Anda di halaman 1dari 7

PENGERTIAN DAN SUMBER STRES DALAM PEKERJAAN GURU A.

PENGERTIAN Stress merupakan fenomena psikofisik yang bersifat manusiawi, dalam arti bahwa stress itu bersifat inheren dalam diri setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari hari. Stress dialami oleh setiap orang, dengan tidak mengenal jenis kelamin, usia, kedudukan, jabatan atau status social ekonomi. Stress dapat memberikan pengaruh positif dan negative terhadap individu. Pengaruh postif yaitu mendorong individu untuk melakukan sesuatu, membangkitkan kesadaran, dan menghasilkan pengalaman baru. Sedangkan pengaruh negative yaitu menimbulkan perasaan perasaan tidak percaya diri, penolakan, marah atau depresi dan memicu berjangkitnya penyakit sakit kepala, sakit perut, insomnia, tekanan darah tinggi atau stroke. Pengaruh negative dari stress itu, dapat dicontohkan pada kasus penolakan dan perlakuan seorang ibu yang kasar terhadap anak, yang dapat menyebabkan stress bagi anak tersebut. Stress anak yang berkepanjangan ternyata berpengaruh negative bagi bagi perkembangan kepribadiannya, yaitu bersifat kurang percaya diri, dan takut melakukan sesuatu. Walter Cannon, sekitar tahun 1931 mengemukakan bahwa manusia merespons peristiwa stress dengan fisik maupun psikis untuk mempersiapkan dirinya, apakah melawan/mengatasi atau menghindar/melarikan diri dari stress (fight or fight response). Selanjutnya dia mengatakan bahwa ketika individu memprsepsi adanya ancaman maka tubuhnya secara cepat mereaksinya melalui system syaraf simpatetik dan system endoktrin. Respon atau reaksi tubuh itu memobilisasi organism untuk menyerang atau menghindari ancaman tersebut. Cannon berpendapat bahwa disatu sisi, respons atau reaksi fight-or-fight itu merupakan usaha organisme untuk beradaptasi, sebab melalui reaksi itu organisme dapat merespons ancaman secara tepat. Menurut DadangHawari (1997 : 44-45) istilah stress tidak dapat dipisahkan dari stress dan depresi karena satu sama lainnya saling terkait. Stress merupakan reaksi fisik terhadap permasalahan kehidupan yang dialaminya; dan apabila fungsi organ tubuh sampai terganggu dinamakan stress. Sedangkan depresi merupakan reaksi kejiwaan terhadap stressor yang dialaminya. Stress dapat diartikan sebagai respons (reaksi) fisik dan psikis yang berupa perasaan tidak enak, tidak nyaman, atau tertekan terhadap tekanan atau tuntutan yang dihadapi. Diartikan juga

reaksi fisik yang dirasakannya tidak nyaman sebagai dampak dari persepsi yang kurang tepat terhadap sesuatu yang mengancam keselamatan dirinya, merusak harga dirinya, menggagalkan keinginan atau kebutuhannya. Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa stress adalah perasaan tidak enak, tidak nyaman, atau tertekan baik fisik maupun psikis sebagai respon atau reaksi individu terhadap (stressor) atau stimulus yang berupa peristiwa, objek, atau orang yang mengancam, mengganggu, membebani, atau membahayakan keselamatan, kepentingan, keinginan, atau kesejahteraan hidupnya. B. STRESS PADA SETIAP PERIODE KEHIDUPAN 1. Stres pada masa bayi Situasi stress yang umumnya dialami bayi merupakan pengaruh lingkungan yang tidak ramah (unfamiliar), dan adanya keharusan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan atau peraturan orang tua. Tuntutan yang harus diikuti oleh bayi itu diantaranya: 1. Menerima penyapihan dari ibunya 2. Belajar cara makan dan mematuhi jadwal waktunya 3. Berlatih buang air pada tempatnya dan mencebok setelahnya (toilet training) Pada proses penyesuaian diri inilah, bayi sering mengalami stress. Factor lain yang menyebabkan stress pada bayi adalah sikap penolakan atau ketidaksenangan ibu, yang ditandai dengan perlakuan ibu yang kasar, marah marah atau kurang memperhatikan kebutuhannya, 2. Stress pada Masa Anak Stress pada anak biasanya bersumber dari keluarga, sekolah, atau teman mainnya. Stress yang bersumber dari keluarga, seperti : kurang curahan kasih saying dari orang tua, dan perubahan status keluarga (seperti dari serba kecukupan menjadi serba kekurangan, atau broken home). Sementara sumber stress yang berasal dari sekolah, diany=taranya : sikap dan perlakuan guru yang kasar, kurang berhasil dalam bidang akademis, tidak naik kelas, kesulitan dalam mengerjakan tugas tugas dari guru dan keadaan sekolah yang kurang kondusif untuk belajar (bising, kumuh dan kurang sehat). 3. Stress pada Masa Remaja

