Anda di halaman 1dari 7

WANDA MUZDALIFAH

3A

Tugas Tutorial ke-2


PDGK4204/ Pendidikan Bahasa Indonesia di SD
Pahami pernyataan berikut!

Bahasa dan sastra merupakan satu mata uang dengan dua sisi yang saling berkaitan. Mereka
memiliki hubungan yang sangat erat. Keduanya juga merupakan mata pelajaran yang wajib
diajarkan. Oleh karena itu, empat aspek keterampilan berbahasa juga terdapat dalam
kemampuan bersastra.

Berdasarkan pernyataan tersebut, jawablah dua pertanyaan berikut!


01. Berikan contoh masing-masing 2 kegiatan dari setiap 4 aspek keterampilan bahasa baik
kemampuan berbahasa maupun kemampuan bersasatra!
Jawab:
Terdapat 4 aspek keterampilan Bahasa, diantaranya adalah :
• Mendengarkan : Aspek ini melibatkan kemampuan untuk memahami bahasa
yang diucapkan oleh orang lain
• Berbicara : Aspek ini berkaitan dengan kemampuan untuk mengungkapkan diri
secara lisan dalam bahasa Indonesia.
• Membaca : Aspek ini melibatkan kemampuan untuk memahami teks tertulis
dalam bahasa Indonesia.
• Menulis : Aspek ini berkaitan dengan kemampuan untuk menyusun dan
mengekspresikan pikiran secara tertulis dalam bahasa Indonesia.
Contoh:
• Keterampilan berbicara
Kemampuan berbahasa:
✓ Mengungkapkan ide atau gagasan yang ada pada diri kita
✓ Menyampaikan pendapat atau mengajukan pertanyaan kepada kelompok
lain yang sedang presentasi.
Kemampuan bersastra:
✓ Membaca puisi dengan pengucapan yang jelas, menggunakan ekspresi
serta memperhatikan intonasi.
• Keterampilan mendengarkan
Kemampuan berbahasa:
✓ Mendengarkan percakapan teks drama dan mencoba memahami informasi
yang disampaikan
✓ Mendengarkan penjelasan tentang petunjuk baik itu simbol maupun verbal
pada teks drama
Keterampilan bersastra:
✓ Mendengarkan cerita rakyat pada pembelajaran bahasa Indonesia, lalu
mengidentifikasi tema, tokoh, latar, watak, dan amanat
• Keterampilan Membaca
Kemampuan berbahasa:
✓ Membaca artikel bahasa Indonesia dan mengidentifikasi informasi penting
lalu Menyusun ringkasan
Kemampuan bersastra:
✓ Membaca puisi dengan penghayatan yang benar dan ekspresi yang sesuai
✓ Membaca dongeng atau cerpen, lalu menganalisis karakter, alur cerita,
tema dan amanat
• Keterampilan Menulis
Kemampuan berbahasa:
✓ Menulis karangan dari pikiran sendiri dan menggunakan kosa kata yang
tepat.
✓ Menulis cerita yang menarik dalam beberapa kalimat menggunakan kata-
kata sendiri
Kemampuan bersastra:
✓ Menulis puisi dengan memperhatikan penggunaan gaya bahasa, imajinasi
dan pengungkapkan perasaan

02. Berikan contoh perpaduan aspek keterampilan berbahasa dengan aspek sastra dari materi
dan hasil belajarnya!
Jawab:
Materi: Dongeng
Aspek keterampilan berbahasa:
1. Mendengarkan: siswa mendengarkan pembacaan dongeng oleh guru atau teman
sekelas untuk memahami isi yang disampaikan
2. Membaca: siswa membaca dongeng dengan penuh ekspresi, lancar, pelafalannya
benar, intonasi yang wajar
3. Berbicara: siswa membacakan dongeng secara lisan dengan intonasi yang tepat,
ekspresi yang sesuai dan isi dongeng tersampaikan pada pendengar
Aspek sastra:
1. Analisis dongeng: siswa menganalisis dongeng yang dibaca dengan mengidentifikasi
tema, tokoh, watak, latar, alur cerita dan amanat yang terdapat pada dongeng.
2. Siswa memahami berbagai jenis dongeng seperti, dongeng Binatang atau fabel
contohnya Si kancil, dongeng parable contohnya Kisah Malin Kundang dan
membandingkan karakteristik dongeng tersebut.
Contoh hasil belajar
Siswa akan dapat:
1. Mendengarkan dongeng dengan baik, pelafalan yang sesuai dan ekspresi yang tepat
2. Membaca dongeng dengan lancar dan menghayati serta sesuai dengan struktur
dongeng
3. Memahami berbagai jenis dongeng dan membandingkan karakteristik dongeng terebut
4. Menganalisis dongeng dengan mengidentifikasi tema, tokoh, latar, watak, alur cerita
dan amanat yang disampaikan pengarang kepada pembaca.

