Tugas Kelompok
MAKALAH PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
” Meningkatkan Mutu PKR Dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif(Cooperative Learning) Dengan Mengaitkan Pembelajaran
Konstruktivisme”
OLEH:
Kelompok I
INDANG NURTANIA (A1B3 13 085)
ARIFATUL HIDAYAH (A1B3 13 118)
MANLY PRAYNILVEN F (A1B3 13 109)
KARLINA (A1B3 13 090)
PUTU ARIANI (A1B3 13 088)
MEYRANI THAMRIN (A1B3 13 088)
KADEK RESTIKA A. (A1B3 13 092)
KELAS IIIC
PROGRAM STUDI PGSD-S1
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014
KATA PEMGENTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Profesi
Pendidikan tentang Peningkatan Profesi Keguruan.
Adapun makalah Pembelajaran Kelas Rangkap tentang Meningkatkan Mutu Pkr Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif(Cooperative Learning) Dengan Mengaitkan
Pembelajaran Konstruktivisme ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada
dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran
dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah Profesi Pendidikan tentang
Peningkatan Profesi Keguruan ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat
memberikan inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)
B. Perlunya Pembelajaran Kelas Rangkap
C. Pembelajaran Konstruktivisme Dan Pembelajaran Kooperatif
D. Penerapan Pembelajaran Kelas Rengkap (PKR)
BAB I
PENDAHULUAN
D. Latar Belakang
Di Indonesia yang mempunyai wilayah yang luas dan terdiri dari ribuan pulau, tidak
dapat dihindari adanya permasalahan penyebaran dan permasalahan perbedaan. Begitu juga
dalam sistem pendidikan kita. Misalnya dalam penyebaran guru SD, sistem pendidikan kita
belum mampu menyebarkan guru SD secara merata ke segala penjuru wilayah di tanah air.
Akibatnya masih terjadi kekurangan guru SD secara lokal dimana-mana.
Dalam masalah perbedaan kualitas hasil belajar, pada umumnya murid SD di kota-kota
besar jauh lebih baik dibandingkan dengan mereka yang berada di daerah terutama di daerah
yang terpencil. Akibatnya kekurangan guru mungkin saja akan menambah adanya perbedaan
ini.
Namun demikian, mengajar dengan merangkap kelas bukan berarti merupakan penyebab
terjadinya kurang baiknya kualitas hasil belajar mungkin hal ini dikarenakan kita belum
menemukan teknik yang tepat untuk melakukan Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR). Dalam
pembahasan ini, kita akan memahami hakikat PKR dan menerapkannya dengan Model
Cooperative Learning yang dikaitkan dengan Pembelajaran Konstruktivisme, oleh karena itu
kita tidak lagi mempunyai anggapan bahwa PKR merupakan suatu masalah yang sulit untuk
diatasi. Namun justru sebaliknya pada diri kita akan mendapatkan pemahaman bahwa PKR
adalah suatu tantangan dan kenyataan tersebut harus kita hadapi sebagai tugas guru SD.
Disamping itu PKR, bukan saja sekedar kenyataan yang harus dihadapi oleh guru, tetapi
PKR juga mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh guru yang tidak mengajar dikelas
rangkap.
E. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan yakni :
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat pembelajaran kelas rangkap (PKR)?
2. Mengapa pembelajaran kelas rangkap diperlukan (PKR) ?
3. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran Konstruktivisme dan model Cooperative
learning?
4. Bagaimana menerapkan PKR dengan Model Cooperative Learning yang dikaitkan dengan
Pembelajaran Konstruktivisme?
F. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai melalui penulisan makalah ini adalah:
