Oleh
Kelompok 6:
BANJARMASIN
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahNya penulis
dapat menyelesaikan makalah Menulis LKS yang berjudul sistematika dan contoh LKS. Sholawat dan
salam semoga tetap dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Makalah ini
penulis susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Menulis LKS di semester 6. Tidak lupa pula penulis
ucapkan terima kasih kepada ibu Noor Cahaya, M.Pd., dan kelompok yang sangat membantu untuk
menyelesaikan makalah ini.
Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, oleh karena itu dengan kerendahan hati. Penulis
bersedia menerima kritik dan saran. Namun demikian, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat,
khususnya bagi kelompok dan umumnya bagi pembaca.
Penyusun
Kelompok 6
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Simpulan……………………………………………………………………………………...15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Lembar Kerja Siswa sebagai media pembelajaran dapat digunakan untuk menguji kemampuan
dan pemahaman siswa dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan. Karena di dalam Lembar Kerja Siswa
LKS kurang lebih 90 % dari isi keseluruhan buku adalah soal-soal. Baik pilihan ganda maupun soal isian
yang tidak tersedia jawabannya. 10% sisanya terdiri dari rangkuman pokok pembahasan secara singkat.
Dengan menggunakan LKS guru tidak lagi harus bersusah-susah untuk mengumpulkan soal-soal atau
pertanyaan. Dengan media itu guru hanya dituntut fokus memberikan pemahaman materi ajar yang
telah ditentukan secara maksimal. Untuk evaluasi maupun tes hasil belajar, guru cukup
menginformasikan dan mengarahkan terhadap soal-soal yang telah tersedia di dalam LKS. Karena
kurang lebihnya LKS berperan sebagai pemandu siswa dalam melaksanakan tugas belajar baik secara
idividu maupun kelompok.
LKS sebagai turunan dari konsep besar menjawab pertanyaan. Dengan menggunakan LKS berarti
memfasilitasi siswa dapat menjawab soal-soal tentang mata pelajaran yang telah dipelajari. Dengan
adanya LKS siswa dapat memahami materi pelajaran secara keseluruhan dengan lebih mudah. Karena
menjawab soal-soal dalam LKS sama halnya dengan mempelajari tentang suatu hal secara berulang-
ulang. Tentunya siswa akan memahami secara mendalam. Menjadikan LKS sebagai instrumen kegiatan
belajar mengajar merupakan strategi yang efektif untuk melatih ingatan siswa dalam menguasai materi
pelajaran.
Menjawab pertanyaan merupakan kunci belajar. Secara praktis, LKS biasanya digunakan setiap akhir
penyampaian suatu materi ajar. Baik dengan dijawab secara langsung di kelas maupun dijadikan
pekerjaan rumah.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran. Secara umum LKS
merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Lembar kerja siswa berupa lembaran kertas yang berupa informasi
maupun soal-soal (pertanyaan-pertanyaan) yang harus dijawab oleh peserta didik. LKS ini sangat baik
digunakan untuk menggalakkan keterlibatan peserta didik dalam belajar baik dipergunakan dalam
penerapan metode terbimbing maupun untuk memberikan latihan pengembangan.
LKS merupakan stimulus atau bimbingan guru dalam pembelajaran yang akan disajikan secara
tertulis sehingga dalam penulisannya perlu memperhatikan kriteria media grafis sebagai media visual
untuk menarik perhatian peserta didik. Paling tidak LKS sebagai media kartu. Sedangkan isi pesan LKS
harus memperhatikan unsur-unsur penulisan media grafis, hirarki materi dan pemilihan pertanyaan-
pertanyaan sebagai stimulus yang efisien dan efektif. (Hidayah, 2007:8). Melalui LKS guru menyuruh
siswa untuk menjawab soal-soal yang telah tersedia setelah menaikkan materi pokok tertentu. Baik
secara personal maupun kelompok.
a. LKS hanya terdiri dari beberapa halaman, tidak sapai seratus halaman.
b. LKS dicetak sebagai bahan ajar yang spesifik untuk dipergunakan oleh satuan tingkat pendidikan
tertentu.
c. Di dalamnya terdiri uraian singkat tentang pokok bahasan secara umum, rangkuman pokok bahasan,
puluhan soal-soal pilihan ganda dan soal-soal isian.
