Anda di halaman 1dari 22

STRATEGI PEMBELAJARAN TEMATIK

DAN UPAYA PEMECAHANNNYA


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Yang dibina oleh : Agus Miftakus Surur, S.Si, M.Pd

Disusun Oleh:
Tadris Matematika Kelas B Kelompok 1

Fivi Elsa Amalia (932307519 / 09)


Winda Nur Sa’idah (932309119 / 25)
Galuh Nuril Lathifah (932309719 / 30)
Rizqa Atica Sari (932309819 / 31)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
MARET 2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah,
serta inayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “Strategi Pembelajaran
Tematik dan Upaya Pemecahannya” ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini membahas mengenai uraian pembelajaran tematik dan upaya
pemecahannya. Selama penyusunan makalah ini, penulis tidak lepas dari kesulitan
dan hambatan. Namun atas bantuan, bimbingan, serta pengarahan dari berbagai
pihak, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Maka dari itu, dengan segala kerendahan hati, kami ucapkan terima kasih
kepada dosen pengampu Bapak Agus Miftakus Surur, S.Si, M.Pd dan teman-
teman yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan
demi kelancaran tugas-tugas berikutnya.
Demikian yang dapat penulis sampaikan dan semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca khususnya.

Kediri, 7 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................2
C. Tujuan................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi Pembelajaran......................................................3
B. Karakteristik Strategi Pembelajaran..................................................4
C. Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi............................................6
D. Langkah–Langkah Pembelajaran Tematik........................................11
E. Kelebihan dan Kekurangan dari Strategi Pembelajaran....................15
F. Cara mempertahankan Kelebihan dan Mengatasi ( antisipasi )
Kekurangan dari Pembelajaran..........................................................16

BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................18
B. Saran..................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang melibatkan sebuah
tema yang diangkat dan berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Walaupun
telah lama diterapkan namun ada banyak kebingungan dari para guru yang
mengajarkannya di lapangan mengenai bagaimana sebenarnya strategi dalam
menjalankan pembelajaran tematik.
Kurikulum 2013 (tematik) sebagai pengganti kurikulum lama yaitu
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan penyempurnaan
kurikulum lama dan diharapkan pelaksanaannya dapat mencapai tujuan yang
diinginkan. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara
yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia.
Suatu kondisi nyata dalam suatu proses Kegiatan Belajar Mengajar 
(KBM), sebagian besar  siswa masih belum belajar pada waktu guru mengajar.
Para guru belum sepenuhnya menggali potensi dirinya sehingga sebagian
siswa belum mampu mencapai kompetensi individual secara optimal yang
diperlukan untuk mengikuti pelajaran lanjutan.
Jadi dalam perjalanan menerapkan Pembelajaran Tematik, dirasakan ada
beberapa kendala yang membuat tidak lancarnya KBM, maka untuk
melaksanakannya diperlukan Strategi Pembelajaran Tematik agar
pembelajaran dapat diterapkan dengan benar sehingga hasilnya optimal.

1
B.     Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari strategi pembelajaran?
2. Bagaimana karakteristik dari strategi pembelajaran?
3. Apakah dasar pertimbangan pemilihan strategi pembelajaran?
4. Bagaimana langkah – langkah pembelajaran tematik ?
5. Apakah kelebihan dan kekurangan dari strategi pembelajaran ?
6. Bagaimana cara mempertahankan kelebihan dan mengatasi ( antisipasi )
kekurangan dari pembelajaran ?
7. Bagaimana praktik pembelajaran tematik ?

