Anda di halaman 1dari 11

Mata kuliah : Telaah Kurikulum

Perbandingan KTSP dan K13

Disusun oleh :

Nurhafika
1601414285
Pgsd 6.d

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
TAHUN 2019
A. Kurikulum 2006 (KTSP)
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan Bab 1 Pasal 1 Ayat (15) Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) adalah “Kurikulum operasional yang disusun oleh
dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.” KTSP merupakan
penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional
yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau
sekolah (Muslich, 2007:17). Kurikulum tersebut telah diberlakukan secara
berangsung-angsur mulai tahun pelajaran 2006/2007, pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah.
1. Karakteristik KTSP, Mulyasa (2007:179-180) terdapat 4 sebagai berikut:
a. Pemberian otonomi luas Kepada sekolah dan satuan Pendidikan
KTSP mernberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan
pendidikan, disertai seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan
kurikulum sesuai dengan kondisi setempat. Sekolah dan satuan pendidikan
juga diberi kewenangan dan kekuasaan yang luas untuk mengembangkan
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik serta tuntutan
masyarakat.
b. Partisipasi Masyarakat dan Orang Tua yang tinggi
Dalam KTSP, pelaksanaan kurikulurn didukung oleh partisipasi
masyarakat dan orang tua peserta didik yang tinggi. Orang tua peserta
didik dan masyarakat tidak hanya mendukung sekolah melalui bantuan
keuangan, tetapi melalui komite sekolah dan dewan pendidikan
merumuskan serta mengembangkan program-program yang dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran.
c. Kepemimpinan yang Demokratis dan Profesional
Kepala sekolah dan guru-guru sebagai tenaga pelaksana kurikulum
merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan dan integrity
profesional. Kepala sekolah adalah manajer pendidikan profesional yang
bekerjasama dengan komite sekolah untuk mengelola segala kegiatan
sekolah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan.
d. Tim kerja yang Kompak dan Transparan
Dalam KTSP, keberhasilan pengembangan kurikulum dan
pembelajaran didukung oleh kinerja tim yang kompak dan transparan dari
berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan. Dengan demikian,
keberhasilan KTSP merupakan hasil sinergi (synergistic effect) dari
kolaborasi tim yang kompak dan transparan.
2. Kelebihan Dan Kekurangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP)
a) Kelebihan
 Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan
pendidikan.
 Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk
semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-
program pendidikan.
 KTSP memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan
mengembangkan mata pelajaran tertentu yang aspektabel bagi kebutuhan
siswa..
 KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan
memberatkan kurang lebih 20%.
 KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus
untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan.
b) Kekurangan
 Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada
kebanyakan satuan pendidikan yang ada
 Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendikung sebagai
kelengkapan dari pelaksanaan KTSP
 Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara Komprehensif
baik konsepnya, penyusunanya maupun prakteknya di lapangan
 Penerapan KTSP yang merokomendasikan pengurangan jam pelajaran akan
berdampak berkurangnya pendapatan guru.
3. Landasan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Di Sekolah
Dasar

Sebagai landasannya, KTSP disusun berdasarkan landasan filosofis dan


landasan yuridis. Landasan filosofis pada KTSP, bahwa sekolah dasar sebagai
pusat pengembangan lanjutan yang menitikberatkan budaya yang tidak
terlepas dari nilai-nilai budaya yang dianut oleh suatu bangsa. Bangsa
Indonesia memiliki nilai-nilai budaya yang bersumber pada pancasila, sebagai
falsafat hidup berbangsa dan bernegara. sehingga nilai-nilai ini dijadikan dasar
filosofis dalam pengembangan kurikulum di setiap sekolah khususnya di
sekolah dasar. Sedangkan Landasan Yuridisnya terdiri dari sebagai mana
berikut:

a) Undang-undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat 5, “Pemerintah memajukan ilmu


pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan
persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat
manusia” dan Pasal 32 ayat 1, “Negara memajukan kebudayaan nasional
Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan
masyarakat dalam memelihara dalam mengembangkan nilai-nilai
budayanya.”
b) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab II Pasal 3, ”Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik seutuhnya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”. Pasal 36 ayat 2, “Kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan peserta didik”. Pasal 38 ayat 2, “Kurikulum pendidikan
dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap
kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah
koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama
kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan
menengah”.
c) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 17 ayat 1, “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
SD/MI/SDLB, SMP/MTs./SMPLB, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK, atau
bentuk lain yang sederajat dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat,
siswa”.
d) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi.
e) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan.
f) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 dan nomor 6
Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dan
nomor 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Standar Isi dan Standar
Kompetensi Lulusan, “Satuan pendidikan dapat mengadopsi atau
mengadaptasi model Kurikulum Tingkat Satuan Pedidikan Dasar dan
Menengah yang disusun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
Departemen Pendidikan Nasional bersama unit terkait”.
g) Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. SI mencakup lingkup materi dan tingkat
kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Termasuk dalam SI adalah : kerangka dasar dan struktur
kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap
mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan
dasar dan menengah.
h) Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan
Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. SKL merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
i) Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Permendiknas
Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah dan Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar
Kompetensi Standar Kelulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
j) Permendiknas Nomor 6 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Kelulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
k) Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan.
l) Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan.
m) Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana.
n) Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses.
o) Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2009 tentang Pendidikan.

