membantu peserta didik untuk mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam
masyarakat dengan menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan
kemampuan analitis dan imajinatif (Depdiknas, 2006).
Sesuai dengan kenyataan yang terjadi pada saat ini, mata pelajaran bahasa Indonesia
sering diremehkan oleh sebagian besar siswa, bahkan dianggap sebagai mata pelajaran yang
membosankan, khususnya dalam aspek menulis. Siswa menganggap bahwa mata pelajaran
bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang selalu menulis, menulis, dan menulis. Peristiwa
itu bisa dilihat ketika siswa diminta untuk menulis sebuah karangan sederhana atau puisi,
mereka sering mengeluh dan terlihat bingung dengan apa yang ingin mereka tulis.
Kebosanan, kejenuhan, serta kebingungan siswa dalam hal menulis dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain :
1. Kurangnya minat siswa terhadap kegiatan menulis.
2. Kurangnya motivasi siswa, baik dari dalam diri mereka maupun dari lingkungan belajar.
3.
dan
kreativitas siswa dalam berbahasa maupun bersastra.
Kurangnya motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya pada
aspek menulis, secara otomatis menyebabkan prestasi belajar (hasil belajar) siswa kurang
mencapai target yang diharapkan.
Menurunnya motivasi siswa yang berakibat pada menurunnya prestasi belajar (hasil
belajar) siswa dapat dibuktikan dengan hasil tes yang dilaksanakan pada siswa kelas III SDN
Benteng Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur. Dari tes tersebut diperoleh nilai
rata-rata yang seharusnya mencapai angka 7, pada kenyatannya hanya mencapai angka 6,7.
Untuk menulis karangan, hanya beberapa anak yang menulis tanpa kesalahan ejaan,
sementara lebih dari 30% anak yang dikategorikan menulis dengan kesalahan ejaan terparah,
dan hanya beberapa anak isi tulisannya dapat dinilai baik, karena gagasan yang diungkapkan
jelas dengan urutan yang logis. Dengan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya,
maka guru harus mengambil tindakan, yakni dengan mencari dan menggunakan suatu
pendekatan pembelajaran yang efektif, inovatif, dan berpotensi memperbaiki pembelajaran
menulis, sehingga meningkatkan minat, motivasi, dan sikap siswa terhadap pembelajaran
menulis. Dengan demikian guru dapat menggunakan pendekatan kontestual (Contextual
Teaching Learning (CTL)).
Kabupaten Aceh Timur pada mata pelajaran bahasa Indonesia pada aspek menulis?
Apakah pendekatan kontekstual (Contextual Teaching Learning (CTL)) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN Benteng Kecamatan Birem Bayeun
Kabupaten Aceh Timur pada mata pelajaran bahasa Indonesia pada aspek menulis
C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengungkap pendekatan yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas III SDN
Benteng Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur pada mata pelajaran bahasa
Indonesia aspek menulis.
2. Mengungkap suatu pendekatan yang dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas III SDN
Benteng Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur pada mata pelajaran bahasa
Indonesia aspek menulis.
3. Mengungkap suatu pendekatan yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa III SDN
Benteng Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur pada mata pelajaran bahasa
Indonesia aspek menulis.
D. Manfaat
a. Bagi Siswa
Penelitan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi siswa dalam pembelajaran,
sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar bahasa Indonesia, khususnya dalam aspek
menulis. Dengan demikian, siswa dapat menyukai kegiatan menulis dan dapat
menegmbangkan kreativitas siswa dalam menuangkan berbagai ide, gagasan, serta
pengalamannya dalam sebuah tulisan imajinatif yang dapat dinikmati oleh orang lain.
b.
Bagi Guru
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi guru, yakni dapat memberikan pengalaman
dan wawasan bagi guru bahwa dalam membelajarkan bahasa Indonesia, khususnya bagi
siswa kelas rendah membutuhkan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang dapat
memberikan rasa nyaman dan rasa senang pada siswa pada saat pembelajaran. Sehingga
siswa dapat termotivasi dalam belajar dan akan berakibat pada pencapaian hasil belajar yang
maksimal dan sesuai dengan harapan.
c. Bagi Sekolah
Penelitian tindakan ini dilakukan sebagai tolok ukur dalam peningkatan dan perbaikan mutu
pembelajaran di sekolah.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KAJIAN PUSTAKA
1. Kajian Teori
Menulis merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang
dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Menulis memerlukan keterampilan karena
diperlukan latihan-latihan yang berkelanjutan dan terus-menerus (Dawson, dkk, dalam
Nurchasanah 1997:68). Secara garis besar menulis adalah bentuk dari komunikasi yang
membutuhkan keterampilan agar menghasilkan tulisan yang baik.
Tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran menulis adalah agar siswa mampu
mengungkapkan gagasan, pendapat, dan pengetahuan secara tertulis serta memiliki
kegemaran menulis (Depdikbud, 1994).
Dalam belajar bahasa Indonesia, khususnya pada aspek menulis diperlukan motivasi
yang dapat meningkatkan hasil tulisan siswa.