Secara konseptual LKS merupakan media pembelajaran untuk melatih daya ingat siswa terhadap
pelajaran-pelajaran yang telah didapat di dalam kelas. LKS juga dapat dikatakan sebagai aplikasi teori
bank soal yang sebelumnya bank soal merupakan suatu cara untuk melatih kecerdasan siswa. Guru
mengumpulkan soal-soal sebanyak-banyaknya dan diberikan terhadap siswa agar dijawab dengan
benar.
Selain itu juga LKS dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar berkala yang statusnya tidak
formal. Guru dapat menggunakan LKS untuk mengetahui pengetahuan siswa terhadap materi pelajaran
yang telah disampaikan.
Menurut Akhyar dan Musta’in LKS dapat berfungsi sebagai: (1) Alat bantu belajar siswa. (2) Sebagai
dokumen berharga bagi guru untuk mengetahui tugas murid yang bersangkutan.
Tujuan penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
1. Memberi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang perlu dimiliki oleh peserta didik.
2. Mengecek tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah disajikan.
3. Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit disampaikan secara lisan.
Manfaat yang diperoleh dengan penggunaan LKS dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut.
d. Sebagai pedoman guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran.
e. Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan
belajar.
f. Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan
belajar secara sistematis.
A. Keunggulan
a. Dari aspek penggunaan: merupakan media yang paling mudah. Dapat dipelajari di mana saja dan
kapan saja tanpa harus menggunakan alat khusus.
b. Dari aspek pengajaran: dibandingkan media pembelajaran jenis lain bisa dikatakan lebih unggul.
Karena merupakan media yang baik dalam mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar tentang
fakta dan mampu menggali prinsip-prinsip umum dan abstrak dengan menggunakan argumentasi yang
realistis.
c. Dari aspek kualitas penyampaian pesan pembelajaran: mampu memaparkan kata-kata, angka-
angka, notasi, gambar dua dimensi, serta diagram dengan proses yang sangat cepat.
d. Dari aspek ekonomi: secara ekonomis lebih murah dibandingkan dengan media pembelajaran yang
lainnya.
B. Kelemahan
a. Tidak mampu mempresentasikan gerakan, pemaparan materi bersifat linear, tidak mampu
mempresentasikan kejadian secara berurutan;
b. Sulit memberikan bimbingan kepada pembacanya yang mengalami kesulitan memahmi bagian-
bagian tertentu;
c. Sulit memberikan umpan balik untuk pertanyaan yang diajukan yang memiliki banyak
kemungkinan jawaban atau pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang kompleks dan mendalam;
d. Tidak mengakomodasi siswa dengan kemampuan baca terbatas karena media ini ditulis pada
tingkat baca tertentu;
e. Memerlukan pengetahuan prasyarat agar siswa dapat memahami materi yang dijelaskan. Siswa
yang tidak memenuhi asumsi pengetahuan prasyarat ini akan mengalami kesulitan dalam memahami;
f. Cenderung digunakan sebagai hafalan. Ada sebagaian guru yang menuntut siswanya untuk
menghafal data, fakta dan angka. Tuntutan ini akan membatasi penggunaan hanya untuk alat
menghafal;
g. Kadangkala memuat terlalu banyak terminologi dan istilah sehingga dapat menyebabkan beban
kognitif yang besar kepada siswa;
h. Presentasi satu arah karena bahan ajar ini tidak interaktif sehingga cenderung digunakan dengan
pasif, tanpa pemahaman yang memadai.
1. Analisis kurikulum untuk menentukan materi yang memerlukan bahan ajar LKS.
4. Penulisan LKS.
a) Rumusan kompetensi dasar LKS diturunkan dari buku pedoman khusus pengembangan silabus.