C.    Tujuan
1. Mendeskripsikan pengertian dari strategi pembelajaran.
2. Mendeskripsikan karakteristik dari strategi pembelajaran.
3. Mendeskripsikan pertimbangan pemilihan strategi.
4. Mendeskripsikan langkah – langkah pembelajaran tematik.
5. Mendeskripsikan kelebihan dan kekurangan dari strategi pembelajaran.
6. Mendeskripsikan cara mempertahankan kelebihan dan mengatasi
( antisipasi ) kekurangan dari pembelajaran.
7. Mendeskripsikan bagaimana praktik pembelajaran tematik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Pembelajaran


Pengertian strategi pembelajaran secara umum adalah suatu rencana dan
cara mengajar yang akan dilakukan guru dengan menetapkan langkah-langkah
utama mengajar sesuai dengan tujuan pengajaran yang akan dicapai dan telah
digariskan. Strategi pembelajaran juga bisa diartikan sebagai serangkaian
rencana kegiatan yang termasuk didalamnya penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam suatu pembelajaran.
Sedangkan strategi pembelajaran tematik adalah perpaduan dari urutan
kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan siswa-siswi, peralatan
dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Berikut merupakan pembahasan mengenai pengertian strategi pembelajaran
menurut para ahli selengkapnya:
1. Kemp (1995): Mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
2. Kozma (Sanjaya, 2007): Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada
peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
3. Gerlach dan Ely (1990): Strategi merupakan cara-cara yang dipilih untuk
menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran
tertentu. Selanjutnya mereka menjabarkan bahwa strategi pembelajaran
dimaksudkan meliputi sifat, lingkup, dan urutan  kegiatan pembelajaran
yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik.
4. Gropper di dalam Wiryawan dan Noorhadi (1998): Strategi pembelajaran
merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Mereka menegaskan
bahwa setiap tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta
didik dalam kegiatan belajarnya harus dapat dipraktekkan.

3
5. Dick dan Carey (1990 dalam Sanjaya, 2007): Strategi Pembelajaran terdiri
atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan
kegiatan belajar yang digunakan oleh guru dalam rangka membantu
peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu.  Strategi
pembelajaran bukan hanya sebatas pada prosedur atau tahapan kegiatan
belajar saja, melainkan termasuk juga pengaturan materi atau paket
program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
6. Raka Joni (1980): Pola umum perbuatan guru siswa didalam perwujudan
kegiatan belajar-mengajar yang menunjuk kepada karakteristik abstrak
dari pada rentetan perbuatan guru-siswa tersebut.

B. Karakteristik Strategi Pembelajaran


Pembelajaran tematik sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang
masih melihat segala sesuatu sebagai sesuatu yang holistic, sehingga
pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran secara terpisah akan
menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berfikir holistik dan
membuat kesulitan bagi peserta didik. Atas dasar pemikirian di atas
pembelajaran pada kelas awal sekolah dasar yakni kelas 1, 2 dan 3 lebih jelas
jika dikelola dalam pembelajaran terpadu melalui pendekatan pembelajaran
tematik.
Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran
tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
1. Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal
ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak
menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak
berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan
kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
2. Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung
kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa

4
dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk
memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3. Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran
menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada
pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan
siswa.
4. Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai
mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa
mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan
untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
5. Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat
mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran
yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan
keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang
dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
Dalam proses pembelajaran tematik tidak menjemukkan
/membosankan bahkan dalam suasana bermain yang menyenangkan
mereka dapat memperoleh pengetahuan baru yang sangat utuh dan
bermakna.
Adapun identik dengan butir-butir tersebut diatas, menurut depdikbud
(1996) karakteristik pembelajaran tematik tersebut adalah meliputi  holistik,
bermakna, autentik, dan aktif:
Pertama. Holistik, suatu gejala yang menjadi pusat perhatian dalam
pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian
sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkontak-kontak ,sehingga

5
memungkinkan siswa-siswi untuk memahami suatu gejala /fenomena dari
segala sisi. Hal ini sebagai modal yang sangat baik untuk menjadi  lebih
bijak menyikapi setiap yang dia hadapi atau alami.
Kedua. Bermakna, memungkinkan terbentuknya suatu jalinan antar konsep
yang saling berhubungan atau disebut juga skemata, sehingga dapat
menambah kebermaknaan materi yang dipelajari.
Ketiga. Autentik, siswa-siswi mempelajari suatu konsep dan prinsip melalui
kejadian langsung yang dilaksanakan dalam proses kegiatan pembelajaran,
misalnya kegiatan eksperimen . guru lebih berperan sebagai fasilitator dan
siswa-siswi sebagai aktor langsung dalam kegiatan tersebut untuk mencari
dan memperoleh informasi dan pengetahuan.
Keempat. Aktif, pembelajaran lebih menekankan pada aktivitas siswa-siswi
secara fisik, mental, intelektual, dan emosional melalui tema tertentu yang
sesuai dengan hasrat, minat, dan kemampuanya, sehingga ia termotivasi
untuk terus menerus belajar .

C. Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi


Beberapa prinsip-prinsip yang mesti dilakukan oleh pengajar dalam
memilih strategi pembelajaran secara tepat dan akurat, pertimbangan tersebut
mesti berdasarkan pada penetapan:
1. Tujuan Pembelajaran
Penetapan tujuan pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi guru
dalam memilih metode yang akan digunakan di dalam menyajikan materi
pengajaran. Tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai
pada akhir pengajaran, serta kemampuan yang harus dimiliki siswa.
Sasaran terse-but dapat terwujud dengan menggunakan metode-metode
pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah kemampuan (kompetensi) atau
keterampilan yang diharapkan dimiliki oleh siswa setelah mereka
melakukan proses pembelajar-an tertentu. Tujuan pembelajaran dapat
menentukan suatu strategi yang harus digunakan guru. Misalnya, seorang
guru Olahraga dan Kesehatan menetapkan tujuan pembelajaran agar siswa
dapat mendemontrasikan cara menendang bola dengan baik dan benar.

6
Dalam hal ini metode yang dapat membantu siswa-siswa mencapai
tujuan adalah metode ceramah, guru memberi instruksi, petunjuk, aba-aba
dan dilaksanakan di lapangan, kemudian metode demonstrasi, siswa-siswa
mendemonstrasikan cara menendang bola dengan baik dan benar,
selanjutnya dapat digunakan metode pembagian tugas, siswa-siswa kita
tugasi, bagaimana menjadi keeper, kapten, gelandang, dan apa tugas
mereka, dan bagaimana mereka dapat bekerjasama dan menendang bola.
Dalam contoh ini, terdapat kemampuan siswa pada tingkat kognitif
dan psikomotorik. Demikian juga diaplikasikan kemampuan Afektif,
tentang ba-gaimana kemampuan mereka dalam bekerjasama dalam
bermain bola dari metode pemberian tugas yang diberikan guru kepada
setiap individu.
Dalam silabus telah dirumuskan indikator hasil belajar atau hasil
yang diperoleh siswa setelah mereka mengikuti proses pembelajaran.
Terdapat empat komponen pokok dalam merumuskan indikator hasil
belajar yaitu:
a. Penentuan subjek belajar untuk menunjukkan sasaran belajar.

b. Kemampuan atau kompetensi yang dapat diukur atau yang dapat


ditampilkan melalui peformance siswa.

c. Keadaan dan situasi dimana siswa dapat mendemonstrasikan


performance-nya
d. Standar kualitas dan kuantitas hasil belajar.

Berdasarkan indikator dalam penentuan tujuan pembelajaran maka


dapat dirumuskan tujuan pembelajaran mengandung unsur: Audience
(peserta didik), Behavior (perilaku yang harus dimiliki), Condition
(kondisi dan situ-asi) dan Degree (kualitas dan kuantítas hasil belajar).
2.   Aktivitas dan Pengetahuan Awal Siswa
Belajar merupakan berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu strategi pembelajaran harus
dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan hanya

7
terbatas pada aktifitas fisik saja akan tetapi juga meliputi aktivitas yang
bersifat psikis atau aktivitas mental.

Pada awal atau sebelum guru masuk ke kelas memberi materi


pengajaran kepada siswa, ada tugas guru yang tidak boleh dilupakan
adalah untuk mengetahui pengetahuan awal siswa. Sewaktu memberi
materi pengajaran kelak guru tidak kecewa dengan hasil yang dicapai
siswa, untuk mendapat pengetahuan awal siswa guru dapat melakukan
pretes tertulis, tanya jawab di awal pelajaran. Dengan mengetahui
pengetahuan awal siswa, guru dapat menyusun strategi memilih metode
pembelajaran yang tepat pada siswa-siswa.

