Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

“HAKEKAT PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

1. DITA NATASYA (2017-143-209)


2. HAFIZ REVALI (2017-143-326)
3. SELLY PERTIWI (2017-143-327)
4. LIYANA NURMALASARI (2017-143-346)
5. NILAM SEPTIANI ( 2017-143-352)
6. AYU MUTIARA ( 2017-143-357)

KELAS :5I
DOSEN PENGAMPU : ADRIANUS DEDY M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah

melimpahkan berkah dan rahmat-Nya kepada kita semua. Sehingga dapat

menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul materi “hakekat

pembelajaran kelas rangkap”. Adapun tujuan dari penyusunan dalam tugas

makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Pembelajaran kelas rangkap. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak

terimakasih atas bantuan dari teman-teman yang telah berkontribusi dalam

memberikan sumbangan baik materi maupun pemikirannnya. Dengan segala

kerendahan hati kami haturkan ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya

kepada Bapak Adrianus dedy M.Pd. yang mengajar mata kuliah Pembelajaran

kelas rangkap yang dengan ikhlas membagi pengetahuan dan bimbingannya

kepada kami.

Dan akhir kata, tidak ada karya yang sempurna selain karya-Nya.

Demikian pula makalah ini pun masih jauh dari apa yang kita harapkan

bersama. Oleh karena itu,segala kritik maupun saran demi kebaikan bersama

sangat kami harapkan sebagai bahan evaluasi atau revisi dari makalah ini.

Palembang, Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTARISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2Rumusan Masalah ............................................................................. 1

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2

1.1 Hakekat pembelajaran kelas rangkap.......................................... ..2

BAB III PENUTUP .................................................................................................

1.1 Kesimpulan ..............................................................................................

1.2 Saran ........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia yang mempunyai wilayah yang luas dan terdiri dari ribuan

pulau, tak dapat dihindari adanya permasalahan penyebaran, permasalahan

perbedaan dan bencana alam. Begitu juga dalam sistem pendidikan kita. Misalnya

dalam penyebaran guru SD, sistem pendidikan kita belum mampu menyebarkan

guru SD secara merata ke segala penjuru wilayah di tanah air.

Dalam masalah perbedaan kualitas hasil belajar, Pada umumnya murid SD di

kota-kota besar jauh lebih baik dibandingkan dengan mereka yang berada di

daerah terutama di daerah yang terpencil yang sarana dan prasarananya belum

memadai. Akibatnya kekurangan guru mungkin saja akan menambah adanya

perbedaan ini.Pembelajaran Kelas Rangkap adalah penggabungan sekelompok

siswa yang mempunyai perbedaan usia, kemampuan, minat, dan tingkatan kelas,

di mana dikelola oleh seorang guru atau beberapa guru yang dalam

pembelajarannya difokuskan pada kemajuan individual para siswa.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penulisan ini

adalah:

1.2.1 Hakekat pembelajaran kelas rangkap di SEKOLAH DASAR?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari pada penulisan ini adalah untuk mendeskipsikan:


1.3.1 Memahami Hakekat pembelajaran kelas rangkap di SEKOLAH DASAR.

.
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 HAKEKAT PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

Menurut Djalil et.al (2014:

1.4)PembelajaranKelasRangkapadalahsatubentukpembelajaran yang

mensyaratkanseorang guru mengajardalamsaturuangkelasataulebih, dalamsaat

yang sama, danmenghadapiduaataulebihtingkatkelas yang berbeda.

Mengandungmakna, seorang guru

mengajardalamsaturuangkelasataulebihdanmenghadapimurid-

muriddengankemampuanbelajar yang berbeda-beda.

(2019) Kelas Rangkap di SD misalnya menggabungkan kelas tiga dan empat

dalam satu kelas. Ini yang disebut dengan pembelajaran kelas rangkap, yaitu

situasi ketika seorang guru harus mengajar lebih dari satu kelas di waktu dan

tempat yang bersamaan.

Padadasarnya,PembelajaranKelasRangkapadalahpenggabungansekelompoksis

wayangmempunyaiperbedaanusia,kemampuan,minat,dantingkatankelas,dimanadi

kelolaolehseorangguruataubeberapaguruyangdalampembelajarannyadifokuskanpa

dakemajuanindividualparasiswa(Franklin,1967)Namundemikianselaindefinisiterse

but,adasebagianpraktisipendidikanmembedakandefinisidarimultigradedenganmult

iagekarenaperbedaantujuannya.SepertiyangdikemukakanolehElkind(1987),bahwai

stilahmultigradedimanakelasyangberbentuksepertiituakanberisiparasiswadari2atau

lebihtingkatankelasdengansatugurudiruanganyangsamapadasuatuwaktu.
B. MATERI POKOK

a. Pengertian Pembelajaran Kelas Rangkap.