Hal-hal yang dapat memotivasi siswa dalam belajar antara lain :
a. Anak yakin bahwa apa yang dipelajari akan bermanfaat bagi dirinya.
b. Situasi belajar yang menyenangkan
Menurut M. Sobry Sutikno, motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan
sebagai daya penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam
diri sesesorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan.
Nasution (1992) mengungkapkan pengertian motivasi belajar, yaitu kondisi psikologis
yang mendorong seseorang untuk belajar. Sedangkan Nurhayati (1999, dalam Maulana,
2002) berpendapat bahwa motivasi belajar adalah suatu dorongan atau usaha untuk
menciptakan situasi, kondisi, dan aktivitas belajar, karena didorong adanya kebutuhan untuk
mencapai tujuan belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah
dorongan dalam diri individu untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi ada dua, yaitu
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsisk. Motivasi intrinsik, adalah motivasi yang timbul
dari dalam diri individu tanpa ada paksaan dari orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.
Motivasi ekstrinsik, adalah jenis motivasi yang tmbul sebagai akibat pengaruh dari luar diri
individu atau motivasi yang timbul karena pengaruh dari lingkungan. Menurut McKeachie
(1986), kemampuan guru menjadikan dirinya model mampu membangkitkan rasa ingin tahu
dan kesanggupan dalam diri peserta didik merupakan aset utama dalam membangkitkan
motivasi.
Peningkatan motivasi belajar siswa secara otomatis dapat mempengaruhi belajarnya.
Hasil belajar ditentukan oleh gabungan kemampuan dasar anak dan kesungguhan dalam
belajar. Kesungguhan ditentukan oleh motivasi belajar anak (Depdiknas, 2000).
Dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, maka seorang guru perlu mengadakan
inovasi dalam pembelajaran, yakni dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang
efektif dan inovatif. Dalam hal ini, guru dapat menggunakan pendekatan kontekstual
(Contextual Teaching Learning (CTL)).
Pengalaman siswa yang tumbuh dari lingkungan keluarga maupun masyarakat sekitar
merupakan material yang sangat berharga, dan dapat dikembangkan dalam pembelajaran.
Dengan penugasan dari guru, siswa bekerja sama untuk menyelesaikan masalah (problembased learning) dan saling menghargai, sehingga hubungan antar siswa akan lebih harmonis,
dan hasil menulis siswa akan lebih baik dengan memadukan pemikiran dari seluruh
anggotanya. Dengan pembelajaran di luar kelas, diharapkan siswa dapat memperoleh
inspirasi dan imajinasi, sehingga siswa dapat menulis dengan baik.
2. Hipotesis Tindakan
Dengan pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching Learning (CTL), diharapkan
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas III SDN Benteng Kecamatan Birem Bayeun
Kabupaten Aceh Timur pada mata pelajaran bahasa Indonesia dalam aspek menulis.
B. METODE PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (classromm-based
action research) dengan peningkatan pada unsur desain untuk memungkinkan diperolehnya
gambara kefektifan tindakan yang dilakukan.
a.
Perencanaan Awal
Guru (peneliti) merencanakan kegiatan penelitian tindakan kelas dengan menentukan
kegiatan serta pendekatan yang akan dilaksanakan. Pada perencanaan awal ini, guru
mengidentifikasi masalah yang terjadi di kelas serta menentukan suatu penyelesaiannya
dengan menggunakan metode pembelajaran, model pembelajaran, maupun pendekatan
pembelajaran tertentu.
b. Perencanaan Tindakan
Guru (peneliti) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman dan
acuan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Guru (peneliti) membuat jadwal
perencanaan tindakan kelas, dan mempersiapkan alat peraga atau media yang diperlukan
dalam penelitian.
c.
Pelaksanaan Tindakan
Penelitian dilaksanakan oleh guru kelas dan dapat bekerja sama dengan guru lain yang
tebentuk dalam satu tim agar hasilnya lebih maksimal.
d. Observasi
Observasi merupakan kediatan pengamatan/pengambilan data untuk mengetahui seberapa
jauh efek tindakan. Observasi dapat dilakukan dengan menggunakan lembar observasi.
e.
Refleksi
Guru (peneliti) mengadakan refleksi untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa terhadap
penelitian yang telah dilaksanakan sebagai pedoman atau acuan dalam pelaksanaan siklus
berikutnya.
dasar menulis karangan, dan menyiapkan alat peraga atau media yang diperlukan dalam
penelitian tindakan. Pada siklus ini, peneliti menggunakan media gambar seri untuk menulis
karangan sederhana. Guru membuat gambar yang berhubungan dengan situasi yang aktual
pada saat ini. Gambar dibuat dengan ukuran yang sesuai, agar dapat dinikmati oleh semua
siswa.