Cermati kasus berikut!

Rafli dan Iman saling menceritakan pengalamannya dalam mengajar siswa kelas 1.
Khususnya ketika mereka memberikan pembelajaran membaca menulis permulaan. Rafli
mengatakan bahwa orientasi dari MMP ini, yaitu pada kemampuan melek huruf dan bukan
melek wacana. Akan tetapi, Iman tidak setuju dengan pendapat Rafli. Bagi Iman,
kemampuan melek huruf dan melek wacana dapat dilakukan dalam satu kegiatan
pembelajaran sehingga siswa memliki dua kemampuan itu sekaligus. Hal ini disebabkan
Iman telah berhasil melakukan kegiatan tersebut meskipun siswa-siswa Iman sebagian besar
berasal dari menengah ke bawah. Iman juga menggunakan model pembelajaran MMP tanpa
buku.

Berdasarkan kasus tersebut, jawablah empat pertanyaan berikut!


03. Jelaskan perbedaan melek huruf dan melek wacana!
Jawab:
Terdapat perbedaan antara melek huruf dengan melek wacana
Melek huruf adalah kemampuan membaca permulaan dan diorientasikan pada
kemampuan membaca tingkat dasar. Maksudnya adalah anak-anak dapat melafalkan
lambang-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyian yang bermakna tanpa diikuti oleh
pemahaman terhadap lambang bunyi-bunyi tersebut.

Melek wacana adalah kemampuan membaca sesungguhnya mengubah lambang-lambang


tulis menjadi bunyi-bunyi bermakna disertai pemahaman akan lambang-lambang tersebut.
Dengan kemampuan melek wacana inilah anak mengetahui berbagai informasi dan
pengetahuan dari berbagai media cetak yang dapat diakses sendiri. Dalam hal ini Ia hanya
memahami namun tidak bisa menulis. Contohnya: seorang siswa hanya mengerti sedikit
bahasa inggris, misal mother atau father pasti banyak orang tau itu artinya ibu dan bapak.
Namun seorang siswa tersebut belum pasti mampu untuk menuliskan kalimat tersebut,
karena hanya memiliki kemampuan melek wacana saja.

#PERBEDAAN#
Melek huruf merujuk pada kemampuan seseorang dalam mengenali, memahami huruf-
huruf sebagai simbol dari bunyi-bunyi dalam bahasa tertulis. Sedangkan melek wacana
mampu memahami konteks dari suatu teks, menganalisis dan menggunakan bahasa secara
kontekstual dalam sebuah teks.
04. Pendapat Rafli atau Imankah yang tepat, jelaskan alasan pendapat Anda! (sebagai bahan
pertimbangan dengan metode pembelajaran MMP)
Jawab:
Berdasarkan kasus di atas, menurut saya pendapat iman lebih tepat. Karena kemampuan
melek huruf dan melek wacana dapat dikembangkan dalam satu kegiatan. Dalam hal ini,
siswa tidak hanya belajar huruf-huruf saja, tetapi juga langsung membaca dan menulis teks
yang bermakna. Dengan seperti ini,siswa dapat mengembangkan keterampilan melek
huruf dan keterampilan melek wacana secara bersamaan. Pendekatan ini memungkinkan
siswa untuk terlibat dalam teks dengan kehidupan sehari-hari mereka, sehingga
pembelajaran menjadi relevan dan meningkatkan motivasi pemahaman mereka.

05. Pilihlah dan jelaskan alasan Anda variasi-variasi kegiatan pembelajaran MMP yang sesuai
dengan kondisi siswa-siswa Iman!
Berdasarkan kasus di atas, variasi kegiatan pembelajaran MMP yang sesuai dengan
kondisi siswa Iman yang mayoritas berlatar belakang sosial dan ekonomi menengah ke
bawah di antaranya,
1. Kegiatan pembelajaran berbasis permainan: menggunakan permainan edukatif sebagai
sarana pembelajaran yang baik. Contohnya, bisa menggunakan flashcard yang di
dalamnya terdapat gambar huruf dan kata, siswa diminta untuk mengenali gambar
huruf tersebut dan mencocokan kata-kata yang sesuai. Permainan ini dapat membuat
siswa mengembangkan kemampuan melek huruf dan melek wacana secara
menyenangkan.
2. Kegiatan pembelajaran berbasis kehidupan sehari-hari: siswa diajak untuk mengenali
huruf dan kata yang ada di sekitar mereka. Contohnya rumah, jalan. Hal ini
memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk mengaitkan kemampuan melek
huruf dan melek wacana dengan konteks nyata dalam kehidupan mereka.
3. Kegiatan pembelajaran berbasis cerita: menggunakan cerita pendek atau dongeng
sebagai bahan pembelajaran membaca dan menulis sehingga dapat menarik perhatian
siswa dan motivasi siswa dalam belajar. Cerita dapat dibacakan oleh guru atau siswa
bergantian untuk membacakan cerita tersebut. Kemudian siswa dapat menulis cerita
berdasarkan pengalaman mereka sendiri berdasarkan suatu tema. Hal ini dapat
mengembangkan kemampuan melek huruf dan melek wacana karena siswa terlibat
dalam membaca, memahami dan menulis cerita.
Pemilihan variasi kegiatan MMP inilah yang sesuai dengan kondisi siswa Iman yang
melibatkan siswa untuk aktif, relevan dan belajar menyenangkan.