Multigrade teaching atau pembelajaran kelas rangkap di SD sudah banyak

dilaksanakan di Indonesia di negara-negara maju hal ini sudah menjadi bagian

dari sistem pendidikan secara utuh. Pengembangan dan penggunaan model ini

dilakukan karena faktor kekurangan tenaga guru, letak geografis yang sulit

dijangkau, jumlah siswa relatif kecil, keterbatasan ruangan, atau

ketidakhadiran

guru.

Pembelajaran Kelas Rangkap merupakan model pembelajaran dengan

mencampur

beberapa siswa yang terdiri dari dua atau tiga tingkatan kelas dalam satu kelas

dan
pembelajaran diberikan oleh satu guru saja untuk beberapa waktu.

Pembelajaran

kelas rangkap sangat menekankan dua hal utama, yaitu kelas digabung secara

terintegrasi dan pembelajaran terpusat pada siswa sehingga guru tidak perlu

berlari-lari antara dua ruang kelas untuk mengajar dua tingkatan kelas yang

berbeda dengan program yang berbeda. Namun murid dari dua kelas bekerja

secara sendiri-sendiri di ruangan yang sama, masing-masing duduk di sisi

ruang

kelas yang berlainan dan diajarkan program yang berbeda oleh satu guru. PKR

adalah suatu bentuk pembelajaran yang mensyaratkan seorang guru mengajar

dalam satu ruangan kelas atau lebih, dalam saat yang sama, dan menghadapi

dua

atau lebih tingkat kelas yang berbeda (IG.AK.Wardhani, 1998).


Berdasarkan pendapat para ahli diatas bahwa hakekat pembelajaran kelas

rangkap adalah Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) adalah satu bentuk

pembelajaran yang mensyaratkan seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas

atau lebih, dalam saat yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas

yang berbedan serta penggabungan sekelompok siswa yang mempunyai

perbedaan usia, kemampuan, minat, dan tingkatan kelas, di mana dikelola oleh

seorang guru atau beberapa guru yang dalam pembelajarannya difokuskan pada

kemajuan individual para siswa. PKR juga mengandung makna, seorang guru

mengajar secara dalam satu ruang kelas atau lebih dan menghadapi murid-murid

dengan kemampuan belajar yang berbeda-beda.membuat hubungan antara para

siswa, guru, dan orangtua menjadi dekat. Mereka mempunyai rasa percaya, rasa

aman, dan enak satu dengan yang lain, sehingga proses pembelajaran dapat

dilakukan dengan nyaman.

Menurut Djalil et.al (2014: 1.4)Alasanmengapakitamemerlukan PKR, yaitu :

1. AlasanGeografis

Sulitnyalokasi, terbatasnyasaranatransfortasi, pemukiman yang berpindah-

pindah, danadanyamatapencaharian yang khusus, sepertimenangkapikan,

menebangkayudansebagainya, mendorongpenggunaan PKR.

2. AlasanDemografis

Untukmengajarmuriddalamjumlah yang kecil,

apalagitinggaldidaerahpemukiman yang amatjarangmaka PKR

dinilaisebagaipendekatanpengajaran yang praktis.


3. Kurang Guru

Walaupunjumlah guru secarakeseluruhanmencukupi, sulituntukmencari

guru yang dengansukacitasiapmengajardidaerahterpencil.

4. TerbatasnyaRuangKelas

Salahsatujalanuntukmengatasimasalahiniadalah menggabungkan dua atau

lebihrombongan yang diajarolehseorang guru, nah tentusaja PKR

diperlukan.

5. Adanya Guru yang TidakHadir

Alasaninitidakhanyaberlakubagi SD daerahterpenci,

dikotabesarpunjugaberlaku.

6. AlasanLainnya

Penerapan PKR tidakhanyacocokuntukmenggabungkanjumlahmurid yang

kecildariberbagaitingkatkelasyangberbeda,

tetapijugamemperkeciljumlahmurid yang terlalubesardalamsatukelas,

dengancaramenempatkanmerekadidalambeberapasubkelas,

dengantingkatkelas yang sama.

1.2 Tujuan Pembelajaran Kelas Rangkap

Tujuan, FungsidanManfaat PKR dapatkitakajidariberbagaiaspek,

yaituQuuintitydan Equity, Ekonomis, PedagogisdanKeamanan.

Di Jomtien (Thailand), pada tahun 1990, para ahli pendidikan, tokoh

masyarakat, politisi dan pemerintah sepakat untuk mencetuskan sebuah

deklarasi, yaitu Education for All atau pendidikan untuk semua orang. Dalam

pada itu pemerintah Indonesia telah mencanangkan wajib belajar sembilan


tahun. Setiap anak Indonesia walaupun mereka berada di daerah sulit, kecil

dan terpencil harus dapat menyelesaikan SD, kemudian melanjutkan ke SMP.