Apa metode yang akan kita pergunakan? Sangat tergantung juga


pada pengetahuan awal siswa, guru telah mengidentifikasi pengetahuan
awal. Pe-ngetahuan awal dapat berasal dari pokok bahasan yang akan kita
ajarkan, jika siswa tidak memiliki prinsip, konsep, dan fakta atau memiliki
pengalaman, maka kemungkinan besar mereka belum dapat dipergunakan
metode yang bersifat belajar mandiri, hanya metode yang dapat diterapkan
ceramah, demonstrasi, penampilan, latihan dengan teman, sumbang saran,
pratikum, bermain peran dan lain-lain. Sebaliknya jika siswa telah
memahami prinsip, konsep, dan fakta maka guru dapat mempergunakan
metode diskusi, studi mandiri, studi kasus, dan metode insiden, sifat
metode ini lebih banyak analisis, dan memecah masalah.

3. Integritas Bidang Studi/Pokok Bahasan


Mengajar merupakan usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa.
Mengajar bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, tetapi
juga meliputi pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotor. Karena
itu strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek
kepribadi-an secara terintegritas. Pada sekolah lanjutan tingkat pertama
dan sekolah menengah, program studi diatur dalam tiga kelompok.
Pertama, program pendidikan umum. Kedua, program pendidikan
akademik. Ketiga, Program Pendidikan Agama, PKn, Penjas dan Kesenian

8
dikelompokkan ke dalam program pendidikan umum. Program pendidikan
akademik bidang studinya berkaitan dengan keterampilan. Karena itu
metode yang digunakan lebih berorientasi pada masing-masing ranah
(kognitif, afektif, dan psikomotorik) yang terdapat dalam pokok bahasan.
Umpamanya ranah psikomotorik lebih dominant dalam pokok bahasan
tersebut, maka metode demonstrasi yang dibutuhkan, siswa berkesempatan
mendemostrasikan materi secara bergiliran di dalam kelas atau di
lapangan. Dengan demikian metode yang kita pergunakan tidak terlepas
dari bentuk dan muatan materi dalam pokok bahasan yang disampaikan
kepada siswa.
Dalam pengelolaan pembelajaran terdapat beberapa prinsip yang
harus diketahui di antaranya:
a) Interaktif
Proses pembelajaran merupakan proses interaksi baik antara guru
dan siswa, siswa dengan siswa atau antara siswa dengan
lingkungannya. Melalui proses interaksi memungkinkan kemampuan
siswa akan berkembang baik mental maupun intelektual.
b) Inspiratif
Proses pembelajaran merupakan proses yang inspiratif, yang
memung-kinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu.
Biarkan siswa berbuat dan berpikir sesuai dengan inspirasinya sndiri,
sebab pengetahuan pada dasar-nya bersifat subjektif yang bisa
dimaknai oleh setiap subjek belajar.
c) Menyenangkan
Proses pembelajaran merupakan proses yang menyenangkan.
Proses pembelajaran menyenangkan dapat dilakukan dengan menata
ruangan yang apik dan menarik dan pengelolaan pembelajaran yang
hidup dan bervariasi, yakni dengan menggunakan pola dan model
pembelajaran, media dan sum-ber-sumber belajar yang relevan.
d) Menantang
Proses pembelajaran merupakan proses yang menantang siswa
untuk mengembangkan kemampuan berpikir, yakni merangsang kerja

9
otak secara maksimal. Kemampuan itu dapat ditumbuhkan dengan
cara mengembangkan rasa ingin tahu siswa melalui kegiatan
mencobaoba, berpikir intuitif atau bereksplorasi.
e) Motivasi
Motivasi merupakan aspek yang sangat penting untuk
membelajarkan siswa. Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan
yang memungkinkan siswa untuk bertindak dan melakukan sesuatu.
Seorang guru harus dapat menunjukkan pentingnya pengalaman dan
materi belajar bagi kehidupan siswa, dengan demikian siswa akan
belajar bukan hanya sekadar untuk memperoleh nilai atau pujian akan
tetapi didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhan-nya.
f) Alokasi Waktu dan Sarana Penunjang
Waktu yang tersedia dalam pemberian materi pelajaran satu jam
pelajaran 45 menit, maka metode yang dipergunakan telah dirancang
sebelumnya, termasuk di dalamnya perangkat penunjang
pembelajaran, perangkat pembe-lajaran itu dapat dipergunakan oleh
guru secara berulang-ulang, seperti trans-paran, chart, video
pembelajaran, film, dan sebagainya.
Metode pembelajaran disesuaikan dengan materi, seperti Bidang
Studi Biologi, metode yang akan diterapkan adalah metode
praktikum, bukan ber-arti metode lain tidak kita pergunakan, metode
ceramah sangat perlu yang waktunya dialokasi sekian menit untuk
memberi petunjuk, aba-aba, dan arahan. Kemudian memungkinkan
mempergunakan metode diskusi, karena dari hasil praktikum siswa
memerlukan diskusi kelompok untuk memecah masalah/problem
yang mereka hadapi.
g) Jumlah Siswa
Idealnya metode yang kita terapkan di dalam kelas perlu
mempertim-bangkan jumlah siswa yang hadir, rasio guru dan siswa
agar proses belajar mengajar efektif, ukuran kelas menentukan
keberhasilan terutama pengelola-an kelas dan penyampaian materi.

10
Para ahli pendidikan berpendapat bahwa mutu pengajaran akan
tercapai apabila mengurangi besarnya kelas, sebaliknya pengelola
pendidikan mengatakan bahwa kelas yang kecil-kecil cenderung
tingginya biaya pendidikan dan latihan. Kedua pendapat ini
bertentangan, manakala kita dihadapkan pada mutu, maka kita
membutuhkan biaya yang sangat besar, bila pendidikan
mempertimbangkan biaya sering mutu pendidikan terabaikan, apalagi
saat ini kondisi masyarakat Indonesia mengalami krisis ekonomi yang
berkepanjangan.

D. Langkah – Langkah Pembelajaran Tematik


Proses Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik di
sekolah dasar (SD) merupakan suatu hal yang relatif baru, sehingga dalam
implementasinya belum sebagaimana yang diharapkan. Masih banyak guru
yang merasa sulit dalam melaksanakan pembelajaran tematik ini. Hal ini
terjadi antara lain karena guru belum mendapat pelatihan secara intensif
tentang pembelajaran tematik ini. Disamping itu juga guru masih sulit
meninggalkan kebiasan kegiatan pembelajaran yang penyajiannya berdasarkan
mata pelajaran/bidang studi. Walaupun begitu, tetapi guru dituntut untuk dapat
melakukan yang terbaik untuk peserta didiknya, karena guru bertugas sebagai
model dalam suatu pembelajaran. Jadi keberhasilan murid juga tergantung
pada guru.
Sebelum menginjak langkah-langkah pembelajaran tematik maka guru
harus merencanakannya terebih dahulu sehingga guru dalam menyusun
langkah-langkah pembelajaran tematik menjadi terarah. Pada dasarnya
langkah-langkah (sintak) model pembelajaran tematik sama dengan sintak
dalam setiap model pembelajaran pada umumnya. Secara umum, penerapan
pembelajaran tematik di sekolah dilakukan menggunakan tiga tahapan
pelaksanaan yang saling berkesinambungan antara satu dengan yang lain. Di
antaranya adalah tahap pembukaan atau pendahuluan, kegiatan inti, dan
penutup. Adapun alokasi waktu untuk setiap tahapan pelaksanaan adalah
sebagai berikut :
1. Tahapan pembukaan kurang lebih satu jam pelajaran (1 x 35 menit)