1. Menjelaskan hakikat kelas rangkap (PKR).
2. Mengetahui perlunya pembelajaran kelas rangkap (PKR).
3. Menjelaskan model Cooperative Learning
4. Penerapan PKR dengan Pembelajaran Konstruktivisme dan Model Cooperative Learning
BAB II
PEMBAHASAN
G. PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DAN
PEMBELAJARAN KOOPERATIF
a. Pembelajaran Konstruktivisme
Pendekatan Konstruktivesme dalam proses pembelajaran didasari oleh kenyataan bahwa
tiap individu memiliki kemampuan untuk mengonstruksi kembali pengalaman atau
pengetahuan yang telah dimilikinya. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa pembelajaran
konstruktivisme merupakan satu tehnik pembelajaran yang melibatkan peserta didik untuk
membina sendiri secara aktif pengetahuan dengan menggunakan pengerahuan yang telah ada
dalam diri mereka masing-masing (Nabisi Lapono, dkk, 2010). Dalam pembelajaran
konstruktivisme, peranan guru hanya sebagai fasilitator atau pencipta kondisi belajar yang
memungkinkan pesserta didik secara aktif mencari sendiri informasi, mengasimilasi dan
mengadaptasi berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki masing-masing. Dengan kata lain
pembelajaran konstruktivisme peserta didik memegang peran kunci dalam mencapai
kesuksesan belajarnya. Sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator. Dengan demikian,
peranan guru dalam pembelajaran konstruktifisme adalah tidak inti, melainkan siswalah yang
harus mendapatkan tekanan utama (student-centered learning). Siswa harus aktif
mengembangkan pengetahuan mereka. Kreativitas dan keaktifan siswa akan membantu
mereka untuk berdiri sendiri dalam kehidupan kognitif mereka (Nabisi Lapono, dkk, 2010).
Proses mandiri dalam berpikir siswa perlu dibantu oleh guru. Sesuai dengan Piaget tersebut,
guru perlu menyadari bahwa siswa meski kecil sudah memiliki pemikiran pula, dan inilah
yang perlu dibantu perkembangannya (Nabisi Lapono, dkk, 2010).
Dalam praktiknya pembelajaran konstruktivisme lebih banyak bersifat belajar dalam
kelompok serta masyarakat, lebih banyak dikembangkannya kesempatan bagi siswa untuk
mengekspresikan apa yang mereka ketahui dan yang tidak mereka ketahui. Pembelajaran
konstruktivisme menuntut pembelajar yang berpikiran luas dan mendalam serta sabar dan
peka terhadap gagasan-gagasan yang berbeda dari siswa. Sedang dalam sistem pembelajaran
konstruktif sangat penting bagi guru diberi kebebasan untuk mengembangkan kelasnya
berdasarkan situasi perkembangan berpikir siswa. Guru perlu diberi keleluasaan untuk
mencoba bermacam-macam cara dan pola membantu keaktifan siswa. Guru perlu diberi
kebebasan untuk menyediakan macam-macam fasilitas yang cocok untuk lebih meningkatkan
peluang bagi siswa dalam membentuk pengetahuan mereka. Constructivism
learning menggunakan bermacam-macam kesempatan learning by doing. Kegiatan
merumuskan pertanyaan-pertanyaan tentang konsep-konsep yang akan dipelajari, membuat
pengamatan, dan saling memberikan andil pengetahuan terdahulu yang telah diketahui
(Nabisi Lapono, dkk, 2010).
5-10 v Penyimpulan
Menit
v Postes
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, sebenarnya dapat pula kita mengambil kesimpulan bahwa PKR
dengan cooperative learning tidak hanya diterapkan pada saat terjadi bencana seperti di
daerah Bantul tersebut, namun dapat pula di terapkan di daerah-daerah terpencil atau sekolah-
sekolah yang masih kekurangan guru. Karena pada model cooperative learning aktivitas
berfokus pada siswa, yang memacu kemandirian belajar siswa, meminimalisasi dominasi
guru, serta menempatkan peran guru sebagai fasilitator. Pada model cooperative
learning guru sangat mudah membagi waktu dari kelas yang satu dengan kelas yang
dirangkapnya.
Pembelajaran kooperatif sangat relvan dengan pembelajaran konstruktivisme karena
pembelajaran konstruktivisme merupakan satu teknik pembelajaran yang melibatkan peserta
didik untuk membina sendiri secara aktif pengetahuan dengan menggunakan pengetahuan
yang telah ada dalam diri mereka masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Susilowati, dkk. Pembelajaran Kelas Rangkap (Bahan Ajar Cetak). Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional
Djalil A., dkk. 2009. Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta: Universitas Terbuka
Iru La dan Arihi L. S., 2012. Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi dan
Model-model Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo.
Kurniasih Imas dan Sani Berlin. 2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum
2013 (Memahami Berbagai Aspek Dalam Kurikulum 2013).
Yogyakarta: Kata Pena
Hartono Rudi. 2013. Ragam Mengajar Yang Mudah Diterima Murid. Yogyakarta:
DIVA Press.
Lapono Nabisi, dkk. 2010. Belajar Dan Pembelajaran SD 2 SKS (Bahan Ajar
Cetak). Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional