MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Belajar dan Pembelajaran
Yang dibina oleh Ibu Endang Budiasih
(140331600558)
(140331604976)
(140331604276)
PENDAHULUAN
Latar belakang
Klasifikasi yang dikemukakan oleh Reigeluth, dkk mengenai landasan pengembangan
suatu teori pembelajaran terdiri dari 4 variabel yang kemudian dimodifikasi menjadi 3
variabel yaitu (1) kondisi pembelajaran; (2) metode pembelajaran (3) hasil pembelajaran.
pembahasan yang akan di jelaskan lebih lanjut oleh penulis adalah kondisi pembelajaran.
Kondisi pembelajaran memiliki arti sebagai faktor yang mempengaruhi efek metode
dalam meningkatkan hasil pembelajaran. variabel pembelajaran pembelajaran disini memiliki
hakekat tidak dapat dimanipulasi karena variabel disini bersifat sangat mendasar dalam upaya
peningkatan hasil pembelajaran. untuk itu harus diterima sebagai mana adanya oleh
perancang pembelajaran. adapun yang dimaksudkan dalam klasifikasi ini variabel ini adalah
(1) tujuan pembelajaran; (2) karakteristik bidang studi; (3) kendala pembelajaran; dan (4)
karakteristik si-belajar. Pada pembahasan kali ini penulis akan mengelaborasi lebih lanjut
mengenai variabel kendala pembelajaran dan karakteristik si-belajar.
Dalam praktiknya, kendala pembelajaran dan karakteristik bidang studi akan
mempengaruhi pemilihan strategi penyampaian guru oleh siswa. Begitupun karakteristik sibelajar yang akan mempengaruhi pemilihan strategi pengelolaan yang berkaitan dengan
bagaimana menata pembelajaran. maka dari sangat peting bagi pebelajar (guru) untuk
memahami apa saja kendala pembelajaran dan juga aspek-aspek karakteristik si-belajar.
Rumusan masalah
1.
2.
3.
4.
5.
Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kendala Pembelajaran
Kendala menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) memiliki arti halangan;
rintangan sedangkan pembelajaran adalah proses mengajar oleh pengajar pada si-belajar.
Kendala pembelajaran adalah hambatan atau keterbatasan yang dialami selama proses belajar
mengajar. Pengetahuan pengajar mengenai kendala-kendala dalam pembelajaran sangat
penting dalam menentukan strategi penyampaian suatu pelajaran. Kendala pembelajaran
terbagi menjadi 2. Yakni (1) masalah intern belajar dan (2) masalah ekstern belajar.
a. Masalah intern belajar
Dalam hal ini, keputusan yang diambil oleh siswa dalam menghadapi masalah
belajar akan mempengaruhi tercapai-tidaknya suatu tujuan pembelajaran.. Siswalah yang
menentukan terjadi atau tidak terjadi belajar. Adapun faktor internnya adalah sebagai
berikut:
Sikap terhadap belajar
Sikap siswa untuk menolak, menerima, atau mengabaikan kesempatan belajar
yang ada. Contoh kasus dalam kehidupan sehari-hari misal diajarkan bab baru
mengenai analisis kuantitatif yang dianggap sulit bagi siswa A, siswa A ternyata
menolak ajakan belajar bersama dengan teman satu kelasnya. Sikap menolak ini
ulangan siswa A jelek karena sudah merasa minder / pesimis terlebih dahulu.
Konsentrasi belajar
Siswa yang mampu memusatkan perhatian secara penuh saat diterangkan suatu
materi oleh pengajar akan mampu menangkap informasi baru lebih baik daripada
yang tidak berkonsentrasi.
Adalah kemampuan siswa dalam menerima isi dan cara pemerolahan ajaran agar
lebih bermakna. Contoh kasus misal diajarkan bagaimana cara menghitung pH
diri turun dan takut untuk belajar karena takut gagal lagi.
Intelegensi dan keberhasilan belajar
Tak bisa dipungkiri bahwa intelegensi seseorang (yang biasanya dinyatakan
dalam nilai IQ) akan mempengaruhi proses pembelajaran. Namun selain itu juga
harus dibarengi dengan keinginan belajar yang kuat pula karena tidak jarang
orang yang memiliki IQ standar tapi dia rajin belajar akan tetap bisa sukses.
Kebiasaan belajar
Kebiasaan belajar yang biasa kita temui (dan lakukan) adalah mengerjakan
sesuatu saat mendekati hari-H. Baik berupa tugas maupun ujian. Maka
dkeseharian kita sering menyia-nyiakan waktu yang seharusnya bisa digunakan
untuk belajar. Hal ini tentu mempengaruhi proses belajar. Hal yang berbeda akan
ditemukan bila suatu siswa memang biasa untuk belajar dengan teratur.