11
2. Tahapan kegiatan inti 3 jam pelajaran (3 x 35 menit)
3. Tahapan penutup memerlukan waktu satu jam pelajaran (1 x 35 menit)
Berikut adalah penjelasan tentang masing-masing tahapan penerapan
pembelajaran tematik :
Tahap Pembukaan
Pada tahapan ini, guru harus berupaya menciptakan suasana belajar yang
kondusif agar para peserta didik bisa memusatkan konsentrasi mereka
terhadap kegiatan pembelajaran tematik. Artinya tahapan ini tidak ubahnya
sebagai pengondisian awal para peserta didik agar mereka dapat fokus
mengikuti proses pembelajaran tematik dengan baik dan benar.
Tujuan dari kegiatan membuka pelajaran adalah pertama, untuk menarik
perhatian siswa, yang dapat dilakukan dengan cara seperti meyakinkan siswa
bahwa materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan berguna untuk
dirinya, melakukan hal-hal yang dianggap aneh bagi siswa, melakukan
interaksi yang menyenangkan. Kedua, menumbuhkan motivasi belajar siswa,
yang dapat dilakukan dengan cara seperti membangun suasana akrab sehingga
siswa merasa dekat, misalnya menyapa dan berkomunikasi secara
kekeluargaan; menimbulkan rasa ingin tahu, misalnya mengajak siswa untuk
mempelajari suatu kasus yang sedang hangat dibicarakan, mengaitkan materi
atau pengalaman belajar yang akan dilakukan dengan kebutuhan siswa.
Ketiga, memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan
dilakukan, yang dapat dilakukan dengan cara seperti mengemukakan tujuan
yang akan dicapai serta tugas-tugas yang harus dilakukan dalam hubungannya
dengan pencapian tujuan.
Tahapan pembukaan juga bisa disebut sebagai tahapan pemanasan dalam
pembelajaran tematik. Tetapi, dalam tahapan ini, guru tidak hanya
mengondisikan para peserta didik dalam arti duduk rapi, tidak ramai, atau
sekedar melihat ke depan. Lebih dari itu, dalam tahapan pembukaan, guru juga
harus menggali pengalaman para peserta didik mengenai tema yang akan
dipelajari. Misalnya, jika guru ingin menyajikan tentang tema keluarga, maka
guru harus bertanya atau memberi kesempatan kepada peserta didik mengenai
pengalaman hidup berkeluarga.

12
Tetapi, biasanya anak kelas 1 dan 2 SD/MI masih malu mengungkapkan
pengalamannya seputar dunia keluarga. Atas dasar itu, guru harus mempunyai
kreativitas agar bisa menggali pengalaman peserta didik mengenai tema yang
akan disajikan. Hal ini bisa dilakukan dengan beberapa cara sebagi berikut:
a. Bercerita
b. Kegiatan fisik/jasmani
c. Menyanyi
d. Membaca puisi tentang keluarga
e. Menampilkan gambar yang menceritakan tentang keluarga, dll

Dengan cara-cara semacam itu, maka para peserta didik akan mudah
terpancing untuk bertanya, bercerita, dan memberi tanggapan. Kemudian dari
sanalah guru akan mampu menggali pengalaman para peserta didiknya
mengenai pengalaman seputar tema.

Tahap kegiatan inti

Kegiatan inti merupakan kegiatan pokok dalam pembelajaran. Dalam


kegiatan inti dilakukan pembahasan terhadap tema dan subtema melalui
berbagai kegiatan belajar dengan menggunakan multi metode dan media
sehingga siswa mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna. Pada waktu
penyajian dan pembahasan tema, guru dalam penyajiannya sehendaknya lebih
berperan sebagai fasilitator. Selain itu guru harus pula mampu berperan
sebagai model pembelajar yang baik bagi siswa. Artinya guru secara aktif
dalam kegiatan belajar berkolaborasi dan berdiskusi dengan siswa dalam
mempelajari tema atau sub tema yang sedang dipelajari. Peran inilah sebagai
suatu aktivitas mengorganisasi dan mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Dengan
demikian pada langkah kegiatan inti guru menggunakan strategi pembelajaran
dengan upaya menciptakan lingkungan belajar sedemikian rupa agar murid
aktif mempelajari permasalahan berkenaan dengan tema atau subtema.
Pembelajaran dalam hal ini dilakukan melalui berbagai kegiatan agar
siswa mengalami, mengerjakan, memahami atau disebut dengan belajar
melalui proses. Untuk itu maka selama proses pembelajaran siswa mengamati