B. Pengertian Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang sedang dalam tahap
perencanaan dan saat ini sedang dalam proses pelaksanaan oleh pemerintah,
karena ini merupakan perubahan dari struktur kurikulum KTSP. Perubahan ini
dilakukan karena banyaknnya masalah dan salah satu upaya untuk
memperbaiki kurikulum yang kurang tepat.
1. Karakteristik Kurikulum 2013
Dalam kurikulum 2013 memiliki karakteristik diantaranya:
a) Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk
Kompetensi Inti (KI) satuan pendidikan dan kelas, dirinci lebih lanjut dalam
Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.
b) Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan
psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah,
kelas dan mata pelajaran.
c) Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik
untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu
untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.
d) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dijenjang pendidikan menengah
diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah
berimbang antara sikap dan kemampuan intelektual (kemampuan kognitif
tinggi).
e) Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements)
Kompetensi Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan
untuk mencapai kompetensi dalam Kompetensi Inti.
f) Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif
saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata
pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal) diikat
oleh kompetensi inti.
g) Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD).
Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas
tersebut.
h) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk
mata pelajaran dan kelas tersebut.
2. Kelebihan dan Kelemahan kurikulum 2013
a) Kelebihan Kurikulum 2013
 Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah
(kontekstual) karena berfokus dan bermuara pada hakekat peserta didik
untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan kompetensinya
masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek belajar dan
proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk bekerja dan
mengalami berdasarkan kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan.
 Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi
mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan
pengetahuan dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, serta pengembangan
aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar
kompetensi tertentu.
 Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam
pengembangannya lebih cepat menggunakan pendekatan kompetensi,
terutama yang berkaitan dengan keterampilan.
 Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan inovatif,
pendidikan karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu.
Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan
kesemua program studi.
 Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa
atau kota. Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk
memaksimalkan potensi mereka.
 Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu
kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru
untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus menerus.
b) Kelemahan Kurikulum 2013
 Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang
sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung
dalam proses pengembangan kurikulum 2013.
 Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran hasil dalam
kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan dan ujian
nasional (UN) masih diberlakukan.
 Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat, karena rumpun ilmu
pelajaran-pelajaran tersebut berbeda.

3. Landasan Kurikulum 2013


a) Landasan Yuridis
Landasan yuridis kurikulum adalah Pancasila dan Undang-undang
Dasar 1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.Lebih lanjut,
pengembangan Kurikulum 2013 diamanatkan oleh Rencana Pendidikan
Pendidikan Menengah Nasional (RJPMN). Landasan yuridis pengembangan
Kurikulum 2013 lainnya adalah Instruksi Presiden Republik Indonesia tahun
2010 tentang Pendidikan Karakter, Pembelajaran Aktif dan Pendidikan
Kewirausahaan.
b) Landasan Filosofis
Secara singkat kurikulum adalah untuk membangun kehidupan
masa kini dan masa akan datang bangsa, yang dikembangkan dari warisan
nilai dan prestasi bangsa di masa lalu, serta kemudian diwariskan serta
dikembangkan untuk kehidupan masa depan. Ketiga dimensi kehidupan
bangsa, masa lalu-masa sekarang-masa yang akan datang, menjadi landasan
filosofis pengembangan kurikulum. Pewarisan nilai dan pretasi bangsa di
masa lampau memberikan dasar bagi kehidupan bangsa dan individu sebagai
anggota masyarakat, modal yang digunakan dan dikembangkan untuk
membangun kualitas kehidupan bangsa dan individu yang diperlukan bagi
kehidupan masa kini, dan keberlanjutan kehidupan bangsa dan warga negara
di masa mendatang. Dengan tiga dimensi kehidupan tersebut, kurikulum
selalu menempatkan peserta didik dalam lingkungan sosial- budayanya,
mengembangkan kehidupan individu peserta didik sebagai warga negara yang
tidak kehilangan kepribadian dan kualitas untuk kehidupan masa kini yang
lebih baik, dan membangun kehidupan masa depan yang lebih baik lagi.

c) Landasan Empiris
Sebagai negara bangsa yang besar dari segi geografis, suku bangsa,
potensi ekonomi, dan beragamnya kemajuan pembangunan dari satu daerah
ke daerah lain, sekecil apapun ancaman disintegrasi bangsa masih tetap
ada.Maka, kurikulum harus mampu membentuk manusia Indonesia yang
mampu menyeimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat untuk
memajukan jatidiri sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan kebutuhan
untuk berintegrasi sebagai satu entitas bangsa Indonesia. Berbagai elemen
masyarakat telah memberikan kritikan, komentar, dan saran berkaitan dengan
beban belajar siswa, khususnya siswa sekolah dasar.Beban belajar ini bahkan
secara kasatmata terwujud pada beratnya beban buku yang harus dibawa ke
sekolah.Beban belajar ini salah satunya berhulu dari banyaknya matapelajaran
yang ada di tingkat sekolah dasar.Maka, kurikulum pada tingkat sekolah
dasar perlu diarahkan kepada peningkatan 3 (tiga) kemampuan dasar, yakni
baca, tulis, dan hitung, dan pembentukan karakter.

d) Landasan Teoretik
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar teori “pendidikan
berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori kurikulum
berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang
menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara untuk
suatu jenjang pendidikan. Standar bukan kurikulum dan kurikulum
dikembangkan agar peserta didik mampu mencapai kualitas standar nasional
atau di atasnya. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar
Kompetensi Lulusan.Standar Kompetensi Lulusan mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.Standar Kompetensi Lulusan dikembangkan
menjadi Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan yaitu SKL SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK.

Anda mungkin juga menyukai