Kompetensi dapat dirumuskan dengan mengacu dari kurikulum yang dipakai, guru langsung
mencantumkan kompetensi yang ada pada kurikulum dan perangkat pembelajaran ke dalam LKS.
b) Menentukan alat penilaian. Penilaian perlu dilakukan dalam setiap pembelajaran, maka sangat
perlu dalam LKS dicantumkan alat penilaian yang digunakan. Penilaian ditentukan sesuai kebutuhan
serta bentuk dan tujuan dari penggunaan LKS .Perhatikan juga apakah perlu adanya pre-test atau tidak
jika ada tentu harus dicantumkan pada awal pada struktur LKS tersebut nantinya.
c) Menyusun materi. Penyusunan materi jelas harus dilakukan dengan mengacu pada materi dan hal-
hal apa saja yang harus disampaikan. Materi ditulis diambil dari sumber belajar yang telah ditentukan
sebelumnya. Perlu diperhatikan juga seberapa dalam materi harus dicantumkan dalam LKS, jika
menggunakan sumber belajar lain seperti buku teks pelajaran atau lainnya maka materi yang
dicantumkan dalam LKS dapat secara umum dan informasi tambahan yang tidak terdapat dalam sumber
belajar lain yang digunakan.
d) Menyusun Struktur LKS. Struktur bahan ajar Lembar Kerja Siswa (LKS) harus sangat diperhatikan, ini
berkaitan dengan bagaimana kemudahan dalam menggunakan LKS tersebut nantinya. LKS harus disusun
secara baik, urut, dan tidak menimbulkan kebingungan dalam penggunaannya. Struktur bahan ajar LKS
harus disusun urut yang setidaknya terdiri atas 6 komponen yaitu judul, petunjuk belajar, kompetensi,
informasi pendukung, tugas atau langkah kerja, dan penilaian
· Petunjuk belajar
· Indikator
· Informasi pendukung
· Penilaian
Ada dua macam lembar kerja siswa (LKS) yang dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah.
Lembar kerja siswa berstruktur memuat informasi, contoh dan tugas-tugas. LKS ini dirancang untuk
membimbing peserta didik dalam satu program kerja atau mata pelajaran, dengan sedikit atau sama
sekali tanpa bantuan pembimbing untuk mencapai sasaran pembelajaran. Pada LKS telah disusun
petunjuk dan pengarahannya, LKS ini tidak dapat menggantikan peran guru dalam kelas. Guru tetap
mengawasi kelas, memberi semangat dan dorongan belajar dan memberi bimbingan pada setiap siswa.
Rumaharto (dalam Hartati, 2002:22) menyebutkan bahwa LKS yang baik harus memenuhi
persyaratan konstruksi dan didaktik. Persyaratan konstruksi tersebut meliputi syarat-syarat yang
berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat kesukaran dan kejelasan
yang pada hakekatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pihak pengguna LKS yaitu
peserta didik sedangkan syarat didaktif artinya bahwa LKS tersebut haruslah memenuhi asas-asas yang
efektif
Lembar kerja dapat digunakan sebagai pengajaran sendiri, mendidik siswa untuk mandiri, percaya
diri, disiplin, bertanggung jawab dan dapat mengambil keputusan. LKS dalam kegiatan belajar mengajar
dapat dimanfaatkan pada tahap penanaman konsep (menyampaikan konsep baru) atau pada tahap
penanaman konsep (tahap lanjutan dari penanaman konsep). Pemanfaatan lembar kerja pada tahap
pemahaman konsep berarti LKS dimanfaatkan untuk mempelajari suatu topik dengan maksud
memperdalam pengetahuan tentang topik yang telah dipelajari pada tahap sebelumnya yaitu
penanaman konsep
Contoh 1
Kelas/Semester : 7/1
Guru : Retno Utami, S.Pd.
Kompetensi Dasar
3.1 Menemukan makna kata tertentu dalam kamus secara cepat dan tepat sesuai dengan konteks yang
diinginkan melalui kegiatan membaca memindai.