06. Apa tes MMP yang sesuai untuk siswa-siswa Iman agar mendapatkan penilaian hasil yang
maksimal, jelaskan alasanmu!
Jawab:
Untuk siswa Iman agar mendapatkan penilaian hasil yang maksimal dalam tes MMP dapat
menggunakan tes yang meningkatkan kemampuan melek huruf dan melek wacana di
antarnya adalah,
1. Tes membaca nyaring. Tes ini dapat menguji kemampuan siswa dalam membaca
dengan menggunakan teks cerita pendek tentang kegiatan yang relevan dengan
aktivitas sehari-hari. Seperti aktivitas di lingkungan sekitar mereka atau pengalaman
sehari-hari mereka. Dalam hal ini, siswa diminta melafalkan lambang tertulis, lambang
yang berupa huruf, suku kata, kata atau kalimat sederhana. Alasan menggunakan tes
ini karena dapat meningkatkan kemampuan melek huruf dan melek wacana dalam satu
kegiatan pembelajaran yang kontekstual. Siswa tidak hanya diuji pada pemahaman
huruf dan kata-kata saja, tetapi juga dalam pemahaman suatu teks cerita pendek
2. Tes menulis kreatif. Tes ini menguji siswa untuk menulis dengan cara kreatif dan
sesuai imajinasi siswa. Siswa diminta untuk menulis baik itu cerita pendek, puisi
tentang suatu peristiwa. Alasan menggunakan tes ini adalah karena dapat
meningkatkan kemampuan melek huruf dan melek wacana. Siswa harus mampu
merangkai kalimat yang sesuai dan tes ini memberikan kebebasan kepada siswa untuk
mengekspresikan kreativitas mereka dalam sebuah tulisan sehingga dapat
mengembangkan keterampilan melek huruf dan melek wacana secara keseluruhan

Cermati pernyataan berikut!

Dalam pembelajaran bahasa sebenarnya keempat keterampilan berbahasa itu saling


mendukung atau saling berkaitan sehingga keempat aspek tersebut tidak dapat berdiri
sendiri.

Berdasarkan pernyataan tersebut, jawablah dua pertanyaan berikut!


07. Apakah Anda setuju dengan pernyataan tersebut, jelaskan alasan Anda!
Jawab:
Berdasarkan pernyataan di atas, saya setuju dengan pernyataan tersebut bahwa keempat
keterampilan berbahasa yaitu mendengar, membaca, menulis dan berbicara saling
mendukung dan saling berkaitan. Contohnya saja kemampuan membaca berkaitan dengan
kemampuan menulis. Ketika seorang siswa membaca, ia memahami berbagai kosakata dan
melihat kalimat bahasa yang digunakan. Hal ini dapat membantu siswa untuk
meningkatkan keterampilan menulis mereka dengan cara memahami, melihat bentuk
kalimat dan kosakata yang diperoleh ketika siswa tersebut membaca. Contoh lainnya bisa
diambil dari kemampuan mendengar berkaitan dengan kemampuan berbicara. Ketika
seorang siswa mendengarkan suatu bacaan, Ia dapat terlatih untuk memahami pelafalan
dan kosakata yang digunakan. Hal ini membantu siswa dalam mengembangkan
kemampuan berbicara karena siswa dapat meniru serta mengenali pola kalimat yang
digunakan oleh pembicara sebelumnya. Dengan demikian, keempat keterampilan
berbahasa itu saling bergantung dan saling berkaitan untuk menciptakan komunikasi yang
efektif.

08. Menurut Anda, Apakah aspek sastra sebaiknya dipisahkan dari pembelajaran bahasa
Indonesia, jelaskan!
Jawab:
Menurut pendapat saya, aspek sastra sebaiknya tidak dipisahkan dari pembelajaran bahasa
Indonesia. Karena aspek sastra memiliki nilai dan manfaat dalam pengembangan
kemampuan berbahasa dan budaya. Dengan mempelajari sastra siswa dapat memperluas
pemahaman mereka tentang struktur bahasa, kemampuan siswa dalam berkomunikasi
secara efektif serta retorika yang khas dan lancar. Walaupun memahami sastra
membutuhkan waktu tetapi aspek sastra dapat membentuk siswa menjadi pembaca yang
terampil, penulis yang kreatif dan berpikir kritis.