Cita-cita siswa
Siswa yang memiliki cita-cita tersendiri akan lebih bersemangat dalam belajar.
b. Masalah ekstern belajar
Selain masalah intern yang berasal dari diri si-belajar, ada juga masalah ekstern
Keterbatasan waktu
Saat akan menentukan metode penyampaian pelajaran, harus pula diingat batas
waktu yang dipunyai oleh pengajar untuk menyampaikan materi tertentu. Harus
di pikirkan matang-matang agar pembelajaran tidak terkesan terlambat atau
terburu-buru. Contoh kasus misal sang guru menyuruh siswa untuk melakukan uji
kadar logam yang terkandung dalam limbah sebuah pabrik yang ternyata jauh
dari letak sekolah. Maka waktu yang digunakan akan terbuang hanya untuk
mengambil sampel yang ada kemudian baru di uji kadar logamnya. Akan lebih
efisien bila menggunakan data dari buku atau meneliti limbah dari tempat yang
B. Karakteristik si-belajar
Karakteristik si-belajar memiliki arti sebagai aspek-aspek atau kualitas perseorangan sibelajar. Karakteristik si-belajar akan sangat berpengaruh pada pemilihan strategi pengelolaan,
yang berkaitan dengan bagaimana menata pembelajaran, khususnya komponen-komponen
strategi pembelajaran, agar sesuai dengan karakteristik perseorangan si-belajar. Terdapat
banyak karakteristik yang bisa diidentifikasi dari diri si-belajar. Namun pembahasan hanya
akan menguraikan karakteristik yang berkaitan dengan kemampuan awal yang telah dipelajari
oleh si-belajar.
a. Kemampuan awal
Kemampuan awal menjadi penting pada identifikasi dalam diri si-belajar karena
pengetahuan
awal
mampu
meningkatkakan
kebermaknaan
pembelajaran
dan
memudahkan proses-proses internal yang berlangsung dalam diri si-belajar ketika belajar
sesuatu yang baru.
Ausubel (1968)
berpendapat
bahwa
untuk
mengoptimalkan
perolehan,
tak
terorganisasi
(artbitrariry
meaningful
knowledge).
2. Pengetahuan analogis (analogic knowledge)
3. Pengetahuan tigkat lebih tinggi (superordinate knowledge)
4. Pengetahuan setingkat (coordinate knowledge)
5. Pengetahuan tingkat lebih rendah (subordinate knowledge)
6. Pengetahuan pengalaman (experimental knowledge)
7. Strategi kognitif (cognitf strategy)
Contoh kasus:
BILA DERET VOLTA ADALAH PENGETAHUAN BARU YANG DIAJARKAN,
MAKA:
untuk memudahkan mengingat
deret volta, maka digunakan
singkatan pada tiap huruf yang
ada.
Contoh: Lihat KuBa Capek Napas Menghirup Alam Menuju Zalan Ceria Festa Cedikit
Combong Niat Songong PadahalBaru Hidup Sebab Bisa Curang Hingga Agak Petentengan
Au
Pengetahuan bermakna tak terorganisasi
Asam-basa
Pengetahuan setingkat
Pengetahuan tingkat yang lebih
rendah
Pengetahuan pengalaman
Pengetahuan analogis
Teori asam-basa
arhenius
Teori asam-basa
Bronsted Lowry
Asam lemah
Asam kuat
Basa lemah
Basa kuat
pengalaman.
Pengetahuan yang berada di luar pengetahuan yang akan dibicarakan, yakni:
Bila dilihat dari tingkat penguasaannya, kemampuan awal bisa diklasifikasikan menjadi
3, yaitu:
Kemampuan awal siap pakai, yakni kemampuan awal yang benar-benar dikuasai
oleh si-belajar (atau telah menjadi miliknya), dan dapat dipakai kapan saja, serta
situasi kapanpun.
Kemampuan awal siap ulang, yakni kemampuan awal yang sudah pernah
dipelajari siswa, namun belum dikuasai sepenuhnya atau belum siap dipakai ketika
Pengertian ketujuh jenis kemampuan awal menurut Reigeluth di atas adalah sebagai
berikut:
1. Pengetahuan bermakna tak terorganisasi
Termasuk dalam pengetahuan awal yang berada di luar pengetahuan yang
dibicarakan karena memang tidak ada kaitannya sama sekali dengan pengetahuan
baru yang dipelajari. Hanya sebagai upaya untuk mempermudah hapalan sehingga
pengetahuan baru yang disampaikan bisa digunakan kembali saat diperlakukan.
Selain itu bisa juga akan memudahkan kita dalam belajar.