3.2 Menyimpulkan isi bacaan setelah membaca 200 kata per menit.
A. Membaca Teks
Demikian berkali-kali terdengar suara petugas di loket pengurusan visa. Entah sampai kapan kita bisa
menanamkan etos disiplin. Jalanan macet, birokrasi semrawut, loket-loket pembayaran berjubel
berdesak-desakan, semua semakin parah hanya karena kita tidak mempunyai etos disiplin. Padahal kita
telah mengimpor prasarana baru untuk menumbuhkan disiplin. Sering kita lihat dibangunnya jalan tol,
dibukanya restoran-restoran Amerika, bank-bank asing, dan supermarket yang diharapkan di tempat-
tempat itu kita dilatih antri, dilatih sabar, dan dilatih menghormati hak azasi orang lain. Ironisnya,
kalangan elit yang notabene terpelajar dan tahu aturan malah menyumbangkan perannya sebagai agen
ketidaktertiban antri, meskipun yang dominan tetap masyarakat bawah. Untuk kelompok papan atas,
uang tidak menjadi masalah, di kalangan akar rumput justru uang paslah persoalan urgen yang
menyebabkan mereka tidak tertib. Pemandangan bergerombol, berdesak-desakan, dan sikut-sikutan
masih sering kita lihat di tempat-tempat umum. Coba kita tengok bus kota kita. Sampai saat ini, kita
belum bisa menemukan pemandangan tertib antri penumpang bus.
Yang tidak bisa diabaikan berkaitan dengan budaya antri ini adalah petugas pelaksana pelayanan publik,
baik itu petugas jaga loket penjualan karcis, atau yang sejenisnya, termasuk petugas security. Terkadang
banyak orang tidak mau antri karena sikap dan ulah mereka yang berat sebelah hanya karena umur,
status sosial, kemampuan ekonomi, dan tinggi rendahnya pendidikan. Tentu kebiasaan seperti itu akan
mendorong masyarakat untuk tidak mematuhi budaya antri. Dan bisa jadi keadaan inilah mungkin yang
menjadi pangkal tidak dimilikinya etos disiplin dalam masyarakat kita.
Dalam zaman modern ini terlebih di era millenium ini tidak berlaku lagi budaya harap maklum.
Semua mempunyai tanggung jawab sendiri, tidak ada deferensiasi karena sebab apapun. Yang datang
terlambat harus berdiri di belakang antrian. Memang ada perkecualian dalam setiap ketentuan. Tetapi
kalau perkecualian itu lebih besar daripada yang semestinya, itu berarti preseden buruk.
Bukan polisi yang salah bila lalu lintas semrawut dan orang saling berebut. Bukan pemerintah yang
keliru bila masyarakat tak bisa patuh. Tapi kita. Satu per satu dari kita harus introspeksi agar menjadi
makhluk yamg disiplin. Satu per satu dari kita perlu mendapat penghormatan sambil tidak lupa
menghormati sesama kita setinggi-tingginya. Sangat mungkin terjadi disiplin nasional akan menjadi
acuan penghormatan kita. Baik kepada undang-undang, kepada diri kita sendiri, maupun terhadap
masyarakat secara nasional. Mengapa kita tidak bisa mengambil pelajaran atas budaya disiplin, dalam
hal ini budaya antri, dari negara tetangga kita yang sudah maju, misalnya Jepang dan Singapura. Di sana
masyarakat sudah terbiasa antri. Tidak umpel-umpelan, meskipun sudah membayar barang obralan, toh
mereka tetap antri sampai berekor panjang.
Kalau sampai kapan pun kita tidak bisa tertib, alangkah memalukan. Kedudukan kita dalam keluarga
bangsa-bangsa ditentukan oleh kemampuan kita untuk disiplin menghormati orang lain. Kita tidak bisa
terus-menerus liar berebutan. Memang di sinilah tantangan yang sedang kita hadapi dan masih
memerlukan norma-norma baru.
Tetapi cobalah kita berandai-andai membangun norma-norma baru yang lebih unggul, lebih
relevan dengan zaman dan lebih memuliakan manusia sebagai mahkluk yang berbudaya. Dengan pikiran
yang jernih, kita mulai bisa melihat bahwa budaya bukanlah milik kita pribadi, tetapi milik kita bersama.
