Penulis :
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Penilaian Pembelajaran Ekonomi “ dengan lancar. Dan juga penulis berterima kasih
kepada ibu Widya Hestiningtyas, S.Pd.,M.Pd. selaku dosen Pembelajaran Ekonomi
yang telah ikhlas membimbing dan mengarahkan penulis serta memberikan waktu
untuk menyelesaikan makalah ini.
Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaikibentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman JUDUL.........................................................................................................1
KATA PENGANTAR.................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
PENDAHULUAN..................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................4
1.3 Tujuan Masalah........................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................6
2.1 Pengertian Penilaian Pembelajaran...................................................6
2.2 Prinsip-Prinsip Penilaian.........................................................................9
2.3 Jenis Dan Fungsi Penilaian....................................................................9
2.4 Tujuan Penilaian...........................................................................................11
2.5 Teknik Penilaian...........................................................................................11
2.6 Prosedur Penilaian........................................................................................11
2.7 Penilaian Proses Belajar............................................................................12
2.8 Penilaian Hasil Belajar..................................................................................13
2.9 Pendekatan-Pendekatan Dalam Penilaian Pembelajaran.................13
BAB III.......................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan........................................................................................................14
3.2 Saran..................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15
3
PENDAHULUAN
4
7. Bagaimana penilain proses belajar ?
8. Bagaiamana penilaian hasil belajar ?
9. Apa saja pendekatan dalam penilaian pembelajaran ?
5
BAB II1
PEMBAHASAN
a. Tes
Tes dapat didefinisikan sebagai seperangkat pertanyaan atau tugas yang
direncanakan unutk memperoleh informasi tentang trait atau sifat atau
atribut pendidikan dimana dalam setiap butir pertanyaan tersebut mempunyai
jawaban atau ketentuan yang dianggap benar. Dengan demikian maka setiap
tes menuntut siswa memberi respons atau jawaban. Respons yang diberikan
siswa dapat benar atau salah. Jika respons yang diberikan siswa benar, maka
kita katakan siswa tersebut telah mencapai tujuan pembelajaran yang kita ukur
melalui butir soal tersebut tetapi jika respons yang diberikan salah, berarti
mereka belum dapat mencaai tujuan pembelajaran yang kita ukur. Apabila ada
6
seperangkat tugas atau pertanyaan yang diberikan kepada siswa tetapi tidak
ada jawaban yang benar atau salah maka itu bukan tes, (Zainul dan
Nasoetion, 1997).
b. Pengukuran
Pengukuran pada dasarnya merupakan kegiatan penentuan angka dari suatu
objek yang diukur. Gronlund dan linn (1990) secara sederhana
merumuskan pengukuran sebagai “measurement is limited quantitative
descriptions of pupil behavior, that is result of measurement are always
expressed in number ”. (pengukuran adalah uraian kuantitatif yang terbatas
dari perilaku murid, yang hasil dari pengukuran selalu berbentuk jumlah).
Penetapan angka ini merupakan suatu upaya untuk menggambarkan
karakteristik suatu objek. Untuk dapat menghasilkan angka (yang
merupakan hasil pengukuran) maka diperlukan alat ukur.
c. Asesmen
Kenyataan menunjukan bahwa banyak guru yang belum mengetahui dengan
benar konsep asesmen dan evaluasi. Satu istilah yang sering digunakan
untuk mewadahi kegiatan asesmen dan evaluasi adalah penilaian. Penggunaan
istilah penilaian untuk mewadahi kedua kegiatan tersebut sebenarnya tidak
terlalu salah karena dalam konsep asesmen dalam konsep asesmen dan
evaluasi mengandung unsur pengambilan kesimpulan.
7
Menurut Hanna (1993) “assessment is the process of collecting, interpreting,
and synthesizing information to aid in decision making. Assessment
synonymous with measurement plus observation. It concerns drawing
inferences from these data sources. The primary purpose of assessment is to
increase student”s learning and development rather than simply to grade
or rank student performance ”
(morgan & o’reilly, 1999). Jadi asesmen merupakan kegiatan pengumpulan
informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari berbagai jenis tagihan dan
mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil belajar dan perkembangan
belajar siswa. Berbagai jenis tagihan yang digunakan dalam asesmen antara
lain : kuis, ulangan harian, tugas individu, tugas kelompok, ulangan akhir
semester, laporan kerja dsb.
d. Evaluasi
Jika kita bicara asesmen dan evaluasi dalam pembelajaran maka lingkup
asesmen hanya pada individu siswa dalam kelas, sedangkan lingkup
evaluasi adalah seluruh komponen dalam program pembelajaran tersebut.
Evaluasi merupakan penilaian keseluruhan program pendidikan mulai
perencanaan suatu program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan
penilaian (asesmen) serta pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan
kemampuan guru, manajemen
pendidikan dan reformasi pendidikan secara keseluruhan. Evalusi bertujuan
meningkatkan kualitas, kinerja atau produktivitas suatu lembaga dalam
melaksanakan programnya. Agar dapat meningkatkan kualitas, kinerja dan
produktivitas maka kegiatan evaluasi selalu didahului dengan kegiatan
pengukuran dan asesmen.