Cermati ilustrasi berikut!

Tujuan membaca SD ditentukan melalui pemahamam kompetensi Mata Pelajaran Bahasa


dan Sastra Indonesia. Untuk kelas rendah, yaitu kelas 1 dan kelas 2, sedangkan kelas tinggi
kelasa 3 s.d. kelas 6.

Berdasarkan ilustrasi tersebut, jawablah dua pertanyaan berikut!


09. Jelaskan pengajaran membaca yang tepat untuk kelas rendah!
Jawab :
Pengajaran membaca untuk kelas rendah harus dirancang untuk meningkatkan minat
membaca pada anak-anak. Pengajaran membaca yang efektif harus mencakup pengenalan
huruf, seperti membaca suku kata, membaca kata berimbuhan dan lain-lain. Secara teoritis
ada beberapa pengajaran membaca yang dikemukakan oleh I Gusti Ngurah Oka,
diantaranya adalah:
1. Pengajaran Membaca Permulaan
Pengajaran membaca permulaan ini disajikan kepada siswa tingkat-tingkat permulaan
Sekolah Dasar. Tujuannya adalah membinakan dasar mekanisme membaca, seperti
kemampuan mengasosiasikan huruf dengan bunyi-bunyi bahasa yang diwakilinya,
membina gerakan mata membaca dari kiri ke kanan, membaca kata-kata dan kalimat
sederhana.

2. Pengajaran Membaca Nyaring


Pengajaran membaca nyaring ini di satu pihak dianggap merupakan bagian atau lanjutan
dari pengajaran membaca permulaan, dan di pihak lain dipandang juga sebagai pengajaran
membaca tersendiri yang sudah tergolong tingkat lanjut, seperti membaca sebuah kutipan
dengan suara nyaring.

3. Pengajaran Membaca dalam Hati


Pengajaran membaca ini membina siswa agar mereka mampu membaca tanpa suara dan
mampu memahami isi tuturan tertulis yang dibacanya, baik isi pokoknya maupun isi
bagiannya. Termasuk pula isi yang tersurat dan yang tersirat.

4. Pengajaran Membaca Pemahaman


Dalam praktiknya, pengajaran membaca pemahaman hampir tidak berbeda dengan
pengajaran membaca dalam hati.
5. Pengajaran Membaca Bahasa
Pengajaran membaca ini pada dasarnya merupakan alat dari pengajaran bahasa. Guru
memanfaatkannya untuk membina kemampuan bahasa siswa.
6. Pengajaran Membaca Teknik
Pengajaran membaca teknik memusatkan perhatiannya kepada pembinaan- pembinaan
kemampuan siswa menguasai teknik-teknik membaca yang dipandang patut. Dalam
pelaksanaannya pengajaran membaca teknik sering kali berimpit dengan pengajaran
membaca nyaring, dan dengan pengajaran membaca permulaan. Di pihak lain, pengajaran
membaca ini banyak pula terlibat cara-cara membaca suatu tuturan tertulis yang tergolong
rumit.

Dari pendapat I Gusti Ngurah Oka di atas dapat disimpulkan bahwa secara teoretis tujuan
membaca di SD kelas rendah adalah untuk membina kemampuan siswa dalam hal-hal
berikut ini.
1. Mekanisme membaca, yaitu mengasosiasikan huruf dengan bunyi-bunyi bahasa yang
diwakilinya (yang dilatih adalah membaca teknik dan nyaring).
2. Membina gerak mata membaca dari kiri ke kanan.
3. Membaca kata-kata dan kalimat-kalimat pendek.

10. Jelaskan dua metode pembelajaran membaca yang paling memungkinkan diterapkan
kepada siswa kelas rendah agar cepat dapat membaca!
Jawab:
Menurut pendapat saya, metode pembelajaran membaca yang paling memungkinkan
diterapkan kepada siswa kelas rendang adalah agar cepat membaca yaitu:
1. Metode bunyi
Dalam metode ini disajikan dalam beberapa bahan pelajaran yang berupa huruf-huruf.
Huruf konsonan dibantu bunyi pepet di depan atau dibelakangnya. Misalnya huruf /b/
diucapkannya ”be”
Contoh:
Ibu Budi
I be u Be u de i
Ibu Budi
2. Metode kata
Dalam metode ini siswa diperkenalkan dengan kata-kata. Kemudian kata-kata tersebut
diuraikan menjadi suku kata. Setelah itu, suku kata tersebut dirangkai kembali menjadi
kata-kata.
Contoh:
Budi → Bu – di = Budi
Bawa ---> Ba – wa = Bawa
Buku → Bu – ku = Buku

Anda mungkin juga menyukai