Pelaksanaan
gambar seri yang telah disusun secara bersama-sama. Secara berkelompok siswa
menceritakan gambar tersebut dalam bentuk karangan sederhana. Siswa membacakan hasil
karyanya. Karya dipajangkan, dan memdapatkan komentar dari kelompok lain. Guru dan
siswa menetapkan kelompok dengan hasil karya terbaik dan kelompok terkompak. Guru
memberikan penghargaan kepada kelompok-kelompok yang terpilih.
Observasi
: Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang berupa check list
untuk mengetahui
b. Perencanaan Siklus II
Perencanaan
: Guru membuat RPP dan mempersiapkan alat peraga ataupun media sebagai
penunjang pelaksanaan siklus II. Pada siklus ini, pembelajaran dilakukan di luar kelas untuk
mengurangi kejenuhan siswa, sehingga dapat menuangkan imajinasinya dalam menulis. Pada
siklus ini, guru menggunakan media lingkungan sekitar. Siklus ke II ini, juga dilaksanakan
sebagai tolok ukur sejauh mana minat siswa terhadap pembelajaran menulis, serta untuk
mengetahui tingkat keterampilan siswa dalam menulis.
Pelaksanaan
: Siswa menuliskan (menceritakan) hal yang ada dan terjadi di lingkungan siswa
dalam bentuk paragraf ataupun puisi. Dengan kebebasan siswa untuk memilih bentuk
karyanya, diharapkan siswa merasa senang dan lebih meningkatkan keterampilan menulisnya
sesuai dengan kemampuan siswa.
Observasi
: Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang berupa check list
untuk mengetahui sejauh mana minat siswa terhadap pembelajaran menulis setelah
pelaksanaan siklus I, untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran, serta untuk
mengetahui tingkat keterampilan dan daya imajinasi siswa dalam menulis, mengetahui
kemahiran siswa dalam mengolah kata-kata sehingga menjadi sebuah tulisan yang utuh dan
runtut dengan kesesuaian ejaan, pemakaian tanda baca yang tepat, serta kerapian tulisan
setelah pelaksanaan siklus II.
Refleksi : Guru membuat analisis data untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan. Jika hasilnya
memenuhi target, maka penelitian tindakan akan dihentikan, dan jika kurang berhasil maka
penelitian tindakan akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.
3. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN Benteng Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur.
4. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas III SDN Benteng Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten
Aceh Timur, berjumlah 20 siswa untuk semester 1 tahun ajaran 2007/2008.
5. Data dan Sumber Data
Jenis data dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dapat berupa peningkatan
hasil belajar siswa setelah dilakukan penelitian tindakan. Data kuantitatif menerangkan minat
siswa dalam belajar, suasana kelas, dan aktivitas siswa.
Sumber data dapat diperoleh dari guru, siswa, dan dokumen.
Pelaksanaan
.
1.
penelitian
Siklus I
a. Perencanaan
Pebruari
1 2 3 4
Maret
1 2 3
b. Tindakan
c. Observasi
d. Refleksi
April
1 2 3
2.
Siklus II
a. Perencanaan
3.
b. Tindakan
c. Observasi
d. Refleksi
Siklus III
a. Perencanaan
4.
b. Tindakan
c. Observasi
d. Refleksi
Pelaporan
hasil
penelitian
I. TIM PENELITIAN
a.
Nama
: Syaprida
NIM
Jabatan
: Ketua
b. Nama
: Samidi
NIP
Jabatan
: Anggota
Daftar Pustaka
Alfianto, Achmad, 2006. Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah, Metamorfosis Ulat menjadi
Kepompong. Artikel Pendidikan Network, (Online), (http://re-researchengines.com, diakses
24 Oktober 2007).
Aqib, Zainal, 2006. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.
Depdikbud, 1994. Kurikulum SD GBPP Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
Depdiknas, 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching Learning (CTL)). Jakarta:
Depdiknas.
Depdiknas, 2007. Motivasi Kuat, Prestasi Meningkat, Meningkatkan Motivasi Belajar Anak/Siswa.
Artikel Les Privat FSQ, (Online), (http://lesprivat.fsq.blogspot.com, diakses 24 Oktober
2007).
Hamidin,
Zolazlan,
2001.
P&P
Kontekstual
Sains
dan
Matematik,
(Online),
(http://www.tutor.com.my, diakses 22 Nopember 2007).
Mastur, Zainuri, 2004. Model Pembelajaran Lingkungan, (Online), (http://www.suaramerdeka.com,
diakses 6 Nopember 2007).
Pepak, Pustaka, 2006. Masalah Motivasi Belajar, (Online), (http://pepak.sabda.org, diakses 24
oktober 2007).
Pulang, Rindu, 2007. Menulis itu Indah, (Online), (http://rindupulang.blogspot.com, diakses 24
Oktober 2007).
Sutikno, M. Sobry, 2007. Peran Guru dalam Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa, (Online),
(http://www.bruderfic.or.id, diakses 22 Nopember 2007).
Wijayanti, Ari, 2007. Pengajaran Bahasa Indonesia yang Efektif. Portal Dunia Guru, (Online),
(http://lubisgrafura.wordpress.com, diakses 24 Oktober 2007).