13
obyek nyata berupa benda nyata atau lingkungan sekitar, melaporkan hasil
pengamatan, melakukan permainan, berdialog, bercerita, mengarang,
membaca sumber-sumber bacaan, bertanya dan menjawab pertanyaan, serta
bermain peran. Selama proses pembelajaran hendaknya guru selalu
memberikan umpan agar anak berusaha mencari jawaban dari permasalahan
yang dipelajari. Umpan dapat diberikan guru melalui pertanyaan-pertanyaan
menantang yang membangkitkan anak untuk berfikir dan mencari solusi
melalui kegiatan belajar.

Pada tahapan ini pula, guru mulai menyajikan tema pembelajaran kepada
para peserta didiknya. Guru dapat menggunakan berbagai strategi atau metode
yang bervariasi. Bahkan dalam penyajian tema pembelajaran, ia juga bisa
melakukannya secara kelompok kecil, individual(perorangan), atau klasikal.

Kegaiatan Penutup

Tahapan yang terakhir yang harus dilakukan oleh guru dalam


pembelajaran tematik adalah penutup. Dalam tahapan ini, tugas guru adalah
menenangkan para peserta didiknya yang telah mengikuti semua proses
pembelajaran dari awal hingga akhir. Kegiatan akhir dapat diartikan sebagai
kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran dengan
maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah
dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya,
mengetahui tingkat keberhasilan siswa serta keberhasilan guru dalam
pelaksanaan proses pembelajaran. Cara yang dapat dilakukan guru dalam
menutup pembelajaran adalah meninjau kembali dan mengadakan evaluasi
pada akhir pembelajaran. Dalam kegiatan meninjau kembali dapat dilakukan
dengan merangkum inti pelajaran atau membuat ringkasan. Sedangkan dalam
kegiatan evaluasi, guru dapat menggunakan bentuk-bentuk mendemontrasikan
keterampilan, mengaplikasikan ide-ide baru pada situasi lain,
mengekspresikan pendapat murid sendiri atau mengerjakan soal-soal tertulis.
Tidak hanya itu  para peserta didiknya yang tidak kalah pentingnya
dalam tahapan penutup adalah guru harus melakukan beberapa hal pokok
berikut:

14
a.  Menyimpulkan pembalajaran yang telah dilakukan dari awal hingga akhir,
baik dari jalannya pembelajaran, kendala, maupun hal-hal yang terjadi
selama pembelajaran berlangsung.
b.  Mengungkapkan hasil pembelajaran tematik apa adanya, kurang atau pun
lebih, baik dalam bentuk angka-angka, nilai, maupun pandangan guru
secara lisan.
c.  Memberi kesempatan kepada para peserta didiknya untuk mengomentari
seputar pembelajaran tematik yang telah dilakukan bersama
mengungkapkan segala keluhannya, atau pertanyaan-pertanyaan berkaitan
dengan pembelajaran yang baru saja dilakukannya.
d.  Memberi nasihat dan pesan-pesan moral kepada peserta didik, bukan hanya
yang berkaitan dengan tema pembelajaran, tetapi juga hal lain yang
dianggap penting, seperti anjuran rajin belajar, nasihat menjadi anak yang
baik, rajin menabung, patuh kepada guru dan kedua orang tua, dan lain
sebagainya. Kemudian jika masih ada waktu, guru bisa menisi tahapan
dengan memberikan hiburan bagi peserta didik, seperti bercerita atau
menyuruh salah seorang peserta didiknya untuk bercerita, membacakan
cerita dari buku, pantonim, dan lain sebagainya.

Jika semua tahapan itu dilakukan dengan baik dan benar, maka kegiatan
pemebelajaran tematik akan berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan
yang diharapkan. Namun yang harus diingat adalah rencana pembelajaran
tematik dapat diterapkan dengan baik jika diiringi dengan banyak dukungan di
lingkungan sekolah.