Tyler seperti dikutip oleh mardapi, D. (2004) menyatakan bahwa evaluasi
merupakan peroses penetuan sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai.
Banyak definisi evaluasi yang dikembangkan oleh para ahli tetapi pada
hakekatnya evaluasi selalu memuat masalah informasi dan kebijakan yaitu
infoirmasi tentang pelaksanaan dan keberhasilan suatu program yang
selanjutnya digunakan untuk menetukan kebjakan selanjutnya, kalau seorang
guru mengevaluasi program pembelajaran yang telah ia lakuakan, maka ia
harus mengevaluasi pelaksanan dan keberhasilan dari program pembelajaran
dapat mendorong guru untuk mengejar lebih baik mendorong siswa untuk
belajar lebih baik.
8
2.2 Prinsip-Prinsip Penilaian
Dalam melakukan penilaian atau evaluasi benar-benar dapat memberi
gambaran yang sebenarnya tentang pencapaian hasil belajar siswa, maka
dalam melakukan penilaian guru perlu memperhatikan prinsi-prinsip penilaian
sebagai berikut:
a. Berorientas pada pencapaian kompetensi,
Artinya penilaian yang dilakukan harus berfungsi untuk mengukur
ketercapaian siswa dalam pencapaian kompetensi seperti yang telah
ditetapkan dalam kurikulum,
b. Instrumen penilaian harus valid dan reliable,
Artinya penilaian yang dilakukan harus dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur. Untuk itu guru-guru memerlukan alat ukur yang data
menghasilkan hasil pengukuran yang valid dan reliable. Reliable artinya
alat ukur tersebut walaupun digunakan berluang ulang akan mendapat
hasil yang sama.
c. Adil
Artinya penilaian oleh guru harus adil kepada seluruh siswa
d. Obyektif,
Artinya dalam penilaian hasil belajar siswa guru harus dapat menjaga
obyektifitas proses dan hasil belajar siswa.
e. Berkesinambungan
Artinya penilaian yang dilakukan harus terencana, bertahap, teratur, terus
menerus dan berkesinambungan untuk memperoleh informasi hasil
belajar
f. Menyeluruh
Dalam arti bahwa penilaian yang guru lakukan harus mampu menilai
keseluruhan kompetensi yang terdapat dalam kurikulum yang meliputi
kognitif, afektif, dan psikomotor.
g. Terbuka
Kriteria penilaian harus terbuka bagi berbagai kalangan sehingga
keputusan hasil belajar siswa jelas bagi pihak ihak yang berkepentingan.
9
demikian tes seleksi akan digunakan untuk menghasilkan calon-
calon terpilih yang data diterima untuk mengikuti suatu program,
misalnya untuk penerimaan tenaga dosen, materi yang diajukan
biasanya berupa tes bahasa inggris dan tes potensi akademik (TPA)
kedua tes tersebut dianggap dapat menunjang keberhasilan tugas
seorang dosen.
2. Tes Diagnostik, dimaksudkan untuk mengetahui kesulitan yang
dialami siswa dalam memahami materi pelajaran. Dengan demikian tes
diagnostik dapat dimanfaatkan sebagai awal untuk menentukan dan
memperbaiki atau menghilangkan penyebab kesulitan siswa dalam
memahami suatu materi pelajaran. Kesulitan belajar siswa dapat
disebabkan karena proses pembelajaran. Guru merupakan actor penting
dalam pembelajaran. Sebagai salah satu komponen penentu dalam proses
pembelajaran, guru memegang kunci dalam menetukan keberhasilan siswa.
Jika guru pandai dalam memilih dan menerapkan metode pembelajaran
yang tepat. Maka siswa akan mudah mencerna materi yang disampaikan
oleh guru tersebut. Faktor diluar pembelajaran yang dapat menjadi
penyebab kesulitan belajar siswa antara lain adanya hambatan fisik,
psikologis dan sosial.
3. Tes Penempatan, dimaksudkan untuk menempatkan siswa sesuai dengan
kemampuannya, dengan demikian tes penempatan dapat digunakan untuk
mengelompokan siswa dalam suatu kelompok yang relative sama
(homogen) kemampuan dan keterampilannya. Misalnya suatu sekolah
terdapat kelas akuntansi dan ekonomi,maka sebelum siswa dimasukkan di
kelas tersebut terlebih dahulu diadakan tes penempatan, yang bertujuan
untuk masuk kelas yang sesuai dengan kemampuan siswa tersebut.