Yang menjadi sumber utama stress pada masa ini adalah konflik atau pertentangan antara dominasi, peraturan atau tuntutan orang tua dengan kebutuhan remaja untuk bebas, atau independen dari peraturan tersebut. Banyak reaksi penyesuaian remaja yang negative merupakan peryataan dari upaya-upaya untuk mencapai kebebasan tersebut. Gejala gejala yang sangat umum dari kesulitan penyesuaian diri remaja ini, diantaranya: membolos sekolah, bersikap keras kepala atau melawan dan berbohong. 4. Stress pada Masa Dewasa Stress yang dialami orang dewasa pada umumnya bersumber dari factor factor kegagalan perkawinan, ketidakharmonisan hubungan dalam keluarga, masalah nafkah hidup atau kehilangan pekerjaan (seperti di PHK), ketidakpuasan dalam hubungan seks, penyimpangan seksual suami istri, perselingkuhan suami istri, keadaan hamil, menopause, gangguan kesehatan fisik, dan anak yang nakal.

C. GEJALA STRESS Untuk mengetahui apakah diri kita atau orang lain mengalami stress, dapat dilihat dari gejala gejalanya baik fisik maupun psikis. 1. Gejala Fisik, diantaranya: sakit kepala, sakit lambung (mag), hipertensi(darah tinggi), sakit jantung atau jantung berdebar-debar, insomnia(sulit tidur), mudah lelah, keluar keringat dingin, kurang selera makan, dan sering buang air kecil. 2. Gejala Psikis, diantaranya: gelisah atau cemas, kurang dapat berkonsentrasi belajar atau bekerja, sikap apatis (masa bodoh), sikap pesimis, hilang rasa humor, bungkam seribu bahasa, sering melamun, dan sering marah marah atau bersikap agresif (baik secara verbal, seperti : kata kata kasar, dan menghina; maupun non-verbal, seperti : menempeleng, menendang, membanting pintu, dan memecahkan barang barang).

D. SUMBER ATAU PEMICU STRES (STERSSOR) Factor pemicu stress itu dapat diklasifikasikan kedalam beberapa kelompok berikut. 1. Stressor Fisik Biologik, seperti ; penyakit sulit disembuhkan, cacat fisik atau kurang berfungsinya salah satu organ tubuh, wajah yang tidak cantik/ganteng, dan postur tubuh yang dipersepsi tidak ideal (terlalu kecil, kurus, pendek atau gemuk).

2. Stressor psimologik, seperti : negative thinking atau berburuk sangka, frustasi (kekecewaan karena gagal memperoleh sesuatu yang diinginkan), hasad (iri hati atau dendam), sikap permusuhan, perasaancemburu, konflik pribadi, dan keinginan yang diluar kemampuan. 3. Stressor Sosial a. Iklim kehidupan keluarga, seperti : hubungan antaranggota keluarga yang tidak harmonis (broken home), perceraian, suami atau istri selingkuh, suami atau istri meninggal, anak yang nakal (seperti : suka melawan kepada orang tua, sering membolos dari sekolah, mengkonsumsi minuman keras, dan menyalah gunakan obat obatan terlaran) sikap dan perlakuan orang tua yang keras, salah seorang anggota keluarga mengidap gangguan jiwa, dan tingkat ekonomi keluarga yang rendah; b. Factor pekerjaan, seperti : kesulitan mencari pekerjaan, pengangguran, kena PHK ( Pemutusan Hubungan Kerja), perselisihan dengan atasan, jenis pekerjaan yang ridak sesuai dengan minat dan kemampuan, dan penghasilan tidak sesuai dengan tuntutan kebutuhan sehari hari; c. Iklim lingkungan, seperti: maraknya kriminalitas, tawuran antar pelajar, harga kebutuhan pokok yang mahal, kurang tersedia fasilitas air bersih yang memadai, kemarau panjang, udara yang sangat panas/dingin, suara bising, polusis udara, lingkungan yang kotor atau kondisis perumahan yang buruk, kemacetan lalu lintas, bertempat tinggal didaerah banjir atau rentan tanah longsor, dan kehidupan politik dan ekonomi yang stabil.

Keterkaitan antara Stressor, respons dan dampak stress dapat dilihat pada bagan berikut:
Respon emosi Marah, cemas, takut, kehilangan semangat dan duka cita.

stressor

persepsi

Respon fisik Perubahan biokimia tubuh, dan fluktual hormonal.

Respon perilaku Mencari pertolongan dan memecahkan masalah atau berperilaku yang negative (merokok, minuman keras, narkoba, dsb).

