tertentu. Proses ini dapat dilakukan
dengan mengamati kinerja mereka, mendengarkan apa yang mereka katakan serta
mengumpulkan informasi yang sesuai dengan tujuan melalui apa yang telah dilakukan
siswa.
penentuan angka terhadap suatu obyek secara sistematis. Karakteristik yang terdapat
dalam obyek yang diukur ditransfer menjadi bentuk angka sehingga lebih mudah untuk
dinilai. aspek-aspek yang terdapat dalam diri manusia seperti kognitif, afektif dan
psikomotor dirubah menjadi angka. Karenanya, kesalahan dalam mengangkakan aspek-
aspek ini harus sekecil mungkin. Kesalahan yang mungkin muncul dalam melakukan
pengukuran khususnya dibidang ilmu-ilmu sosial dapat berasal dari alat ukur, cara
Pengukuran dalam bidang pendidikan erat kaitannya dengan tes. Hal ini
dikarenakan salah satu cara yang sering dipakai untuk mengukur hasil yang telah dicapai
siswa adalah dengan tes. Selain dengan tes, terkadang juga dipergunakan nontes. Jika tes
dapat memberikan informasi tentang karakteristik kognitif dan psikomotor, maka nontes
memperoleh deskripsi numeric dari suatu tingkatan dimana seseorang peserta didik telah
mencapai karakteristik tertentu. Pengukuran berkaitan erat dengan proses pencarian atau
penentuan nilai kuantitatif. Pengukuran diartikan sebagai pemberian angka kepada suatu
atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek tertentu
menurut aturan atau formulasi yang jelas. Berikut ini akan dikutip beberapa definisi
pengukuran yang dirumuskan oleh beberapa ahli pengukuran pendidikan dan psikologi
2.1.2 Penilaian
pendidikan saat ini. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dilihat dari nilai-nilai yang
diperoleh siswa. Tentu saja untuk itu diperlukan sistem penilaian yang baik dan tidak
bias. Sistem penilaian yang baik akan mampu memberikan gambaran tentang kualitas
pembelajaran sehingga pada gilirannya akan mampu membantu guru merencanakan
strategi pembelajaran. Bagi siswa sendiri, sistem penilaian yang baik akan mampu
Menurut Cangelosi (1995: 21) penilaian adalah keputusan tentang nilai. Oleh karena itu,
dilakukan setelah siswa menjawab soal-soal yang terdapat pada tes. Hasil jawaban siswa
2.1.3 Evaluasi
Ada tiga hal yang saling berkaitan dalam kegiatan evaluasi pembelajaran yaitu
evaluasi, pengukuran dan tes. Ketiga istilah itu sering disalahartikan sehingga tidak jelas
makna dan kedudukannya. Gronlund mengemukakan evaluasi adalah suatu proses yang
sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran. Hopkins dan Antes
informasi yang meliputi siswa, guru, program pendidikan dan proses belajar mengajar
untuk mengetahui tingkat perubahan siswa dan ketepatan keputusan tentang gambaran
bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran, dan tes merupakan salah satu alat
atau bentuk dari pengukuran. Pengukuran lebih membatasi kepada gambaran yang
progress) sedangkan evaluasi atau penilaian bersifat kualitatif. Di samping itu, evaluasi
pada hakikatnya merupakan suatu proses membuat keputusan tentang nilai suatu objek.
Keputusan penilaian (value judgement) tidak hanya didasarkan kepada hasil pengukuran
Mursell mengatakan ada tiga hal pokok yang dapat di evaluasi dalam
pembelajaran, yaitu (a) hasil langsung dari usaha belajar, (b) transfer sebagai akibat dari
belajar, dan (c) proses belajar itu sendiri. Hasil dari usaha belajar nampak dalam bentuk
perubahan tingkah laku, baik secara subtantif maupun secara komprehensif. Perubahan
itu ada yang dapat diamanati secara langsung ada pula yang tidak dapat diamati secara
langsung. Perubahan itu juga ada yang terjadi dalam jangka pendek ada pula yang terjadi
dalam jangka panjang. Namun demikian, bagaimanapun baiknya alat evaluasi yang
digunakan hanya mungkin dapat mengungkap sebagian tingkah laku dari keseluruhan
hasil belajar yang sebenarnya. Evaluasi yang baik harus menilai hasil-hasil yang autentik
dan hal ini dilakukan dengan mengetes hingga manakah hal itu dapat ditransferkan.