4. Pre-Test dan Post-Test, dimaksudkan bahwa pre test merupakan salah satu
jenis tes yang dilaksanakan pada awal proses pembelajaran,yang
digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah memahami materi
pelajaran yang akan disampaikan, sedangkan post-test adalah satu
jenis tes yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai,
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat mencapai tujuan
program setelah mereka mengikuti program tersebut. Dengan demikian pre
test dan post test dapat digunakan untuk menilai efektivitas proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
5. Tes Formatif, dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat
menguasai tujuan pembelajaran yang baru saja diajarkan. Jika dari hasil tes
10
formatif ternyata terdapat sejumlah tujuan pembelajaran yang belum
dapat dikuasai siswa. Guru harus mencari penyebabnya, apakah penyebab
tersebut karena adanya masalah pada diri siswa atau karena proses
pembelajaran tidak berjalan sebagaimana mestinya serta tes tersebut perlu
diulang. Dengan demikian tes formatif dapat digunakan untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan.
11
bahasan serta tujuan pengajaran.
2) Penyusunan kisi-kisi
3) Perumusan indikator pencapaian
4) Penyusunan instrument
5) Telaah instrument
6) Pelaksanaan penilaian
7) Pengolahan dan penafsiran hasil penilaian
8) Pemanfaatan dan pelaporan hasil penilaian
2.7 Penilaian Proses Belajar
Penilaian terhadap proses bertujuan menilai efektivitas dan efisiensi
kegiatan pengajaran sebagai bahan untuk perbaikan dan penyempurnaan
program dan pelaksanaannya. Objek dan sasaran penilaian proses adalah
komponen-komponen sistem pengajaran itu sendiri, baik yang berkenaan
dengan masukan proses maupun dengan keluaran, dengan semua dimensinya.
Komponen masukan dapat dibedakan menjadi dua kategori, yakni masukan
mentah (raw input), yaitu peserta didik, dan masukan alat (instrumental
input ), yakni unsur manusia dan nonmanusia yang mempengaruhi terjadinya
proses. Komponen proses adalah interaksi semua komponen pengajaran
seperti bahan pengajaran, metode dan alat, sumber belajar, sistem penilaian,
dan lain-lain. Komponen keluaran adalah hasil belajar yang dicapai peserta
didik setelah menerima proses pengajaran. Penilaian keluaran lebih banyak
dibahas dalam penilaian hasil.
Penilaian terhadap masukan mentah, yakni peserta didik sebagai subjek belajar,
mencakup aspek-aspek berikut.
12
2.8 Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar adalah keseluruhan kegiatan pengukuran (pengumpulan
data dan informasi), pengelolan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat
keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah
melakukan kegiatn belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran ang
telah ditetapkan. Hasil belajar, menunjukkan pada prestasi belajar, sedangkan
prestasi belajar itu merupakan indicator adanya dan derajat perubahan tingkah
laku siswa.
Pada umumnya penilaian hasil pembelajaran, baik dalam bentuk formatif
maupun sumatif, telah dilaksanakan oleh guru. Melalui pertanyaan secara
lisan atau akhir pengajaran guru menilai keberhasilan pengajaran (tes formatif).
Demikian juga tes sumatif yang dilakukan pada akhir program, seperti akhir
kuartal atau akhir semester, penilaian diberikan terhadap peserta didik untuk
menentukan kemajuan belajarnya. Penilaian hasil belajar bertujuan melihat
kemajuan belajar peserta ddidik dalam hal penguasaan materi pengajaran
yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penilaian adalah alat untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran. Dengan kata
lain penilaian pembelajaran adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Daan menuju kualitas pembelajaran yang baik, diperlukan sistem
penilaian yang baik pula. Agar penilaian dapat berfungsi dengan baik, sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka sangat perlu untuk menetapkan
standar penilaian yang akan menjadi dasar dan acuan bagi guru dan praktisi
pendidikan dalam melakukan kegiatan penilaian. Untuk mewujudkan hal
tersebut, maka perlu kerjasama yang baik dari beberapa
pihak terkait, seperti guru, siswa dan sekolah. Ketiga pihak tersebut memiliki
peranan yang berbeda-beda sesuai dengan proporsi masing-masing. Jika masing-
masing pihak melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana mestinya
maka akan tercipta suatu suasana yang kondusif, dinamis, dan terarah
untuk perbaikan kualitas pembelajaran melalui perbaikan sistem penilaian.
Hingga tujuan akhir dari suatu proses pembelajaran adalah sertiap siswa
diharapkan dapat mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
Demikian maka semestinya setiap individu siswa diberi kesempatan yang sama
untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan kecepatannya. Inilah yang
sebenarnya menjadi konsep belajar tuntas (mastery learning) . Jika
diberikan kesempatan yang cukup pada dasarnya setiap individu siswa dapat
mencapai semua tujuan pembelajaran yang telah diteptakan. Yang membedakan
adalah kecepatan setiap individu siswa dalam mencapai tujuan tersebut.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca khususnya sebagai calon guru,
harus memahami bagaimana cara penilaian pembelajaran agar didapatkannya
pembelajaran yang bermakna yang berlangsung secara efektif dan efesien.
14
DAFTAR PUSTAKA
MimisRiati.https://www.academia.edu/13230848/Makalah_Pengelolaan_dan_Penila
ian_Pembelajaran?auto=download. Diunduh hari sabtu pukul 17.43
15