Factor factor yang mengganggu kestabilan (stress) organisme berasal dari dalam maupun dari luar. Factor yang berasal dari dalam diri organisme adalah biologis dan psikologis, sedangkan yang berasal dari luar adalah lingkungan. 1. Factor Dalam a. Faktor biologis 1) Factor genetika Presdiposisi biologis yang menyebabkan stress adalah factor factor yang berkembang sebelum kelahiran atau komposisi genetika. Factor presdiposisi lainnya yang menyebabkan stress ini adalah proses perkembangan dalam kandungan. Apabila seorang ibu saat mengandung suka merokok, mengkonsumsi alcohol, obat obatan, racun atau makanan yang menyebabkan alergi maka itu semua akan merusak perkembangan bayi yang sedang dikandung. Kerusakan perkembangan itu, seperti kelemahan tubuh, ketidakfungsian organ dan tingkah laku abnormal. 2) Pengalaman hidup Pengalaman hidup merupakan proses transisi kehidupan individu mulai dari masa anak sampai masa dewasa. Masa transisi ini melahirkan suasana krisis atau stress pada diri individu.contoh suasana yang menimbulkan stress diantaranya : 1. Pada masa anak : sakit demam, kecelakaan dan patah tulang, dan 2. Pada masa remaja: masalah penyesuaian terhadap perkembangan perasaan independen dan fenomena kematangan organ seksual. 3) Tidur (sleep) Setiap orang mmiliki kebutuhan untuk tidur. Oleh karena itu, apabila ia mengalami kurang tidur atau tidurnya kurang nyenyak maka akan berakibat kurang baik bagi dirinya, seperti: tidak dapat berkonsentrasi, kurang semangat untuk melakukan suatu kegiatan, mudah tersinggung, mengalami gangguan halusinasi. 4) Diet Postur Diet dalah makanan (foods), atau vitamin sebagai nutrisi yang dibutuhkan tubuh.dalam hidupnya, setiap individu membutuhkan nutrisi yang seimbang yaitu: karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan air. Diet yang melebihi batas, baik yang mengurangi atau berlebihan sangat berkontribusi terhadap penyakit tertentu, seperti sakit hati, kanker, kegemukan, dan sakit jantung (stroke). 5) Postur tubuh Postur tubuh yang kurang sempurna atau normal dapat merintangi keberfungsian system organ organ tubuh.disamping itu, postur yang tidak sempurna ini mempunyai pengaruh yang kurang baik terhadap suasana psikologis individu dan kemampuan berhubungan sosialnya

dengan orang lain. Seringkali postur tubuh ini dipandang sebagai refleksi atau ekspresi dari sikap sikap emosionmal tertentu, seperti : postur tubuh yang baik merefleksikan sikap percaya diri dan ekstroversi, sedangkan postur yang kurang baik merefleksikan sikap kurang percaya diri atau introversi. 6) Kelelahan (fatigue) Kelelahan dapat disebabkan oleh factor factor: merokok dan minum minuman keras yang berlebihan, istirahat kurang, ketegangan otot yang terus menerus, anemia, sakit jantung, atau penyakit tuberculosis. Kelelahan yang terus menerus dapat menyebabkan gangguan tidur, ketegangan otot, kurang nafsu makan, dan kekurang fungsian postur untuk melakukan suatu kegiatan. 7) Penyakit (disease) Penyakit merupakan suatu gangguan fungsi atau struktur tubuh yang menyebabkan kegagalan dalam mencegah datangnya stressor. Dalam pandangan modern, penyakit bukan kondisi yang hanya disebabkan oleh satu penyebab, tetapi juga oleh lebih dari satu stressor. Semua penyakit mengganggu ritme biologis yang normal cenderung melahirkan kelalahan, pola tidur yang tidak teratur, ketegangan otot dan gangguan lainnya. 8) Adaptasi yang abnormal Terdapat tiga bentuk adaptasi yang abnormal (maladaptasion), yaitu: 1. Respon adaptif yang tidak memadai (hypoadaptasi), yang mungkin berbentuk skresi yang tidak memadai dari anti hormon hormon 2. Respon adaptif yang eksesif (hyperadaptif), yang berbentuk overproduksi hormon corticoid yang menyebabkan penyakit jantung dan ginjal 3. Respon adaptif yang tidak tepat, yang terdiri dari sekresi hormonal, atau respon terhadap stressor yang diluar kebiasaan.

b. Factor Psikologis 1) Persepsi Salah satu factor yang terlibat dalam persepsi adalah sistem pancaindra. Ingatan, motivasi, gen keturunan dan interpretasi dari sinyal yang diterima oleh system pancaindra bersatu membentuk persepsi. Jika kita dapat mengendalikan persepsi maka kita memiliki kekuatan untuk mengendalikan sumber stress dengan yakin karena kebanyakan stress terjadi dikarenakan dengan apa yang kita lihat atau dengar. Yang menjadi perhatian adalah behwa setiap perkataan atau pekerjaan seseorang dapat menyebabkan berbagai tingkatan stress bagi orang lain. Sebaliknya yang tidak diperhatikan adalah suatu kenyataan bahwa sumber stress

bukan perbuatan orang lain, tetapi persepsi dari pengamat sendiri atas perilaku orang lain tersebut. Selama kita dapat mengendalikan persepsi kita, maka kita juga dapat mengendalikan sumber stress. 2) Perasaan dan emosi Kemampuan untuk menerima dan membedakan setiap perasaan dan emosi bukanlah bawaan sejak lahir, melainkan hasil dari interaksi selama proses pendewasaan secara normal dan pengalaman yang diperoleh secara bertahap. Tujuh emosi yang paling berkaitan dengan stress adalah : kecemasan, rasa bersalah, kekhawatiran, kemarahan, kecemburuan, kesedihan dan kedukaan.

Anda mungkin juga menyukai