E. Kelebihan dan Kekurangan dari Strategi Pembelajaran


Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam
proses belajar dan mengarahkan siswa secara aktif terlibat dalam proses
pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik memiliki beberapa
kelebihan dan kekurangan.
Menurut Suryosubroto (2009: 136-137) ada beberapa kelebihan
dan kekurangan dalam pembelajaran tematik yaitu :
1. Kelebihan Pembelajaran Tematik

15
a. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan siswa.
b. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan siswa.
c. Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena berkesan dan bermakna.
d. Menumbuhkan keterampilan sosial seperti bekerja sama,
toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
2. Kekurangan Pembelajaran Tematik:
a. Guru dituntut memiliki keterampilan yang tinggi.
b. Tidak setiap guru mampu mengintegrasikan kurikulum dengan
konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat.

F. Cara Mempertahankan Kelebihan dan Mengatasi ( antisipasi )


Kekurangan dari Pembelajaran
Adapun cara-cara untuk mempertahankan kelebihan dan mengatasi atau
mengantisipasi kelemahan adalah sebagai berikut:
a. Mengamati
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan
bervariasi kesempatan siswa untuk melakukan pengamatan melalui
kegiatan melihat, menyimak, mendengar dan mencoba. Guru
memfasilitasi siswa untuk melakukan pengamatan, melatih mereka
untuk memperhatikan (melihat, membaca dan mendengar) hal yang
penting dari suatu benda atau objek.
a. Menanya
Dalam kegiatan menanya, guru membuka kesempatan secara
luas kepada siswa untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat,
disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing siswa untuk
dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang hasil pengamatan
18 objek yang konkret sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan
fakta, konsep, prosedur atau pun hal lain yang lebih abstrak.
b. Mengumpulkan informasi/eksperimen
Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan
informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu

16
siswa dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan
fenomena atau objek yang lebih teliti atau bahkan melakukan
eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi.
Siswa perlu dibiasakan untuk menghubungi-hubungkan antara
informasi satu dengan yang lain untuk mengambil kesimpulan.
c. Mengasosiasi/mengolah informasi
Informasi menjadi dasar bagi kegiatan berikutnya yaitu
memproses informasi untuk menemukan pola dari keterkaitan
informasi bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang
ditemukan kepada yang bertentangan.
d. Mengkomunikasikan
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa
yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan
menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh
guru sebagai hasil belajar siswa atau kelompok siswa tersebut.

17
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan
tema sebagai pokok bahasan atau kajian yang memungkinkan dapat
mengaitkan atau mengintegrasikan pencapaian tujuan-tujuan belajar beberapa
mata pelajaran terkait sehingga memberikan pengalaman belajar secara
langsung kepada anak. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang
menjadi pokok pembiaraan.
Pembelajaran tematik memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Berpusat pada siswa
2. Memberikan pengalaman langsung
3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
5. Bersifat fleksibel
6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
7. Menggunakan prinsip belajar bermain dan menyenangkan.
Manfaat pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa
dalam proses belajar seara aktif dalam proses pembelajaran sehinggasiswa
dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan
sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melaui pengalaman
langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan
menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya.

B. Saran
Implementasi model pembelajaran tematik ini memerlukan adanya
dedikasi yang tinggi dari pihak guru. Selain itu, yang tidak kalah pentingnya
dala melaksanakan model pembelajaran iniyaitu sangat membutuhkan adanya
kreativitas guru dalam meniptakan aktivitas belajar yang bermakna sehingga
dapat menumbuhkembangkan keerdasan majemuk peserta didik.

18
DAFTAR PUSTAKA

Tidak Diketahui. 2015. Implikasi dan langkah – langkah pembelajaran tematik


http://rithalemmontea.blogspot.com/2015/05/bab-i-pendahuluan-a_18.html
Diakses pada Sabtu, 7 Maret 2020
https://www.rijal09.com/2018/04/strategi-pembelajaran-tematik.html
http://cobah-ajah.blogspot.com/2013/06/karakteristik-pembelajaran-tematik.html

19

Anda mungkin juga menyukai