Kalau kita masing-masing tahu diri, akhirnya masyarakat juga tahu diri. Kalau kita satu per satu sadar
akan pentingnya budaya tertib dan disiplin, bangsa kita pun akan sadar disiplin nasional.
Tugas
A. Carilah makna kata-kata sulit berikut ini di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
1. Visa :
2. Birokrasi :
3. Etos :
4. Prasarana :
5. Elit :
6. Notabene :
7. Agen :
8. Dominan :
9. Urgen :
10. Sikut-sikutan :
B. Pilihlah 5 kata dari kata-kata di atas, kemudian buatlah 5 kalimat menggunakan kata-kata
tersebut.
C. Berikan pendapatmu terhadap budaya antri di kalangan siswa SMP YPK saat ini.
Contoh 2
Kelas/Semester : 7/1
Kompetensi Dasar:
2.2 Menyampaikan pengumuman dengan intonasi yang tepat serta menggunakan kalimat-kalimat yang
lugas dan sederhana.
2.3 Menulis teks pengumuman dengan bahasa yang efektif, baik, dan benar.
Pemberitahuan atau penyebaran informasi mengenai suatu hal atau kegiatan biasa dikenal dengan
pengumuman. Pengumuman dapat disebarkan melalui beragam media, misalnya televisi, radio, surat
edaran, memasangnya di papan pengumuman, memasangnya di media cetak seperti surat kabar, atau
majalah.
Agar kamu dapat menulis pengumuman dengan baik dan bermakna, kamu akan melakukan
serangkaian aktivitas berikut: (1) dapat membaca beragam contoh pengumuman, (2) mendiskusikan isi
pengumuman, (3) menulis teks pengumuman, dan (4) menilai teks pengumuman yang kamu tulis.
Beragam contoh pengumuman dapat kita lihat setiap hari. Coba kamu amati dengan saksama beberapa
contoh teks pengumuman berikut ini!
Contoh 1
Untuk pemenang yang tinggal di wilayah Jakarta dimohon mengambil hadiahnya di Promosi XY-Kids
Gedung Guna Elektro Lt 2, Jl. Arjuna utara No.50, Kebun Jeruk, Jakarta Barat 11510, Telepon: (021)
56662153, 5662734, Fax: (021) 5634426. Sedangkan bagi pemenang yang tinggal di luar wilayah Jakarta,
hadiah akan dikirim ke alamat yang tertulis di kartu pos yang dikirim pemenang.
Contoh 2
PENGUMUMAN
Kepada:
Kru dan masyarakat yang berminat mengikuti pelatihan ini dimohon segera mengisi formulir
pendaftaran dan mengembalikan formulir tersebut paling lambat tanggal 10 Mei 2010.
Manager Operasional Star FM
Contoh 3
PENGUMUMAN
Diumumkan kepada para siswa kelas VII SMP Sinar Mulia yang telah ditunjuk menjadi petugas upacara
Hari Pendidikan Nasional 2010, diharap berkumpul di lapangan upacara pada hari Senin,1 Mei 2010
pukul 08.00 tepat, untuk melaksanakan gladi bersih persiapan upacara Hari Pendidikan Nasional 2010.
Dimohon semua hadir tepat waktu.
Pembina Osis
Contoh 1
Contoh 2
Contoh 3
b. Oleh karena ditujukan kepada khalayak umum, bahasa pengumuman harus jelas,
lugas, tidak menimbulkan banyak tafsiran makna, dan tidak memuat kata-kata yang sulit dipahami, dan
tentu saja harus bermakna.
Setelah kamu mengamati tiga macam contoh pengumuman tersebut, berlombalah menulis
teks pengumuman dengan ketentuan sebagai berikut!
· Isi : lomba karya tulis ilmiah remaja dalam rangka memperingati ulang tahun sekolah ke-25
· Penyelenggara : OSIS
· Peserta dapat menciptakan kreasi sesuai dengan ciri khas masing- masing kelompokdengan
memperhatikan unsur keaslian.