Evaluasi harus dilakukan dengan tepat, teliti dan objektif terhadap hasil belajar sehingga
dapat menjadi alat untuk mengecek kemampuan siswa dalam belajarnya dan
mempertinggi prestasi belajarnya. Di samping itu evaluasi dapat menjadi alat pengontrol
bagi cara mengajar guru, serta dapat membimbing murid untuk memahami dirinya
Bagi siswa evaluasi yang dilakukan akan bermamfaat untuk mengukur pencapaian
keberhasilannya dalam mengikuti pelajaran yang telah diberikan oleh guru. Dalam
Jika siswa memperoleh hasil yang memuaskan, tentunya kepuasan ini ingin
diperolehnya kembali pada waktu yang akan datang. Untuk ini siswa akan
termotivasi untuk belajar lebih giat agar perolehannya sama bahkan meningkat
pada masa yang akan datang. Namun, dapat pula terjadi sebaliknya, setelah
memperoleh hasil yang memuaskan siswa tidak rajin belajar sehingga pada
Jika siswa memperoleh hasil yang tidak memuaskan, maka pada kesempatan
yang akan datang dia akan berusaha memperbaikinya. Oleh karena itu, siswa
akan giat belajar. Tetapi bagi siswa yang kurang motivasi atau lemah
a. Bagi guru evaluasi merupakan hal yang sangat penting dilakukan, sebab
mengetahui siswa manakah yang menguasai pelajaran dan siswa mana pula
yang belum. Dalam hal ini hendaknya guru memberikan perhatian kepada
bahan pelajaran tersebut. Bila dari hasil evaluasi itu tidak berhasil, maka
dapat dijadikan bahan remidial. Jadi, evaluasi dapat dijadikan umpan balik
pengajaran.
yang diajarkan
tepat
Subjek atau pelaku evaluasi pendidikan adalah orang yang melakukan pekerjaan
menjadi subjek evaluasi adalah guru dan dosen.objek atau sasaran (pendidikan)adalah
pusat perhatian atau pengamatan.untuk mengetahui objek dari evaluasi dapat disoroti 3
segi yaitu:
a. Segi input
aspek,yaitu:
4. Segi trnspormasi
5. Segi output
Dari segi output,maka objek evaluasi pendidikan adalah tngkat pencapaian atau
1. Ciri pertama yaitu bahwa penilaian dilakukan secara tidak langsung. Dalam
itu lalu diinterpretasikan ke bentuk kualitatif. Contoh: dari hasil pengukuran tia
mempunyai IQ 126 sedangkan budi 89. Maka tia dapat dikatagorikan sebagai
3. Ciri ketiga yaitu bahwa penilaian pendidikan mengunakan, unit-unit atau satuan-
satuan yang tetap misalnya, IQ 126 menurut unit pengukurannya termasuk anak
4. Ciri keempat yaitu bersifat relatif artinya tidak selalu tetap dari waktu ke waktu
yang di sebabkan banyak faktor. contoh nilai ulangan MTK pertama tia adalah
kesalahan.
a. Terletak pada alat ukurnya. Alat yang digunakan untuk mengukur haruslah
mahal.
2) Ada guru yang mudah memberikan nilai ada yang sulit untuk
memberikan nilai.
penilaian.
konsenterasi.
Menurut Sudijono ciri-ciri evaluasi hasil belajar tidak jauh berbeda dari
Suharsimi, adapun ciri-ciri evaluasi yang dilakukan dalam proses belajar mengajar
tersebut adalah:
kepandaian anak maka yang diukur bukan pandainya akan tetapi tanda-tanda
adalah:
e. Kemampuan untuk memahami hubungan antar gejala yang satu dengan yang
lain,
f. Kemampuan untuk berfantasi atau berfikir abstrak.
dengan metode statistik pada akhirnya data tersebut diberi interpretasi secara
kualitatif.
4. Prestasi belajar yang dicapai oleh peserta didik dari waktu ke waktu bersifat
sumber-sumber kesalahan terletak pada alat ukur, penilai atau evaluator (guru),
6. Dalam hal ini guru atau evaluator dapat menyebabkan kekeliruhan itu sendiri
c. Terjadinya hallo effect, guru dalam memberi nilai terpengaruhi oleh berita,
informasi dan lain yang dating dari teman-teman atau hal-hal lain.
d. Adanya pengaruh dari hasil yang diperoleh terdahulu atau masa lalu.
7. Selanjutnya dalam hal kekeliruhan juga dapat berasal dari yang dinilai (murid),
kecapekan
c. Factor nasib, misalnya semua pelajaran yang telah di pelajari tiba-tiba hilang
dari ingatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang,
evaluasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses sistematik dalam menentukan tingkat
Evaluasi menjadi hal yang penting dalam proses belajar mengajar, karena tanpa
evaluasi akan susah sekali mengukur tingkat keberhasilannya. Peranan evaluasi dalam
akreditasi.
3.2 Saran
Sebagai manusia biasa, pasti makalah ini jauh kata kesempurnaan baik isi
maupun penulisannya. Masih banyak yang kurang tepat bila dilihat dari sudut
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Charles D. Hopkins & Richard L. Antes, Clasroom Measurement and Evaluation, Third
Edition ( Indiana : F.E Peacok Publisher, Inc. , 1990)
Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung : P.T Remaja
Rosdakarya, 1990).