Bagaimana dengan guru? Bagaimana pula dengan bangunan dan ruang

belajar? Akankah pemerintah melengkapi semuanya itu terlebih dahulu, baru

mencanangkan Wajar Sembilan Tahun? Tampaknya pendekatan PKR dapat

menjawab keterbatasan yang kita hadapi. PKR juga jika dilaksanakan oleh

guru yang memahaminya, akan efektif dalam mewujudkan wajib belajar

hingga di pelosok tanah air kita. Dengan demikian, tujuan, fungsi, dan manfaat

PKR dapat kita kaji dari berbagai aspek berikut.

1. Quantity dan Equity PKR memungkinkan kita untuk memenuhi asas

quantity (jumlah) dan equity (pemerataan), yaitu dengan mengoptimalkan

sumber daya yang ada. Dengan jumlah guru yang kita miliki saat ini, kita

dapat memberikan pelayanan pendidikan dan pengajaran yang lebih luas dan

mencakup jumlah murid yang lebih besar (quantity). Bersamaan dengan itu,

kita pun mampu memberikan pelayanan yang lebih merata dan adil (equity)

hingga ke daerah pelosok dan kantong-kantong permukiman yang tersebar.

2. Ekonomis Dengan seorang guru atau beberapa guru saja proses

pembelajaran dapat berlangsung. Begitu juga dengan satu ruang atau beberapa

ruang kelas, proses pembelajaran tetap dapat berlangsung. Dengan demikian,

satuan biaya pendidikan yang ditanggung oleh pemerintah dan masyarakat

akan jauh lebih kecil. Bersamaan dengan itu, dengan jumlah dana pendidikan

yang sama, perluasan pelayanan pendidikan dapat diberikan hingga ke daerah

yang sulit, kecil dan terpencil.


3. Pedagogis Sejak lama dan hingga saat ini, pendidikan kita dikritik

sebagai sistem yang belum mampu menghasilkan lulusan atau tenaga kerja

yang mandiri. Lulusan kita dinilai kurang kreatif, pasif dan mudah menyerah.

Pengalaman sejumlah negara yang mempraktikkan PKR menunjukkan bahwa

strategi ini mampu meningkatkan kemandirian murid. Jika Anda baca lebih

lanjut pembahasan mengenai PKR dalam modul-modul berikutnya, Anda akan

menyimak bahwa seorang guru PKR berusaha kuat untuk mendorong anak

agar aktif dan mandiri. Murid yang pintar diminta untuk membantu murid

yang ketinggalan. Murid-murid banyak diberikan tugas individual, tugas

berpasangan atau bekerja dalam kelompok kecil. Mereka pun dilibatkan secara

aktif untuk menciptakan dan menambah sumber belajar, khususnya dengan

memanfaatkan bahan yang ada di sekitar sekolah, rumah, dan desa mereka.

Pajangan kelas yang dibuat oleh murid-murid misalnya, dapat dianggap

sebagai sarana belajar melalui pengalaman (experiential learning).

4. Keamanan Dengan pendekatan PKR, pemerintah dapat mendirikan SD

di lokasi yang mudah dijangkau oleh anak. Dengan demikian, kekhawatiran

orang tua terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan pada anak-anak

mereka, berkurang. Mengunjungi SD yang jauh, selain dapat meningkatkan

pengulangan kelas dan putus sekolah, mungkin saja mengundang kecelakaan.

Misalnya, perahu terbalik, diterkam, disengat, dibelit atau digigit binatang

buas atau tergelincir ke jurang, pada waktu mereka pergi atau pulang sekolah,

setiap saat dapat terjadi.

1.3 Prinsip-prinsip yang mendasari PKR


Prinsip-prinsip yang mendasari PKR, yaitusebagaiberikut :

1. KeserempakanKegiatanPembelajaran

2. Kadar TinggiWaktuKeaktifanAkademik (WKA)

3. KontakPsikologis Guru danMurid yang Berkelanjutan

4. Dalam PKR, terjadiPemanfaatanSumberSecaraEfisien


BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

1.2 Saran

Penulis berharap agar penyajian makalah ini dapat diperhatikan dengan

saksama, karenamelalui makalah yang dipaparkan ini, penulis menjelaskan

beberapa poin penting dari“Hakekat pembelajaran kelas rangkap di SD”.

Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu diharapkan agar pembaca kiranya dapat juga membaca materi yang

berkaitan, pada referensi lainnya agar dapat lebih memahami lagi

mengenai“Hakekat pembelajaran kelas rangkap di SD”.


DAFTAR PUSTAKA
Djalil, Aria, et.al. (2014). Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Harususilo enggar yohanes. (2019). Kelas Rangkap Di Sekolah Dasar.diktat

Anda mungkin juga menyukai