· Usahakan pengumuman yang kamu susun benar-benar bermakna (jelas, dapat dipahami, dan
berguna)
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran. Secara umum LKS
merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Lembar kerja siswa berupa lembaran kertas yang berupa informasi
maupun soal-soal (pertanyaan-pertanyaan) yang harus dijawab oleh peserta didik. LKS ini sangat baik
digunakan untuk menggalakkan keterlibatan peserta didik dalam belajar baik dipergunakan dalam
penerapan metode terbimbing maupun untuk memberikan latihan pengembangan.
Secara konseptual LKS merupakan media pembelajaran untuk melatih daya ingat siswa terhadap
pelajaran-pelajaran yang telah didapat di dalam kelas. LKS juga dapat dikatakan sebagai aplikasi teori
bank soal yang sebelumnya bank soal merupakan suatu cara untuk melatih kecerdasan siswa. Guru
mengumpulkan soal-soal sebanyak-banyaknya dan diberikan terhadap siswa agar dijawab dengan
benar.
Sebagai media pembelajaran LKS memiliki keunggulan dan kelemahan, namun tidak berarti LKS
tidak dapat digunakan. Struktur LKS secara umum adalah judul, mata pelajaran, tempat, petujuk belajar,
kompetensi yang akan dicapai, indikator, informasi pendukung, tugas-tugas dan langkah-langkah kerja
dan penilaian.
3.2 Saran
Dengan disusunnya makalah Menulis LKS tentang sistematika dan contoh LKS, penulis
mengharapkan pembaca dapat mengetahui isi serta struktur dari contoh-contoh LKS sehingga dapat
menjadi penulis yang kompetitif di kemudian hari.
Untuk mengetahui lebuh jauh, lebih banyak, dan lebih lengkap tentang pembahasan LKS, pembaca
dapat membaca dan mempelajari buku-buku dari berbagai pengarang, karena penulis hanya membahas
garis besar saja tentang sistematika dan contoh LKS saja
DAFTAR PUSTAKA
Berbagi
9 komentar:
NIM : A1B114085
Kelompok : 5
Dalam LKS ada banyak jenis cara evaluasi,saya ingin bertanya apakah ada patokan baku mengenai jenis-
jenis evaluasi tersebut dalam pembuatan LKS? Misalnya jumlahnya dsb
Terimakasih
Balas
Balasan
Kami rasa patokan evaluasi tersebut bergantung pada KD yang digunakan apa dan jumlahnya pun di
sesuaikan agar peserta didik tidak terlalu terbebani dengan tugas-tugas yang diberikan nantinya.
Balas
Saya mau bertanya, bagaimana kita dapat mengetahui kalau struktur lks tersebut ada kesalahan?
Jelaskan
Balas
Balasan
Saya akan menjawab pertanyaan dari Mahmuda. Untuk mengetahui apakah struktur Lks tersebut ada
kesalahan, maka lihat kembali pada sistematika penulisan LKS. Apabila struktur LKS yang ada tidak
sesuai dengan sistematika, maka LKS tersebut tidak dibuat berdasarkan ketentuan yang sudah ada.
Maka, penting sekali sebelum membuat LKS gury harus mengikuti sistematika yang berlaku agar tidak
ada kesalahan.
kita mengetahui lks tersebut ada kesalahan jika disusun secara tidak baik, tidak urut,menggunakan kata-
kata yang sulit di pahami, dan masih menimbulkan kebingungan pada peserta didik.
Balas
Rieska Annanda
A1B114095
Kelompok 5
Bagaimana LKS yang sekarang beredar ? apakah telah sesuai dengan sistematika penulisan LKS ?
Balas
Balasan
Kami rasa sudah sesuai karena untuk mengedarkan lks tersebut tentu sudah diperiksa secara berkali-
kali, dan kalaupun masih ada yang kurang sesuai dengan sistematika penulisan lks berarti masih kurang
teliti dalam pemeriksaannya.
Balas
Balas
Balas
Beranda
Kontributor
Lizuns Official
Rosmiati
Unknown
Unknown
Unknown
Unknown
Unknown
Unknown
Unknown
Unknown
Unknown
Unknown
Unknown