2. Pengetahuan tingkat lebih tinggi
Pengetahuan superordinat dikaitkan dengan hubungan prasyarat belajar antara
jenis-jenis keterampilan intelektual. Gagne (1896) mengaitkan pengetahuan
superordinate dengan hubungan prasyarat belajar antara jenis-jenis ketrampilan
intelektual. Ketrampilan sebagai kapabilitas belajar oleh Gagne dibedakan menjadi
5, yaitu; a) diskriminasi b) konsep konkrit c) konsep abstrak d) kaidah (rule) e)
kaidah tingkat lebih tinggi (higher order rule). Pada diagram diatas maka yang
menjadi pengetahuan superordinat adalah asam-basa.
Contoh: Konsep asam-basa superordinat dari teori-teori asam basa. Konsep
asam-basa nya lebih tinggi tetapi teori-teori tentang asam-basa tingkatannya lebih
rendah.
3. Pengetahuan Setingkat (coordinate knowledge)
Merupakan pengetahuan yang memiliki tingkat keumuman atau kekhususan
yang sama dengan pengetahuan yang dipelajari. Pengetahuan ini harus berkaitan
dengan pengetahuan yang akan dipelajari. Contoh-contohnya harus dapat
dibedakan dengan (atau, tidak saling termasuk pada) contoh-contoh pengetahuan
baru, dan pengetahuan superordinatenya harus sama dengan pengetahuan
superordinate pengetahuan baru yang dipelajari.
pengetahuan baru pada experiental data base penting sekali dilakukan untuk
meningkatkan
perolehan,
pengorganisasian,
dan
pengungkapan
kembali
pengetahuan baru itu. Mengaitkan pengetahuan baru pada experiental data base
juga penting untuk meningkatkan kemampuan meng-ungkapkan kembali apa yang
telah diorganisasi dalam ingatan karena kaitan-kaitan yang bermakna pada
pengetahuan baru diciptakan dari experiental data base (Lindsay dari Norman,
1977; E. Gagne, 1978).
6. Pengetahuan Analogis
Pengetahuan analogis Pengetahuan analogis seruapa dengan pengetahuan
coordinate, kecuali bahwa pengetahuan analogis berada di luar konteks isi yang
akan dipelajari. Antara pengetahuan analogis dan pengetahuan baru yang dipelajari
terdapat kaitan seperti berikut ini: (a) berada pada tingkat keumuman yang sama;
(b) memiliki keserupaan dalam hal-hal pokok, dan (c) contoh-contoh pengetahuan
analogis saling tidak termasuk dalam contoh-contoh pengetahuan baru.
Contoh: Pada konsep asam-basa disebutkan bahwa asam yang semakin mudah
melepas [H+], maka semakin tinggi keasamannya. Proton tersebut diibaratkan
dengan uang. Semakin seseorang mudah mengeluarkan uang maka kedudukan
seseorang tersebut semakin kuat/tinggi. Begitu pula sebaliknya.
Mengaitkan (dengan pembandingan) pengetahuan baru dengan pengetahuan
analogis yang telah dimiliki oleh siswa dapat memudahkan perolehan pengetahuan
baru itu. Pengaitan tersebut juga akan dapat membantu pengintegrasian strukturstruktur pengetahuan yang terpisah agar terorganisasi menjadi suatu struktur
kognitif yang lebih utuh.
7. Strategi Kognitif
Di antara semua kemampuan awal yang dibicarakan, strategi kognitif memiliki
cara kerja yang paling berbeda. Keterampilan yang dapat digunakan oleh seseorang
untuk memudahkan perolehan pengetahuan (ketrampilan belajar) atau untuk
memudahkan pengorganisasian dan pengungkapan pengetahuan yang telah
dipelajari (letrampilan mengingat). Stretegi kognitif berfungsi membantu
mekanisme pembuatan hubungan-hubungan antara pengetahuan baru dengan
pengetahuan yang sudah dimiliki siswa.
Contoh: untuk memudahkan siswa memahami tentang teori asam-basa, guru
menjelaskan dengan bantuan gambar, video dll yang didesain semenarik mungkin
agar para siswa dapat lebih mudah memahami tentang teori asam basa
PENUTUP
Kesimpulan
Pengetahuan pengajar mengenai kendala dan karakter si-belajar sebagai bagian dari variabel
kondisi pembelajaran sangatlah penting karena dengan mengetahui kedua variabel tersebut
(dan juga variabel lain yang sudah dibahas sebelumnya) diharapkan pengajar bisa
menyesuaikan strategi pembelajaran dengan kemampuan si-belajar. Pada bab kendala
pembelajaran dipelajari 2 faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran yakni masalah
intern belajar (yang berasal dari diri si-belajar) dan masalah ekstern belajar (yang berasal dari
lingkungan belajar). Sedangkan pada bab karakteristik si-belajar dipelajari lebih lanjut
tingkatan pengetahuan awal masing-masing siswa yang berbeda.
Daftar Pustaka
Dimyati & Mudjiono. 1994. Belajar Dan Pembelajaran, _ : Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan
Nyoman S. Degeng , Teori Pembelajaran 1: Takasonomi variabel, Malang : Universitas
Negeri Malang